Anda di halaman 1dari 8

1

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA AMBULU
No : / UH / SK.DIR./ /2018
Tentang
PENGELOLAAN BENDA TAJAM DAN JARUM
RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA AMBULU
Menimbang : a Bahwa dalam upaya mempertahankan kualitas pengelolaan benda tajam
dan jarum di rumah sakit harus selalu berorientasi pada pencegahan
terjadinya infeksi dan keselamatan pasien di rumah sakit
b. Bahwa didalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit sangat diperlukan suatu kebijakan yang menjadi acuan agar
terwujud kelancaran, ketertiban, efektivitas dan efisiensi pelayanan
sehingga dapat berdaya guna bagi tenaga kesehatan dan memberikan
kepuasan bagi masyarakat
c Bahwa sesuai dengan butir a dan b tersebut di atas perlu adanya panduan
mengenai pengelolaan benda tajam dan jarum rumah sakit
d. Bahwa sesuai dengan butir tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah sakit
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menkes RI No 270/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fas Yankes Lainnya
4. Keputusan Menkes RI No 382/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman PPI di
RS dan Fas. Yankes lainnya
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang persyaratan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standart Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;

2
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG


PENGELOLAAN BENDA TAJAM DAN JARUM DI
RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA.
KESATU : Memberlakukan panduan pengelolaan benda tajam dan
jarum sebagai pedoman dalam pengelolaan limbah rumah
sakit khususnya benda tajam dan jarum.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengelolaan
benda tajam dan jarum dilakukan oleh direktur rumah sakit.
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Ambulu
Pada Tanggal :
2018
DIREKTUR RS. UTAMA HUSADA AMBULU

drg. AYU DWI ANGGRAHENI

3
Lampiran : SK. Direktur RS. Utama Husada Ambulu Jember
Tanggal : …. / UH /SK-DIR / / 2018108
Panduan Pengelolaan Benda Tajam dan Jarum di RS. Utama
Tentang :
Husada

PANDUAN PENGELOLAAN BENDA TAJAM DAN JARUM


A. DEFINISI
Sampah medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis
dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kegiatan tersebut juga
kegiatan medis di ruang polikllinik, perawatan, IGD, kebidanan, otopsi, dan ruang
laboratorium. Limbah padat medis sering juga disebut sampah biologis
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah container
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Limbah benda tajam adalah semua benda tajam yang mempunyai permukaan
tajam yang dapat melukai/merobek permukaaan tubuh. contoh jarum suntik,
infusset, ampul dan preparat glass. Definisi lain menyebutkan bahwa benda tajam
adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam atau runcing yang dapat
memotong atau menusuk kulit seperti: Jarum suntik, Bisturi (Pisau bedah), Blood
Lancet, pecahan kaca, ampul obat. Semua alat tersebut masuk kedalam limbah
yang infeksius karena termasuk yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh
pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada orang lain.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Salah satu bahaya luka karena tertusuk jarum suntik adalah terjadi penularan
penyakit melalui darah (blood borne diseases). Pengelolaan limbah benda tajam
dan jarum yang tidak benar merupakan kekhawatiran staf terhadap keamanannya.
Kebiasaan bekerja sangat memengaruhi timbulnya risiko menderita luka dan
kemungkinan terpapar penyakit secara potensial. Identifikasi dan melaksanakan
kegiatan praktik berdasar atas bukti sahih (evidence based) menurunkan risiko luka
karena tertusuk jarum dan benda tajam. Rumah sakit perlu mengadakan edukasi
kepada staf bagaimana mengelola dengan aman benda tajam dan jarum.
Pembuangan yang benar adalah dengan menggunakan wadah menyimpan khusus

4
(safety box) yang dapat ditutup, antitertusuk, dan antibocor baik di dasar maupun di
sisinya sesuai dengan peraturan perundangan. Wadah ini harus tersedia dan mudah
dipergunakan oleh staf serta wadah tersebut tidak boleh terisi terlalu penuh.
Pembuangan jarum yang tidak terpakai, pisau bedah (scalpel), dan limbah benda
tajam lainnya jika tidak dilakukan dengan benar akan berisiko terhadap kesehatan
masyarakat umumnya dan terutama pada mereka yang bekerja di pengelolaan
sampah. Pembuangan wadah berisi limbah benda tajam di laut, misalnya akan
menyebabkan risiko pada masyarakat karena wadah dapat rusak atau terbuka.
Rumah sakit menetapkan regulasi yang memadai mencakup:
1. Semua tahapan proses termasuk identifikasi jenis dan penggunaan wadah
secara tepat, pembuangan wadah, dan surveilans proses pembuangan;
2. laporan tertusuk jarum dan benda tajam.

C. RUANG LINGKUP
Panduan ini diterapkan kepada seluruh unit rumah sakit dan kegiatan yang
menggunakan benda tajam dan jarum. Pelaksana panduan ini adalah seluruh
petugas di rumah sakit yang berkaitan dengan unit yang menggunakan benda tajam
dan jarum.

D. TATA LAKSANA
1. Pemilahan limbah
2. Limbah yang akan dimanfaatkan dipisahkan dari limbah yang tidak kembali.
3. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya, wadah tersebut harus anti bocor,
anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya. Jarum dan syringe harus dipisahkan
sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Pengelolaan Limbah Benda Tajam
1. Mempunyai tersedia wadah yang tidak mudah tembus oleh benda tajam/
tusukan, tahan bocor (jerigen bekas, kardus yang tahan benda tajam) dan
tertutup berlabel biohazard yang kuning
2. Penutup yang tidak bisa dibuka kembali
3. Mempunyai petugas yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan tentang
Limbah benda tajam di rumah sakit

5
4. Limbah benda tajam yang telah dikemas pada tempatnya setelah berisikan ±2/3
bagian kemudian dibawa ke incinerator untuk dibakar/dimusnahkan
Contoh pengelolaan jarum setelah dipakai
1. Jangan memasukan kembali jarum bekas suntikan dengan dua tangan tehnik 0ne
Hand
2. Jangan menekuk / mematahkan jarum yg telah dipakai
3. Segera buang jarum/ needle ke dalam wadah yg telah ditentukan dan dibuang
langsung oleh sipemakai
4. Kontainer benda tajam diletakan dekat lokasi
Penanganan pecahan/benda tajam:
1. Gunakan sarung tangan tebal
2. Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam tersebut,
kemudian bungkus dengan kertas
3. Masukkan dalam kontainer tahan tusukan beri label
Prosedur Penatalaksanaan Tertusuk Jarum Bekas Pakai Dan Benda Tajam
1. Jangan panic
2. Segera desinfeksi dengan alcohol dan cuci dengan air mengalir menggunakan
sabun atau cairan anti septik
3. Lapor ke Tim PPIRS dan K3RS, Tim PPIRS akan melakukan tindak lanjut
4. Konsultasi dengan dokter
Pengelolaan Jarum Setelah di Pakai
1. Jangan memasukkan kembali jarum bekas suntikan dengan dua tangan tetapi
dengan menggunakan tehnik satu tangan

2. Jangan menekuk/mematahkan jarum yang telah dipakai

3. Segera buang jarum/needle kedalam wadah yang telah di tentukan dan dibuang
langsung oleh sipemakai

6
4. Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan
APD Petugas Pembuangan Benda Tajam
a. Topi/helm
b. Masker
c. Pelindung mata
d. Pakaian panjang (coveral)
e. Apron
f. Pelindung kaki/sepatu boot
g. Sarung tangan khusus

E. DOKUMENTASI
Pelaksanaan pengelolaan pembuangan limbah rumah sakit khususnya benda tajam
dan jarum dimonitor melalui lembar monitoring secara berkala. Pelaksanaan
monitoring ini dilakukan oleh seorang supervise dari tim PPI.

7
8

Anda mungkin juga menyukai