Gambaran Klinis:
Lesi skuama kuning berminyak, papul, eri
tema, disertai gatal dan menyengat.
Ketombe merupakan tanda awal
dermatitis seboroik
Predileksi:
Kulit dengan glandula sebasea yang
banyak (kulit kepala, wajah, telinga,
flexura inguinal, inframammary,
aksilla)
DERMATITIS SEBOROIK (3)
• Golongan: glukokortikoid
• Mekanisme Kerja: antiinflamasi
• Indikasi: Terapi inflamasi dan gejala pruritus pada kulit yang
responsif terhadap kortikosteroid topikal
• Kontraindikasi: riwayat alergi hidrokortison
• Dosis: dioles tipis-tipis 2-4 kali sehari
• Efek samping: iritasi lokal, gatal, nyeri, reaksi alergi, kering, infeksi
sekunder, hipopigmentasi, atrofi kulit, striae, miliaria.
SERTAKONAZOL
METODE
64 pasien diikutsertakan penelitian. Kemudian 4 pasien
menolak penelitian. Sehingga, 60 pasien dirandomisasi
dan mendapatkan hasil sebanyak 30 pasien mendapat
hidrokortison 1% dan 30 pasien lainnya mendapat terapi
sertakonazol 2%.
METODE PENELITIAN (2)
• Hidrokortison 1% dan sertakonazol 2% ditempatkan di wadah
identik dan ditandai dengan krim A dan B.
• Pasien diinstruksikan menggunakan krim tipis-tipis 2 kali sehari di
bagian wajah yang terkena.
• Regio wajah yang diteliti terbagi menjadi 4: alis, hidung, lipat naso
-labial, telinga.
KRITERIA PENGECUALIAN
• Memiliki kondisi medis tidak terkontrol
• Hipersensitif dengan sertakonazol dan hidrokortison
• Sedang dalam pengobatan acne
• infeksi di wajah yang belum diobati atau tidak terkontrol
• Sedang dalam pengobatan dermatitis seboroik
• Mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik
• Sedang hamil
• Menyusui
• Pasien yang menunjukkan efek samping yang tidak dapat
ditoleransi
HASIL
HASIL (2)
KESIMPULAN