Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN FASILITAS DAN LAYOUT

GALANGAN KAPAL BAJA DI KABUPATEN BENGKALIS


Muhammad Reza Pahlepi
MahasiswaProgram Studi D3
Jurusan Teknik Perkapalan
Politeknik Negeri Bengkalis
email : reza485@yahoo.co.id

Afriantoni ST., MT.


Dosen Jurusan Teknik Perkapalan
Jurusan Teknik Perkapalan
Politeknik Negeri Bengkalis
email :afriantoni@polbeng.ac.id

Abstrak: Tata letak galangan yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dalam proses
produksi sehingga akan menjamin kesuksesan kerja suatu industri galangan kapal.Perencanaan fasilitas dan
layout galangan kapal ini berada di Desa Air Putih. Luas seluruh lokasi yang akan direncanakan untuk
galangan kapal ini adalah 5 Ha. Perencanaan awal galangan ini hanya diambil 2 Ha dari luas keseluruhan
lokasinya. Tipe layout yang dipilih adalah tipe U, karena ditinjau dari perjalanan arus material, tipe U
merupakan yang paling ideal. Fasilitas dok yang digunakan adalah dok tarik (slipway), karena biaya
pembuatannya lebih murah dibandingkan dok lainnya dan lokasi di daerah Air Putih ini memadai untuk
dibangun dok tarik dengan perencanaan ukuran 150 m x 25 m. Galangan yang direncanakan sesuai dengan
kebutuhan produksi, juga akan melayani perawatan, maka galangan kapal baja ini harus dapat melayani
perawatan kapal rutin tahunan. Berdasarkan potensi pasar di Kabupaten Bengkalis,kapasitas untuk kapal
bangunan baru adalah 1000 5000 DWT pertahun dan kapasitas untuk kapal yang direparasi adalah 764,761
DWT pertahun. Hasil penelitian ini diperoleh bentuk tata letak galangan yang sesuai dengan lokasi di desa Air
Putih dan perencanaan fasilitas produksi.
Kata kunci : galangan kapal, tata letak, fasilitas produksi, dok tarik

PENDAHULUAN
Kabupaten Bengkalis sebagai kawasan
pesisir dan terdapat pelabuhan internasional, sudah berkembang beberapa galangan
kapal. Akan tetapi galangan hanya kapal
kayu dan galangan kapal fiber. Galangan
kapal adalah suatu tempat atau bangunan
yang terletak di tepi laut atau sungai yang
berfungsi sebagai tempat untuk membangun, mereparasi atau merawat kapal
(Soejono Djatmiko). Jadi galangan kapal
(dock) adalah tempat dimana segala kegiatan
yang menyangkut reparasi kapal yang rusak,
perawatan kapal dan proses pembangunan
kapal dilaksanakan.
Letak geografis Kabupaten Bengkalis
sangat strategis baik ditinjau dari segi teknis
maupun ekonomis untuk
industri
perkapalan, karena berada di pertemuan
Selat Malaka, di samping itu juga sebagai
pintu gerbang lalu lintas pelayaran internasional yang menghubungkan bagian barat
dan timur. Melihat kondisi geografis, demografis dan geologis yang ada tersebut
maka salah satu sektor unggulan yang dapat

dikembangkan di kabupaten Bengkalis adalah usaha industri galangan kapal, dan


dukung juga di Kabupaten Bengkalis belum
mempunyai galangan kapal baja yang bisa
menampung kapal-kapal yang ada diperairan
kabupaten bengkalis untuk melakukan
perbaikan atau membuat kapal bengunan
baru.
Salah satu keunggulan Kabupaten Bengkalis yang terletak dijalur lintas perdagangan internasioanal yang berhadapan
langsung dengan selat Melaka yang merupakan jalur pelayaran tersibuk kedua
didunia sehingga banyak kapal-kapal nia-ga,
kapal khusus, dan kapal perang yang
melewati dan melintasinya dengan keperluan tertentu dari berbagai jenis ukuran dan
tonase, termasuk juga ekplorasi minyak
lepas pantai diwilayah Kepulauan Riau yang
merupakan potensi besar apabila dibangun
industri galangan kapal baja di Kabupaten
Bengkalis, ketika kapal-kapal tersebut
mengalami kerusakan di sekitar perairan
Bengkalis akan memungkinkan untuk
melakukan perbaikan.

99, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 99 - 109

TINJAUAN PUSTAKA
Industri Galangan kapal
Galangan merupakan suatu industri
yang didalamnya terjadi proses pruduksi,
yaitu proses transformasi masukan berupa
ma-terial (besi baja, kayu atau fiber glass)
manjadi suatu keluaran (Output) yang da-pat
berupa kapal atau bangunan lepas pan-tai
dan bangunan apung lainnya.
Industri galangan produk akhirnya
termasuk
dalam
klasifikasi
Product
Orientied atau Job Shops Production
(Stroch, 1995).Suatu Product Orientied atau
Job Shops Production sering kali dapat juga
disebut sebagai industri yang bekerja
berdasarkan pesanan (Job order). Jumlah
atau volume produksi yang dihasilkan sering
kali rendah dan umumnya digunakan untuk
meme-nuhi pesanan yang spesifik dan oleh
ka-renanya banyak variasi pekerjaan yang
harus dilaksanakan.
Galangan adalah suatu tempat untuk
membangun atau mereparasi kapal-kapal,
jadi galangan harus memiliki ; tanah atau
lahan dan water from atau garis pantai.
Berdasarkan aktifitasnya galangan, maka
dapat dibagi menjadi sebagai berikut
(Andreasson, ER ,1980).
Tipe Galangan kapal
1. Galangan khusus bangunan baru
Galangan kapal yang dikhususkan hanya
untuk membangun kapal-kapal baru, yang
lebih tepat dikatakan pabrik kapal.
2. Galangan khusus reparasi
Galangan kapal yang dikhususkan hanya
mereparasi kapal atau hanya me-lakukan
pekerjaan perbaikan kapal saja. Galangan
khusus reparasi dapat menerima pekerjaan
beberapa kapal dalam kurun waktu yang
relatif singkat.
3. Galangan bangunan baru dan reparasi
Galangan kapal yang mempunyai aktifitas pekerjaan ganda, yaitu pekerjaan
pembangunan kapal baru dan mereparasi.Galangan kapal baja jenis ini
banyak terdapat di Indonesia.

Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan


Lokasi Industri
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri, di
antaranya sebagai berikut: (Handoko, 2000).
1. Bahan mentah
2. Tenaga kerja
3. Sumber energi
4. Transportasi
5. Kedekatan dengan pasar
6. Kondisi lingkungan
7. Harga tanah
8. Kedekatan dengan sekolah / universitas
9. Infrastruktur
Sarana Pokok Galangan kapal baja
Dalam industri perkapalan khususnya
digalangan kapal yang hanya melakukan
pekerjaan reparasi atau perbaikan sebuah
kapal maka diperlukan salah satu dari sarana
pokok berikut :
1. Floating dock
Jenis dock ini merupakan satu-satunya
dock yang portable, jadi dapat dibawa
kemana-mana, proses pengedokan dilakukan dengan cara menenggelamkan dan
mengapungkan dock pada sarat ter-tentu.
2. Graving dock
Pada umumnya graving dock meru-pakan
dock dengan kontruksi beton ber-tulang,
posisi dock ini tepat tegak lurus dengan
garis pantai atau pinggiran laut dan dibatasi dengan pintu ponton.
3. Slipway
Slipway merupakan salah satu bentuk
sarana pokok yang terdapat digalangan
kapal khusus reparasi yang paling sederhana. Kontruksi slipway terdiri dari
rell yang dipasang pada landasan beton
seperti pada building berth dan kereta
diatasnya (cradle), yang dapat bergerak
naik turun diatas rell dengan bantuan
kabel baja yang ditarik menggunakan
mesin.
Sarana Penunjang Galangan Kapal
Terdapat beberapa bentuk sarana penunjang dari sebuah galangan kapal baja
beberapa diantaranya sebagai berikut:

100, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 100 - 109

1. Gudang
Beberapa jenis gudang yang umumya
terdapat digalangan kapal baja antara lain:
a. Gudang penerimaan dan gudang
transit,
b. Gudang pusat,
c. Gudang plat dan profil,
d. Gudang antara,
e. Gudang bahan bakar dan lain sebagainya.
2. Bengkel persiapan (shot blasting shop)
Akibat dari transformasi material mulai
dari pabrik sampai dengan galangan serta
pada
saat
penumpukannya
dan
pengambilan kembali untuk diproses
kemungkinan plat dan profil mengalami
deformasi. Untuk itu material-material
tersebut perlu diluruskan dan dibersih-kan
dari kotoran dan karat-karat yang
menempel pada material.
3. Bengkel fabrikasi
Bengkel fabrikasi pada umumnya merupakan bengkel plat yang pekerjaannya
meliputi, penandaan material, pemotongan dan pembengkokon material, kemudian dibengkel fabrikasi juga ter-dapat
pekerjaan sub assembly yaitu pe-ngelasan
girder dengan fase platnya dan lainnya,
yang diteruskan dengan assem-bly yaitu
proses pekerjaan penggabung-an blockblock badan kapal menjadi sa-tu kesatuan
yang utuh.
Penentuan Kriteria Teknis dan Geog-rafis
Galangan Yang Akan Dipilih
Ada beberapa aspek yang harus dilihat untuk
kriteria lokasi yang akan dipilih diantaranya,
meliputi:
1. Kondisi tanah
Didalam perencanaan galangan kapal,
baik untuk galangan terbuka maupun
daerah tertutup faktor utama yang harus
diperhatikan adalah keadaan dari lokasi
yang memungkinkan untuk dibangun,
keadaan ini meliputi :

a. Luas areal daratan yang akan dibangun,


b. b.Elevasi tanah daratan dan tanah dasar perairan,
c. Data dari pasang surut air (tinggi pasang surut air laut).
Hal ini sangat penting untuk mendu-kung
kemajuan galangan kapal, karena dengan
bertambahnya sarana galangan tanpa
diimbangi oleh keadaan setempat dapat
menjadi hambatan untuk men-capai
kemajuan selanjutnya.
2. Kondisi perairan
Kondisi perairan yang ditinjau antara lain kedalaman air laut, ketinggian pasang
surut, ketinggian gelombang maksimal.
Dari tinajauan tersebut didata dengan
menggunakan metode kuantitatif.
3. Kelandaian pantai
Dari daratan sampai dalamnya perairan
mempunyai sudut kemiringan yang
tertentu sesuai dengan tipe dan besar
kecilnya dock yang akan direncanakan.
Maka dari itu perlu memilih lokasi yang
benarbenar layak untuk dibangun galangan kapal.
4. Infrastruktur
Infrasrtruktur mengacu pada sisitem fi-sik
yang menyediakan transportasi, air, jalan,
listrik dan fasilitas publik lainnya yang
diperlukan untuk memenuhi kebu-tuhan
dasar manusia secara ekonomi dan sosial.
Tipe Tata Letak
Menurut Wignjosoebroto (2009), pe-milihan
dan penempatan alternatif tata le-tak
merupakan langkah yang kritis dalam proses
perencanaan fasilitas produksi, ka-rena tata
letak yang dipilih akan menen-tukan
hubungan fisik dari aktivitas pro-duksi yang
berlangsung. Ada empat ma-cam atau tipe
tata letak yang secara klasik umum
diaplikasikan dalam desain tata letak, yaitu :
1. Tata letak fasilitas berdasarkan aliran
produksi,

101, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 101 - 109

2. Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi


material tetap,
3. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Lokasi Galangan
Dari hasil penilaian secara visual dari
objek lokasi yang di lakukan di Desa Air
Putih, untuk perencanaan fasilitas dan layout
galangan kapal baja di Kabupaten Bengkalis,
maka dapat dilihat aspek geo-grafis relatif
tidak sama disetiap lokasi dan daerah yang
akan dibangun galangan ka-pal. Apabila
dicermati dengan teliti serta melalui
penilaian kualitatif dengan mela-kukan
pembobotan sederhana maka hasil akhirnya
ditetapkan pada lokasi Desa Air Putih yang
memiliki potensi dan keung-gulan wilayah
geografis
yang
lebih
baik
untuk
pembangunan galangan kapal karena adanya
lahan kosong yang lebih luas, kon-disi
infrastruktur yang mendukung, serta letak
geografis dan kondisi laut yang memadai,
jadi disini lokasi yang memung-kinkan
untuk pembangunan industri gala-ngan kapal
yakni berada pada Desa Air Putih.
Desa Air Putih dengan luas wilayah
keseluruhan 11.000 Ha, wilayah Kelurahan
dan Desa ini berupa dataran rendah. Batas
Desa Air Putih sebelah utara berbatasan
dengan Selat Bengkalis, disebelah selatan
berbatasan dengan Desa Bantan, sebelah
barat berbatasan dengan Desa Senggoro,
sebelah timur berbatasan dengan Desa
Sungai Alam dan letak wilayah Desa Air
Putih dari pusat pemerintahan Kecamatan
berjarak 1 Km dan dari ibukota Kabu-paten
Bengkalis berjarak 6 Km.
Sarana jalan di Desa Air Putih sudah dibangun jalan aspal, hanya saja jalan untuk
menuju ke tepi pesisir masih ada yang
menggunakan jalan tanah, sebagian besar
masyarakat Desa Air Putih bermata pencarian sebagai Buruh, Petani, dan Nelayan/
Pelaut. Lokasai tempat galangan ini memiliki ukuran dari pantai sampai daratan yaitu

lebih kurang 25 m (survey lapangan). Un-tuk


gambaran Lokasi yang terlatak di Desa Air
Putih yang dilakukan melalui survey
lapangan, dijelaskan pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Lokasi Desa Air Putih

Gambar 2. Lokasi Desa Air Putih


Tipe Layout Yang Digunakan
Tipe tata letak yang dipilih adalah tata letak
tipe U, karena ditinjau dari perjalanan arus
material, tipe U merupakan yang pali-ng
ideal tetapi pada tipe ini diperlukan lo-kasi
yang cukup panjang dan fasilitas sanitary
dan pengangkutan harus disedia-kan di
beberapa tempat agar tidak banyak
kehilangan waktu bagi karyawan jika memerlukan fasilitas ini.
Jenis Dok Yang Digunakan
Di dalam perencanaan layout galangan
ini dok yang digunakan adalah dok tarik
(slip way), karena slipway ini biaya pembuatannya lebih murah dibandingkan dokdok lainnya, dan lokasi di daerah sejangat ini
memadai untuk dibangun slipway. Akan
tetapi dikarenakan sarat kapal yang akan
direparasi melebihi dari tinggi pasang air
dilokasi ini maka untuk perencanaan slipway
harus di keruk supaya kapal yang bersarat
lebih dari air pasang dapat naik di dok
tersebut. Dok tarik (Slip Way) adalah
fasilitas pengedokan kapal dengan cara
mendudukan kapal diatas kereta yang di-

102, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 102 - 109

sebut trolley dan menarik kapal tersebut dari


permukaan air dengan mesin derek dan tali
baja melalui suatu rel yang men-jorok masuk
kedalam perairan dengan ke-condongan
tertentu sampai ketepi perairan yang tidak
terganggu oleh pasang surut dari air laut.
Keuntungan galangan kapal dengan meto-de
peluncuran tipe slip way antara lain:
1. Dapat dibangun pada perairan yang
sempit
2. Biaya pembuatan untuk kapasitas kecil
lebih murah dari galangan dengan metode peluncuran yang lain
3. Biaya operasoinalnya relatif murah
4. Dapat digunakan untuk reparasi dan bangunan baru
5. Pemeliharaan slip way mudah, sederhana danmurah. Adapun bentuk slipway
dapat dijelaskan pada Gambar 3.

Gambar 3. Dok tarik (slipway)


Kapasitas Kapal Untuk Bangunan Baru
Dan Reparasi
Galangan yang direncanakan sesuai
dengan kebutuhan produksi, juga akan
melayani perawatan, maka galangan kapal
baja tersebut harus dapat melayani perawatan kapal rutin tahunan. Berdasarkan potensi pasar di Kabupaten Bengkalis pada
tugas akhir Fazrian dapat disimpulkan yaitu
kapal tipe tanker, dimana kapasitas untuk
kapal bangunan baru adalah 1000 5000
DWT pertahun dan kapasitas untuk kapal
yang direparasi adalah 764,761 DWT
pertahun.
Target Bangunan Baru Dan Reparasi
Kapal
Dalam pembuatan kapal baru dan juga
reparasi atau perbaikan kapal di sebuah

galangan itu harus mempunyai target yang


akan dicapai selama setahun. Untuk target
yang akan dicapai selama setahun dalam
pembuatan kapal baru penulismenargetkan
sebanyak 1 buah kapal baru dahulu dalam
setahun karena galangan yang dibuat masih
baru jadi untuk peningkatan bangunan baru
dapat dilakukan pada tahun-tahun berikutnya. Untuk kapal yang direparasi ditargetkan sebanyak 24 unit kapal pertahun, jadi
dapat mereparasi 2 unit kapal dalam sebulan. Akan tetapi untuk kapal yang direparasi bisa melebihi target yang telah ditentukan karena kapal yang direparasi bisa
saja 3 4 kapal dalam sebulan, tergantung
kerusakan yang terjadi pada kapal yang akan
direparasi tersebut. Apabila kerusa-kan kapal
tersebut sedikit maka pekerjaan yang tadinya
ditargetkan 2 unit kapal da-lam sebulan bisa
menjadi 3 4 unit kapal yang direparasi
karena pekerjaannya cepat terselesaikan.Dan
untuk ukuran kapal ter-bagi 2 yaitu:
1. Ukuran kapal baru
2. Ukuran kapal reparasi
Masing - masing ukuran kapal tersebut
ditentukan berdasarkan potensi pasar yang
ada di perairan Kabupaten Bengkalis.
Tenaga Kerja
Di manapun lokasi perusahaan, harus
mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup
tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang
mendasar. Bagi banyak perusahaan sekarang
kebiasaan dan sikap calon pekerja suatu
daerah lebih penting dari ketrampilan dan
pendidikan, karena jarang perusahaan yang
dapat menemukan tenaga kerja baru yang
telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat
bervariasi dan tingkat spesialisasi yang
sangat tinggi, sehingga perusahaan harus
menyelenggarakan program latihan khusus
bagi tenaga kerja baru. Orangora-ng dari
suatu daerah dapat menjadi tenaga kerja
yang lebih baik dibanding dari daerah lain,
seperti tercermin pada tingkat absensi yang
berbeda dan semangat kerja mereka.
Disamping itu, penarikan tenaga kerja,
kuantitas dan jarak, tingkat upah yang ber-

103, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 103 - 109

laku, serta persaingan antarperusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan perusahaan. Untuk tenaga kerja ini terbagi dua
yaitu :
1. Tenaga kerja langsung,
2. Tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja langsung yaitu tenaga
kerja yang bertugas langsung di lapangan,
dan tenaga kerja langsung lebih banyak
dibandingkan tenaga kerja tidak langsung
biasanya 60 % dari 100 % jumlah tenaga
kerja keseluruhan. Tenaga kerja langsung
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Crane operator (operator crane),
2. Tukang las,
3. Tukang bubut,
4. Mekanik mesin,
5. Mekanik listrik,
6. Laborer (Buruh) dll.
Tenaga kerja tidak langsung adalah
tenaga kerja atau orang-orang yang ber-kerja
di kantor, untuk jumlah tenaga kerja tidak
langsung ini lebih sedikit dibanging tenaga
kerja langsung biasanya tenaga kerja tidak
langsung ini hanya 40 % dari 100 % dari
jumlah tenaga kerja kese-luruhan. Untuk
tenaga kerja tidak langsung antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Menejer Perusahaan
2. Kepala dok
3. Kepala Bidang produksi
4. Kepala Bidang Reparasi
5. Kepala personalia
6. Kepala Administrasi Dan Keuangan
7. Kepala pemasaran
8. Kepala K3
9. Kepala Sdm Dan Humas
10. Kepala QC
11. Staf produksi
12. Staf reparasi
13. Staf personalia
14. Staf administrasi dan keuangan
15. Staf pemasaran
16. Engineering
17. Satpam

18.
19.
20.
21.
22.

Pengawas lapangan
Kepala mekanik elektronik
Kepala mekanik mesin
Staf Mekanik Elektronik
Staf Mekanik Mesin

Untuk menentukan banyaknya tenaga


kerja di suatu galangan kapal maka harus
menghitungnya menggunakan rumus pendekatan berdasarkan data utama kapal,
adapun rumus yang dibuat untuk mengetahui banyaknya tenaga kerja menggunakan rumus pendekatan adalah sebagai
berikut :
Data utama kapal :
LOA
: 93.00 m
Breadth
: 15.00 m
Depth moulded
: 7.30 m
Draft
: 5.00 m
a. Berat lambung 93 m x 7.30 m + 0.012 m
x 7.85 x 2 m = 127.90476 ton
b. Berat deck 93 m x 15 m x 0.012 m x
7.85 = 262.818 ton
c. Berat alas 85 m x 15 m x 0.012 m x
7.85 m = 120.105 ton
d. Berat kontruksi
dan bangunan atas
diperkirakan = 350 ton
e. Total berat baja 127.90476 ton + 262.818
ton + 120.105 ton + 350 ton = 960.83
Kapal bangunan baru
=960.83 ton/thn
Kapal reparasi
= 240 ton/thn
Total bangunan baru + reparasi
= 960.83 ton/thn + 240 ton/thn
= 1200.83 ton/thn
Jumlah hari kerja selama 1 tahun
= 300 hari/thn
Jumlah jam kerja selama 1 hari
= 6 jam
Jumlah total jam kerja selama 1 tahun
= 300 hari x 6 jam = 1800 jam
Estimasikan 1 ton 75 jam/orang

104, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 104 - 109

= 50 orang

Jumlah tenaga kerja langsung dan tidak


langsung dapat dijelaskan pada Tabel 1 dan
2.
Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja
Jumlah
Buruh/pekerja lapangan
50 orang
Jumlah
50 orang
Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja Tidak
Langsung
No
Tenaga Kerja
(Org)
1 Manejer Perusahaan
1
2 Kepala Dok
1
3
4
5
6
7
8

Kepala Bidang Produksi


Kepala Bidang Reparasi
Kepala Personalia
Kepala Adm Dan Keuangan
Kepala Pemasaran
Kepala K3

1
1
1
1
1
1

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Kepala Sdm Dan Humas


Kepala QC
Pengawas Lapangan
Staf Produksi
Staf Reparasi
Staf Personalia
Staf Adm Dan Keuangan
Staf Pemasaran
Engineering
Satpam

1
1
1
2
2
2
3
2
2
2

19

Pengawas Lapangan

20

Kepala Mekanik Elektronik

21

Kepala Mekanik Mesin

22

Staf Mekanik Elektronik

23

Staf Mekanik Mesin

24

Staf QC

25

Staf Sdm Dan Humas

26

Staf K3

2
Jumlah

40

Assembly atau Perakitan


Sebelum dilakukan proses assembly, hasil
dari pekerjaan fabrikasi diperlukan untuk
pengecekan baik bentuk maupun ukuran
serta tandanya yang berguna untuk
mengurangi kesalahan dalam pekerjaan
assembly. Pekerjaan yang dilakukan pada
tahap ini meliputi :
1. Penyambungan pelat,
2. Pemasangan stiffeners,
3. Merakit floor,
4. Pemasangan face plates,
5. Merakit web frame.
Peralatan Penanganan Bahan
Alat berat adalah salah satu fasilitas yang
sangat penting dalan sebuah gala-ngan, alat
berat berfungsi untuk memper-mudah dan
membantu kegiatan kerja kar-yawan
lapangan,yakni mengangkat benda kerja
yang tidak bisa dilakukan dengan
mengunakan tenaga manusia misalnya mengangkat lembaran plat, mesin, dll. Umumnya peralatan penanganan bahan di kategorikan dalam empat grup, yaitu ban berjalan (conveyors), alat angkat (crane and
hoists), kendaraan industri dan kontainer.
Perencanaan Tata Letak Galangan
Untuk luas lokasi yang akan direnca-nakan
galangan kapal ini adalah 2 Ha, perencanaan
awal galangan ini tidak meng-gunakan
seluruh lokasi tersebut hanya diambil 2 Ha
dari luas keseluruhan loka-sinya, akan tetapi
luas lokasi yang tidak dipakai untuk
galangan ini dapat dibutuh-kan untuk
pengembangan galangan dimasa yang akan
datang. Adapun fasilitas yang akan
direncanakan adalah sebagai berikut :
1. Security Post
Security Post atau yang dikenal dengan
pos satpam berfungsi sebagai tempat jaga
satpam untuk mengawasi kegiatan keluar
masuk di galangan. Ukuran ruangan pos
satpam direncanakan adalah 5 m x 3 m.
2. Kantor
Ruang kantor berfungsi sebagai tempat
mengurus administrasi, logistik, tempat

105, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 105 - 109

3.

4.

5.

6.

memantau
produksi,
mendesain
rancangan kapal dan tempat rapat atau
meeting. Kantor juga membutuhkan
fasilitas-fasilitas untuk menunjang kinerja
kantor
tersebut
sesuai
fungsinya.
Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan sebagai berikut:
a. AC
b. Alat-alat tulis
c. Mesin Fotocopy
d. Peralatan Kantor
e. Dispenser
f. High Spec Computer Untuk Desain
g. Komputer Kantor
h. Peralatan Jaringan dan Internet
i. Printer
j. Telephone
Ukuran ruangan yang direncanakan untuk kantor adalah 25 m x 20 m.
Kantin
Kantin berfungsi sebagai sarana ruang
makan. Ini dibangun untuk mengefisienkan waktu istirahat pekerja agar tidak
mengganggu kegiatan produksi dan melatih kedisiplinan para pekerja agar dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaikbaiknya. Ukuran lahan untuk kantin
pekerja adalah 10 m x 8 m.
Musholla
Musholla berfungsi untuk fasilitas ibadah bagi pekerja yang beragama mus-lim.
Musholla dibangun didekat work-shop
agar mengefisienkan waktu kerja dan
mempermudah pekerja menjalan-kan
ibadah sholat 5 waktu. Ukuran musholla
yang dibutuhkan adalah 10 m x 8 m.
Klinik
Aspek keselamatan sangat penting karena
berhubungan
dengan
kenyamanan,
keselamatan pekerja yang berdampak
pada produktivitas galangan. Sehingga
ruang klinik diperlukan sebagai tempat
pertolongan dan pengobatan para pekerja
jika mengalami kecelakaan saat kerja.
Ukuran ruangan yang dibutuhkan adalah
10 m x 8 m.
Toilet (WC)

Ruangan toilet/WC merupakan salah satu


fasilitas untuk pekerja dan harus dibuat
didekat workshop agar mengefi-sienkan
waktu kerja yang terbuang. Ukuran kamar
mandi yang dibutuhkan adalah 3 m x
2,5m.
7. Tempat Penampungan Sampah
Tempat penampungan sampah kadang
sering diabaikan. Ini termasuk cukup
penting dalam menjaga produktivitas
galangan. Tempat penampungan sam-pah
berfungsi untuk menampung sam-pahsampah sisa produksi yang tidak bisa
digunakan lagi. Dengan adanya tempat
ini, lingkungan galangan akan tetap
bersih dan nyaman serta tidak
menghambat dalam proses produksi.
Ukuran tempat penampungan sampah
yang dibutuhkan adalah 10 m x 6 m.
8. Gudang Peralatan dan Perlengkapan
Kapal
Gudang ini berfungsi untuk menyimpan
peralatan dan perlengkapan kapal dimulai
dari alat-alat navigasi, life jac-ket, life
craft, lampulampu dan per-alatan
lainnya. Gudang ini harus ter-tutup dan
dijaga agar tidak lembab dan terkena air.
Ukuran gudang yang dibu-tuhkan adalah
10 m x 6 m.
9. Gudang Penyimpanan plat
Luas gudang yang dibutuhkan untuk
menyimpan material ini harus disesuaikan dengan kebutuhan galangan agar
pemakaian ruangan bisa efektif dan
menjaga agar material tidak terlalu lama
tersimpan gudang yang bisa mengurangi
mutunya. Pihak galangan bisa memesan
50% kebutuhan material untuk memproduksi dan sisanya bisa dipesan saat proses produksi berjalan. Sistem yang digunakan dalam menggunakan material ini
adalah First In First Out (FIFO).
Maksudnya adalah menggunakan material yang pertama kali masuk ke dalam
gudang, ini bertujuan agar material yang
lama dapat digunakan terlebih untuk
menjaga mutunya tetap baik. Ukuran

106, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 106 - 109

gudang yang dibutuhkan untuk menyimpan material adalah 30 m x 20 m.


10. Gudang Cat, Peralatan dan Perlengkapan Produksi
Gudang penyimpanan ini harus tertutup
dan diberi ventilasi udara agar terjadi
sirkulasi udara sehingga gudang tidak
lembab. Gudang ini sebagai tempat
penyimpanan cat, peralatan dan perlengkapan produksi seperti peralatan
pertukangan, peralatan finishing untuk
kapal dan peralatan pendukung lainnya.
Ukuran gudang yang digunakan untuk
menyimpan peralatan adalah 10 m x 6 m.
11. Gudang Penyimpanan Mesin dan Pipa
Gudang ini khusus digunakan untuk
menyimpan mesin kapal dan penyimpanan pipa. Gudang ini membutuhkan
ruang yang cukup untuk menampung
mesin dan pipa, sehingga dibutuhkan
masing-masing ukuran gudang sebesar 10
m x 6 m (2 gudang).
12. Parkir
Parkir ialah bangunan yang dibutuhkan
sebagai tempat kendaraan operasional,
kendaraan pekerja. Luas area parkir
direncanakan berdasarkan banyaknya
kendaraan yang parkir di area ini. Lahan
yang dibutuhkan adalah 25 m x 18 m.
13. Mess Pekerja
Galangan biasanya terletak di bibir pantai
dan sungai yang bertujuan untuk
memudahkan proses peluncuran kapal.
Sehingga kebanyakan galangan berada
jauh dari pemukiman penduduk. Deng-an
demikian mess pekerja dibutuhkan jika
para pekerja memiliki rumah yang jauh
dari galangan. Ukuran mess pe-kerja yang
dibutuhkan adalah 20 m x 10 m.
14. BengkelMesin
Bengkel ini menangani semua masalah
yang berhubungan dengan permesinan
dan berbagai peralatan bantu kapal, mesin
yang ada di bengkel ini adalah sebagai
berikut:
a. Mesin bubut
b. Mesin bor

c. Mesin frais
d. Mesin milling
e. Mesin bending
f. Mesi Gerinda
g. Cool Boster Slip Machine
h. Mesin Penggulung Spul
i. Mesin Scraf
j. Mesin Gergaji
k. Mesin Cutting
Untuk perencanaan ukuran bengkel ini
dibutuhkan 40 m x 20 m.
15. Bengkel Pipa
Bengkel ini menangani semua masalah
sistem perpipaan baik yang ada di dek
maupun di kamar mesin. Adapun Fasilitasnya yang ada pada bengkel ini adalah
sebagai berikut:
a. Mesin Pembengkok Pipa
b. Mesin Gunting
c. Mesin Gerinda
d. Alat alat Listrik dan Las Acetylene
e. Mesin Bor
f. Mesin Bubut
g. Mesin Press
Ukuran bengkel yang dibutuhkan 15 m x
10 m.
16. Bengkel Outfitting
Bengkel ini berfungsi untuk menangani
semua masalah yang berhubungan dengan perkayuan untuk interior suatu
kapal, selain itu juga melakukan water
jet, sanblast, dan pengecatan. Ukuran
bengkel yang dibutuhkan 15 m x 10 m.
17. Bengkel Listrik
Bengkel ini menangani semua masalah
yang berkaitan dengan kelistrikan pada
kapal, yang bermaksud kelistrikan laut
maupun di darat. Adapun fasilitas pada
bengkel listrik adalah Peralatan listrik.
Ukuran direncanakan 10 m x 10 m.
18. Bengkel Fabrikasi
Bengkel ini melayani pembuatan berbagai produk fabrikasi baja. Adapun
peralatan yang ada pada bengkel fabrikasi adalah sebagai berikut:
a. Mesin bubut
b. Mesin bor
c. Mesin frais

107, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 107 - 109

d. Mesin milling
e. Mesin bending
f. Mesin Gerinda
g. Mesin Scraf
h. Mesin Gergaji
i. Mesin las
Untuk Ukuran area bengkel fabrikasi ini
direncanakan 30 m x 20 m.
19. Bengkel Assembly
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini
meliputi penyambungan pelat, pemasangan stiffeners, merakit floor, pemasangan face plates, dan merakit web
frame. Adapun peralatan yang ada pada
bengkel assembly adalah sebagai berikut:
a. Mesin cutting
b. Mesin bending
c. Mesin bubut
d. Mesin bor
e. Mesin frais
f. Mesin milling
g. Mesin Gerinda
h. Mesin Gergaji
i. Mesin las
Ukuran bengkel assembly atau pera-kitan
ini dibutuhkan 40 m x 20 m.
20. Building Berth
Building berth adalah tempat yang
digunakan hanya dalam ruang lingkup
pembangunan kapal baru (New Building). Ukuran bengkel adalah 100 m x 25
m.
21. Slip Way
Lahan peluncuran harus dipersiapkan
untuk peluncuran kapal yang telah siap.
Biasanya lahan peluncuran menggunakan slipway, crane, dan bantalan balon
udara serta graving dock. Ukuran slipway ini berdasarkan panjang kapal yang
akan direparasi digalangan ini. Lahan
yang di butuhkan adalah 150 m x 25 m.
22. Genset Room
Genset Room adalah ruangan tempat
generator set untuk menyuplai daya listrik
galangan. Biasanya galangan juga
menggunakan listrik dari PLN, akan
tetapi untuk mencegah jika terjadinya

listrik padam, generator bisa digunakan


sehingga proses produksi tidak terganggu. Ukuran genset room yang dibutuhkan adalah 10 m x 7 m.
23. Mould Loft
Pada tahap ini yang dilakukan adalah
pembuatan gambar produksi ke ukuran
yang sebenarnya. Namun karena perkembangan zaman penggambaran ini bisa
diganti dengan gambar produksi yang
dibuat dengan menggunakan soft-ware
dengan skala yang diperlukan. Lahan
yang dibutuhkan adalah 10 m x 6 m.
24. Mess Owner Surveyor
Mess owner surveyor adalah mess yang
dibutuhkan untuk owner yang mereparasi kapal pada galangan ini. Mess ini
direncanakan terpisah dengan mess
pekerja. Adapun luas area yang dibutuhkan untuk perncanaan mess owner
surveyor ini adalah 20 m x 10 m.
25. Pantry
Pentri adalah ruangan untuk karyawan
beristirahat sekaligus ruangan makan bagi
karyawan lapangan maupun kan-tor. Luas
lokasi untuk pentri ini diren-canaakan 10
m x 8 m.
26. Alat Berat
Alat berat adalah salah satu fasilitas yang
sangat penting dalan sebuah gala-ngan,
alat berat berfungsi untuk mem-permudah
dan membantu kegiatan kerja karyawan
lapangan,yakni mengangkat benda kerja
yang tidak bisa dilakukan dengan
mengunakan tenaga manusia misalnya
mengangkat lembaran plat, mesin, dll.
Untuk itu perlu direncanakan alat berat
berupa OverheadCrene yang
berkapasitas 25 ton sebanyak 2 unit dan
Forklift sebanyak 2 unit.
KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Desain tata letak galangan ini di
rencanakan dengan tipe U karena lokasi
memadai untuk dibangun tipe ini. dan

108, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2015, hlm. 108 - 109

untuk tipe yang lainnya seperti tipe L


dapat digunakan untuk pengembangan
galangan berikutnya.
2. Pengaturan layout galanganbertujuan
untuk mendapatkan tempat kerja yang
nyaman, sistem kerja yang teratur dan
kemudahan dalam perawatan keseluruhan sistem produksi, sehingga akan
menjamin lancarnya arus manusia dan
material yang pada akhirnya akan
meningkatkan efisiensi produksi.
3. Dari perencanaan tata letak yang dibuat
maka luas lokasi yang diambil sebanyak 2
Ha dari 5 Ha, untuk lokasi sisanya
diperlukan untuk pengembangan galangan di masa mendatang.
4. Untuk fasilitas galangan dok di
rencanakan dok tarik (Slipway) sebanyak
2 unit dan 1 unit untuk buil-ding berth,
bengkel kontruksi,bengkel listrik, bengkel
pipa dan bengkel out-fitting.

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A, (1996), Manajemen Produksi
Perencanaan Sistem Produksi.Apple,
J.M. tata letak pabrik dan pemindahan
bahan. Bandung: ITB Bandung, 1990
Ansori, M, (1996), Manajemen Produksi dan
Operasi Konsep dan Kerangka Dasar,
Bina Ilmu
Balai Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE),
Yokyakarta, edisi IV
Bochary Lukman & Fachruddin Farianto,
(2013) Jurnal Riset dan Teknologi
Kelautan (JRTK).
Handoko,T.,H (2000) Faktor Yang Harus
Dipertimbangkan Dalam Menentukan
Lokasi
Industri.
Universitas
Diponegoro, Semarang .
Irianta F.X. (2008) Kajian Dampak
Perkembangan Industri Terhadap
Kondisi Lahan Di Kawasan Bawen
Kabupaten Semarang.
Putra Liston Gerry. FT UI, 2012.
Perencanaan Galangan Kapal. Fakultas
tekniik Program Studi Teknik Mesin
Depok.

109, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 4, Nomor 1,Oktober 2014, hlm. 109 - 109

Anda mungkin juga menyukai