Anda di halaman 1dari 23

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. ILMU AKUSTIK


Ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta segala
gejalanya disebut Akustik.
Cabang-cabang ilmu akustik dapat disebutkan sbb :
¾ Akustik Arsitektur (Arcitectural Acoustics)
¾ Akustik Udara (Aero Acoustics)
¾ Akustik Bawah Air (Underwater Acoustics)
¾ Akustik Elektro (Electro Acoustics)
¾ Akustik Lingkungan (Environmental Acoustics)
¾ Pengendalian Bising Industri (Industrial Noise Control)
¾ Ultrasonik (Ultrasonics)
¾ Getaran (Vibration)
Setiap cabang dari ilmu akustik ini dapat dipecah-pecah lagi
menjadi cabang-cabang yang lebih spesifik, misalnya Akustik
Lingkungan, mempunyai cabang yang disebut Bising Lalu
lintas (Traffic Noise), Kebisingan Bandara (Airport Noise);
Ultronic mempunyai cabang Ultrasonik untuk industri dan
Ultrasonik untuk kedokteran.

1.2. GELOMBANG AKUSTIK :


Gelombang akustik adalah gelombang mekanis yang berasal
dari getaran mekanis. Gelombang akustik memerlukan
medium (padat, cair, gas) untuk perambatnnya.
Frekuensi Gelombang Akustik :
Frekuensi menyatakan jumlah getaran per detik,
Gelombang akustik mempunyai tiga pembagian daerah
frekuensi, yaitu :
f < 20 Hz Æ Infrasonik
20 ≤ f < 20 KHz Æ Sonic
f ≥ 20 KHz Æ Ultrasonic
Daerah frekuensi lebih kecil dari 20 Hz tidak dapat diindera
oleh telinga manusia.

Frekuensi Bunyi :
Hubungan antara frekuensi bunyi, panjang gelombang, dan
kecepatan rambat di dalam medium udara dapat dituliskan :
c = kecepatan rambat gelombang bunyi di dalam medium
udara, m/det
λ
f=
c
λ= panjang gelombang bunyi di dalam medium udara, m

γ P0
c = 49,03 ρ

Po = tekanan udara

c p panas spesifik pada tekanan tetap


γ= = panas spesifik pada volume tetap
c v
ρ = rapat massa udara
Kecepatan rambat bunyi, c, di dalam medium udara seperti
dituliskan pada rumus di atas ditentukan oleh tekanan
udara, panas spesifik, dan rapat massa udara (rapat massa
udara juga ditentukan oleh temperatur udara).

Tekanan Bunyi :
Apabila ada gelombang bunyi yang melewati suatu
medium, maka tekanan di dalam medium tersebut akan
berubah. Perbedaan atau selisih perubahan ini disebut
sebagai tekanan bunyi. Di dalam medium udara, tekanan
bunyi terendah yang dapat diindera oleh telinga manusia
(dewasa muda pada frekuensi bunyi 1000 Hz) adalah 20
µPa dan tekanan bunyi yang dapat menyebabkan telinga
terasa sakit adalah 208 µPa. Tekanan bunyi dengan
tekanan lebih kecil dari 20 µPa tidak dapat dirasakan atau
diindera oleh telinga manusia, sedangkan tekanan bunyi
diatas 208 µPa dapat merusakkan syaraf indera
pendengaran atau dapat menyebabkan tuli permanen.
Dengan demikian tekanan bunyi yang dapat ditoleransi
oleh indera telinga manusia adalah 20 µPa sampai dengan
208 µPa atau 2.10-5 Pa sampai dengan 2.102 Pa. (Pa atau
N/m2).
Daya Bunyi :

Daya bunyi merupakan karakteristik (sifat yang dipunyai


individu) dari suatu sumber bunyi sehingga tidak
dipengaruhi faktor luar, seperti kondisi medium atau jarak
dari sumber bunyi. Daya bunyi tidak tergantung pada
dekat atau jauhnya letak titik dari sumber. Daya bunyi atau
disebut juga daya akustik mempunyai definisi seperti
definisi daya pada umumnya, yaitu energi bunyi yang
dikeluarkan atau dipancarkan oleh suatu sumber bunyi
setiap satuan waktu, dan mempunyai satuan Joule per
detik atau Watt.

Intensitas Bunyi :
Intensitas bunyi didefinisikan sebagai Daya bunyi
persatuan luas yang ditembus oleh gelombang bunyi
(satuan watt/m2). Berbeda dengan daya bunyi, intensitas
bunyi sangat tergantung pada jarak dari sumber bunyi dan
luasan dimana intensitas bunyi tersebut dihitung. Semakin
jauh dari sumber atau semakin besar luasan yang
ditembus, maka intensitas bunyi semakin kecil. Semakin
jauh dari sumber, besarnya daya bunyi selalu tetap,
walaupun intensitas bunyi berubah menjadi semakin kecil.
1.3.TINGKAT dan DECIBEL

Tingkat Tekanan Bunyi (Sound Pressure Level), Lp


Seperti disebutkan di atas bahwa tekanan bunyi terendah
yang dapat diindera oleh telinga manusia adalah 2.10-5 Pa
sampai dengan 2.102 Pa., yaitu dengan rentang orde 10-5
Pa sampai 102 Pa.
Secara matematis, definisi Tingkat Tekanan Bunyi,
disimbulkan dengan Lp, dapat dituliskan sebagai :

p2
Lp = 10 log 2 dB
p ref

dengan : p = tekanan bunyi (rms), Pa


pref = tekanan bunyi referensi = 2.10-5 Pa
Tingkat Tekanan bunyi mempunyai satuan decibel atau
disingkat dB. (1 Bel = 10 Decibel)
Pada tekanan p = 2.10-5 Pa, maka tingkat tekanan bunyi,
Lp = 0 dB, sedangkan pada tekanan p = 2.102 Pa, maka
tingkat tekanan bunyi Lp = 140 dB, sehingga rentang
Tingkat Tekanan Bunyi yang dapat ditoleransi oleh telinga
manusia adalah 0 dB sampai 140 dB.
Sebagai gambaran tentang konversi tekanan bunyi dan
tingkat tekanan bunyi dapat dilihat pada gambar 1.1.
Tekanan Bunyi, µ Pa Tingkat Tekanan Bunyi, dB
120
Telinga manusia terasa sakit
10.000.000
110 Diskotik

100
1.000.000
90
Truk berat pada jarak 15 m
80
100.000
70
Orang Bicara normal pada jarak 1 m

60

10.000
50 Suasana pedesaan

40
1.000
30

20
100
10
Batas telinga manusia
20 0 dapat mengindera bunyi
Gambar 1.1. : Konversi Tekanan bunyi dan Tingkat tekanan
bunyi.
Tingkat Intensitas Bunyi (IL = Intensitas Level), LI

I
L I = 10 log dB ...................(1.3)
I ref

I = Intensitas Bunyi , watt/m2


Iref = Intensitas Bunyi Referensi, watt/m2 = 10-12 watt/m2

2
I1 ⎛ P1 ⎞
= ⎜⎜ ⎟⎟
I ref ⎝ Pref ⎠

Intensitas Bunyi ∼ (Tekanan Bunyi)2 , I ∼ p2

2
⎛ P ⎞
L I = 10 log ⎜⎜ 1 ⎟⎟
⎝ Pref ⎠
I dB ....................(1.4)
Lp = 10 log
I ref

Jadi Tingkat tekanan bunyi sama dengan tingkat intensitas


bunyi (Lp = LI)
Untuk gelombang bidang :

P2
I= ...........................(1.5)
ρc
P = tekanan bunyi; ρ = rapat massa udara
c = kecepatan rambat bunyi.

Tingkat Daya Bunyi (PWL = Power Level), Lw

Tingkat daya bunyi didefinisikan sebagai 10 kali logaritma


dari perbandingan antara daya bunyi dan daya bunyi
referensi,

W
L W = 10 log dB .....................(1.6)
Wref
W = Daya Bunyi (watt)
Wref = Daya Bunyi Referensi = 12-12 watt.

Daya dan Tingkat Daya Bunyi dari beberapa sumber :


Daya Tingkat
Sumber Bunyi, Daya
watt Bunyi, dB
Suara orang berbisik
10-7 50
Suara orang becakap-cakap
10-5 70
Suara orang berteriak rata-rata
10-3 90
Record Player (Loud)
10-2 100
Bel truk
10-1 110
Pesawat Terbang (Propeller)
1 120
Pipa Organa (Puncak)
10 130
Pesawat Terbang Besar (Empat
100 140
Pro-peller)
30 x 106 195
Roket Saturnus (Saturn Rocket)
1.4. PENJUMLAHAN TINGKAT TEKANAN BUNYI

Secara fisis, besaran yang diterima oleh membran telinga


manusia atau sensor alat ukur bunyi bukan tingkat tekanan
bunyi, Lp, melainkan tekanan bunyi, p
Untuk menjumlahkan tingkat tekanan bunyi, tekanan bunyi
perlu dijumlahkan terlebih dulu, kemudian dimasukkan
kedalam rumus definisi tingkat tekanan bunyi.
L
P
2 P1 LP1 P1

LP1 = 10 log 1 2 atau 2


= antilog = 10 10

Pref Pref 10

L
P2
2 P2 LP2 P2

LP2 = 10 log atau 2


= antilog = 10 10

2 Pref 10
Pref

sehingga,
⎛ P2 ⎞ P
2
P
2
⎜ t ⎟ = 1
+ 2
⎜ P 2 ref ⎟ P
2
P
2
⎝ ⎠Total ref ref

⎛ P2 ⎞
L pt = 10 log ⎜⎜ 2 ⎟⎟
⎝ P ref ⎠ Total

⎛ LP 1 LP2

L pt = 10 log⎜⎜10 10 + 10 10 ⎟

⎝ ⎠
Untuk sumber bunyi yang banyak dapat dikembangkan
menjadi :

⎛ Lpi ⎞
n
L pt = 10 log ∑ ⎜⎜10 10 ⎟⎟ dB .................(1.7)
i =1 ⎝ ⎠

Tingkat tekanan bunyi total dapat dihitung bila masing-


masing tingkat tekanan bunyi diketahui.

PENJUMLAHAN TINGKAT TEKANAN BUNYI


DENGAN GRAFIK :
Penjumlahan tingkat tekanan bunyi dapat dilakukan
dengan menggunakan grafik sebagai berikut (gambar 1.2)
Tekanan Bunyi YAng Terbesar
Penambahan (dB) Yang Akan

3
Ditambahkan ke Tingkat

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Selisih (dB) Antara Dua Tingkat Tekanan Bunyi Yang Akan Ditambahkan

Gambar 1.1. Grafik untuk penjumlahan tingkat tekanan bunyi


Bila dua sumber bunyi telah diketahui tingkat tekanan

bunyinya, maka selisih nilai dari dua Tingkat tekanan bunyi

tersebut dicari pada nilai absis dari gambar, kemudian tarik

ke arah vertikal sampai memotong kurva dan tarik kearah

horizontal untuk mengetahui nilai Tingkat teknan bunyi yang

harus ditambahkan ke Tingkat tekanan bunyi yang lebih

besar. Harga Tingkat tekanan bunyi total adalah nilai yang

diperoleh dari cara diatas, kemudian di tambahkan pada nilai

Tingkat tekanan bunyi yang lebih besar dari keduanya.

Kalau Lp1 > Lp2 dan selisih tingkat tekanan bunyinya adalah

Ž Lp1 – Lp2 = 0, maka Lptotal = Lp1 + 3 dB

Ž Lp1 – Lp2 = 10, maka Lptotal = Lp1 + 0.5 dB

= Lp1
Lp (Lp2) yang lebih kecil bisa diabaikan

Bukti:
Dua sumber bunyi dengan level yang sama (selisih 0 dB)

Lp1 = 80 dB; Lp2 = 80 dB


Lptotal = 10 log (1080/10 + 1080/10) = 10 log (2 . 108) = 10 log 2
+ 10 log 108 dB
= 10. 0,3 + 80 = 83 dB Æ sama dengan Lp1 + 3 dB
atau Lp2 + 3 dB

Dua sumber bunyi mempunyai selisih 10 dB

Lp1 = 90 dB; Lp2 = 80 dB


Lptotal = 10 log (1090/10 + 1080/10) = 10 log (109 + 108) = 10 log
{108 (10 + 1)} dB
= 10 log 108 + 10 log 11 dB
= 80 + 10,41 dB = 80,41 dB Æ sama dengan Lp1, dan
Lp2 dapat diabaikan.

1.5. PENGURANGAN TINGKAT TEKANAN BUNYI

Pengurangan tingkat tekanan bunyi ini sering


dihubungkan dengan kebisingan latar belakang ( background
noise).
Dengan cara yang sama dengan penjumlahan tingkat tekanan
bunyi, maka dapat dituliskan :
2
P
Lpt =10log t 2
Pref Lpt LpB
Lp = Lpt − LpB = 10 log (10 10 + 10 10 )
p2
LpB = 10 log
p2ref
dengan Lpt = LpB + Lp = tingkat tekanan bunyi total, dB
Lp = tingkat tekanan bunyi sumber, dB
LpB = tingkat tekanan bunyi latar belakang, dB

Rumus di atas digunakan untuk menentukan tingkat tekanan


bunyi suatu sumber dengan menghilangkan pengaruh tingkat
tekanan bunyi latar belakang.

PENGURANGAN TINGKAT TEKANAN BUNYI


DENGAN GRAFIK

Pengurangan tingkat tekanan bunyi dapat dilakukan


dengan menggunakan grafik sebagai berikut (gambar 1.3)

3
Dikurangkan Pada Tingkat
Koreksi (dB) Yang Harus

Tekanan Bunyi Total

2,5

1,5

0,5

0
3 4 5 6 7 8 9 10
Selisih (dB) Antara Tingkat Tekanan Bunyi Total Dengan
Tingkat Tekanan Bunyi Latar Belakang

Gambar 1.3. : Grafik untuk menghitung pengurangan tingkat


tekanan bunyi
CONTOH :

Dalam suatu pengukuran diperoleh tingkat tekanan bunyi


total adalah 86 dB, dan tingkat tekanan bunyi backgrond = 80
dB. Berapa tingkat tekanan bunyi sumber ?.

Penyelesaian

⎛ 10
86 80

L ps = 10 log ⎜⎜10 − 10 ⎟⎟
10

⎝ ⎠

Lpt = Lps + Lpb = 86 dB

(
L ps = 10 log 10 8, 6 − 10 8 )
Lpb = 80 dB
≅ 84,8 dB.

CONTOH SOAL UNTUK LATIHAN

1 Berapa frekuensi bunyi yang bisa didengar oleh telinga


manusia?
2. Berapa amplitudo tekanan bunyi yang bisa direspon
oleh telinga manusia?
3. Tuliskan definisi mengenai :
a. Tingkat tekanan bunyi (SPL)
b. Tingkat daya bunyi (PWL)
c. Tingkat intensitas bunyi (IL)
Dan sebutkan frekuensinya !
4. Tulis 3 daerah frekuensi akustik!
5. Berapa tingkat tekanan bunyi pada suatu titik dimana
tekanan bunyinya adalah : 2.10-5 Pa, 200 Pa ?
6. Pada suatu titik dipengaruhi oleh 2 tingkat tekanan
bunyi :
TTB :1. 80dB
2. 86 dB
Hitunglah TTB total !
JAWAB:
1. 20 Hz – 20KHz.
2. 20 µPa s/d 208 µPa atau 2.10-5 Pa s/d 200 Pa

P2
3. a. Lp = 10 log 2
Pref
W
b. LW = 10 log
Wref

c.
I
LI = 10 log
I ref

Pref = 2.10-5 Pa ; Wref = 12-12 watt ; Iref = 10-12 watt/m2


4. f < 20 Hz Æ Infrasonik
20 ≤ f < 20 KHz Æ Sonic
f ≥ 20 KHz Æ Ultrasonic

5. Lp = 10 log
P2
= 10 log
(2.10 )
-5 2
=0
Pref
2
(2.10 )
−5 2
⎛ 10
80 86

6. L t = 10 log ⎜10 + 10 ⎟⎟
⎜ 10

⎝ ⎠

(
= 10 log 10 + 10
8 8, 6
)
= 10. 8,7 = 87 dB

1.6. TINGKAT TEKANAN BUNYI RATA-RATA

Perhitungan tingkat tekanan bunyi rata-rata sering


diperlukan bila ingin mengetahui pola pengarahan suatu sumber
bunyi (dari titik ukur ke titik ukur) atau bila pengukuran tingkat
tekanan bunyi pada suatu titik menghasilkan harga yang tidak
sama untuk pengukuran yang berulang-ulang.

Harga tingkat tekanan bunyi rata-rata dapat dihitung dengan


rumus :
L pi / 10
Lrata−rata = 10 log(Σ10 ) − 10 log n
atau
1 L / 10
Lrata − rata = 10 log ( Σ10 pi )
n

Apabila tingkat tekanan bunyi dari hasil pengukuran di beberapa


titik, menghasilkan beda harga tingkat tekanan bunyi terendah
dan tertinggi (Lpmax - Lmin) sama atau lebih kecil 5, maka tingkat
tekanan bunyi rata-rata dapat didekati dengan rumus :

1 dB
L prata − rata = ΣL pi
n
Bila Lpmax - Lpmin terletak antara 5 dan 10, maka tingkat tekanan

bunyi dapat didekati dengan rumus :

1 dB.
L prata − rata = ΣL pi + 1
n
Masing-masin rumus tingkat tekanan bunyi rata-rata ini dapat
digunakan dengan memperhatikan persyaratannya.

1.7. PITA FREKUENSI OKTAF


Frekuensi yang bisa didengar : 20 Hz sampai dengan 20 kHz

dapat dibagai menjadi pita-pita frekuensi yang lebih sempit,

seperti frekuensi satu oktaf, sepertiga oktaf, setengah oktaf

dan sebagainya. Masing-masing pita mempunyai frekuensi

tengah..

• 1 oktaf (1/1 octave)


Sering dipakai untuk
• 1/3 oktaf (1/3 octave)
penilaian kebisingan
Pembagian frekuensi lainnya adalah : ½ oktaf, 1/5 oktaf; 1/10
oktaf, dan sebagainya.

Batas Atas, Batas Bawah, Dan Frekuensi Tengah Dari


Suatu Pita
Suatu pita frekuensi dibatasi oleh frekuensi cutoff
bagian bawah dan bagian atas dan diwakili oleh frekuensi
tengah. Sebagai ilustrasi suatu pita dapat digambarkan
sebagai berikut :

f1 f0 f2
Lower cut off Center of Higher/upper cut off
frequency (frek freq(frek frequency (frek
batas bawah) tengah) batas atas)

Gambar 1.3. : Suatu pita frekuensi, dibatasi oleh frekuensi


cutoff bagian bawah dan atas, dan diwakili
oleh frekuensi tengah.

Hubungan antara batas bawah dan batas atas pita


frekeuensi dengan frekuensi tengahnya dapat dinyatakan
dengan :
Rumus Umum :
f1 = 2–(m/2) f0 . . . Hz
f2 = 2(m/2) f0 . . . Hz
f2 = 2m f1 . . . Hz
f0 = (f1. f2)1/2 . . . Hz
m = 1, ½, 1/3, . . . , 1/10 . . . Æ 1 oktaf, ½ oktaf, 1/3
oktaf …., 1/10 oktaf
Lebar suatu pita frekuensi dinyatakan oleh :

bw = (f2 – f1) = (2m/2 – 2–m/2) f0 . . . Hz


prosentase bw :

⎛ bw ⎞
% bw = ⎜⎜ ⎟⎟ x 100%
f
⎝ 0 ⎠

= (2m/2 – 2–m/2) x 100 %

Pembagian pita frekuensi tersebut sangat bermanfaat untuk


mengetahui karakteristik akustik dari suatu sumber bunyi
atau penjalarannya.

Contoh Soal :
1. Tentukan frekuensi cutt off f1 dan f2 dan lebar pita, BW
dari pita 1 oktaf yang berfrekuensi tengah f0 = 1000 Hz.
Jawab :
f1 = 2–1/2 f0 = 2–1/2 .1000 = 707 Hz
f2 = 21/2 f0 = 21/2 .1000 = 1414 Hz
bw = f2 – f1 = 1414 – 707 = 707 Hz
Hitung juga soal diatas kalau ditanya adalah 1/10 oktaf !
Jawab :
f1 = 2–(1/10 :2) f0 = 966 Hz
f2 = 2(1/10 : 2) f0 = 1035 Hz
bw = f2 – f1 = 69 Hz.

2. Tentukan frekuensi cut off f1 dan f2 bawah dan atas dan


lebar pita dari pita 1/5 oktaf dengan frekuensi tengah 2000
Jawab :
f1 = 1866 , f2 = 2144 , BW = 278
f1 = 2–(1/5 :2) 2000 = 1866 Hz
f2 = 2(1/5 : 2) 2000 = 2144 Hz
bw = f2 – f1 = 278 Hz.

Filter Frekuensi Bunyi :

Filter frekuensi bunyi digunakan untuk menghalangi


bunyi dengan frekuensi yang tidak diinginkan. Filter
Frekuensi Bunyi dipasang sebagai kelengkapan dari alat
ukur. Umumnya adalah filter frekuensi pita 1 oktaf dan 1/3
oktaf.
Misalnya Filter Frekuensi 1 Oktaf :
Untuk frekuensi tengah 16, maka gelombang bunyi yang
diteruskan hanya yang berfrekuensi 11 – 22 Hz.
Sedangkan gelombang bunyi yang berfrekuensi lainnya
tidak dteruskan atau dihalangi.
1.8. TINGKAT BUNYI
Tingkat bunyi adalah tingkat tekanan bunyi yang telah
dibebani sesuai dengan kurva beban tertentu, misalnya beban
A, B, C, D. Satuan tingkat bunyi disesuaikan dengan beban
jaringannya, misalnya dBA, dBB, dBC, dBD. Kurva jaringan
beban tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

RES P ONS FREKUENS I UNTUK P EM BEBANAN JARINGAN


A, B, C, D
10
0
Respons relatif (dB)

-10 C
-20 B
-30
A
-40
-50
-60
-70
-80
10,000
16,000
100
160
250
400
630
10
16
25
40
63

1,000
1,600
2,500
4,000
6,300

Fre kue nsi (Hz)

dBA digunakan untuk penilaian kepekaan telinga manusia


‰ dB atau dBC digunakan untuk pengontrolan suatu sumber
bunyi (mengetahui kerusakan mesin).
‰ dBD digunakan pada pesawat terbang.
‰ dBB dan dBC digunakan pada level yang lebih tinggi
‰ Bila alat ukur menghasilkan nilai 70, maka telinga
manusia menangkapnya lebih dari 70
Perbedaan tingkat tekanan bunyi dengan tingkat kekerasan
bunyi :
1. Tingkat tekanan bunyi ada di alat ukur
2. Tingkat kekerasan bunyi ada di telinga.
Hubungan antara TTB dengan TKB :
o Pada frekuensi rendah, TKB < TTB (tidak peka pada
frekuensi tinggi).
o Pada frekuensi 500 – 1 KHz (TKB-nya kecil)
o Pada frekuensi 1000, TBK = TTB.
o Pada frekuensi besar diatas 5 KHz, TKB > TTB (peka
terhadap frekuensi tinggi).
dBA Æ dibuat persis seperti respon telinga manusia.
Telinga kurang peka, bila dibandingkan dengan alat ukur,
misal telinga menangkap bunyi dengan frekensi 31,5 Hz
sebesar 100 dB tapi TTB mengatakan besarnya adalah 120
dB.

1.9. FAKTOR DAN INDEKS KETERARAHAN


Setiap sumber bunyi menyebarkan gelombang bunyi kesegala
arah disekitarnya. Penyebaran ini mempunyai pola yang
sangat tergantung dari karakteristik sumber tersebut. Sebuah
sumber bunyi ideal (sumber bunyi titik) mempunyai pola
keterarahan berbentuk bola, tetapi sumber bunyi pada
umumnya mempunyai pola keterarahan tidak berbentuk bola.
Keterarahan suatu sumber bunyi dinyatakan oleh besaran
Faktor Keterarahan atau Indeks Keterarahan.
Faktor Keterarahan, Q, didefinisikan sebagai :”Perbandingan
antara intensitas bunyi pada suatu arah dan intensitas bunyi
rata-rata, keduanya diukur pada jarak tertentu. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Q= tanpa satuan
I r = r1

dengan Iθ adalah intensitas bunyi pada arah sudut sebesar θ


dan I adalah intensitas bunyi rata-rata untuk seluruh arah.
Untuk gelombang spheris (muka gelombang berbentuk bola),
p2
I=
ρ0c

Sehingga,
p θ2
Q= tanpa satuan
p2 r = r1

dengan pθ adalah tekanan bunyi pada arah sudut sebesar θ


dan p adalah tekanan bunyi rata-rata untuk seluruh arah.
Dan Indeks Keterarahan, DI, didefinisikan sebagai :
DI = 10 log Q dB
p θ2
DI = 10 log dB atau DI = Lpθ - Lp dB
p2 r = r1

Q = antilog DI/10 = 10(Lpθ – Lp)/10

Anda mungkin juga menyukai