Abstrak: Tata letak galangan yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dalam proses
produksi sehingga akan menjamin kesuksesan kerja suatu industri galangan kapal.Perencanaan fasilitas dan
layout galangan kapal ini berada di Desa Air Putih. Luas seluruh lokasi yang akan direncanakan untuk
galangan kapal ini adalah 5 Ha. Perencanaan awal galangan ini hanya diambil 2 Ha dari luas keseluruhan
lokasinya. Tipe layout yang dipilih adalah tipe U, karena ditinjau dari perjalanan arus material, tipe U
merupakan yang paling ideal. Fasilitas dok yang digunakan adalah dok tarik (slipway), karena biaya
pembuatannya lebih murah dibandingkan dok lainnya dan lokasi di daerah Air Putih ini memadai untuk
dibangun dok tarik dengan perencanaan ukuran 150 m x 25 m. Galangan yang direncanakan sesuai dengan
kebutuhan produksi, juga akan melayani perawatan, maka galangan kapal baja ini harus dapat melayani
perawatan kapal rutin tahunan. Berdasarkan potensi pasar di Kabupaten Bengkalis,kapasitas untuk kapal
bangunan baru adalah 1000 5000 DWT pertahun dan kapasitas untuk kapal yang direparasi adalah 764,761
DWT pertahun. Hasil penelitian ini diperoleh bentuk tata letak galangan yang sesuai dengan lokasi di desa Air
Putih dan perencanaan fasilitas produksi.
Kata kunci : galangan kapal, tata letak, fasilitas produksi, dok tarik
PENDAHULUAN
Kabupaten Bengkalis sebagai kawasan
pesisir dan terdapat pelabuhan internasional, sudah berkembang beberapa galangan
kapal. Akan tetapi galangan hanya kapal
kayu dan galangan kapal fiber. Galangan
kapal adalah suatu tempat atau bangunan
yang terletak di tepi laut atau sungai yang
berfungsi sebagai tempat untuk membangun, mereparasi atau merawat kapal
(Soejono Djatmiko). Jadi galangan kapal
(dock) adalah tempat dimana segala kegiatan
yang menyangkut reparasi kapal yang rusak,
perawatan kapal dan proses pembangunan
kapal dilaksanakan.
Letak geografis Kabupaten Bengkalis
sangat strategis baik ditinjau dari segi teknis
maupun ekonomis untuk
industri
perkapalan, karena berada di pertemuan
Selat Malaka, di samping itu juga sebagai
pintu gerbang lalu lintas pelayaran internasional yang menghubungkan bagian barat
dan timur. Melihat kondisi geografis, demografis dan geologis yang ada tersebut
maka salah satu sektor unggulan yang dapat
99, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 99 - 109
TINJAUAN PUSTAKA
Industri Galangan kapal
Galangan merupakan suatu industri
yang didalamnya terjadi proses pruduksi,
yaitu proses transformasi masukan berupa
ma-terial (besi baja, kayu atau fiber glass)
manjadi suatu keluaran (Output) yang da-pat
berupa kapal atau bangunan lepas pan-tai
dan bangunan apung lainnya.
Industri galangan produk akhirnya
termasuk
dalam
klasifikasi
Product
Orientied atau Job Shops Production
(Stroch, 1995).Suatu Product Orientied atau
Job Shops Production sering kali dapat juga
disebut sebagai industri yang bekerja
berdasarkan pesanan (Job order). Jumlah
atau volume produksi yang dihasilkan sering
kali rendah dan umumnya digunakan untuk
meme-nuhi pesanan yang spesifik dan oleh
ka-renanya banyak variasi pekerjaan yang
harus dilaksanakan.
Galangan adalah suatu tempat untuk
membangun atau mereparasi kapal-kapal,
jadi galangan harus memiliki ; tanah atau
lahan dan water from atau garis pantai.
Berdasarkan aktifitasnya galangan, maka
dapat dibagi menjadi sebagai berikut
(Andreasson, ER ,1980).
Tipe Galangan kapal
1. Galangan khusus bangunan baru
Galangan kapal yang dikhususkan hanya
untuk membangun kapal-kapal baru, yang
lebih tepat dikatakan pabrik kapal.
2. Galangan khusus reparasi
Galangan kapal yang dikhususkan hanya
mereparasi kapal atau hanya me-lakukan
pekerjaan perbaikan kapal saja. Galangan
khusus reparasi dapat menerima pekerjaan
beberapa kapal dalam kurun waktu yang
relatif singkat.
3. Galangan bangunan baru dan reparasi
Galangan kapal yang mempunyai aktifitas pekerjaan ganda, yaitu pekerjaan
pembangunan kapal baru dan mereparasi.Galangan kapal baja jenis ini
banyak terdapat di Indonesia.
100, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 100 - 109
1. Gudang
Beberapa jenis gudang yang umumya
terdapat digalangan kapal baja antara lain:
a. Gudang penerimaan dan gudang
transit,
b. Gudang pusat,
c. Gudang plat dan profil,
d. Gudang antara,
e. Gudang bahan bakar dan lain sebagainya.
2. Bengkel persiapan (shot blasting shop)
Akibat dari transformasi material mulai
dari pabrik sampai dengan galangan serta
pada
saat
penumpukannya
dan
pengambilan kembali untuk diproses
kemungkinan plat dan profil mengalami
deformasi. Untuk itu material-material
tersebut perlu diluruskan dan dibersih-kan
dari kotoran dan karat-karat yang
menempel pada material.
3. Bengkel fabrikasi
Bengkel fabrikasi pada umumnya merupakan bengkel plat yang pekerjaannya
meliputi, penandaan material, pemotongan dan pembengkokon material, kemudian dibengkel fabrikasi juga ter-dapat
pekerjaan sub assembly yaitu pe-ngelasan
girder dengan fase platnya dan lainnya,
yang diteruskan dengan assem-bly yaitu
proses pekerjaan penggabung-an blockblock badan kapal menjadi sa-tu kesatuan
yang utuh.
Penentuan Kriteria Teknis dan Geog-rafis
Galangan Yang Akan Dipilih
Ada beberapa aspek yang harus dilihat untuk
kriteria lokasi yang akan dipilih diantaranya,
meliputi:
1. Kondisi tanah
Didalam perencanaan galangan kapal,
baik untuk galangan terbuka maupun
daerah tertutup faktor utama yang harus
diperhatikan adalah keadaan dari lokasi
yang memungkinkan untuk dibangun,
keadaan ini meliputi :
101, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 101 - 109
102, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 102 - 109
103, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 103 - 109
laku, serta persaingan antarperusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan perusahaan. Untuk tenaga kerja ini terbagi dua
yaitu :
1. Tenaga kerja langsung,
2. Tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja langsung yaitu tenaga
kerja yang bertugas langsung di lapangan,
dan tenaga kerja langsung lebih banyak
dibandingkan tenaga kerja tidak langsung
biasanya 60 % dari 100 % jumlah tenaga
kerja keseluruhan. Tenaga kerja langsung
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Crane operator (operator crane),
2. Tukang las,
3. Tukang bubut,
4. Mekanik mesin,
5. Mekanik listrik,
6. Laborer (Buruh) dll.
Tenaga kerja tidak langsung adalah
tenaga kerja atau orang-orang yang ber-kerja
di kantor, untuk jumlah tenaga kerja tidak
langsung ini lebih sedikit dibanging tenaga
kerja langsung biasanya tenaga kerja tidak
langsung ini hanya 40 % dari 100 % dari
jumlah tenaga kerja kese-luruhan. Untuk
tenaga kerja tidak langsung antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Menejer Perusahaan
2. Kepala dok
3. Kepala Bidang produksi
4. Kepala Bidang Reparasi
5. Kepala personalia
6. Kepala Administrasi Dan Keuangan
7. Kepala pemasaran
8. Kepala K3
9. Kepala Sdm Dan Humas
10. Kepala QC
11. Staf produksi
12. Staf reparasi
13. Staf personalia
14. Staf administrasi dan keuangan
15. Staf pemasaran
16. Engineering
17. Satpam
18.
19.
20.
21.
22.
Pengawas lapangan
Kepala mekanik elektronik
Kepala mekanik mesin
Staf Mekanik Elektronik
Staf Mekanik Mesin
104, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 104 - 109
= 50 orang
1
1
1
1
1
1
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
1
1
2
2
2
3
2
2
2
19
Pengawas Lapangan
20
21
22
23
24
Staf QC
25
26
Staf K3
2
Jumlah
40
105, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 105 - 109
3.
4.
5.
6.
memantau
produksi,
mendesain
rancangan kapal dan tempat rapat atau
meeting. Kantor juga membutuhkan
fasilitas-fasilitas untuk menunjang kinerja
kantor
tersebut
sesuai
fungsinya.
Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan sebagai berikut:
a. AC
b. Alat-alat tulis
c. Mesin Fotocopy
d. Peralatan Kantor
e. Dispenser
f. High Spec Computer Untuk Desain
g. Komputer Kantor
h. Peralatan Jaringan dan Internet
i. Printer
j. Telephone
Ukuran ruangan yang direncanakan untuk kantor adalah 25 m x 20 m.
Kantin
Kantin berfungsi sebagai sarana ruang
makan. Ini dibangun untuk mengefisienkan waktu istirahat pekerja agar tidak
mengganggu kegiatan produksi dan melatih kedisiplinan para pekerja agar dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaikbaiknya. Ukuran lahan untuk kantin
pekerja adalah 10 m x 8 m.
Musholla
Musholla berfungsi untuk fasilitas ibadah bagi pekerja yang beragama mus-lim.
Musholla dibangun didekat work-shop
agar mengefisienkan waktu kerja dan
mempermudah pekerja menjalan-kan
ibadah sholat 5 waktu. Ukuran musholla
yang dibutuhkan adalah 10 m x 8 m.
Klinik
Aspek keselamatan sangat penting karena
berhubungan
dengan
kenyamanan,
keselamatan pekerja yang berdampak
pada produktivitas galangan. Sehingga
ruang klinik diperlukan sebagai tempat
pertolongan dan pengobatan para pekerja
jika mengalami kecelakaan saat kerja.
Ukuran ruangan yang dibutuhkan adalah
10 m x 8 m.
Toilet (WC)
106, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 106 - 109
c. Mesin frais
d. Mesin milling
e. Mesin bending
f. Mesi Gerinda
g. Cool Boster Slip Machine
h. Mesin Penggulung Spul
i. Mesin Scraf
j. Mesin Gergaji
k. Mesin Cutting
Untuk perencanaan ukuran bengkel ini
dibutuhkan 40 m x 20 m.
15. Bengkel Pipa
Bengkel ini menangani semua masalah
sistem perpipaan baik yang ada di dek
maupun di kamar mesin. Adapun Fasilitasnya yang ada pada bengkel ini adalah
sebagai berikut:
a. Mesin Pembengkok Pipa
b. Mesin Gunting
c. Mesin Gerinda
d. Alat alat Listrik dan Las Acetylene
e. Mesin Bor
f. Mesin Bubut
g. Mesin Press
Ukuran bengkel yang dibutuhkan 15 m x
10 m.
16. Bengkel Outfitting
Bengkel ini berfungsi untuk menangani
semua masalah yang berhubungan dengan perkayuan untuk interior suatu
kapal, selain itu juga melakukan water
jet, sanblast, dan pengecatan. Ukuran
bengkel yang dibutuhkan 15 m x 10 m.
17. Bengkel Listrik
Bengkel ini menangani semua masalah
yang berkaitan dengan kelistrikan pada
kapal, yang bermaksud kelistrikan laut
maupun di darat. Adapun fasilitas pada
bengkel listrik adalah Peralatan listrik.
Ukuran direncanakan 10 m x 10 m.
18. Bengkel Fabrikasi
Bengkel ini melayani pembuatan berbagai produk fabrikasi baja. Adapun
peralatan yang ada pada bengkel fabrikasi adalah sebagai berikut:
a. Mesin bubut
b. Mesin bor
c. Mesin frais
107, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 107 - 109
d. Mesin milling
e. Mesin bending
f. Mesin Gerinda
g. Mesin Scraf
h. Mesin Gergaji
i. Mesin las
Untuk Ukuran area bengkel fabrikasi ini
direncanakan 30 m x 20 m.
19. Bengkel Assembly
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini
meliputi penyambungan pelat, pemasangan stiffeners, merakit floor, pemasangan face plates, dan merakit web
frame. Adapun peralatan yang ada pada
bengkel assembly adalah sebagai berikut:
a. Mesin cutting
b. Mesin bending
c. Mesin bubut
d. Mesin bor
e. Mesin frais
f. Mesin milling
g. Mesin Gerinda
h. Mesin Gergaji
i. Mesin las
Ukuran bengkel assembly atau pera-kitan
ini dibutuhkan 40 m x 20 m.
20. Building Berth
Building berth adalah tempat yang
digunakan hanya dalam ruang lingkup
pembangunan kapal baru (New Building). Ukuran bengkel adalah 100 m x 25
m.
21. Slip Way
Lahan peluncuran harus dipersiapkan
untuk peluncuran kapal yang telah siap.
Biasanya lahan peluncuran menggunakan slipway, crane, dan bantalan balon
udara serta graving dock. Ukuran slipway ini berdasarkan panjang kapal yang
akan direparasi digalangan ini. Lahan
yang di butuhkan adalah 150 m x 25 m.
22. Genset Room
Genset Room adalah ruangan tempat
generator set untuk menyuplai daya listrik
galangan. Biasanya galangan juga
menggunakan listrik dari PLN, akan
tetapi untuk mencegah jika terjadinya
108, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 108 - 109
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A, (1996), Manajemen Produksi
Perencanaan Sistem Produksi.Apple,
J.M. tata letak pabrik dan pemindahan
bahan. Bandung: ITB Bandung, 1990
Ansori, M, (1996), Manajemen Produksi dan
Operasi Konsep dan Kerangka Dasar,
Bina Ilmu
Balai Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE),
Yokyakarta, edisi IV
Bochary Lukman & Fachruddin Farianto,
(2013) Jurnal Riset dan Teknologi
Kelautan (JRTK).
Handoko,T.,H (2000) Faktor Yang Harus
Dipertimbangkan Dalam Menentukan
Lokasi
Industri.
Universitas
Diponegoro, Semarang .
Irianta F.X. (2008) Kajian Dampak
Perkembangan Industri Terhadap
Kondisi Lahan Di Kawasan Bawen
Kabupaten Semarang.
Putra Liston Gerry. FT UI, 2012.
Perencanaan Galangan Kapal. Fakultas
tekniik Program Studi Teknik Mesin
Depok.
109, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 109 - 109