Naskah Gunjing Gonjang Ganjing
Naskah Gunjing Gonjang Ganjing
Sinopsis
Martogar kabur dari grebekan Polantas, gara – gara balapan liar. Setelah berhenti disuatu
tempat Martogar bertemu dengan Markesot, Markembur dan Markombor. Beragam masalah
yang dihadapi mereka, dari situ muncul keakraban yang menjadikan mereka merasa seperti
keluarga. Namun tak disangka Markembur kesurupan arwah penghuni tempat itu yang
rupanya arwah tersebut adalah pejuang di jaman penjajahan jepang.
Adegan I
Suara sirine mobil polisi bersahut-sahutan
Martogar pontang-panting mencari tempat sembunyi.
Dipinggir jalan yang agak sepi.
Markesot : cangcipek.. cangcipek.. kacang, kwaci, kripek cangci..... pek.
Menghampiri markaban
Markesot : Bang..
Martogar : ssssssstttt !!
Markesot : ngapain?
Martogar : ssssssssttt !!
Markesot : ada apa sih?
Martogar : sssssssssttt !!
Markesot : Cangcipek bang?
Martogar : sssssssssttt !!
Martogar mengecek keadaan
Martogar : eh siapa kau?
Markesot : saya cangcipek bang. Eh markesot bang.
Martogar : mau ngapain kau?
Markesot : mancing bang ! mancing !
Kan abang lihat sendiri saya sedang jualan ini.
Martogar : tertawa
jangan marah lah. Eh perkenalkan aku Martogar. Pembalap nomer satu di kota ini.
Markesot : Pembalap ? pemuda berbadan gelap maksud abang? Tertawa
1
Naskah drama Gunjing Gonjang Ganjing
Martogar : eh kutil ayam jangan kurang ajar kau ya, aku ini lebih tua darimu. Kau tahu,
orang-orang menjulukiku apa?
Markesot : apa bang? Kera ekor panjang? Tertawa
Martogar : heh heh. Sudah kubilang kau jangan kurang ajar sama yang lebih tua.
Martogar : dengarkan dulu ini. Orang-orang memangilku Martogar Si Raja Singa dari
Pematang Siantar !
Markesot : tertawa
Martogar : kau dengar itu kutil ayam ! Si Raja Singa! Bayangkan, bayangkan ! bagaimana
orang-orang akan mendengar nama itu, sebelum bertatap muka pun, pasti mereka
akan gemetar.
Markesot : makin keras tertawa
Martogar ; ah orang macam kau ini, pastilah tak tahu arti dari sebuah nama. Hei markesot!!
Dengarkan kalau ada orang ngomong.
Markesot : meski saya Cuma pedagang asongan tapi saya mengerti si raja singa itu apa bang
Martogar : nah sudah mengerti kan kau? Mengapa kau tak gemetar? Malah tertawa macam
orang kena guna-guna saja
Markesot : Abang Martogar dari Pematang Siantar, dengerin ya. Raja Singa itu nama
penyakit bang.
Martogar: ah, yang betul kau?
Markesot : yaelah bang.. buat apa saya bohong. Raja singa itu nama penyakit kelamin alias
penyakit sifilis.
Martogar : ah aku tidak percaya sama ucapan kau.
Markesot : ya sudah kalau tidak percaya.
Hening
Markesot ; eh, bang katanya abang pembalap kog gak bawa motor, malah bawa sepion?
Abang maling sepesialis spion ya?
Martogar : jangan sembarang nuduh kau !
Markesot : ah abang.. pencurian dosa loh bang.
Martogar : sudah kubilang aku tidak mencuri
Markesot : Pasal 362 KUHP loh bang. Penjara paling lama 5 tahun loh bang. Tapi tenang
bang, saya tidak akan melaporkan abang pada yang berwajib. Tidak ada gunanya.
Lagian toh, Cuma sepion yang dicuri. Bukan saya yang rugi. Tapi orang yang
punya motor. Kalau yang dicuri duit rakyat ya saya bakalan ikut berang. Wong
saya ikut bayar pajak kog.
Martogar: hei markesot sudah kukatakan pada kau berkali-kali, aku ini tidak mencuri. Ini
spion punya aku.
Markesot : lha terus ngapain bawa-bawa spion bang? Oh saya tahu. Pasti abang selain
pembalap juga nyambi jualan spion ya?
2
Naskah drama Gunjing Gonjang Ganjing
Martogar : ah susah pula ngomong sama kutil ayam ini. markesot, akan kuceritakan
semuanya pada kau. Tapi kau jangan kasih tau siapa-siapa. Simpan baik-baik
rahasia ini. syukur-syukur bisa pula kau kesembunyikan rahasia ini pada
Tuhanmu,
Markesot : iya iya deh bang. Rahasia apa emangnya bang?
Martogar berbisik pada markesot.
Markesot: oh jadi abang ini lari dari grebekan polisi, dan yang berhasil diselamatkan Cuma
spion bang? Tertawa
Martogar menutup mulut markesot
Martogar : sssssst.. jangan keras-keras kau. Kuhajar juga kau ini.
Markesot : tertawa
Adegan II
Martogar : bah, kau ini dibilangin malah makin menjadi. Spion ini semacam pusaka bagiku,
setiap bertanding kalau aku pasang spion ini selalu menang.
Markesot: abang ini masih saja percaya sama klenik
Martogar: ah sudahlah malu pula aku untuk menceritakannya. pasti kau akan tertawa.
Markesot : tidak bang.
Markembur datang kebingungan
Martogar : Ini spion pemberian mamakku, kau tahu itu? ...
Markesot: tertawa
Martogar: dasar kau kutil ayam !!
Bicara dengan markembur
Hei pemuda generasi penerus bangsa, ada apa pula kau jam segini nyasar sampai
disini? Bukan kah ini jam sekolah?
Markembur: eh anu bang saya memang kesasar.
Martogar : Kesasar ? tertawa
Markesot : menghampiri markembur
Hei mar.. markembur.. kamu pasti membolos ?
Markembur: eh iya bang. Baru pertama bolos saya bang. Malah kesasar. nyengir
Martogar: hei.. mar... siapa nama kau tadi.
Markembur ; markembur bang.
Martogar ; ah iya markembur. Kulihat kau ini bukan lah anak berandalan,
Adakah iblis yang merasukimu sampai-sampai kau membolos sekolah?
Markesot : Apa kamu sudah bosan sama sistem di sekolah yang tidak kreatif dan
membosankan itu?
Markembur: iya bang, kog abang tau?
Markesot : tertawa aku ini memang pantas jadi peramal. Tebakkanku tak pernah meleset
3
Naskah drama Gunjing Gonjang Ganjing
Martogar : ah kutil ayam ini memang sok tahu. Kebetulan saja itu tadi.
Markembur; saya itu sebenarnya jenuh bang... menunjuk markesot dan martogar
Markesot : markesot.
Martogar : martogar .
Markembur : sekolah Cuma itu-itu saja. Berangkat sekolah, mendengarkan pelajaran, pr,
tugas, ujian, praktek. Bayar ini, bayar itu. Ah seperti diekploitasi saja kami.
Segalanya selalu dipertimbangkan dengan nilai. Rangking satu, rangking dua,
rangking tiga hanya hak bagi teman-teman yang memiliki nilai bagus di pelajaran
matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia, fisika, kimia dan pelajaran-
pelajaran berbasis otak kiri !
Martogar: hai markembur, sudah lah. Harusnya kau bersukur bisa bersekolah. Kau lihat itu si
markesot Cuma jualan cangcipek. tertawa
Markesot: saya memang Cuma jualan cangcipek bang. Tapi bagi saya alam adalah sekolah,
setiap orang adalah guru dan apa yang tertulis adalah buku. Saya memang tak
punya biaya untuk sekolah tapi asal abang tahu. Saya tak mau mengeluhkan
keadaan ini. barangkali kalau saya ada biaya belum tentu saya mau belajar,
bahkan mungkin saya menjadi orang manja. Bukankah setiap kesulitan selalu
dibalas kemudahan? Itu yang saya pelajari dari hidup yang saya alami.
Markembur; hmm. Rasa-rasanya saya dan teman-teman ini seperti boneka saja. Kreatifitas
kami hanya dianggap sampah. Kami frustasi, kami ingin berteriak tapi percuma,
para orang tua kami maupun guru kami menutup telinganya erat-erat. Kami ingin
hasil kreatifitas kami diberi apresiasi. Kami memang tidak berbakat di bidang
akademik. Tapi kami ingin menciptakan keindahan melalui seni. Sayang mereka
pura-pura buta untuk melihat itu.
Markesot : abang dengar itu. Sekolah kita itu sekarang Cuma membuat orang pintar bukan
orang berbudi.
Martogar : ah. Kau ini kutil ayam sok tahu saja.
Markesot: pantas nasib abang hanya Cuma jadi pembalap liar. Abang rupa-rupanya orang tak
berpendidikan. Berandalan, kerjanya Cuma balapan, mabuk. Sampah
masyarakat!
Martogar: bilang apa kau kutil ayam?
Martogar memegang kerah baju markesot,markembur berusaha melerai.
Martogar: Kuhajar juga kau markesot
Markembur: sudah bang jangan berkelahi
Martogar: jika tidak ada anak ingusan ini. sudah aku kirim kau menghadap tuhan kau.
Adegan III
Markombor datang
4
Naskah drama Gunjing Gonjang Ganjing
5
Naskah drama Gunjing Gonjang Ganjing
Adegan IV
Suasana mendadak mencekam, mendadak markembur roboh, kesurupan
Markembur :
Pulanglah engkau pada rimba yang rimbun
Pulanglah engkau pada laut yang tak berujung
Pulanglah engkau pada sungai yang tak berhulu
Pulanglah engkau pada tanah yang berdebu
Jika tak hendak pulang mati sajalah kau
Jika tak harap pulang buntungkan kakimu
Wahai manusia congkak
Tunduklah kepalamu
Jangan mendongak
Tiada guna angkuh
Kau lahir dari bumi
Kau besar oleh pertiwi
Oleh karenya kau akan kembali
Oleh karenanya kau akan mati
6
Naskah drama Gunjing Gonjang Ganjing
Markembur:
Aku si gelegar alam.
Berperang melawan jepang
Namaku Martadinata.
Mati sebagai tentara
Marekmbur tersadar