Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Standard satuan temperatur yang secara umum digunakan di dunia ada dua
macam, yakni satuan Fahrenheit dan Celcius. Skala Fahrenheit
menggunakan angka 32o untuk menunjukkan titik beku dan 212o untuk
titik didih dari air murni pada tekanan atmosfer. Sedangkan untuk satuan
Celcius, menggunakan angka 0o pada titik beku serta 100o untuk titik
didih air murni pada tekanan atmosfer. Pada perkembangan selanjutnya,
konvensi internasional menetapkan standard baru pada titik bawah
masing-masing satuan tersebut. Sekarang penunjukan 0oC atau 32oF
bukan pada titik beku air, namun berada pada titik tripel (triple point) dari
air. Triple point adalah kondisi dimana air bisa berfase cair, padat, ataupun
gas sekaligus.
Panas sangat berpengaruh terhadap properti dari suatu materi seperti
ekspansi termal, radiasi, serta efek elektrik. Ketiga properti tersebut
menjadi dasar untuk membuat alat ukur temperatur sesuai dengan
pengaruh perubahan suhu terhadap properti suatu benda. Tingkat presisi
alat ukur temperatur sangat bergantung kepada properti materil yang
digunakan, properti material yang diukur, serta desain dari alat ukur itu
sendiri. Sehingga penentuan alat ukur yang tepat sesuai dengan media
kerja yang akan diukur sangat mempengaruhi hasil akhir pengukuran.
Di dunia sains telah banyak dikembangkan metode-metode pengukuran
temperatur. Sehingga berdasarkan metode pengukuran ini juga dapat kita
klasifikasikan termometer menjadi beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya,
mari kita bahas satu-persatu alat ukur temperatur ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan
membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya
terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran
standar. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan
pengukuran atau mengukur.
Sedangkan pembandingnya yang disebut sebgai alat ukur. Pengukuran
banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industry.sedangkan alat
ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak factor,
misalnya objek yang diukur serta hasil yang dinginkan. Perlu diperhatikan
dalam melakkan pengukuran adalah
1. Standar yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standar
yang telah ditntukan.
2. Tata cara pengukuran dan alat yang digunakan harus memenuhi
persyaraan.
Pegetahuan yang harus dimiliki adalah bagaimana menentukan
besaran yang akan diukur, bagaimana mengukurnya dan mengetahui
dengan apa besaran tersebut harus diukur. Ketiga hal tersebut harus mutlak
dimiliki oleh orang yang akan melakukan pengukuran.
Pengetahun akan alat ukur dan objek yang dihadapi adalah suatu
syarat agar pengukuran yang benar dapat dilakukan. Ini juga berarti bahwa
cara melakukan pengukuran yang benar dapat dilakukan. Ini juga berarti
bahwa cara melakukan pengukuran yang benar akan diperoleh, jka objek
yang dihadapi dapat diketahui disamping pengetahuan tentang prinsip
kerja dari alat ukur juga harus dikuasai.
2.1 Karakteristik Alat Ukur
a. Ketelitian atau keseksamaan (Accuracy)
b. Kecermatan atau keterulangan (Precision/Repeatibility)
c. Resolusi
d. Sensitivitas
2.2 Pengukuran Temperatur
Temperature adalah jumlah atau besarnya kandungan energy dalam
bentuk panas. Adapun beberapa jenis alat ukur temperature yang
digunakan dalam kehidupan masyarakat atau industi semua fungsinya
sama yaitu mengukur temperature tetap penggunaannya bebeda.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah Termometer
Sebelum termometer ditemukan, ahli astronomi dan ahli ilmu alam
melakukan berbagai usaha untuk dapat menciptakan alat yang dapat
mengukur suhu. Mereka mengetahui bahwa temperatur dapat membuat zat
memuai. Untuk itu, mereka menggunakan ukuran muai zat sebagai
patokan dalam mengukur temperatur. Namun penemuan alat pengukur
temperatur tidak dapat dengan mudah diciptakan. Para ahli perlu
menemukan zat yang tepat, teknik yang tepat dan skala yang tepat pula
untuk dapat mengukur secara cermat.
Kemudian pada tahun 1593, Galileo Galilei berusaha membuat
pengukuran termometer dengan menggunakan pemuaian udara. Alat yang
diciptakan oleh Galileo ini kemudian disebut termoskop. Walaupun masih
tergolong sangat sederhana, namun secara kasar alat ini sudah dapat
mengukur temperatur.

Termoskop Galileo
Termoskop galileo terdiri atas bola gelas sebesar telur ayam yang
dihubungkan dengan pipa panjang tertutup berisi air. Di dalam cairan
digantungkan sejumlah beban. Umumnya beban tersebut dilekatkan pada
bola kaca tersegel yang berisi cairan berwarna untuk efek estetika. Saat
suhu berubah, kerapatan cairan di dalam silinder turut berubah yang
menyebabkan bola kaca bergerak timbul atau tenggelam untuk mencapai
posisi di mana kerapatannya sama dengan cairan sekelilingnya atau
terhenti oleh bola kaca lainnya. Bila perbedaan kerapatan bola kaca sangat
kecil dan terurutkan sedemikian rupa sehingga yang kurang rapat berada di
atas dan yang terapat berada di bawah, hal tersebut dapat membentuk
suatu skala suhu.
Di Florence bangsawan Tuscany, Ferdinand II, menciptakan
termometer yang lebih baik. Udara di dalam bola gelas digantikan dengan
anggur atau alkhohol. Kedua titik tetapnya adalah temperatur pada musim
dingin yang terdingin serta temperatur pada musim panas yang
terpanas. Sejak penemuan Amontons dan Ferdinand, kemudian banyak
bermunculan usulan mengenai titik patokan. Ada yang mengusulkan
penggunaan satu titik patokan saja, tetapi ada pula yang mengusulkan dua
titik patokan.
Setelah membaca sejarah ilmu yang mengisahkan penemuan
Amotons tentang titik didih air yang tetap maka Gabriel Daniel Fahrenheit
terdorong untuk membuat termometer guna melihat gejala alam di bidang
temperatur. Fahrenheit mengulang disain termometer serta menggunakan
air raksa sebagai zat pengukurnya. Pada tahun 1714, Fahrenheit berhasil
menciptakan termometer raksa. Inilah termometer yang benar-benar
cermat dan teliti. Skala pada termometer ini dikenal sebagai derajat
Fahrenheit.
Dikemudian hari, diketahui penggunaan raksa dalam alat ukur
temperatur memiliki beberapa kelebihan dibandingkan penggunaan air.
Diantaranya:
1. Jangkauan suhu raksa cukup lebar. Raksa membeku pada suhu -40°C
dan mendidih pada suhu 360°C.
2. Unsur logam transisi ini berwarna keperakan, sehingga dapat mudah
dilihat karena mengkilat.
3. Raksa tidak membasahi diding pipa kapiler pada termometer sehingga
pengukurannya menjadi teliti.
4. Pemuaian Raksa cukup teratur dari temperatur ke temperatur.
Pada tahun 1730, Rene Antoine Ferchault de Reamur menyusun
suatu skala temperatur baru dan dikenal dengan skala Reamur. Dalam
percobaannya ia menggunakan campuran anggur dan air dalam bandingan
4 dan 1.
Pada tahun 1742 ahli astronomi Swedia di Universitas Upsala,
Anders Celcius membagi jarak di antar titik beku dan titik didih air ke
dalam 100 bagian. Skala inipun dikenal dengan skala celcius atau skala
centigrade. Pada skala celcius, 0C adalah titik dimana air membeku dan
100C adalah titik dimana air mendidih. Skala inilah yang paling sering
digunakan di dunia.
Pada tahun 1848, Fisikawan Skotlandia, Lord Kelvin, menyataka
pentingnya fenomena hubungan suhu-volume atau Hukum Charles dan
Gay-Lussac. Sebagai contoh, bila kita mempelajari hubungan suhu –
volume pada berbagai tekanan. Pada suatu nilai tekanan yang ditentukan ,
plot dari volume terhadap suhu menghasilkan garis lurus. Dengan
memperpanjang garis ke volume nol, diperoleh perpotongan pada sumbu
suhu dengan nilai -273,15C. Pada tekanan lainnya, diperoleh garis lurus
yang berbeda dari plot antara volume suhu , namun diperoleh pula
perpotonga suhu pada volume nol yang sama, yaitu pada -273,15C.
(Raymond Chang, 2005: 130)
B. Alat Untuk Mengukur Temperatur
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer
memanfaatkan sifat termometrik suatu zat, yaitu perubahan sifat-sifat zat
karena perubahan suhu zat tersebut. Termometer pertama kali ditemukan
oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termometer ini disebut termometer
udara. Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi
dengan sebatang pipa kaca panjang. Pipa tersebut dicelupkan ke dalam
cairan berwarna. Ketika bola kaca dipanaskan, udara di dalam pipa akan
mengembang sehingga sebagian udara keluar dari pipa. Namun, ketika
bola didinginkan udara di dalam pipa menyusut sehingga sebagian air naik
ke dalam pipa. Termometer udara peka terhadap perubahan suhu sehingga
suhu udara saat itu dapat segera diketahui. Meskipun peka terhadap
perubahan suhu, namun termometer ini harus dikoreksi setiap terjadi
perubahan tekanan udara.
C. Macam-macam Alat Pengukur Temperatur
1. Termometer Raksa
Termometer air raksa dalam gelas adalah termometer yang dibuat
dari air raksa yang ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda yang
dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat dibaca sesuai panjang
air raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan
ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang
berisi sebagian besar air raksa; pemuaian dan penyempitan volume air
raksa kemudian dilanjutkan ke bagian tabung yang lebih sempit. Ruangan
di antara air raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong. Sebagai pengganti air
raksa, beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan
tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk
dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun,
bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu
naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat
suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke
bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian
dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan.
Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan
keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan
hanya dapat digunakan pada suhu di atasnya. Air raksa, tidak seperti air,
tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung
kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer
mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan
terjebak di sana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak
dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya,
termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat
saat temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu
maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F)
termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa
dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F).
Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius
dan Fahrenhait. Anders Celsius merumuskan skala Celsius, yang
dipaparkan pada publikasinya ”the origin of the Celsius temperature scale”
pada 1742. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es
mencair dan suhu penguapan air. Ini bukanlah ide baru, sejak dulu Isaac
Newton bekerja dengan sesuatu yang mirip. Pengukuran suhu celsius
menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan. Eksperimen
untuk mendapat kalibrasi yang lebih baik pada termometer Celsius
dilakukan selama 2 minggu setelah itu. Dengan melakukan eksperimen
yang sama berulang-ulang, dia menemukan es mencair pada tanda
kalibrasi yang sama pada termometer. Dia menemukan titik yang sama
pada kalibrasi pada uap air yang mendidih (saat percobaan dilakukan
dengan ketelitian tinggi, variasi terlihat dengan variasi tekanan atmosfir).
Saat dia mengeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun
perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian
kaca tabung).
Tekanan udara mempengaruhi titik didih air. Celsius mengklaim
bahwa ketinggian air raksa saat penguapan air sebanding dengan
ketinggian barometer. Saat Celsius memutuskan untuk menggunakan skala
temperaturnya sendiri, dia menentukan titik didih pada 0 °C (212 °F) dan
titik beku pada 100 °C (32 °F). Satu tahun kemudian Frenchman Jean
Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku
pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia
menamakannya Centrigade.
Pada akhirnya, Celsius mengusulkan metode kalibrasi termometer
sebagai berikut:
1. Tempatkan silinder termometer pada air murni meleleh dan tandai titik
saat cairan di dalam termometer sudah stabil. ini adalah titik beku air.
2. Dengan cara yang sama tandai titik di mana cairan sudah stabil ketika
termometer ditempatkan di dalam uap air mendidih.
3. Bagilah panjang di antara kedua titik dengan 100 bagian kecil yang
sama.
Titik-titik ini ditambahkan pada kalibrasi rata-rata tetapi keduanya
sangat tergantung tekanan udara. Saat ini, tiga titik air digunakan sebagai
pengganti (titik ketiga terjadi pada 273.16 kelvins (K), 0.01 °C).
CATATAN: Semua perpindahan panas berhenti pada 0 K, Tetapi suhu ini
masih mustahil dicapai karena secara fisika masih tidak mungkin
menghentikan partikel.
Hari ini termometer air raksa masih banyak digunakan dalam
bidang meteorologi, tetapi pengguanaan pada bidang-bidang lain semakin
berkurang, karena air raksa secara permanen sangat beracun pada sistem
yang rapuh dan beberapa negara maju telah mengutuk penggunaannya
untuk tujuan medis. Beberapa perusahaan menggunakan campuran
gallium, indium, dan tin (galinstan) sebagai pengganti air raksa.
Termometer yang banyak digunakan sekarang adalah termometer
raksa. Disebut termometer raksa karena di dalam termometer ini terdapat
air raksa. Fungsi raksa adalah sebagai penunjuk suhu. Raksa akan
mengembang bila termometer menyentuh benda yang lebih hangat dari
raksa. Raksa memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
1. Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu
benda yang ingin diukur.
2. Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40 C) sampai suhu
tinggi (360 C). Hal ini disebabkan titik beku raksa mencapai -40 C dan
titik didihnya mencapai 360 C.
3. Tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran bisa menjadi
lebih teliti.
4. Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.
5. Mengembang dan memuai secara teratur.
Kelemahan Termometer Raksa
1. Harga raksa mahal dan susah dicari
2. Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun
3. Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39®
C,padahal suhu di kutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu
tersebut.
2. Termometer alkohol
Selain raksa, alkohol juga dapat digunakan untuk mengisi
termometer, kelebihannya yaitu dapat mengukur suhu yang sangat rendah
(mencapai -130 C) karena titik beku alkohol yang lebih rendah
dibandingkan raksa, namun termometer alkohol tidak dapat digunakan
untuk mengukur air mendidih karena titik didih raksa hanya 78 C.
Kelebihan termometer alkohol :
1. Pemuaian alkohol bersifat linear(teratur) terhadap kenaikan suhu
2. Mempunyai jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C
3. Alkohol cepat mengambil suhu benda yang diukur
4. Alkohol lebih murah
5. Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya
kecil sehingga lebih akurat.
Kelemahan / kekurangan termometer alkohol
1. Titik didihnya rendah yaitu 78C
2. Alkohol membasahi dinding Tabung
3. Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah
dibaca
4. Alkohol pemuaiannya tidak teratur
3. Termometer Laboratorium
Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau
air yang sedang dipanaskan. Termometer laboratorium menggunakan
raksa atau alkohol sebagai penunjuk suhu. Raksa dimasukkan ke dalam
pipa yang sangat kecil (pipa kapiler), kemudian pipa dibungkus dengan
kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat diserap dengan cepat oleh
termometer.

Skala pada termometer laboratorium biasanya dimulai dari 0 C


hingga 100 C. 0 C menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan
suhu 100 C menyatakan suhu air yang sedang mendidih.
4. Termometer Ruang
Termometer ruang biasanya dipasang pada tembok rumah atau
kantor. Termometer ruang mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala
termometer ini adalah dari -50 C sampai 50 C. Skala ini digunakan karena
suhu udara di beberapa tempat bisa mencapai di bawah 0 C, misalnya
wilayah Eropa. Sementara di sisi lain, suhu udara tidak pernah melebihi
500 C.
5. termometer Klinis
Termometer klinis disebut juga termometer demam. Termometer
ini digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada
keadaan sehat, suhu tubuh manusia sekitar 37 C. Tetapi pada saat demam,
suhu tubuh dapat melebihi angka tersebut, bahkan bisa mencapai angka
40.

Skala pada termometer klinis hanya dari 35 C hingga 43 C. Hal ini sesuai
dengan suhu tubuh manusia, suhu tubuh tidak mungkin di bawah 35 C dan
melebihi 43 C.
Kelebihan Termometer Klinis:
1. Saat ditempelkan pada tubuh akan membaca secara otomatis dan
ditampilkan dalam bentuk angka
2. Tidak mudah rusak
3. Cepat menangkap suhu/ menyamkan suhu dengan benda yang diukur
4. Bisa digunakan disemua site
Kelemahan Termometer Klinis
1. Termasuk termometer yang mahal
2. Kurang akurat
3. Gampang berubah posisi
6. Termometer Six-Bellani
Termometer Six-Bellani disebut pula termometer maksimum-
minimum. Termometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan suhu
terendah dalam jangka waktu tertentu. Termometer ini mempunya 2
cairan, yaitu alkohol dan raksa dalam satu termometer.
7. Termometer Bimetal
Termometer bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan
adanya perubahan suhu dengan prinsip logam akan memuai jika
dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Kepala bimetal dibentuk spiral
dan tipis, sedangkan ujung spiral bimetal ditahan sehingga tidak bergerak
dan ujung lainnya menempel pada pinggir penunjuk. Semakin besar suhu,
keping bimetal semakin melengkung dan meneyebabkan jarum penunjuk
bergerak ke kanan, ke arah skala yang lebih besar. Termometer bimetal
biasanya terdapat di mobil.
Kelebihan Termometer Bimetal
1. Tahan dari goncangan
2. Tidak mudah terbakar
3. harganya relatif Murah
4. tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan
5. dapat digunakan untuk termograf
Kelemahan Termometer Bimetal
1. memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasiRespon terhadap
perubahan suhu lambat
2. Kurang akurat
8. Termometer Hambatan
Termometer hambatan merupakan termometer yang paling tepat
digunakan dalam industri untuk mengukur suhu di atas 1000 C.
Termometer ini dibuat berdasarkan perubahan hambatan logam,
contohnya termometer hambatan platina.

Dalam termometer hambatan terdapat kawat penghambat yang


disentuhkan ke benda yang akan diukur suhunya, misalnya pada
pengolahan besi dan baja. Suatu tegangan atau potensial listrik yang
bernilai tetap diberikan sepanjang termistor, yaitu sensor yang terbuat dari
logam dengan hambatan yang bertambah jika dipanaskan.
Kelebihan Termometer Hambatan
1. Dapat mengukur suhu yang sangat tinggi diatas 10000C
2. Ramah lingkungan
3. Mudah menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur
4. Efisien bila digunakan untuk keperluan industry
5. Tidak memerlukan keahlian kusus untuk mengoprasikannya
Kelemahan Termometer Hambatan
1. Instalasi sulit
9. Termokopel
Pengukuran suhu dengan ketepatan tinggi dapat dilakukan dengan
menggunakan termokopel, di mana suatu tegangan listrik dihasilkan saat
dua kawat berbahan logam yang berbeda disambungkan untuk membentuk
sebuah loop. Kedua persambungan tersebut memiliki suhu yang berbeda.
Untuk meningkatkan besar tegangan listrik yang dihasilkan, beberapa
termokopel bisa dihubungkan secara seri untuk membentuk sebuah
termopil.

1. Pengertian Termokopel
Thermocouple adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk
mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan
listrik (voltase). Thermocouple yang sederhana dapat dipasang, dan
memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur
temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas
kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C.
2. Fungsi Thermocouple
Thermocouple merupakan sensor yang mengubah besaran suhu
menjadi tegangan, dimana sensor ini dibuat dari sambungan dua bahan
metallic yang berlainan jenis. Sambungan ini dikomposisikan dengan
campuran kimia tertentu, sehingga dihasilkan beda potensial antar
sambungan yang akan berubah terhadap suhu yang dideteksi.
3. Tipe-Tipe Termokopel
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi
penggunaannya
a) Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk
rentang suhu −200 °C hingga +1200 °C.
b) Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya
cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya tipe E
adalah tipe non magnetik.
c) Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya
kurang populer dibanding tipe K. Tipe J memiliki sensitivitas sekitar
~52 µV/°C
d) Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe
N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat
mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada
900°C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K
Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia
yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah
termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya rendah
(sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur
temperatur tinggi (>300 °C).
e) Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output
yang sama pada suhu 0°C hingga 42°C sehingga tidak dapat dipakai di
bawah suhu 50°C.
f) Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10
µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk
tujuan umum.
g) Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10
µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk
tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk
standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 °C).
h) Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor
positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan.
Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat
tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C.
4. Bagian-Bagian Thermocouple
a) General Purpose Rope
 Jack : Menghubungkan antara General Purpose Robe dengan
thermocouple.
 Stick : Yang terdiri dari 2 buah logam, sebagai variabel pendeteksi
suhu.
 Pemegang : Tempat dimana tangan saat melakukan pengukuran.
b) Thermocouple
 Display : Sebagai penunjuk hasil pengukuran.
 Kenop : Sebagai pemutar ON atau OFF.
c) Prinsip Kerja Termokopel
Thermocouple suatu rangkaian yang tersusun dari dua buah logam
yang masing-masing mempunyai koefisien muai panjang berbeda yang
dihubungkan satu dengan yang lain pada ujung-ujungnya. Jika pada kedua
titik hubung kedua logam tersebut mempunyai perbedaan temperature,
maka timbullah beda potensial yang memungkinkan adanya arus listrik di
dalamnya.
Termokopel secara sederhana merupakan perpaduan antara dua
logam yang berbeda jenis, yang persambungan (kopel) kedua logam
diberikan pengkondisian suhu yang berbeda (panas dan dingin). Setting
alat untuk melakukan kalibrasi termokopel yaitu, misal kita sebut saja
logam A dan logam B merupakan bahan logam pada termokopel. Ujung
logam A dan B disambung dan ujung-ujung yang lain dihubungkan ke alat
ukur listrik dan dimasukkan ke dalam kondisi suhu dingin, dan untuk
ujung yang dikopel ditempatkan pada kondisi suhu panas.. Jadi, nilai
tegangan itu setara dengan suhu yang terukur oleh termometer, sehingga
didapatkan nilai tegangan sekian = suhu sekian,
Untuk memahami bagaimana sebuah sambungan logam pada
termokopel dapat menimbulkan tegangan listrik kita bisa meninjaunya dari
sisi pergerakan atom-atom logam yang digunakan pada termokopel. Suatu
logam apabila dipanaskan maka akan mengalami pemuaian, baik memuai
panjang maupun memuai lebar (volum). Pemuaian ini diakibatkan oleh
pergerakan atom-atom atau elektron dari suhu tinggi menuju ke suhu yang
lebih rendah. Pergerakan ini banyak sedikitnya atau cepat lambatnya
tergantung pada bahan logam itu sendiri, artinya logam satu dengan logam
lainnya memiliki kecepatan muai yang berbeda-beda. Hal ini dapat kita
amati pada bimetal (dua keping logam yang dipadu), ketika bimetal ini
dipanaskan maka yang tadinya lurus akan membengkok kearah logam
yang pemuaiannya lebih lambat. Jadi, pada logam termokopel yang
berbeda jenis akan memiliki kecepatan alir elektron yang berbeda pula, hal
inilah yang kemudian menyebabkan beda potensial di ujung-ujung logam
tersebut, yang mana telah dihubungkan ke alat ukur listrik sehingga timbul
tegangan listrik di ujung-ujung logam tersebut. Termocouple banyak
digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia industri, salah satu
keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga
suhu rendah.
Termokopel merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk
mengukur suhu yang pada umumnya sebagai termometer digital, karena
termokopel memiliki output berupa arus listrik sehingga
pengkonversiannya dapat secara digital. Pada banyak aplikasi, salah satu
sambungan-sambungan yang dingin dijaga sebagai temperatur referensi,
sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. Contoh, hubungan
dingin akan ditempatkan pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor suhu
yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung
benda yang diperiksa dapat dihitung.
Thermocouple dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk
membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu
yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah.
Dengan begitu, tegangan pada setiap Thermocouple menjadi naik, yang
memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan
adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk
pengukuran di laboratorium, Secara sederhana Thermocouple tidak mudah
dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen
kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka
yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau
dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan
tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya.
Thermocouple mengukur perbedaan temperature diantara kedua
kaki, bukan temperatur absolute.
Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok kearah yang
koefisiennya lebih kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan
jarum dan menunjukkan angka tertentu. Angka yang ditunjukkan jarum ini
menunjukkan suhu benda (pada Thermocouple digital). Termokopel ini
macam-macam, tergantung jenis logam yang digunakan. Jenis logam akan
menentukan rentang temperatur yang bisa diukur (termokopel suhu badan
(temperatur rendah) berbeda dengan termokopel untuk mengukur
temperatur tungku bakar (temperatur tinggi), juga sensitivitasnya.
Terdapat sebuah kawat pemanas lurus yang dibuat dari bahan yang
mempunyai nilai tahanan yang cukup tinggi. Pada tengah-tengah kawat
pemanas tersebut dihubungkan dengan salah satu titik hubung dari
thermocouple. Kedua ujung bebas thermocouple masing-masing
dihubungkan dengan pengukur milivolt yang akan mengukur beda
tegangan yang dihasilkan oleh kedua ujung thermocouple tersebut. Jika
arus I dialirkan melalui kawat pemanas maka kawat pemanas akan
membangkitkan panas dengan besar daya berbanding dengan arus
kuadratnya. Panas yang dibangkitkan ini menaikkan panas pada tengah
kawat pemanas dari ke .
d) Kalibrasi Thermocouple
Tidak ada kalibrasi pada alat ini, namun sebelum penggunaan
pastikan kedua kaki pada alat ini berbeda jenisnya (misalnya kromium
dengan aluminium). kromium sebagai kaki dingin, sedangkan aluminium
sebagai kaki panas.
e) Ketelitian Thermocouple
Ketelitian dari Thermocouple bergantung pada tipe thermocouple
yang digunakan dan biasanya terdapat petunjuk penggunaan.
f) Cara Penggunaan Thermocouple
Memasang baterai 9 volt,kemudian menghubungkan probe dengan
konektor pada bagian atas. Lalu putar posisi ke ⁰C atau ⁰F (tergantung
tipe). jika tidak ada probe terpasang, atau jika membaca over-range, layar
menampilkan berkedip strip. jika pengukuran adalah sedikit di atas rentang
spesifikasi meter, layar berkedip nilai skala penuh terdekat. untuk
mematikan termometer, putar kenop ke OFF.
g) Pembacaan Hasil Pengukuran
 Pada Thermocouple digital, angka hasil pengukuran langsung terlihat.
 Pada Thermocouple analog, menggunakan rumus:
V = perubahan tegangan (Volt)
S = koefisien seebeck (40 mV/ )
T = perubahan suhu ( )
h) Contoh Penggunaan Thermocouple
Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan
suhu yang luas, hingga 1800 K. Sebaliknya, kurang cocok untuk
pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil harus diukur dengan
akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0–100 °C dengan
keakuratan 0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok.
Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :
 Industri besi dan baja
 Pengaman pada alat-alat pemanas
 Untuk termopile sensor radiasi
 Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop
Thermocouple banyak digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia
industri, salah satu keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang
sangat tinggi dan juga suhu rendah.
i) Kelebihan dan Kelemahan Thermocouple
Kelebihan Termokopel
 Termokopel paling cocok digunakan untuk mampu mengukur suhu
yang sangat tinggi dan juga suhu rendah dari -200 hingga 1800⁰C.
 Layar mudah dibaca tidak mudah keruh, skala terlihat jelas
 Tahan lama, tidak mudah rusak
 Respon terhadap perubahan suhu, sangat cepat diterima
 Lebih akurat, karena dapat mengukur variasi suhu lebih dari jarak
kurang dari 1 cm
Kelemahan Termokopel
 Termokopel tidak dapat mengukur suhu awal dari suatu termometer
pada suhu awal dari suatu termometer pada umumnya karena alat ini
tidak dapat dikalibrasi. Sehinnga ketika termokopel pada posisi ON,
langsung muncul suhu ruangan.
 Hanya mengukur perbedaan suhu
 sulit untuk mengkalibrasi
 perlengkapan tambahan cenderung mahal
10. Pirometer
Pirometer termasuk ke dalam salah satu thermometer optis. Prinsip
kerja pirometer adalah dengan mengukur intensitas radiasi yang
dipancarkan oleh benda-benda yang suhunya sangat tinggi. Spirometer
dapat digunakan untuk mengukur suhu antara 500 C – 3.000 C.

11. Termometer inframerah


Termometer inframerah digunakan dengan cara menekan tombol
sampai menunjukkan angka tertinggi dengan cara mengarahkan sinar
inframerah ke sasaran yang dituju. Sinar yang diarahkan ke benda yang
diukur akan memantul dan pantulan tersebut direspon oleh alat sehingga
termometer inframerah menunjukkan skala suhu yang tepat.
a) Kelebihan Termometer Infra merah
 non-kontak pengukuran temperatur tidak berpengaruh pada objek yang
diukur.
 cepat respon dan pergerakan benda dapat diukur dan suhu transien.
 keakuratan pengukuran, resolusi tinggi kecil.
 rentang pengukuran besar
 suhu pengukuran wilayah kecil.
 bisa menjadi titik waktu yang sama, garis, suhu permukaan.
 dapat diukur suhu mutlak, kelembaban relatif dapat diukur.
b) Kelemahan Termometer Infra merah
 Paparan terhadap pengaruh temperatur pada suhu objek yang diukur.
 Tidak cocok untuk mengukur suhu transien.
 Tidak mudah untuk mengukur benda bergerak.
 Rentang pengukuran tidak cukup luas, dan perlengkapan.
 Tidak cocok untuk mengukur beracun, tekanan tinggi, dan kesempatan
berbahaya.

D. Mengubah Skala Suhu


Suhu yang diketahui Suhu yang dicari Rumus yang digunakan

C F F = 9/5 C + 32

F C C = 5/9 × (F – 32)

C R R = 4/5 C

R C C = 5/4 R

R F F = 9/4 R + 32

F R R = 4/9 × (F – 32)

file:///G:/Pengenalan Alat Ukur Temperatur/Pengertian dan Alat Ukur Suhu _


Ilmu Pengetahuan.htm

Anda mungkin juga menyukai