Kelompok 4
Pemicu 3
- Fenomena Permukaan -
Ghassan Tsabit Rivai 1406552976
Masarah Alda Bey 1406553051
Meidina Sekar Nadisti 1406553045
Rana Rezeki Najeges 1406553026
Thareq Kemal Habibie 1406552963
γsg = Tegangan per. padat-gas
Cos θc = γsg – γsl / γgl Tekanan (P = ρ g h)
PERMUKAAN
Fisika Perubahan fungsi Helmboltz
dA = γ / dσ
Kimia
Terjadi karena kecenderungan air untuk saling tarik menarik (gaya kohesi).
Keadaan energi terendah untuk penurunan ini terjadi ketika jumlah
maksimum molekul air yang dikelilingi oleh molekul air lain - yang berarti
bahwa tetesan air harus memiliki luas permukaan yang mungkin minimum,
yang merupakan sebuah bola.
Topik A: Nomor 5
Dapatkah Anda menjelaskan kenapa pada konsentrasi
rendah nanopartikel FeC, tegangan permukaan
nanofluida lebih rendah dibandingkan dengan tegangan
permukaaan air, sedangkan pada konsentrasi tinggi,
tegangan permukaan nanofluida adalah hampir sama
dengan tegangan permukaan air.
Penambahan nanopartikel pada suatu fluida basa pada
konsentrasi yang tinggi menyebabkan tegangan permukaan
meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi
partikel. Ini mungkin disebabkan karena peningkatan gaya
Van der Waals antar partikel yang terakumulasi pada
interfase gas-cair yang dapat menyebabkan meningkatkan
energy bebas permukaan yang juga dapat meningkatkan
tegangan permukaan. Namun, pada konsentrasi partikel
yang rendah, penambahan partikel secara umum hanya
berpengaruh sedikit pada tegangan permukaan karena jarak
antar partikel cukup besar meski pada interfase gas-cair.
Terdapat pengecualian untuk nanofluida yang mengandung
Multiwall Carbon Nano Tubes atau ketika surfaktan
ditambahkan pada nanofluida.
Topik B: Nomor 1
Dapatkah anda membantu memberikan penjelasan
tentang proses pembuatan surfaktan seperti yang
diharapkan oleh mahasiswa tersebut? Jelaskan secara
sistematik.
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar
yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak
(lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran
yang terdiri dari minyak dan air.
Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan
bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (hidrofobik). Bagian polar
molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap
ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air,
minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal.
Umumnya bagian non polar (hidrofobik) adalah merupakan rantai alkil yang
panjang ”ekor”, sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus
hidroksil dan nampak sebagai “kepala” surfaktan.
Bila surfaktan ditambahkan melebihi
konsentrasi ini maka surfaktan
mengagregasi membentuk misel.
Konsentrasi terbentuknya misel ini
disebut Critical Micelle Concentration
(CMC). Tegangan permukaan akan
menurun hingga CMC tercapai.
Topik B: Nomor 3
Penggunaan surfaktan terbagi atas 3 golongan, jelaskan
dan uraikan sengan singkat? Untuk penggunaan dalam
bidang pangan, ada syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi oleh surfaktan, uraikan secara singkat!
Surfaktan terdiri dari beberapa jenis tergantung pada jenis muatan yang terdapat
pada “kepala” surfaktan tersebut. Jenis-jenis surfaktan yakni:
Surfaktan anionik
Yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Contohnya adalah
garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat, garam sulfonat asam lemak rantai
panjang.
Surfaktan kationik
Yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contohnya garam
alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil
dimethil benzil ammonium.
Surfaktan nonionik
Yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya ester gliserin
asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil
amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil
amina oksida.
Surfaktan amfoter
Yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif.
Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain.
CONTOH
Beberapa produk pangan seperti margarin, es krim dan lain-lain
menggunakan surfaktan sebagai satu bahannya. Syarat agar surfaktan
dapat digunakan untuk produk pangan yaitu bahwa surfaktan tersebut
mempunyai nilai Hydrophyle Lypophyle Balance (HLB) antara 2-16, tidak
beracun, serta tidak menimbulkan iritasi.
Topik B: Nomor 4
Setelah Critical Micelle Concentration (CMC) tercapai,
tegangan permukaan akan konstan yang menunjukkan
bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk misel
yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan
monomernya. Bagaimana menentukan CMC, gambarkan
salah satu grafik yang dapat menunjukkan penentuan
CMC!
Nilai CMC dapat ditentukan dengan pembuatan grafik antara hubungan konsentrasi (c)
dengan daya hantar listrik (DHL).
Pada CMC terjadi penggumpalan dari molekul surfaktan, maka cara penentuan CMC
dapat menggunakan cara-cara penentuan besaran fisik yang menunjukkan perubahan
dari keadaan ideal menjadi tidak ideal
Adsorpsi fisika adalah proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat yang
disebabkan gaya Van Der Waals. Adsorpsi ini terjadi ketika daya tarik antara adsorbat
dengan adsorben lebih besar daripada adsorbat dengan pelarutnya. Biasanya adsorpsi
ini terjadi pada temperatur rendah. Contohnya adalah adsorpsi oleh karbon aktif.
Adsorpsi kimia menurut Langmuir adalah proses dimana molekul teradsorpsi ditahan
pada permukaan oleh ikatan valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara
atom-atom dalam moleul. Ikatan kimia tersebut menyebabkan pada permukaan
adsorben akan terbentuk suatu lapisa film. Adsorpsi ini berisfat spesifik dan
melibatkan gaya dan kalor yang sama dengan panas reaksi kimia. Contohnya adaah
pertukaran ion (Ion Exchange).
Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam suatu proses
adsorpsi. Adsorben besrifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan yang berpori.
Adsorbat adalah zat atau fasa terlarut yang dapat diserap oleh adsorben
Topik C: Nomor 2
Proses atau mekanisme adsorpsi secara umum dapat
berlangsung melalui tiga tahap, jelaskan apa saja? Tuliskan
referensi yang anda rujuk kalau ada model atau video untuk
proses ini, anda bias tambahkan sebagai penjelasannya.
Sebagai karbon aktif ditempatkan di dalam air (biasanya dalam bentuk bubuk
atau butiran), proses adsorpsi bekerja dalam tiga tahap. Pertama, zat
mengkontaminasi mematuhi permukaan karbon. Selanjutnya, zat pindah ke pori-
pori besar. Akhirnya, mereka teradsorbsi ke permukaan bagian dalam dari
karbon. Ketika karbon hits breakpoint, itu disebut sebagai “menghabiskan,” dan
kemudian dibuang dan dikirim ke diaktifkan kembali.
Topik C: Nomor 3
Dalam adsorpsi isotherm, terdapat lima tipe yang biasanya
digambarkan dalam grafik, yang memperlihatkan apakah adsorpsi
yang terjadi pada suhu konstan tersebut monolayer atau multilayer.
Jelaskan pengertian adsorpsi isotherm dan jelaskan 5 tipe yang
dimaksud. Dalam model adsorpsi isotherm kita diperkenalkan dengan
model adsorpsi isotherm Langmuir, Freundlich, dan BET. Jelaskan
perbedaan antara ketiga model tersebut. Berikan masing-masing
satu contoh penggunaan persamaannya. Dapatkah kita menentukan
efisiensi kapasitas adsorpsi dari model yang diberikan? Jelaskan
(Sertakan dengan referensi yang anda gunakan).
Isoterm adsorpsi adalah adsropsi yang
menggambarkan hubungan antara zat yang
teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan atau
konsentrasi pada kesetimbangan dan
temperatur konstan. 5 tipe isoterm adsorpsi
sebagai berikut:
Tipe I : Jumlah adsrobat pada adsorben
meningkat relatif cepat, dan menjadi lebih
lambat ketika seluruh permukaan adsorben
tertutup oleh molekul. Tipe ini
menggunakan adsorpsi fisika dan adsorpsi
kimia.
Tipe II dan III : Tipe ini merupakan tipe
adsorpsi pada lapisan molekul ganda
(multilayer, multimolekuler). Pada teori BET,
untuk menentukan luas permukaan
adsorben yaitu dengan cara menentukan titik
B pada kurva tipe II, dimana saat tepat
terjadi adsorpsi lapisan molekul tunggal.
Kedua tipe ini menggunakan adsorpsi fisika.
Tipe IV dan V : Tipe ini merupakan tipe adsorpsi multilayer yaitu pembentukan
saluran satu lapisan molekul. Tipe ini menggunakan adsorpsi fisika.
x/m = kC1/n
dimana,
x = Banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi (mg)
m = Massa dari adsorben (mg)
C = Konsentrasi dari adsorbat yang tersisa dalam kesetimbangan
k,n = Konstanta adsorben
Isoterm BET
Isoterm ini berdasar asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang
homogen. Perbedaan isoterm ini dengan Langmuir adalah BET berasumsi bahwa
molekul-molekul adsorbat bisa membentuk lebih dari satu lapisan adsorbat di
permukaannya. Pada isoterm 15 ini, mekanisme adsoprsi untuk setiap proses
adsorpsi berbeda-beda. Mekanisme yang diajukan dalam isoterm ini adalah:
Topik C: Nomor 4
Teknologi adsorpsi adalah dikenal paling ekonomis.
Bagaimana menurut anda? Berikan contoh kasus untuk proses
adsorpsi terutama kasus untuk penghilangan merkuri dalam
hidroarbon cair? Tuliskan referensi yang anda gunakan!
Teknologi adsorpsi dikenal dengan teknolgi ekonomis karena bahan-bahan
yangdigunakan dalam proses ini melibatkan bahan yang biayanya cukup murah
atau bisa dibilang bebas biaya, contohnya arang aktif atau karbon aktif, dimana
dapat didapatkan hanya dengan membakar tempurung kelapa atau kayu pada
kondisi oksigen yang terbatas atau semi vakum.
Kitosan adalah senyawa polimer alam turuna dari kitin yang diisolasi dari
limbah perikanan, seperti kulit udang atau cangkang kepiting. Kitosan dapat
digunakan sebagai adsorben yang dapat menyerap logam berat seperti Zn, Cd,
Cu,Pb, Mg, dan Fe. Kitosan aktif dalam bentuk NH2 atau NH3+ mampu
menadsorpsi logam berat melalui mekanisme pembentukan khelat dan atau
penukar ion.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi logam berat, sebagai berikut:
Luas Permukaan: Semakin besar luas permukaan dari adsorben, maka semakin
besar kapasitas adsorpsi sehingga molekul yang diserap semakin banyak.
pH: Semakin asam pH logam yang diserap maka kelarutannya semakin besar,
sehingga larutan akan semakin asam pengionnya. Dimana adsorpsi akan jauh
lebih baik ketika tingkat keasaan tinggi karena pada pH ini terjadi pengionan
lebih besar dan adsorpsi dapa terjadi jika logam membentuk ion dan akan
diikat oleh gugus aktif pada adsorben.
Jenis adsorbat: Adsorbat yang memiliki rantai yang bercabang akan lebih
mudah diadsorp ketimbang adsorbat dengan rantai lurus.
Temperatur: Pada proses adsropsi, menggunakan suhu yang stabil atau cukup,
karena hal itu akan menyebabkan terbukanya pori sehingga kapasitas adosrpsi
meningkat. Namun, apabila suhu terlalu tinggi dari suhu stabil, hal itu akan
menyebabkan kerusakan pada adsorben.
Topik C: Nomor 6
Untuk dapat mengetahui regenerasi penggunaan
adsorben setelah digunakan, perlu dilakukan proses
proses desorpsi, jelaskan dan bagaimana caranya!
Jumlah zat yang di adsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses
berkesetimbangan, sebab laju adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada
awal reaksi, peristiwa adsorpsi lebih dominan dibandingkan dengan peristiwa
desorpsi, sehingga adsorpsi berlangsung cepat. Pada waktu tertentu peristiwa
adsorpsi cenderung berlangsung lambat, dan sebaliknya laju desorpsi cenderung
meningkat. Ketika laju adsorpsi adalah sama dengan laju desorpsi sering disebut
sebagai keadaan berkesetimbangan. Waktu tercapainya keadaan setimbang pada
proses adsorpsi adalah berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi
yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum waktu tercapainya
kesetimbangan adsorpsi melalui
mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan dengan melalui mekanisme
kimia atau kemisorpsi.
Daftar Pustaka
Atkins, P.W.. 1997. Kimia Fisika Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Genaro, R. A. 1990. Remington’s Pharmaceutical Science. 18th ed. Macle Printing Company,
Easton-Pennsilva, USA.
Rosen, M.J. dan Kunjappu, J.T., 2012., Surfactants and Interfacial Phenomena., Hoboken,
New Jersey: John Wiley & Sons.
Sawyer, Clair N., McCarty, Perry L., dan Parkin, Gene, (1994), Chemistry for Environmental
Engineering, 4th edition, Mc Graw- Hill Inc, New York.
Jatmika, A., 1998, Aplikasi Enzim Lipase dalam Pengolahan Minyak Sawit dan Minyak
Tangio, Julhim S.. 2013. “Adsorpsi Logam Timbal (Pb) Dengan Menggunakan Biomassa Enceng
Gondok (Eichhorniacrassipes)”.Jurnal. Gorontalo: Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Gorontalo.
Wibowo, Jaka. 2012. “Peningkatan Kinerja Zeolit Klinoptilolit Untuk Menghilangkan Merkuri
Dalam Hidrokarbon Cair Dengan Penambahan Tin (II) Klorida”.Skripsi. Jakarta: Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia.
Cruz, R.M.S., Martin, S.M.J. dan Camazano., 2006. Surfactant-enhanced desorption of
atrazine and linuron residues as affected by agung of herbicides in soil.,
Arc.Environ.Contam.Toxicol., 50, 128-137.
Kunaefi, Refi. 2008. Pengaruh penggunaan nanofluida sebagai pendingin.... [Online] Tersedia
di: http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-123344.pdf [Diakses 5 November 2015]