KELOMPOK 1
PEMBIMBING :
DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes
ii
KATA PENGANTAR
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf
pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang terkait.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada:
1. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing dan staf pengajar
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku kepala bagian Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI.
iii
3. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku koordinator kepaniteraan Kedokteran
Keluarga bagian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI.
4. dr. Dini Widianti, M.KK, selaku koordinator kepaniteraan Kedokteran
Komunitas bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
5. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. Prof. Qomariyah, MS. PKK. AIFM, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. dr. Rr. Dewi Suci Rukmini, selaku penanggung jawab kepaniteraan di Puskesmas
Kecamatan Menteng.
8. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat
yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran
penulisan laporan.
9. Seluruh rekan sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah bekerja
sama dalam menyusun laporan ini.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi semua
pihak.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi Wabarakaatuh.
iv
Penulis
DAFTAR ISI
v
BAB IV RENCANA USULAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMECAHAN MASALAH ......................................................................... 59
4.1 Menyusun Rencanan Pemecahan Masalah ............................................... 59
4.2 Rencanan Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 66
5.1 Simpulan.................................................................................................... 66
5.2 Saran .......................................................................................................... 67
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Kelurahan, Rukun Warga dan Rukun Tetangga
Tahun 2017 ........................................................................................................... 2
vii
Tabel 2.2 Skala pada Score Emergency ............................................................................. 29
Tabel 2.3 Penentuan Score Emergency Program P2ML di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari – September Tahun 2018 .................... 29
Tabel 2.4 Skala pada Score Greatest Member ................................................................... 31
Tabel 2.5 Penentuan Score Greatest Member Program P2ML di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari – September Tahun 2018 .................... 32
Tabel 2.6 Penentuan Score Luas Wilayah .......................................................................... 34
Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah ................... 34
Tabel 2.8 Penentuan Skor Jumlah Penduduk ................................................................... 35
Tabel 2.9 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk .............. 35
Tabel 2.10 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas
Program ................................................................................................................. 36
Tabel 2.11 Penentuan Skor Expanding Scope .................................................................. 36
Tabel 2.12 Penentuan Score Expanding Score Program P2ML di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari – September Tahun 2018 .................... 37
Tabel 2.13 Skoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari – September Tahun 2018 .................... 39
Tabel 2.14 Penentuan Score Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di
Wilayah Kecamatan Menteng ........................................................................... 39
Tabel 2.15 Skoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari – September Tahun 2018......................................... 40
Tabel 2.16 Skoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari – September Tahun 2018......................................... 40
Tabel 2.17 Penentuan Score Feseability Score Program P2ML di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari – September Tahun 2018 .................... 41
Tabel 2.18 Skoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program P2ML pada Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari – September Tahun 2018 .................... 43
Tabel 2.19 Penentuan Nilai Policy Terhadap Promosi Kesehatan Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari – September Tahun 2018 .................... 43
Tabel 2.20 Penentuan Skor Policy Program P2ML pada Puskesmas di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari – September Tahun 2018 44
Tabel 2.21 Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS-1 sampai
dengan MS-5 di Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari –
September Tahun 2018 ........................................................................................ 45
Tabel 3.1 Alternatif Pemecahan Masalah Angka Putus Berobat Penderita TB di
Puskesmas Kecamatan Menteng Sebesar 19,14% Dengan Target < 10% ... 56
Tabel 3.2 Alternatif Pemecahan Masalah Angka Penemuan Penderita Pneumonia
Balita di Puskesmas se-Kecamatan Menteng Sebesar 35,9% Kurang Dari
Target 100% .......................................................................................................... 78
viii
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Putus Berobat Penderita TB di
Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari - September 2018 ............. 60
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Pneumonia Balita di
Puskesmas se-Kecamatan Menteng Periode Januari – September 2018 ...... 61
Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Putus Berobat Penderita TB di
Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari - September 2018 ............. 63
Tabel 4.4 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Pneumonia Balita di
Puskesmas se-Kecamatan Menteng Periode Januari - September 2018 ........ 64
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Fishbone Angka Putus Berobat Penderita Tuberculosis di Puskesmas Kecamtan
Menteng ............................................................................................................ 49
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Menteng
1.1.1. Geografis dan Topografis
Kecamatan Menteng adalah sebuah kecamatan yang terletak di
Jakarta Pusat dan merupakan Pusat Pemerintahan dari Kota Administrasi
Jakarta Pusat. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gambir di
sebelah utara, Kecamatan Tanah Abang di sebelah barat, Kecamatan
Matraman di sebelah timur, dan Kecamatan Setiabudi di sebelah selatan.
Kecamatan Menteng mempunyai luas wilayah 653,46 Ha. mempunyai 5
Kelurahan, yaitu Kelurahan Kebon Sirih, Kelurahan Gondangdia,
Kelurahan Cikini, Kelurahan Menteng dan Kelurahan Pegangsaan.
1
Luas wilayah, jumlah kecamatan, kelurahan, Rukun Warga dan Rukun
Tentangga di wilayah Kecamatan Menteng dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Kelurahan, Rukun Warga dan Rukun
Tetangga Tahun 2017
• Batas Wilayah
Utara : Jl. Kebon Sirih Raya (Kecamatan Gambir)
1.1.2 Kependudukan
Jumlah Penduduk Kecamatan Menteng pada Tahun 2017 sebanyak
62.525 orang
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Menteng Tahun 2017
∑ Penduduk
NO KELURAHAN Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. 1.
6. Menteng 10.713 11.539 22.252
2. 2.
7. Gondangdia 1.878 2.329 4.207
3. 3.
8. Cikini 3.279 3.385 6.664
4. 4.
9. Kebon Sirih 5.525 5.334 10.859
5. 5.
10. Pegangsaan 9.174 9.369 18.543
TOTAL 42,908 30.569 62.525
2
Dasar (SD) yang sederajat baik negeri maupun swasta sebanyak 29 Sekolah,
SLTP sebanyak 13 Sekolah, SMU Sebanyak 7 Sekolah, SMK sebanyak 6
Sekolah dengan perincian sebagai berikut:
1.1.3.1. Visi
1.1.3.3. Tujuan
- Tujuan Umum
3
4. Meningkatkan Promosi
5. Meningkatkan Sistem Informasi
6. Pengembangan Asuransi Kesehatan
4
Juli 2018. Dikarenakan adanya perpindahan puskesmas, maka laporan yang
ada tidak lengkap.
5
• Menyelenggarakan upaya pengembangan pelayanan kesehatan jiwa,
kesehatan gigi masyarakat, kesehatan tradisional komplementer,
kesehatan olah raga, kesehatan indera, kesehatan lansia, kesehatan kerja
dan kesehatan lainnya
• Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan
Pelaksana UKM
1.2 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
Lingkup program Pengendalian Penyakit Menular Langsung berdasarkan
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(Ditjen PP dan PL) tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis Paru, yang hanya
dijalankan oleh Puskesmas Kecamatan Menteng
2. Program Pengendalian Penyakit HIV/AIDS, yang hanya dijalankan
oleh Puskesmas Kecamatan Menteng
3. Program pengendalian penyakit Pneumonia
4. Program Pengendalian Penyakit Diare
5. Program Pengendalian Penyakit Kusta, yang hanya dijalankan oleh
Puskesmas Kecamatan Menteng
1.2.1. Program Pengendalian Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang menular,
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dengan sumber
penularan dahak yang mengandung kuman TB. Mulai tahun 1995 program
pemberantasan dan penanggulangan penyakit TB mengadopsi pada strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Dengan semakin
berkembangnya tantangan yang dihadapi program di banyak negara. Pada
tahun 2005 strategi DOTS di atas oleh Global stop TB partnership strategi
DOTS tersebut diperluas menjadi “Strategi Stop TB”. Pada sidang WHO ke-
67 tahun 2014 ditetapkan resolusi mengenai strategi pengendalian TB global
pasca 2015 yang bertujuan untuk menghentikan epidemi global TB pada
tahun 2035 yang ditandai dengan (KEMENKES RI, 2014):
6
1. Penurunan angka kematian akibat TB sebesar 95% dari angka tahun
2015.
2. Penurunan angka insidensi TB sebesar 90% (menjadi 10/100.000
penduduk).
7
Disamping itu ada beberapa indikator proses untuk mencapai indikator
Nasional tersebut di atas, yaitu (KEMENKES RI, 2014):
a. Indikator Penemuan TB
1. Proporsi pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis
diantara terduga TB, adalah persentase pasien baru TB paru
terkonfirmasi bakteriologis yang ditemukan diantara seluruh terduga
yang diperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari
proses penemuan sampai diagnosis pasien, serta kepekaan
menetapkan kriteria terduga. Angka ini sekitar 5-15 %
(KEMENKES RI, 2014).
Jumlah pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis
yang ditemukan
x 100%
Jumlah seluruh terduga TB paru yang diperiksa
8
dibanding jumlah pasien baru TB paru BTA positif yang diperkirakan ada
dalam wilayah tersebut. Target minimal 80 % (KEMENKES RI, 2014).
Keterangan :
b. Indikator Pengobatan TB
1. Angka konversi (Conversion Rate), adalah persentase pasien baru
TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang mengalami perubahan
menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan tahap awal.
Angka minimal yang harus dicapai adalah 80 % (KEMENKES RI,
2014).
9
Tabel 1.6. Angka Konversi (CVR/ Conversion Rate) Penderita TB di
Puskesmas Kecamatan Menteng Januari – September Tahun 2018
PENEMUAN ANGKA
PENEMUAN
PENDERITA KONVERSI (% )
No. PUSKESMAS BTA POS (+)
KONVERSI b/a x 100%
(a)
(b) (Target > 80%)
1. PKC Menteng 47 29 61,70 %
JUMLAH 47 29 61,70 %
Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Menteng Januari – September
Tahun 2018
Keterangan :
10
Tabel 1.7. Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB di Puskesmas
Kecamatan Menteng April – September Tahun 2018
PENEMUAN BTA
NEG (-)
PENEMUAN CURE RATE (% )
SETELAH
No. PUSKESMAS BTA POS (+) b/a x 100%
PENGOBATAN
(a) (Target > 85%)
SELESAI
(b)
1. PKC Menteng 2 2 100 %
JUMLAH 2 2 100 %
Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Menteng
Januari – September Tahun 2018
Keterangan :
Jumlah angka penemuan penderita BTA (+) di puskesmas kecamatan menteng
didapatkan dari bulan April – September tahun 2018. Jumlah angka penemuan
BTA (-) setelah pengobatan selesai didapatkan dari bulan April – September
tahun 2018. Sehingga CR/Cure Rate yang di dapatkan melebihi target yaitu
100%.
3. Angka putus berobat, adalah angka pasien putus berobat tidak boleh lebih
dari 10% (KEMENKES RI, 2014).
Jumlah pasien putus berobat
𝑥 100%
jumlah pasien TB yang berobat
Tabel 1.8. Angka Putus Berobat Penderita TB di Puskesmas Kecamatan
Menteng Januari – September Tahun 2018
Angka Putus
PENDERITA
PENEMUAN Berobat
PUSKESMAS PUTUS
No. BTA POS (+) (% )
BEROBAT
(a) b/a x 100%
(b)
(Target < 10%)
1. PKC Menteng 47 9 19,14 %
JUMLAH 47 9 19, 14 %
Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Menteng
Januari – September Tahun 2018
11
Keterangan :
Jumlah angka penemuan penderita BTA (+) di puskesmas kecamatan menteng
didapatkan dari bulan Januari – September tahun 2018. Jumlah penderita yang
putus berobat didapatkan dari bulan Januari – September tahun 2018. Sehingga
angka putus berobat yang di dapatkan melebihi target yaitu 19,14%.
12
Tabel 1.9. Jumlah Penemuan Kasus HIV/AIDS pada Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Menteng Januari – September Tahun 2018
13
Tabel 1.11. Jumlah Penemuan Kasus HIV/AIDS yang Mendapat
Pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Menteng dari
Januari – September Tahun 2018
Jumlah Memenuhi Pasien
Pasien HIV Syarat Terapi dalam Terapi
Drop Out Target
(+) ARV Terapi OAT
ARV
31 20 20 5 0 >55%
Sumber : Register Pasien HIV/AIDS Kecamatan Menteng Tahun 2018 dan
Register Pasien TB Kecamatan Menteng Tahun 2018
14
merupakan pembunuh nomor dua pada Balita (13,2%) setelah diare (17,2%).
Faktor risiko yang berkontribusi terhadap insidens pneumonia tersebut antara
lain gizi kurang, ASI ekslusif rendah, polusi udara dalam ruangan, kepadatan,
cakupan imunisasi campak rendah dan BBLR (KEMENKES RI, 2012).
15
a. Cakupan penemuan Pneumonia Balita
16
b. Jumlah Kasus (Angka Kesakitan/ Incidence Rate) Pneumonia
Balita
Jumlah
IR Kasus
Penderita
Jumlah Balita Pneumonia Balita
No. Puskesmas Pneumonia
(a) b/a x 100%
Balita
(Target <10%)
(b)
17
Tabel 1.14. Angka Kematian/ Case Fatality Rate Kasus Pneumonia Balita di
Puskemas se-Kecamatan Menteng Januari – September Tahun 2018
2. PKL Pegangsaan 0 0 0%
Jumlah 291 0 0%
18
diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di
tingkat rumah tangga (DEPKES RI, 2009).
Tabel 1.15. Angka Kesakitan (Incidence Rate/ IR) Diare di Puskesmas se-
Kecamatan Menteng
Incidense
Jumlah Jumlah
Rate
No. Puskesmas Pendudu Penderita
(Target
k Diare
<27%)
1. Kecamatan 43.982 2.344 5,32%
Menteng
2. Kelurahan 18.543 254 1,36%
Pegangsaan
Jumlah 62.525 2598 4,1%
Sumber : Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Menteng Periode
Januari –September 2018
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa incidence rate (IR) diare
di Puskesmas Kecamatan Menteng sesuai target yakni sebesar 4,1%.
19
Tabel 1.16. Case Fatality Rate/ CFR Diare di Puskesmas se-
Kecamatan Menteng Januari – September 2018
Berdasarkan tabel diatas, Case Fatality Rate (CFR) diare di Puskesmas Se-
Kecamatan Menteng dibawah target yaitu sebesar 0%.
20
Suatu kabupaten/kota dinyatakan sebagai daerah beban rendah kusta
apabila memenuhi semua indikator dibawah ini (KEMENKES RI, 2012):
= 4,7 %
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus baru di
puskesmas sekecamatan Menteng pada bulan Januari-September tahun
2018 sebesar 4,7 / 100.000 penduduk.
21
1.4 Rumusan Masalah
22
BAB II
23
1) Metode Delbeq
2) Metode Delphi
Masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama
melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan
pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak
dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
1) Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi.
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah
kesehatan tersebut.
24
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya.
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan
tersebut.
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah 1-5
yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing
masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat
dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan
yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit
untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang
ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
dipakai ialah:
1. Magnitude
2. Severity
3. Vulnerability
5. Affordability
Parameter diletakan pada kolom dan masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat
dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi,
dijadikan sebagai prioritas masalah.
25
3) Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakan pada kolom. Metode ini memakai 5 kriteria untuk
penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency
Menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan
kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah
Case Fatality Rate (CFR), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun
jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat
ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
2. Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Greatest member ditentukan dengan
cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program
kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3. Expanding scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor
lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah
seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Menunjukkan seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter
yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding
26
dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang
menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
5. Policy
Masalah yang didapatkan merupakan masalah ekstra dari berbagai elemen
termasuk pemerintah, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat
memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan
pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut
dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang
concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi
masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah
masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
- Emergency : bobot 5
- Greatest Member : bobot 4
- Expanding Scope : bobot 3
- Feasibility : bobot 2
- Policy : bobot 1
27
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah.
A. EMERGENCY
28
Tabel 2.2 Skala pada Score Emergency
Range (%) Score
11,89-19,435 1
19,436-26,981 2
26,982-34,527 3
34,528-42,073 4
42,074-49,616 5
49,620-57,165 6
57,166-64,711 7
64,712-72,257 8
72,258-79,803 9
79,804-87,349 10
29
Proxy
Program dan Cakupan Target Masalah Nilai
No. Skor
Kegiatan % % Program% Proxy%
(a) (b) (c) (b-a) + c
2 Angka Penemuan 68,11 80 0 11,89 1
Penderita (CDR) TB
Puskesmas
Kecamatan Menteng
sebesar 68,11% tidak
mencapai target >80
%.
3 Angka Konversi 61,70 80 0 18,3 1
Penderita TB di
Puskesmas
Kecamatan Menteng
sebesar 61,70% tidak
mencapai target >
80%.
4 Angka Putus Berobat 19,14 10 16,6 87,34 10
Penderita TB di
Puskesmas
Kecamatan Menteng
sebesar 19,14%
melebihi target < 10
%.
30
Proxy Nilai
Total score 22
B. GREATEST MEMBER
31
Range (%) Score
36,625-42,121 6
42,122-47,618 7
47,619-53,115 8
53,116-58,612 9
58,613-64,109 10
32
Cakupan
Program dan
No. % Target% Selisih % Skor
Kegiatan
(a) (b) (c)
3 Angka Konversi 61,70 80 18,3 2
Penderita TB di
Puskesmas
Kecamatan Menteng
sebesar 61,70%
kurang dari target >
80 %
Total Score 19
33
C. EXPANDING SCOPE
Expanding scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain di luar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di
wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang
berkepentingan dengan masalah tersebut.
34
Tabel 2.8 Penentuan Skor Jumlah Penduduk
Range Jumlah Penduduk Skor
1.000-10.000 1
10.001-20.000 2
20.001-30.000 3
30.001-70.000 4
No Jumlah
Wilayah Skor
Penduduk
35
Tabel 2.10 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan
Lintas Program
1 Tanpa Keterpaduan 1
Program
2 Dengan Keterpaduan 2
Program
Range Skor
1-3 1
4-6 2
7-9 3
10-12 4
13-15 5
16-18 6
19-21 7
22-24 8
25-27 9
28-30 10
36
Tabel 2.12 Penentuan Score Expanding Score Program P2ML di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari – September 2018
Program dan
No. Penduduk Wilayah Keterpaduan Total Skor
Kegiatan
Angka Konversi
Penderita TB di
Puskesmas
Kecamatan Menteng
3 4 9 2 15 5
sebesar 61,70% tidak
mencapai target > 80
%
37
Program dan
No. Penduduk Wilayah Keterpaduan Total Skor
Kegiatan
Angka Putus
Berobat Penderita
TB di Puskesmas
Kecamatan
Menteng sebesar
4 4 9 2 15 5
19,14% melebihi
target <10%.
Angka Penemuan
Penderita
Pneumonia Balita di
Puskesmas se-
Kecamatan
5. 4 9 2 15 5
Menteng sebesar
35,9 % tidak
mencapai target 100
%
D. FEASIBILITY
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini
adalah kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif
sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
38
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah
dapat diselesaikan meliputi:
39
masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang
dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu,
dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan
tersebut.
1 Tidak ada 0
40
Tabel 2.17 Penentuan Score Feseability Score Program P2ML di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari –
September 2018
Program dan
No. SDM Alat/Obat Dana Total
Kegiatan
Angka Penemuan
Penderita (CDR) TB
Puskesmas
2 Kecamatan Menteng 1 2 2 5
sebesar 68,11%
kurang dari target >
80%
Angka Konversi
Penderita TB di
Puskesmas
3 Kecamatan Menteng 1 2 2 5
sebesar 61,70%
kurang dari target >
80 %
41
Program dan
No. SDM Alat/Obat Dana Total
Kegiatan
Angka Penemuan
Penderita Pneumonia
Balita di Puskesmas
5 se-Kecamatan 1 2 2 5
Menteng sebesar 35,9
% kurang dari target
100 %,
E. POLICY
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu
masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah
tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah
adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
42
media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media
elektronik diberikan nilai 3.
2 Undang-undang kesehatan 2
43
Tabel 2.20 Penentuan Skor Policy Program P2ML pada Puskesmas di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari – September
2018
Publikasi
No. Program dan Kegiatan Kebijakan Total
Parameter
44
Setelah diklasifikasikan berdasarkan kriteria-kriteria di atas, keseluruhan hasil
penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukkan ke dalam tabel penentuan
masalah Program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot
masing-masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.
Program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-
masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.
Bobot 5 4 3 2 1 TOTAL
1 MS-1 N 3 5 5 5 4 64
BN 15 20 15 10 4
2 MS-2 N 1 1 5 5 4 38
BN 5 4 15 10 4
3 MS-3 N 1 2 5 5 3 41
BN 5 8 15 10 3
4 MS-4 N 10 1 5 5 3 82
BN 50 4 15 10 3
5 MS-5 N 7 10 5 5 4 104
BN 35 40 15 10 4
Keterangan:
1. MS-1 Proporsi pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis diantara
terduga TB di Puskesmas Kecamatan Menteng sebesar 47,95% dengan target
5-15%, dikatakan melebihi target.
45
3 MS-3 Angka Konversi Penderita TB di Puskesmas Kecamatan Menteng
sebesar 61,70% dengan target > 80 %, dikatakan tidak mencapai target.
4 MS-4 Angka Putus Berobat Penderita TB di Puskesmas Kecamatan Menteng
sebesar 19,14% dengan target < 10 %, dikatakan melebihi target.
5 MS-5 Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Puskesmas se-
Kecamatan Menteng sebesar 35,9 % dengan target 100 %, dikatakan tidak
mencapai target.
46
2.4 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang
ada terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi
akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini
digunakan diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan
(fishbone) atau diagram ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu
dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu
sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber
daya manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses
merupakan kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang
terdiri dari:
a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
(evaluating) jika terjadi penyimpangan.
47
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya
dengan menggunakan diagram fishbone:
48
Bagan 2.1. Fishbone Angka Putus Berobat Penderita Tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan Menteng
Method Man
Material Money
Angka Putus
Berobat
Alokasi dana yang Penderita TB di
tidak proporsional Puskesmas
Kecamatan
Menteng
sebesar 19,14%
dengan target <
Petugas 10 %,
puskesmas kurang dikatakan
aktif memantau melebihi target.
PMO
Kurangnya peran
PMO terhadap
pasien
49
Bagan 2.2. Fishbone Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Puskesmas se-Kecamatan Menteng
P
e
r Man
Money Method
e Material
n
c
a
n
a
a
n
p Angka
r Penemuan
o Penderita
Pneumonia
g Balita di
r Puskesmas se-
a Kecamatan
Menteng
m sebesar 35,9 %
T dengan target
B 100 %,
dikatakan tidak
y mencapai
a target
n
g
s
e
b
e
l
u
m
n Environment Controlling Actuating Organizing Planning
y
a
d
i
n
i
l
a
50
i
s
2.5 Mencari Penyebab Masalah Yang Paling Dominan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menentukan penyebab masalah yang paling
dominan, yaitu dari dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode
Ishikawa atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah
dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada
lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah
yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab
masalah yang apabila diselesaikan dapat menyelesaikan sebagian besar permasalahan
yang ada. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan adalah dengan cara
diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini
adalah penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Menteng:
51
5. Kurangnya edukasi tentang pentingnya peran PMO dalam pengobatan TB
paru pada pasien. (Environment)
52
Dari sembilan penyebab yang paling mungkin diperoleh tiga penyebab
berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut:
53
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
54
4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna
Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah dapat memecahkan masalah dengan
sempurna dan diberi nilai terkecil jika masalah tidak dapat memecahkan masalah
dengan sempurna.
55
Tabel 3.1 Alternatif Pemecahan Masalah Angka Putus Beobat Penderita TB di
Puskesamas Kecamatan Menteng sebesar 19,14% dengan target <10%
Keterangan:
AL-1 Kurangnya waktu petugas untuk melatih PMO (Man)
AL-2 Kurangnya evaluasi pelaporan hasil program (Organizing)
AL-3 Kurang terjalinnya komunikasi yang efektif antara petugas dan PMO (Planning)
56
3.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah Angka Penemuan Penderita Pneumonia
Balita di Puskesmas se-Kecamatan Menteng sebesar 35,9% kurang dari
target 100%
Dari 9 akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya petugas yang menguasai bidang tersebut (Man)
Alternatif pemecahan masalah:
Mengusulkan untuk menambah petugas yang menguasai bidang tersebut.
2. Satu petugas membawahi beberapa program (Controlling)
Alternatif pemecahan masalah:
Mengusulkan untuk menambah petugas untuk membawahi bebarapa program lain.
3. Petugas menganggap program sebelumnya sudah baik (Planning)
Alternatif pemecahan masalah:
Mengusulkan untuk petugas melakukan evaluasi pogram setiap bulan.
57
No. Parameter Bobot AL- 1 AL-2 AL- 3
N BN N BN N BN
3 Murah biayanya 2 3 6 2 4 1 2
4 Dapat memecahkan 1 3 3 2 2 1 1
masalah dengan
sempurna
Jumlah 30 20 10
Keterangan:
AL-1 Kurangnya petugas yang menguasai bidang tersebut (Man)
58
BAB IV
59
4.1.1 TB Paru di Wilayah Kecamatan Menteng
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan menaikan CDR TB Paru di Wilayah Kecamatan
Menteng, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut :
Tabel 4.1. Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Putus Beobat Penderita TB di Puskesamas Kecamatan Menteng
Periode Januari – September 2018
VOLUME
No. KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET BIAYA KETERANGAN
KEGIATAN
1. Mengusulkan Melakukan pelatihan kepada Angka putus obat 1x/ bulan Biaya operasional Dilaksanakan pada
kepada petugas PMO oleh petugas kesehatan pasien TB menurun Fotokopi Rp 30.000 bulan November 2018
untuk meluangkan Snack 10 x Rp 10.000 Minggu ke-II
waktu dalam Total = Rp 130.000/bulan
melatih PMO Rp 130.000 x 4 = Rp 520.000
2. Mengusulkan Melakukan pertemuan dan rapat 1. Petugas kesehatan 1x/ bulan Biaya operasional Dilaksanakan pada
petugas untuk dengan para petugas kesehatan puskesmas aktif Snack 10 x 10.000 bulan November 2018
mengevaluasi yang terkait untuk membahas dalam pendataan Fotokopi Rp 50.000 Minggu ke-II.
laporan hasil mengenai pelaporan program TB. Total = Rp 150.000/bulan
program setiap TB. 2. Penurunan angka Rp 150.000 x 4 = Rp 600.000
bulan. putus obat
3. Mengusulkan Mengadakan pertemuan rutin Kader dapat 1x/ bulan Biaya operasional Dilaksanakan pada
petugas untuk antara petugas dengan kader menjalankan Transport kader 15 x Rp bulan November 2018
menjalin PMO setiap bulannya. fungsinya dengan 10.000 Minggu ke-II
komunikasi yang baik. Snack 20 x Rp 10.000
efektif dengan Fotokopi Rp 30.000
PMO. Total = Rp 200.000/bulan
Rp. 200.000 x 4 = Rp 600.000
TOTAL Rp. 1.920.000,00
60
4.1.2 TB Paru di Wilayah Kecamatan Menteng
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan Alternatif Pemecahan Masalah Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di
Puskesmas se-Kecamatan Menteng, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Puskesmas se-Kecamatan
Menteng Periode Januari – September 2018
VOLUME
No. KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET BIAYA KETERANGAN
KEGIATAN
Mengadakan pertemuan
Mengusulkan
dengan kepala bagian dan Dilaksanakan pada
untuk menambah Penemuan Biaya operasional
petugas untuk mencari bulan November 2018
petugas yang penderita Snack 10 x 10.000
1. petugas baru yang menguasai 1x/tahun Minggu ke-II.
menguasai bidang pneumonia Fotokopi Rp 50.000
bidang tersebut.
tersebut. meningkat Total = Rp 150.000
Mengusulkan
untuk menambah Mengadakan pertemuan
petugas untuk 1x/ tahun Biaya operasional
dengan kepala bagian dan Evaluasi Dilaksanakan pada
membawahi Snack 10 x 10.000
petugas untuk mencari program dapat bulan November 2018
2. bebarapa program Fotokopi Rp 50.000
petugas baru untuk berjalan dengan Minggu ke-II.
lain. Total = Rp 150.000
mengelola program lain. baik
61
VOLUME
No. KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET BIAYA KETERANGAN
KEGIATAN
Biaya operasional
Mengadakan pertemuan Setiap kader Dilakukan 1 kali
Mengusulkan untuk Snack 20 x 10.000
dengan petugas puskesmas dapat tiap bulan untuk
petugas melakukan Fotokopi Rp 150.000
dan kader di setiap wilayah mengevaluasi memastikan semua
3. evaluasi pogram 1x/ bulan Total = Rp
untuk mengevaluasi program program program berjalan
setiap bulan. 350.000/bulan
setiap bulan pneumonia bersamaan dengan
Rp 350.000 x 4 = Rp
setiap bulannya baik.
1.400.000
62
4.2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun
berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart berikut
ini.
Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Putus Beobat Penderita TB di Puskesamas Kecamatan Menteng
Periode Januari – September 2018
Oktober November Desember Januari Febuari
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Mengusulkan kepada petugas untuk meluangkan waktu X X X X
dalam melatih PMO.
Melakukan pelatihan kepada PMO oleh petugas kesehatan.
2. Mengusulkan petugas untuk mengevaluasi laporan hasil X X X X
program setiap bulan.
Melakukan pertemuan dan rapat dengan para petugas kesehatan
yang terkait untuk membahas mengenai pelaporan program TB.
3. Mengusulkan petugas untuk menjalin komunikasi yang X X X X
efektif dengan PMO.
Mengadakan pertemuan rutin antara petugas dengan kader
PMO setiap bulannya.
63
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah
Setelah menyusun pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan
rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gant chart berikut ini:
Tabel 4.4 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Puskesmas se-Kecamatan
Menteng Periode Januari – September 2018
64
No. Kegiatan Oktober Novermber Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3. Mengusulkan petugas untuk menjalin komunikasi yang X X X X
efektif dengan PMO.
Mengadakan pertemuan rutin antara petugas dengan kader
PMO setiap bulannya.
65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Dari rincian di atas, didapatkan satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan
Menteng yang dievaluasi, yaitu P2ML (Pemberantasan Penyakit Menular Langsung).
Dan didapatkan 5 masalah yang teridentifikasi sehingga didapatkan 2 prioritas masalah
selama periode Januari sampai September 2018, antara lain:
1. Angka Putus Beobat Penderita TB di Puskesamas Kecamatan Menteng sebesar
19,14% dengan target <10%
2. Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Puskesmas se-Kecamatan
Menteng sebesar 35,9% kurang dari target 100%
Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari
Ishikawa atau fishbone didapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas,
seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar
masalah setiap program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta
alternatif cara pemecahan masalah, yaitu:
66
5.1.2 Hasil Penyebab Masalah Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di
Puskesmas se-Kecamatan Menteng sebesar 35,9% kurang dari target 100%
Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu:
1. Kurangnya petugas yang menguasai bidang tersebut (Man)
2. Satu petugas membawahi beberapa program (Controlling)
3. Petugas menganggap program sebelumnya sudah baik (Planning)
5.2 SARAN
67
a. Mengadakan pertemuan dengan kepala bagian dan petugas untuk mencari
petugas baru yang menguasai bidang tersebut
68