Dari analisa yang telah kami lakukan pada bab sebelumnya, didapat
perkiraan volume lalu lintas yang tidak terlalu besar. Dengan demikian
maka layout dermaga penyeberangan ini direncanakan dengan luas
areal yang kecil dan fasilitas yang sederhana untuk menekan biaya
konstruksi.
h. Estetika bangunan.
Dermaga ini terdiri dari suatu struktur yang kurang lebih terletak sejajar
dengan pantai dan berupa tembok yang berdiri diatas pantai pada
kedalaman tertentu. Apabila kedalaman laut cukup memadai dan
memungkinkan bagi kapal merapat dekat sisi darat, maka dapat
dibangun suatu konstruksi dermaga yang lazim disebut dermaga quay
wall. Dermaga ini terdiri dari suatu struktur yang sejajar pantai berupa
tembok beton yang berdiri di atas pantai pada kedalaman tertentu,
biasanya digunakan di lokasi dengan kontur pantai yang curam
sehingga urugan tanah relatif tidak besar.
Digunakan bila jarak kedalaman laut yang disyaratkan dari pantai relatif
cukup panjang. Sebagai penghubung antara dermaga dengan daratan
dibuat konstruksi tambahan berupa jembatan dermaga (trestle) atau
timbunan tanah (causeway) atau dapat juga kombinasi antara
keduanya.
Pada sistem ini sarana sandar dan tambat kapal terdiri dari struktur
breasting dan mooring dolphin, sedangkan kedua konstruksi tersebut
dihubungkan dengan catwalk. Struktur breasting dolphin berfungsi
utama sebagai sarana sandar kapal, namun apabila dipasang bollard
dapat pula berfungsi
sebagai sarana
tambat. Posisi
Ukuran dan layout sarana sandar tambat kapal diperoleh melalui hasil
pertimbangan-pertimbangan teknis dan ekonomis.
A=axnxNxUxC
dimana:
A = luas ruang tunggu gedung terminal
a = luas yang dibutuhkan untuk satu orang (0,85 m2/orang)
n = jumlah penumpang dalam satu kapal
N = jumlah kapal datang/berangkat pada saat bersamaan = 1.0
U = nilai kegunaan = 1.0
C = nilai beban = 1
A=axnxNxUxC
dimana:
A = luas total areal parkir yang dibutuhkan
a = luas yang dibutuhkan untuk satu kendaraan
= 45 m2/Truk 4T atau 60 m2/Truk 8T
n = jumlah kendaraan dalam satu kapal