Anda di halaman 1dari 2

Teknik Menulis Surat Keputusan

Isi Surat Keputusan mengandung tiga hal pokok, yakni: konsiderans, desideratum, dan diktum.

Konsiderans adalah bagian surat keputusan, berisi hal-hal yang menjadi pertimbangan pembuatan surat
keputusan. Di dalam konsiderans, yang dimuat adalah nama undang-undang, keputusan terdahulu,
peraturan, usul, dan saran yang kesemuanya dirinci ke dalam subtopik menimbang, mengingat,
membaca, mendengar, dan memperhatikan.

Subtopik menimbang berisi hal-hal yang menjadi pertimbangan mengenai perlunya dibuat surat
keputusan. Intinya menjelaskan bahwa dengan pertimbangan tertentu perlu ditetapkan sebuah surat
keputusan.

Subtopik mengingat memuat semua landasan hukum (statuta) yang dipakai untuk menerbitkan surat
keputusan. Semua statuta, misalnya surat keputusan dan undang-undang yang berkaitan langsung atas
topik atau permasalahan yang akan diputuskan, ditempatkan di dalam subtopik konsiderans mengingat.

Subtopik membaca mencantumkan ketentuan dan peraturan yang tidak berkaitan langsung atas
masalah pokok yang menjadi keputusan. Ketentuan dan peraturan ini diperlukan untuk memperkuat
konsiderans.

Subtopik mendengar dicantumkan terkait usul dan saran yang pernah disampaikan oleh pihak tertentu
kepada pemimpin tertinggi atau pengambil keputusan.

Subtopik memperhatikan dapat berisi keputusan rapat yang pernah diadakan berkaitan atas
permasalahan yang akan dibuat surat keputusannya.

Di dalam surat keputusan, menuangkan sub-subtopik konsiderans bersifat wajib karena di sinilah tertera
landasan hukum (statuta) bagi setiap surat keputusan. Isi konsiderans minimal dua dari kelima subtopik
(menimbang, mengingat, membaca, mendengar, dan memperhatikan). Dua subtopik paling penting
adalah menimbang dan mengingat. Subtopik menimbang wajib dipakai karena berisi hal-hal yang
menjadi pertimbangan perlunya dibuat surat keputusan (to consider = menimbang). Subtopik mengingat
wajib dipakai karena –selain statuta yang lain-- di dalam bagian inilah dituliskan nomor surat
pengangkatan pemimpin tertinggi organisasi sehingga memungkinkan bagi dia mengeluarkan surat
keputusan. Surat (keputusan) pengangkatan pemimpin tertingi menjadi salah satu statuta atas terbitnya
sebuah surat keputusan.

Desideratum adalah isi surat keputusan menyangkut tujuan atau untuk apa surat keputusan
dibuat. Tujuan surat keputusan boleh lebih dari satu. Desideratum dapat dinyatakan secara eksplisit
(tersurat) atau implisit (tersirat) di dalam konsiderans maupun diktum.

Desideratum dikatakan tersirat karena tak ada notasi tujuan yang menandai atau mengawali bunyi
desideratum. Sekalipun begitu, notasi tujuan mudah diketahui. Contoh desideratum dalam konsiderans:
….. untuk melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap setiap siswa, perlu diangkat guru pembimbing
dan konseling (ini artinya penerbitan surat keputusan bertujuan untuk mengangkat guru pembimbing
dan konseling). Contoh desideratum di dalam diktum: ….. keputusan ini disampaikan kepada yang
bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya (ini artinya penerbitan surat
keputusan bertujuan meminta orang dimaksud agar mengetahui dan melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya).

Diktum adalah isi inti sebuah keputusan, berisi butir-butir ketetapan. Hal-hal apa saja yang
ditetapkan oleh pengambil keputusan, semuanya dihimpun dalam diktum.

Teknik penulisan diktum diawali oleh subtopik memutuskan, ditempatkan di tengah kertas (centering),
lalu diikuti oleh kata menetapkan sebagai penanda untuk memasuki isi diktum. Kata menetapkan tidak
ditempatkan di tengah, tetapi di margin kiri. Setelah itu, barulah memuat isi diktum. Bila isi diktum
hendak dirinci, butir-butirnya diberi kode urutan. Contoh bunyi diktum:

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan, maka
Surat Keputusan ini akan ditinjau kembali.

Anda mungkin juga menyukai