Anda di halaman 1dari 10

STUDI PERENCANAAN SALURAN

TRANSMISI 150 kV BAMBE INCOMER


Widen Lukmantono, Ir.Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng, Ir.Teguh Yuwono
Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih Sukolilo Surabaya 60111
Abstrak - Energi listrik sangat penting peranannya dalam isolator, perhitungan tegangan tarik andongan dari
kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang pesat kawat yang dibentang, pentanahan kaki tower transmisi
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energi listrik di dan penentuan kawat pelindung petir. Sehingga hasil
Indonesia. Oleh karena itu PLN sebagai penyedia energi yang diharapkan dari perencanaan peralatan tegangan
listrik semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan
tinggi adalah dapat menghasilkan proses penyaluran
merencanakan membangun Gardu Induk 150 kV Bambe. energi listrik yang efektif dan efisien.
Dengan adanya rencana pembangunan Gardu Induk tersebut,
perlu juga dilakukan perencanaan penyaluran energi listrik 1.2 Perumusan Masalah
yaitu melalui saluran transmisi (SUTT) 150 kV. Dari uraian tersebut, permasalahan yang timbul
Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas tentang sebagai berikut:
perencanaan pembangunan saluran transmisi 150 kV 1. Bagaimana menyalurkan daya untuk mengurangi
sepanjang ± 2.445,114 m mulai dari Gardu Induk 150 kV beban dari GI 150 kV Karangpilang dan GI 150 kV
Karangpilang sampai Gardu Induk 150 kV Bambe yang Waru.
melalui 2 Kota/Kabupaten dan 3 kecamatan. Pembangunan
SUTT 150 kV Bambe Incomer direncanakan akan
2. Bagaimana menentukan peralatan saluran udara
menyalurkan daya sebesar 400 MVA / sirkit. Dengan tegangan tinggi 150 kV.
pembahasan tersebut diharapkan dapat diperoleh dasar 3. Bagaimana menentukan sistem pentanahan dari
peralatan penyaluran energi listrik melalui jaringan transmisi Overhead Ground Wire dan pentanahan kaki-kaki
tegangan tinggi 150 kV yang tepat. Sehingga dapat dilakukan tower transmisi.
penyaluran energi listrik yang sesuai secara teknis dan 4. Bagaimana menentukan perhitungan sagging pada
ekonomis. Saluran transmisi 150 kV Bambe Incomer ini ketiga kawat phasa dan kawat tanah.
diharapkan dapat mensuplai energi listrik dan meningkatkan 5. Bagaimana meminimalkan dampak lingkungan dari
keandalan sistem kelistrikan di daerah Kabupaten Gresik dan pembangunan saluran transmisi SUTT 150 kV
Kota Surabaya yang merupakan daerah perkembangan
Bambe Incomer.
industri di wilayah masing - masing.

Kata kunci : transmisi 150 kV, energi listrik. 1.3 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini permasalahan akan
I. PENDAHULUAN dibatasi pada perencanaan peralatan saluran udara
1.1 Latar Belakang tegangan tinggi yang digunakan untuk menyalurkan
Energi listrik sangat penting peranannya energi listrik dari Gardu Induk 150 kV Karangpilang
dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk sampai Gardu Induk 150 kV Bambe (baru).
yang pesat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan Menggunakan tegangan 150 kV dan perhitungan
energi listrik. Oleh karena itu PLN sebagai penyedia sistem pentanahan dari Ground Wire untuk melindungi
energi listrik semaksimal mungkin untuk memenuhi kawat penghantar dari sambaran petir dan pentanahan
kebutuhan tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan kaki- kaki tower transmisi.
yaitu dengan merencanakan membangun Gardu Induk
150 kV Bambe. Dengan adanya rencana pembangunan 1.4 Tujuan
Gardu Induk tersebut, perlu juga dilakukan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan
perencanaan penyaluran energi listrik yaitu melalui perhitungan dan pemilihan peralatan saluran transmisi
saluran transmisi (SUTT) 150 kV yang direncanakan 150 kV yang sesuai secara teknis sehingga dapat
akan menyalurkan daya sebesar 400 MVA / sirkit menunjang pemenuhan kebutuhan energi listrik di
sepanjang ± 2.445,114 m mulai dari Gardu Induk 150 daerah perkembangan industri di wilayah Kabupaten
kV Karangpilang sampai Gardu Induk 150 kV Bambe Gresik dan Kota Surabaya.
(baru) yang melalui 2 Kota/Kabupaten dan 3
kecamatan. 1.5 Relevansi
Sebelum pembangunan saluran transmisi Dengan dilakukan penelitian tentang hal - hal
diatas tentu saja harus memperhatikan hal -hal yang teknis, yang perlu dilakukan dalam perencanaan
mempengaruhi perancangan peralatan tegangan tinggi peralatan tegangan tinggi pada saluran transmisi 150
yang nantinya digunakan dalam proses penyaluran kV antara GI 150 Karangpilang ke GI 150 kV Bambe
energi listrik misalnya kondisi tanah tempat tower- (baru), maka diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
tower, jarak antar kawat – kawat (konduktor), bahan pertimbangan atau referensi sehingga dalam
pemilihan kawat (konduktor) yang ekonomis, jumlah

1
proses pengerjaan perencanaan peralatan tegangan diisolasikannya (fungsi mekanis). Oleh karena itu
tinggi yang baru dapat lebih mudah. tingkat isolasi dan kekuatan mekanisnya harus benar -
benar diperhatikan sehingga tidak memungkinkan
II. JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK terjadinya arus bocor listrik pada suatu sistem. Tingkat
2.1 Konsep Perencanaan Jaringan Transmisi isolasi ini adalah tingkat kemampuan memisahkan
Pusat - pusat listrik tenaga itu umumnya sistem tegangan sehingga tidak tembus ke
terletak jauh dari tempat - tempat dimana tenaga listrik sekelilingnya.
itu digunakan atau pusat - pusat beban (load centers), Jenis yang digunakan pada saluran transmisi
karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus adalah jenis porselin atau gelas.Menurut penggunaan
disalurkan melalui kawat - kawat atau saluran transmisi dan kontruksinya dikenal tiga jenis isolator yaitu,
kemudian dengan pertolongan transformator daya isolator jenis pasak, isolator jenis pos-saluran, isolator
tegangan yang tadinya rendah yaitu 6 kV sampai 24 kV gantung. Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-
ditingkatkan ke tegangan yang lebih tinggi hingga 30 saluran digunakan pada saluran transmisi dengan kerja
kV sampai 500 kV (bahkan di negara maju sampai relatif rendah (kurang dari 22 - 33 kV), sedang isolator
1000 kV).[1] gantung dapat digandeng menjadi rentengan isolator
Ada dua kategori saluran trasmisi (overhead yang jumlahnya disesuaikan kebutuhan.[1]
lines) dan saluran kabel tanah (underground cable).
Yang pertama menyalurkan tenaga listrik melalui 2.2.3 Kawat Penghantar
kawat - kawat yang digantung pada menara atau tiang Jenis - jenis kawat penghantar yang biasa
transmisi dengan perantaraan isolator - isolator, sedang digunakan pada saluran transmisi adalah :
kategori yang kedua menyalurkan tenaga listrik melalui Tembaga dengan konduktivitas 100% (CU 100%),
kabel - kabel yang ditanam dibawah permukaan tanah. tembaga konduktivitas 97,5% (CU 97,5%) atau
Keduanya mempunyai keuntungan dan kerugian aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%).
sendiri - sendiri, dibandingkan saluran udara, saluran Kawat penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis
bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk , dengan lambang sebagai berikut :[2]
taufan, hujan angin, bahaya petir dan sebagainya.[1] a. AAC = All - Aluminium Conductor, yaitu kawat
Lagipula, saluran bawah tanah lebih estetis penghantar yang seluruhnya terbuat dari
karena tidak mengganggu pemandangan. Karena alasan aluminium.
terakhir. saluran bawah tanah lebih disukai, terutama b. AAAC = All Aluminium - Alloy Conductor, yaitu
umtuk daerah yang padat penduduknya dan di kota - kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari
kota besar. Namun biaya pembangunannya jauh lebih campuran aluminium.
mahal dibandingkan dengan saluran udara, dan c. ACSR = Aluminium Conductor Steel - Reinforced,
perbaikannya jauh lebih sukar bila terjadi gangguan yaitu kawat penghantar aluminium ber-inti kawat
hubung singkat dan kesukaran - kesukaran lain. baja.
d. ACAR = Aluminium Conductor Alloy - Reinforced,
2.2 Komponen Utama Jaringan Transmisi yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat
Komponen - komponen utama dari saluran dengan logam campuran.
transmisi terdiri dari :
a. Menara transmisi atau tiang transmisi beserta Kawat penghantar tembaga mempunyai
pondasinya, beberapa kelebihan disbanding dengan kawat
b. Isolator - isolator, penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat
c. Kawat penghantar (conductor), dan tariknya lebih tinggi. tapi kelemahan nya ialah untuk
d. Kawat tanah (ground wire) besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dari
aluminium dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat
2.2.1 Menara Transmisi atau Tiang Transmisi penghantar aluminium telah menggantikan kedudukan
Menara atau tiang transmisi adalah suatu tembaga.
bangunan penopang saluran transmisi yang dapat Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat
berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang aluminium digunakan campuran aluminium
dan tiang kayu. Tiang baja, beton atau kayu umumnya (aluminium alloy). Untuk saluran - saluran tegangan
digunakan pada saluran - saluran dengan tegangan tinggi, dimana jarak antara dua tiang/menara jauh
kerja relatif tinggi dan extra tinggi digunakan menara (ratusan meter), dibutuhkan kuat tarik yang lebih
baja. tinggi. Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
Menara baja dibagi sesuai dengan fungsinya,
yaitu : menara dukung, menara sudut, menara ujung, 2.2.4 Kawat Tanah
menara percabangan dan menara transposisi. Kawat tanah atau “ground wires” juga disebut
sebagai kawat pelindung (shield wires) gunanya untuk
2.2.2 Isolator melindungi kawat - kawat fasa terhadap sambaran
Isolator berfungsi untuk mengisolasi sistem petir. Jadi kawat tanah itu dipasang diatas kawat fasa.
tegangan baik antar fasa dengan tanah (fungsi elektris) Sebagai kawat tanah umumnya dipakai kawat baja
serta memikul beban mekanispenghantar yang

2

√ 
(steel wires) yang lebih murah, tetapi tidak jarang I= (2.2)
digunakan ACSR.
Dimana :
2.3 Konfigurasi Saluran Transmisi
I = Arus per fasa (A)
Dalam saluran transmisi udara, dikenal
S = Daya yang dikirim (MVA)
beberapa macam bentuk konfigurasi saluran yaitu :
Vr = Tegangan sistem (kV)
1. Saluran Transmisi dengan Konfigurasi
Setelah didapatkan hasil dari perhitungan perfasa
Horisontal
selanjutnya akan dihitung besar dari arus perkonduktor
2. Saluran Transmisi dengan konfigurasi
dengan menggunakan rumus,
Vertikal
3. Saluran Transmisi dengan Konfigurasi Delta
Ik = I / np (2.3)
2.4 Dasar Pemilihan Tegangan
Dimana :
Pemilihan tegangan saluran transmisi
Ik = Arus perkonduktor (A)
berkaitan erat dengan kapasitas daya yang disalurkan.
I = Arus perfasa (A)
Pada penyaluran tenaga listrik dengan daya besar dan
np = Jumlah konduktor perfasa
jarak yang relatif panjang, banyak hal - hal yang perlu
dipertimbangkan terutama ditinjau dari segi ekonisnya
Dari hasil perhitungan arus perkonduktor
seperti efisiensi, losses, factor cuaca, jenis konduktor,
tersebut akan ditentukan jenis dan ukuran konduktor
temperature dan lain - lain. Untuk mengatasi hal itu,
dengan melihat pada table pemilihan ukuran
maka dalam transmisinya biasanya cenderung untuk
konduktor. Kapasitas saluran transmisi Prs dapat
menaikkan tegangannya ketingkat tegangan yang lebih
dinyatakan sebagai fungsi dari tegangan pada titik
tinggi. Dengan cara ini maka daya guna penyaluran
penerimaan dan panjang saluran.
akan lebih efektif karena rugi - rugi transmisi dapat
Standar pemilihan tipe serta ukuran konduktor
diturunkan.
selalu mempertimbangkan faktor - faktor keamanan,
Langakah - langkah yang dilakukan pada proses
sehingga pada pemilihannya akan dipilih ukuran
estimasi dan penentuan tegangan kerja adalah sebagai
diameter konduktor yang lebih besar.
berikut :
a. Input data daya yang dikirim Pr (MW) dan
2.6 Bundle Conductor (Kawat Berkas)
panjang saluran (km)
Kawat jenis ini terdiri dari dua kawat atau
b. Input data pemilihan tegangan standar V (kV)
lebih dalam satu fasanya masing-masing terpisah dengan
c. Penetuan nilai koefisien kapasitas k.
jarak tertentu. Kawat ini mempunyai kelebihan-kelebihan
d. Perhitungan daya saluran Prs (MW) dengan
dibandingkan kawat padat, karena dengan menggunakan
menggunakan rumus :[9]
kawat berkas dapat mengurangi gejala korona, juga


kapasitasnya lebih besar serta reaktansinya lebih kecil.
.
Prs = (2.1) Kawat berkas (bundle conductor) lebih tepat bila
digunakan pada tegangan transmisi dengan tegangan
Dengan : diatas 230 kV, tetapi dapat juga digunakan untuk
Prs = Kapasitas daya saluran (MW) tegangan transmisi yang lebih rendah apabila dibutuhkan
V = Tegangan standar (kV) kapasitas saluran transmisi yang lebih baik dan tinggi.
k = Koefisien kapasitas Pada penerapannya diperlukan pula perentang
L = Panjang saluran (km) (spacer) yang berfungsi untuk menghindarkan
Nilai tegangan yang dipakai dalam terjadinya tumbukan antar sub konduktor karena gejala
perhitungan ini adalah nilai - nilai tegangan standar. elektro mekanis atau angin. Keuntungan menggunakan
Tiap nilai tegangan standar mempunyai koefisien bundle conductor bila dibandingkan dengan
kapasitas yang tertentu. menggunakan single conductor adalah :
1. Mampu menyalurkan daya yang lebih besar
2.5 Pemilihan Ukuran Konduktor dengan kerugian yang kecil karena bisa dicapai
Perencanaan suatu jaringan juga meliputi efisiensi yang tinggi.
penentuan ukuran tipe konduktor. Ukuran dan tipe 2. Mempunyai induktansi dan reaktansi perfasa
konduktor ditentukan oleh arus yang lewat melalui yang kecil untuk konduktor dengan material
konduktor, karena besar penampang konduktor yang sama.
berbanding lurus dengan kapasitas kuat arusnya. 3. Mempunyai kapasitas perfasa yang lebih besar
Semakin besar kuat arus yang mengalir melalui saluran reaktansi yang lebih rendah dan memperbesar
transmisi maka semakin besar pula daya yang mampu muatan arus yang dapat memperbaiki faktor
dikirim oleh saluran transmisi. daya.
Kuat arus perphasa pada perencanaan ini 4. Mengurangi impedansi surja saluran.
berdasarkan pada rumus sebagai berikut :[7] Untuk menentukan R ( jarak sub bundle conductor ke
pusat lingkaran) dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan : [7]

3

⁄
R = .   (2.4) 2.9 Penentuan Outline Tower
Yang dimaksud dengan outline tower adalah
informasi dan perancanangan dari sebuah menara

untuk n = 3 maka R = So / √3
Untuk jarak yang sama maka : (tower) informasi ini sangat dibutuhkan oleh seorang

untuk n = 4 maka R = So / √2
perencana dalam merencanakan suatu sistem jaringan
transmisi. Dari data outline tower ini seorang
untuk n = 6 maka R = So perencana dapat menentukan tipe tower beserta
untuk n = 8 maka R = So / (2.sin22,5°) ukuran-ukuran jarak bebas (clearence) yang
Dimana : bersangkutan dengan perancangan tower. Informasi
R = Jarak sub bundle conductor ke pusat keluaran outline tower yang dibutuhkan terdiri dari :[4]
lingkaran 1. Andongan,
So = Jarak spasi antar sub bundle conductor 2. Jarak bebas ke tanah (Ground Clearance),
n = Jumlah sub conductor 3. Jarak vertikal dan horisontal antar kawat,
4. Diagram clearance dari jarak terhadap kawat fasa,
2.7 Rugi Daya Saluran Transmisi 5. Panjang isolator set.
Rugi-rugi yang dialami oleh saluran transmisi
terutama pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 2.9.1 Andongan
(EHV) dipengaruhi oleh dua hal yaitu rugi tahanan dan Andongan adalah jarak proyeksi yang diukur
rugi korona, adapun dalam menghitung rugi-rugi dari tinggi tower saluran transmisi terhadap jarak
tahanan dengan menggunakan rumus : [1] lingkungan penghantar yang terendah. Hal ini terjadi
karena beratnya penghantar yang direntangkan antara
Rt = 3.n.lk2.R (2.5) dua tiang transmisi. Dengan diketahuinya jarak
andongan, maka akan ditentukan tinggi menara
Dimana: minimum yang harus dibangun.
Rt = Rugi-rugi tahanan saluran transmisi Dalam perhitungan andongan, faktor yang
n = Jumlah konduktor per phasa perlu diperhhungkan adalah parameter pemuaian
lk = Arus per konduktor penghantar yang disebabkan oleh kenaikan suhu
R = Nilai tahanan resistansi kawat transmisi penghantar Karena pemuaian ini akan menyebabkan
pertambahan panjang pada penghantar, sehingga juga
2.8 Perencanaan Isolasi Saluran Transmisi akan mengakibatkan bertambah panjangnya nilai
Dalam sistem tenaga sangat diniungkinkan andongan dan nilai sebenarnya.
limbulnya tegangan lebih. Tegangan lebih dapat Keadaan kondisi permukaan tanah yang tidak
disebabkan oleh kilat dan switching. Berkenaan dengan rata akan menyebabkan tiang Menara mempunyai
tegangan ini erat sekali hubungannya dengan isolasi. perbedaan tinggi antara satu dengan yang lainnya. Pada
Pada perencanaan jaringan transmisi perlu juga kondisi seperti ini diperlukan metode perhiturtgan yang
mempertimbangkan jenis serta jumlah isolasi yang berbeda dari perhitungan andongan yang biasanya,
akan digunakan. perhitungan andongan diklasifikasikan menjadi dua
Langkah-langkah dalam perencanaan isolasi jenis berdasarkan kondisi menara penyangga pada
sebagui berikut:[2] saluran penghantar, yaitu:
a. Data Input berupa tegangan sistem V (kV), • Menara yang tingginya sama
konfigurasi saluran yang dipilih-KS (horisontal • Menara yang tingginya berbeda
ataukah vertikal), Tipe Insulator yang dipilih (tipe
string I atau string V ). 2.10 Pentanahan Kaki Menara
b. Penentuan tegangan flashover lightning (Tegangan Untuk melindungi kawat fasa terhadap
Critical flashover) VCFO dan tegangan sambaran langsung dari petir digunakan satu atau dua
flashover swhching (Tegangan withstand kawat tanah yang terletak diatas kawat fasa dengan
Switching Surge Crest), sudut perlindungan lebih kecil 18°. Dengan demikian
c. Perhitungan koefisien keamanan k, (koefisien kemungkinan terjadiya loncatan api karena sambaran
keamanan phasa tengah) dan k2 (koefisien petir secara langsung dapat diabaikan. Kemungkinan
keamanan phasa pinggir) terjadinya loncatan balik (back flashover) karena
d. Perhitungan jumlah isolator optimal sambaran kilat secara langsung pada puncak menara
Perhitungan ini dimaksudkan untuk atau kawat tanah letap masih ada, dan untuk
menentukan jumlah isolator pada tiap-tiap yang mengurangi tahanan kaki menara harus dibuat tidak
mampu menahan tegangan lebih switching dan melebihi 10 ohm. Tahanan kaki menara 10 ohm dapat
lightning pada daerah tertentu. Sedangkan langkah- diperoleh dengan menggunakan satu atau lebih batang
langkah perhitungan adalah sebagai berikut : pengetanahan (ground road) dan atau sistem
 Menentukan jenis isolator dan data kalalog counterpoise. Pemilihan penggunaan batang
insulator pengetanahan dan atau sistem counterpoise tergantung
 Penentuan jumlah dan panjang Isolator tiap dari tahanan jenis tanah dimana menara transmisi
phase tersebut berada.

4
II. RENCANA JALUR TRANSMISI 150 kV Add Trafo - -
BAMBE INCOMER (GI KARANGPILANG - GI (MVA)
BAMBE BARU) 2014
3.1. Sekilas Tentang GI 150 kV Bambe dan SUTT Peak Load 130,60 77,10
150 kV Bambe Incomer. (MW) (61%) (76%)
Pengembangan GI - GI yang mensuplai Add Trafo - -
(MVA)
kawasan Bringkang - Bambe saat ini yaitu :
2015
GI Waru dengan kapasitas 250 MVA, beban Peak Load 134,69 85,42
159 MVA (70%) tegangan operasi 150/20 kV. Apabila (MW) (63%) (84%)
akan dikembangkan dengan menaikkan kapasitasnya Add Trafo - -
akan mengalami kendala karena jumlah trafo yang (MVA)
sudah ada 7 unit, total penyulang yang keluar sudah 29 2016
buah, GI Driyorejo dengan kapasitas 110 MVA Peak Load 162,43 93,49
dengan jumlah penyulang 14 (empat belas) buah total (MW) (68%) (92%)
beban 83 MVA (75,4%) Add Trafo - -
Dari beban kedua GI tersebut yang sudah (MVA)
besar dan sulit dikembangkan maka dibuat alternative 2017
baru yaitu membangun GI baru dilokasi Bringkang - Peak Load 163,68 102,27 Penambahan
(MW) (69%) (67%) Trafo 2 x
Bambe dengan tegangan operasi 150/20 kV kapasitas
Add Trafo - 60 120 MVA
2x60 MVA. Dengan GI baru ini diharapkan (MVA)
pertumbuhan beban di kawasan Bambe sekitarnya, 2018
termasuk kawasan Waru dan Driyorejo ke depan dapat Peak Load 161,19 111,96
terpenuhi. (MW) (68%) (73%)
Sasaran pembangunan GI Bringkang - Bambe Add Trafo - -
(2x60 MVA) 150 kV adalah untuk : (MVA)
a. Mengantisipasi perkembangan beban di kawasan Sumber : KKO, KKF & ERM PT. PLN (Persero) Distribusi
Bambe dan sekitarnya, termasuk kawasan Waru Jawa Timur 2009
dan Driyorejo.
3.3 Rencana Jalur Transmisi 150 kV.
b. Meningkatkan standar mutu pelayanan tenaga Saluran transmisi 150 kV yang digunakan
listrik kepada pelanggan. untuk menyalurkan energi listrik sepanjang ±
c. Meningkatkan keandalan pelayanan kepada 2.445,114 m mulai dari Gardu Induk 150 kV
pelanggan dengan memperbaiki SAIDI dan SAIFI Karangpilang sampai Gardu Induk 150 kV Bambe
karena panjang penyulang menjadi lebih pendek yang melalui 3 kecamatan antara lain Lakarsantri,
d. Menurunkan susut distribusi Karang Pilang, Driyorejo dan 3 desa / kelurahan antara
lain Bangkingan, Waru Gunung, Bambe. Lokasi jalur
Pembangunan SUTT 150 kV Bambe Incomer
transmisi seperti disajikan pada Gambar 3.2
ini dilakukan sejalan dengan rencana pemerintah dalam
penyediaan percepatan sistem kelistrikan program
10.000 MW. Kegiatan pembangunan SUTT 150 kV
Bambe Incomer yang meliputi kegiatan pembangunan
saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kV
sepanjang 2.455,114 m sebanyak 8 tower dan
pembangunan gardu induk seluas 2 Ha yang untuk
selanjutnya disebutkan sebagai pembangunan SUTT
150 kV Bambe incomer ini selain bertujuan untuk
peningkatan kehandalan sistem kelistrikan juga
dilakukan dengan memperhatikan lingkungan.

Tabel 3.1 Capacity Balance


Gardu Induk
Waru Bambe
Keterangan
(Teg. (Teg.
150/20 kV) 150/20 kV)
2012
Peak Load 135,52 41,10 Penambahan Gambar 3.1 Rencana Jalur SUTT 150 kV
(MW) (64%) (40%) Trafo 2 x Bambe Incomer
Add Trafo - 120 120 MVA
(MVA) 3.4 Alasan Mengunakan SUTT 150 kV.
2013 Dalam perencanaan penyaluran daya listrik
Peak Load 140,92 60,77 dari GI 150 kV Karangpilang menuju GI 150 kV
(MW) (66%) (60%) Bambe (baru) menggunakan Saluran Udara Tegangan

5
Tinggi (SUTT) dengan tegangan 150 kV. Pemilihan ini   ,  
! "
SAG1 = = = 1,4 m (sag normal
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :
1. Jarak penyaluran pendek, 2,4 km. ;t=200C)

 
2. Dengan tegangan 150 kV masih memungkinkan
! 
untuk menyalurkan daya sebesar 400 MVA / sirkit. Lo = S +

3.5 Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet. ,  
"
Jaringan transmisi 150 kV ini akan Lo = 300 + = 300,00005 m ≈ 300 m
mengeluarkan induksi berupa medan magnet dan
medan listrik ke lingkungan. Untuk mengetahui kondisi Lt = Lo [ 1 + α (tm - t)]
lingkungan medan magnet dan medan listrik di daerah
rencana jalur transmisi. Lt = 300 [ 1 + 0,0000189 (900 - 200)] = 300,397
m
Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Medan Magnet dan
SAG2 = #
Medan Listrik di Rencana Jalur Transmisi 150 kV $% 
dan GI 150 kV Bambe

SAG2 = #
   , "% 
= 6,683 m
0
(sag max ;t = 90 C)

 Untuk Dua Menara Yang Berbeda Tinggi


Dengan beda tinggi antar menara H = 1 meter
  ,  
! "
IV. STUDI PERENCANAAN SALURAN D= = = 1,4 m
TRANSMISI 150 kV BAMBE INCOMER (GI
)  
SAG1 = D &1 ( *+ = 1,36 &1 ( + = 0,9

KARANGPILANG - GI BAMBE BARU)
4.1. Pemilihan Konfigurasi Saluran Transmisi ,
Kapasitas daya yang dapat disalurkan oleh m
sirkuit bila menggunakan konduktor tunggal 5x60 (sag normal ;t=200C)
MVA. Digunakan bundle conductor untuk
meningkatkan kapasitas daya saluran transmisi. Untuk  
! 
menjaga kontinuitas daya perlu digunakan saluran Lo = S +

,  


vertikal ganda, sehingga jika salah satu saluran terputus
"
transmisi masih mampu menyalurkan daya dengan satu Lo = 300 + = 300,00005 m ≈ 300 m
saluran yang lain.
Lt = Lo [ 1 + α (tm - t)]
4.2. Ukuran dan Tipe Konduktor Transmisi
Lt = 300 [ 1 + 0,0000189 (900 - 200)] = 300,397
Rencana daya yang dialirkan sebesar 5x60
m
MVA menggunakan saluran vertikal ganda.

D2 = # =#
Perhitungan arus dilakukan berdasarkan daya yang
akan disalurkan, maka perhitungan arus adalah sebagai $%     , "% 
= 6,683
berikut :
Rating Arus : m
    

SAG2 = D2 &1 ( +
I=
√    
= 1154,7 A )
*

SAG2 = 6,683 &1 ( + = 6,2 m
Arus untuk bundle konduktor dengan n = 2: 
, ,
(sag
I =  = 577,35 A max ;t = 900C)

Dengan faktor keamanan 110% maka I = 1,1 x 461,9 = 4.4 Penentuan Jarak Bebas Konduktor Jaringan
635 A SUTT 150 kV (Clearance)
Dipilih konduktor ACSR 48/7 dengan luas aluminium • Penentuan Jarak Bebas Pada Bundle Conductor
340 mm2 dengan diameter = 2,5 cm atau jari - jari = ke Tanah (Phase to Ground Clearence) :
1,25 cm yang memiliki kapasitas hantar arus 790 A GC = 6,096 + (V – 50) 0,0127 + 0,73 (SAG2 –
Dari hasil perhitungan diatas maka ditentukan SAG1)
saluran menggunakan kawat ACSR 48/7, 340 mm2 GC = 6,096 + (150 – 50) 0,0127 + 0,73 (6,683 –
dengan bundle conductor dua (n=2). 1,4)
GC = 11,22 meter
4.3. Menghitung Andongan (Sag)
 Untuk Dua Menara Yang Sama Tinggi :

6
• Perhitungan Jarak Bebas Bundle Conductor Tabel 4.1 Jarak Bebas Minimum Antara
dengan Bundle Conductor lainnya antar phasa : Penghantar SUTT 150 kV dengan Benda Lain
Pada SUTT 150 kV Bambe Incomer VL-L nominal SUT
sebesar 150 kV. Perhitungan jarak bebas bundle T 150
conductor dengan bundle conductor lain antar No Lokasi
kV
phasa dapat ditentukan dengan rumusan Safety (m)
Code Formula: 1 Lapangan Terbuka 8
Perhitungan ini dilakukan dengan memperhatikan 2 Daerah dengan keadaan tertentu
faktor Andongan yaitu 6,683 m = 250,4 inchi, 2.1 Bangunan tidak tahan api 13,5
pada suhu 900. 2.2 Bangunan tahan api 5
a = 0,3 inch per kV + 8 2.3 Lalu lintas jalan/jalan raya 9
2.4 Pohon – pohon pada umumnya, hutan,
5
perkebunan
a = ( 0,3 x 150) + 8 = 45 + 36,5
2.5 Lapangan olahraga 13,5
a = 81,5 inchi = 2,07 meter 2.6 SUTT lainnya, penghantar udara
tegangan rendah, jaringan telkom
Sehingga jarak bebas bundle conductor 4
antena radio, antena televisi dan kereta
dengan bundle conductor lainnya dengan gantung
memperhitungkan faktor keamanan sebesar 115% 2.7 Rel kereta biasa 9
maka : 1,15 x 2,07 = 2,38 meter ≈ 2,5 meter. 2.8 Jembatan besi, rangka besi, penahan
4
penghantar, kereta listrik terdekat dsb
2.9 Titik tertinggi tiang kapal
padakedudukan air pasang / tertinggi 4
pada lalu lintas air

4.5 Perhitungan jumlah isolator dan jarak


sambaran.
Perhitungan jumlah isolator optimal
dimaksudkan untuk menentukan jumlah isolator pada
tiap – tiap menara yang mampu menahan tegangan
lebih switching dan litghning pada daerah tertentu.
Untuk konfigurasi vertikal maka :
Penentuan jumlah isolator dengan mengacu
pada standart didapatkan jumlah isolator (jjs) = 11
dengan melihat tabel 4.8. maka dipilih isolator tipe
normal (type A) dengan panjang / tinggi tiap isolator
Gambar 4.1 Konfigurasi Konduktor Hasil
sebesar 146 mm sehingga :
Perhitungan
panjang rangkaian isolator (D) maka :
D = 11 x 146 mm = 1606 mm
Isolator berkonfigurasi double suspension jumlah
isolator
(jjs) = 2 jjs = 2 x 11 = 22
Untuk mencari jarak sambaran ditentukan
dengan mengetahui harga kerapatan udara dengan
asumsi sepanjang jalur homogen dan kondisi cuaca
cerah dengan suhu 350C dan kelembaban udara 60%
yaitu :
SPF = D. HS. δ
SPF =1,46 x 60% x 0,96 = 0,84 meter
Sedangkan untuk gap arching horn phasa pinggir
direncanakan yaitu :
– –
GFP = = = 0,73 meter

Gambar 4.2 Ruang Bebas


4.6. Pemilihan Tower

Gambar 4.4. Tower Tension Transmisi Tipe DD

4.6 Pentanahan Kaki Menara


Tahanan kaki menara perlu dibuat sekecil
mungkin untuk menghindarkan efek sambaran petir.
Tahanan ini ditentukan oleh bentuk fisik tahanan dan
tahanan jenis dari tanah (untuk ini dipilih tahanan
berbentuk elektrode batang ditananm tegak lurus di
dalam tanah atau menggunakan elektroda batang
berselubung pipa galvanis 2”). Biasanya digunakan rod
elektroda sepanjang 5,5 m dengan kedalaman yang
sama yaitu 5,5 meter dengan jari – jari rod elektroda
sebesar 1,27 cm.
Berdasarkan standar PT. PLN (Persero) P3B
pentanahan kaki menara dipasang pada setiap menara,
dengan jumlah pentanahan 4 buah tiap tower. Bila
tahanan pentanahan masih lebih besar dari 5 ohm,
maka diusahakan dengan pentanahan counterpoise
yang dibuat dari kawat baja 38 mm2 sebagai
counterpoise yang ditanam secara radial.
Dengan standar diatas maka kita dapat
menghitung pentananhan kaki menara sesuai dengan
rumus persamaan yang telah tersedia :
Untuk pentanahan sistem Ground Rod :
Gambar 4.3. Tower Suspension Transmisi Tipe AA
R =  &./ +
- 
0

• Untuk Tanah Rawa / Sawah

1./ 4 5= 1./ 4 5
-     ,
 2   , 2
R=
#. .3 #. .  ,
 

R = 1,47 Ω

• Untuk Ladang

1./ 4 5= 1./ 4 5
-     ,
 2   , 2
R=
#. .3 #. .  ,
 

R = 4,92 Ω

8
m, kerikil kering 1374,2 dan tanah berbatu
2380,2 m.
b. Kawat pelindung petir menggunakan 2 buah
kawat tanah baja (GSW) dengan jari - jari kawat
0,48 cm dan luas penampang 55 mm2.
c. Sagging untuk dua menara yang sama tinggi
antara 1,4 m - 6,683 m dan untuk dua menara
yang berbeda tinggi (h = 1m) antara 0,9 m - 6,2 m
3. Di sekitar SUTT 150 kV Bambe Incomer medan
magnet sebesar 0,47x10-7 T dan medan listrik
sebesar 61,35 V/m

Gambar 4.5 Pemasangan Batang Pentanahan Kaki


Menara Berdasar SPLN 121_1996 (Tampak 5.2 SARAN
Samping) Berdasarkan kesimpulan diatas maka kita
dapat menyarankan :
1. Meskipun penempatan peralatan telah sesuai
dengan standar jarak bebas, diharapkan agar
manusia berhati - hati saat beraktifitas disekitar
saluran transmisi.

2. Pada perencanaan ini tidak dibahas pengaruh


keberatan masyarakat terhadap pembangunan
saluran transmisi dari survey jalur hingga
beroperasinya saluran transmisi. Sehingga
diharapkan suatu saat ada yang meneliti mengenai
pengaruh keberatan masyarakat terhadap
pembangunan saluran transmisi.

Gambar 4.6 Pemasangan Batang Pentanahan Kaki 3. Studi ini diharapkan bisa menjadi bahan
Menara pertimbangan untuk perencanaan pembangunan
jaringan transmisi yang terletak antara GI 150
V. PENUTUP
Karangpilang dengan GI 150 kV Bambe (baru).
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
pada bab sebelumnya dan berdasarkan data - data yang
telah tersedia maka dapat disimpulkan bahwa : DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Arismunandar Dr, S. Kuwara Dr, Buku
1. Saluran transmisi ini menggunakan menara tower
Pegangan Teknik Tegangan Listrik Jilid II,
tipe AA setinggi 33,8m dan tipe DD setinggi PT. Pradnya Paramita, Jakarta, Cetakan
32,2 m, sirkuit vertikal ganda dengan 2 bundle Ketujuh, 2004
conductor ACSR 48/7 340 mm2, isolator [2] Andrew S. Timscheff, Calculation of Gradien
menggunakan double string 2x11 buah dan for Phase on Three Phase Bundle
menggunakan menara transmisi dengan jarak Conductor Line, IEEE Trans. On Power
antar menara 300 m. System App, 1971
[3] Diktat Bahan Isolasi Tegangan Tinggi, Kuliah
2. a. Pentanahan kaki menara menggunakan metode
Gejala Medan Listrik, 2005
: [4] Turan Gonen, Electric of Power
 Ground rod, dengan 4 buah rod electrode Transmission System Engineering, Mc Graw
panjang 5,5 m dan jari - jari 1,27 cm, pada Hill, 1988
tanah rawa/sawah didapat tahanan kaki [5] T. S Hutauruk, Pengetanahan Netral Sistem
tower 1,47 ohm dan pada tanah ladang 4,29 Tenaga dan Pengetanahan Peralatan, PT.
ohm. Erlangga, Jakarta, 1991
[6] Zuhal, Dasar Teknik Tegangan Listrik dan
 Counterpoise, dengan kawat baja 38 mm2,
Elektronika Daya, Pustaka Utama, Jakarta,
untuk jenis tanah pasir basah dibutuhkan 2000
panjang kawat 614,5 m, kerikil basah 971,7 [7] Udo T, Minimum phase to Phase Electrical
Clearence Based On Switching Surge and

9
Lightning Surge, IEEE Trans. On Power
System App. 1974
[8] ----------, Buku Teknis Operasional P3B
Jawa - Bali PT. PLN (Persero), bagian
Engineering, 2006
[9] Syariffudin M Ir., M.Eng, Perencanaan
Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi, 1999
[10] Electric Power Research, Transmission Line
Reference Book, 345 kV and above, 1987
[11] ---------, KKO, KKF & ERM GI 150 kV
Bringkang Bambe 2 x 60 MVA, PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur, 2009
[12] ----------, UKL - UPL Pembangunan SUTT
150 kV Bambe Incomer, PT. PLN (Persero)
Pikitring Jawa, Bali Dan Nusa Tenggara, 2010
[13] ----------, SPLN 10 - 1A: 1996, Isolator
Renteng Jenis Kap dan Pin
[14] ----------, SPLN 13:1978, Kriteria Dasar Bagi
Perencanaan Saluran Udara Tegangan
Tinggi 66 kV dan 150 kV.
[15] ----------, SPLN 121:1996, Konstruksi
Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 kV dan
150 kV dengan Tiang Beton/Baja

RIWAYAT HIDUP
Widen Lukmantono, lahir di Surabaya pada tanggal 10
Maret 1985. Penulis adalah anak
kedua dari pasangan suami istri
Pole dan Nurasih. Pada Tahun 1991
memulai pendidikannya di SDN
Jambangan I lulus tahun 1997 dan
sekaligus pada tahun tersebut
melanjutkan ke SMPN 12 Surabaya
lulus pada tahun 2000. Penulis
menempuh pendidikan tingkat
menengah di SMUN 16 Surabaya,
mulai tahun 2000 dan lulus tahun
2003.
Pada tahun 2003 penulis kuliah di D3 Teknik
Elektronika-PENS-ITS Surabaya, lulus tahun 2006.
Pada bulan April tahun 2009 penulis menikah, hingga
saat ini telah dikaruniai 2 orang putra, kemudian pada
bulan September 2009 terdaftar sebagai mahasiswa
Jurusan Teknik Elektro, Bidang Studi Teknik Sistem
Tenaga, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.

10

Anda mungkin juga menyukai