Kaderisasi Dalam Membentuk Kader Yang Militan Intelek Kreatif Inovatif Dan Generatif
Kaderisasi Dalam Membentuk Kader Yang Militan Intelek Kreatif Inovatif Dan Generatif
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
memang, namun seiring dengan berjalannya waktu kaderisasi
menggunakan kekerasan fisik sudah mulai menghilang. Diharapkan
kaderisasi yang dijalankan oleh lembaga-lembaga kemahasiswaan
dapat berjalan dengan baik sehingga betul-betul menghasilkan
mahasiswa yang tidak hanya saja unggul dalam bidang akademik
namun juga menghasilkan kader-kader yang gigih dan pekerja
keras, tidak mudah menyerah, memiliki etika yang baik, dan
mampu menempatkan diri sebagai mahasiswa yang ideal yang
dikenal sebagai agent of change dan social control.
I.2 Tujuan
I.3 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan
eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan
kader tetapakan membawa misi gerakan organisasi hingga
paripurna.
5
standar kompetensi soft skill dan hard skill yang baik. Apabila
seorang mahasiswa senior mampu berperan aktif dalam lembaga
mahasiswa, mempunyai banyak prestasi baik secara akademik
maupun non akademik dengan tidak meninggalkan kewajibannya
sebagai makhluk Tuhan, maka diharapkan hal serupa dapat dimiliki
oleh mahasiswa junior. Begitulah gambaran singkat tujuan
diadakannya kaderisasi.
6
"active, determined and often willing to use force" (aktif, tekun, dan
acapkali sudi untuk menggunakan kekuatannya).
7
Di luar ketiga hal tersebut ada satu hal yang sudah pasti
harus dimiliki yaitu berpribadi religius. Religiusitas ini tidak perlu
disebut lagi karena hakikatnya merupakan dasar dari inspirasi dan
motivasi ketiga hal tadi. Dengan kata lain, prestasi, keaktifan,
dalam organisasi dan budi pekerti tidak akan berarti tanpa dilandasi
oleh nilai-nilai religi.
8
dengan pengetahuan, daya akal budi, kecerdasan berpikir.
Sedangkan orang yang menggunakan inteleknya untuk bekerja,
belajar, membayangkan, mengagas, dan menjawab persoalan
dengan berbagai idea, disebut intelektual.
9
Salah satu hal terpenting dalam keberlangsungan dan
keeksistensian suatu organisasi adalah proses pengrekrutan kader-
kader berkualitas yang nantinya akan meneruskan tambuk
kepemimpinan organisasi tersebut di masa mendatang. Proses
pengrekrutan kader yang kemudian biasanya disebut pengkaderan
bukan hal yang enteng, perlu penyeleksian yang ketat agar residu
yang tersisa diatas filter kader memang merupakan kader-kader
terbaik.
10
Kebodohan dan kezaliman yang telah menjadi sifat buruk
manusia, harus menjadi intropeksi diri bagi seorang kader yang
telah memikul amanah pada pundaknya tersebut. Jiwa militan saja
tidaklah cukup, perlu faktor penunjang lainnya, yaitu kecerdasan
dalam berpikir yang dikenal dengan sebutan intelek. Kader yang
intelek mampu berpikir sebelum mengambil keputusan dan
bertindak. Sifat ini sangat dibutuhkan pada diri setiap kader agar
terhindar dari keburukan sifatnya. Kadar intelek kader tersebut
yang nantinya akan menuntunnya memecahkan persoalan dengan
pendekatan yang benar, bijak dan sesuai syariat, tanpa
mempertimbangkan nafsu syaithan yang berada disekitarnya. Tentu
saja intelek yang harus dimiliki kader bukan hanya dalam
pandangan sempit intelegent quotion saja, namun juga emotional
quotion dan yang terpenting spiritual quotion. Agar kecerdasannya
itu dapat disalurkannya dengan cara dan metode yang benar.
11
mempublikasikan kegiatan-kegiatannya, mempublikasikan produk-
produknya, merekrut kader mudanya, maka akan semakin besar
peluang memenangkan persaingan terutama dengan organisasi
yang notabenenya nonislam. Organisasi yang memenangkan,
sudah tentu dapat menjadi eksis dan terkenal, yang implikasinya
dapat memudahkan organisasi tersebut merekrut kader yang lebih
baik lagi ke depannya.
12
sangat membantu kader untuk memberikan ilmu dan pengalaman
pada generasi kader selanjutnya, begitupun prosesnya akan
terus berulang.
13
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15