Karakteristik Dan Genesa Endapan Emas or PDF
Karakteristik Dan Genesa Endapan Emas or PDF
Oleh:
2015
SARI
Oleh:
Extivonus K. Fransiskus (12012060)
Nuresa R. Nugraha (12012075)
Kata kunci: emas, orogenik, metamorf, sesar, deformasi, Bombana, fluida, sekishijau
i
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
I. PENDAHULUAN
1
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
pada batas kontinen dalam skala litosfer. Reduced Intrusion-related Gold Deposits terkait
dengan endapan emas hasil orogenesis pada lingkungan kraton (daerah kontinen yang stabil).
Pada laporan kali ini, pembahasan akan difokuskan pada endapan emas orogenik ( orogenic
gold deposits) dikarenakan endapan emas ‘mesotermal’ yang banyak ditemukan dan
dieksploitasi saat ini adalah endapan emas orogenik.
Pada awal abad ke-20, klasifikasi endapan emas dilakukan berdasarkan kedalaman
dan temperatur. Lindgren (1933) dan Emmons (1937) mengelompokkan tipe endapan emas
menjadi kelompok mesotermal dan hipotermal. Mineralogi bijih dan alterasi juga digunakan
sebagai dasar dalam klasifikasi. Buddington (1935) menambahkan kelompok berdasarkan
endapan emas pada kedalaman rendah dan temperatur tinggi, yaitu xenotermal. Klasifikasi
Lindgren cukup dominan hingga akhir 1970-an.
Niggli (1929) menambahkan klasifikasi berdasarkan tipe endapan dan proses
pembentukan bijih, yaitu kelompok ortomagmatik, pneumatolitik hingga pegmatitik, dan
hidrotermal. Schneiderhohn (1941) memperluas kelompok hidrotermal menjadi
hydrothermal veins, impregnations, replacements dan mesothermal Au-Pb-Se ores. Bateman
(1951) mengklasifikasikan endapan emas berdasarkan peran struktur, yaitu fissure fillings,
shear zones, saddle reefs dan stockworks. Boyle (1979) juga melakukan klasifikasi
berdasarkan batuan induk, yaitu kelompok batuan vulkanik, sedimen dan kompleks litologi.
Keppie (1986) juga pernah menyebutkan istilah turbidite-hosted gold deposit.
Pada tahun 1980-an, USGS menyebut istilah orogenic gold deposits untuk endapan
emas epigenetik yang terkontrol struktur pada batuan metamorf. Berger ( 1986) kemudian
mengklasifikasikan lebih lanjut menjadi low-sulfide gold bearing quartz dan homestake gold
deposit types. Jika dijabarkan lebih lanjut berdasarkan temperatur dan kedalaman,
sebagaimana dicetuskan oleh Lindgren (1907, 1933), klasifikasi tersebut terbagi lagi menjadi
epizonal (<6 km, 150°–300°c), mesozonal (6–12 km, 300°–475°c) dan hipozonal (>12 km,
>475°c).
Silitoe (1991) mempelajari tipe mineralisasi emas pada lingkungan epizonal dan
mesozonal yang menunjukkan tanda-tanda bahwa endapan emas pada lingkungan tersebut
bersifat intrusion-related. Silitoe (1991) dan Thompson (1998) mendiskusikan lebih lanjut
2
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
perbedaan utama tipe endapan emas orogenik dan intrusion-related. Endapan emas intrusion-
related umumnya muncul pada akhir masa orogenesa, yaitu pada deformasi paska-regional.
Endapan emas orogenik muncul pada akhir dari deformasi regional yang masih berlangsung.
Beberapa endapan emas pada batuan metamorfik masih menunjukkan gabungan dari kedua
karakteristik tipe endapan tersebut, sehingga klasifikasi yang sudah ada masih bermasalah.
Hubungan penting dari kedua tipe endapan tersebut adalah fluida pembentukan bijih berasal
18
dari fluida hidrotermal aqueous-carbonic dan pengayaan O.
Robb (2005) mengklasifikasikan endapan emas orogenik kedalam tiga jenis
berdasarkan waktu geologi dan evolusi kerak, yaitu.
3
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
pengendapan terletak pada struktur umum yang memiliki bentangan jurus puluhan sampai
ratusan kilometer. Proses pengendapan emas dan jalannya fluida pembawa bijih dapat
dijelaskan dengan menggunakan mekanisme fault valve. Mineralisasi dikenali secara
regional dari adanya suatu zona yang mengalami karbonatisasi dan kloritisasi.
Asosiasi Batuan
Menurut Groves (2003) endapan emas orogenik dapat dikenali dari hubungannya
dengan deformasi, metamorfisme, dan magmatisme selama orogenik pada batas lempen g
kontinen. Batuan pembawa (host rock) untuk endapan ini adalah batuan-batuan metamorf
utamanya batuan fasies sekishijau yang membentang sepanjang jalur orogenesa.
Pengendapan emas terbentuk ketika tahap akhir atau setelah puncak metamorfisme tejadi.
Pada endapan emas proterozoik, batuan tempat terendapkannya emas tidak hanya sekishijau
4
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
namun juga berupa kuarsit, karbonat, dan banded iron formation yang terletak sepanjang
sabuk greenstone.
Gambar 3. Batuan karbonat hijau kaya fuchsite, Larder LakeF dan zona kekar gerus pada intrusi gabbroD (Goldfarb dkk., 2005).
Tatanan Tektonik
Tatanan geologi endapan emas orogenik berasosiasi dengan daerah deformasi yang
termetamorfkan secara regional dengan umur yang bervariasi atau dikenal dengan sebutan
sabuk metamorfik. Sabuk metamorfik adalah daerah kompleks dimana terdapat akresi dan
kolisi yang melibatkan temperatur dan tekanan serta dipengaruhi oleh proses magmatik pada
busur depan dan cekungan ekstensional pada bagian busur belakang. Observasi yang
dilakukan pada greenstone belt Arkean hingga sabuk metamorfik Fanerozoik
mengindikasikan adanya asosiasi emas dengan batuan fasies sekishijau. Secara sederhana,
greenstone belt merupakan sabuk batuan volkanik mafik-ultramafik yang termetamorfosa
dan berasosiasi dengan batuan sedimen yang terbentuk pada kraton Arkean dan Proterozoik.
Endapan dengan prospek yang baik ditemukan pada umur Arkean yang terkena
metamorfosa tingkat tinggi atau pada daerah yang terkena metamorfosa tingkat rendah yang
terbentuk pada sabuk metamorf yang memiliki umur yang bervariasi. Endapan emas orogenik
terbentuk pada bagian akhir dari urutan deformasi metamorfosa - magmatik pada
perkembangan orogenesa. Endapan emas tipe ini terbentuk selama proses deformasi pada
batas lempeng konvergen (orogeny) akibat proses akresi, translasi dan kolisi yang sangat
berkaitan dengan tumbukan lempeng yang terjadi. Kontrol struktur memiliki pengaruh kuat
terhadap proses mineralisasi dengan skala yang bervariasi. Endapan biasanya ditemukan
5
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
pada struktur orde kedua atau ketiga dan struktur akibat kompresi sangat sering ditemukan
dengan skala yang besar.
Gambar 4. Tatanan tektonik pembentukan berbagai endapan. Tatanan tektonik pembentukan endapan orogenik berada pada
batas kontinen, pusat pemekaran busur belakang, zona akresi atau kolisi (Groves dkk., 2005).
Geokimia
Batuan kaya besi atau karbon sangat penting untuk pengendapan emas yang lepas dari
larutan hidrotermal. Sekuen batuan pelitik karbonan merupakan reduktan fluida yang penting
dan menjadi tempat pengendapan bijih epigenetik berkadar tinggi. Batuan dengan afinitas
toleitik kaya Fe pada greenstone belt juga dapat mengendapkan bijih karena hadirnya reaksi
desulfidasi antara fluida pembawa bijih dengan batuan. Selain itu, karakteristik geokimia
dari endapan emas orogenik adalah kandungan base metal yang rendah. Unsur jejak yang
terkayakan pada daerah pengendapan emas orogenik ini adalah Ag, As, Au, B, Bi, Hg, Sb,
Te, dan W. Kandungan As dan Sb yang tinggi dapat menjadi salah satu indikasi kehadiran
endapan emas orogenik.
6
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
vein) pun dapat menjadi karakteristik mineralisasi di zona ini (gambar 5 A). Mikrostruktur
yang hadir dapat berupa stylolite, fault gouge, dan spider veinlets.
Laminated crack-seal quartz carbonate veins dan sigmoidal vein array umum
ditemukan pada kondisi brittle-ductille pada kondisi suhu dan tekanan tinggi. Pada kondisi
ini, butiran kuarsa pada batuan belum terdeformasi, dimana butiran kuarsa berbentuk
anhedral ketika host rock berupa metasedimen dan akan berbentuk euhedral pada host rock
yang lebih kompeten seperti batuan beku. Tekstur crack-seal menunjukkan adanya proses
hydraulic fracturing selama peristiwa multiple fluid-flow terjadi. Urat yang hadir akan
memiliki tipe yang berbeda-beda, seperti urat yang hadir di zona gerus yang terdiri dari
central shear, oblique shear; sistem urat ekstensional seperti en enchelon, oblique-extension
veins; stockworks; dan breccia veins. Boudinage dan perlipatan urat yang hadir di endapan
ini juga menunjukkan periode prekinematik hingga sinkinematik, contohnya di Alaska -
Juneau, Yellowknife, Bendigo, Meguma.
Pada lingkungan dengan suhu dan tekanan tinggi (400°C dan 2.5 kbar), tipe
mineralisasi didominasi oleh deformasi ductile yang terjadi dalam shear zone yang luas. Urat
yang sejajar perlapisan, tekstur penggantian (gambar 5 F), dan disseminated lodes (Groves
& Phillips, 1987) umum hadir di zona ini. Butiran kuarsa telah mengalami rekristalisasi di
zona ini. Perubahan tipe mineralisasi emas berhubungan dengan variasi kondisi suhu-tekanan
dari host rock dan perubahan derajat metamorfisme. Contohnya adalah sabuk Abitibi, tipe
endapan berubah dari breksi brittle dan lode pada batuan sekishijau yang derajatnya rendah
di Kirkland Lake, menjadi urat berlaminasi brittle-ductile pada batuan sekishijau berderajat
rendah-tinggi di Sigma, dan menjadi miskin urat di zona ductile batuan amfibolit Red Lake
(Colvine, 1989).
Ore shoot yang muncul akan berkembang sepanjang jurus perlapisan atau di shear
zone. Perubahan jurus dari tubuh bijih dan perpotongan struktur dapat membentuk ore shoot
pada zona dilatasi yang besar. Panjang ore shoot yang dihasilkan mencapai >1km, menerus
searah penunjaman hingga 0,5 km, dan memiliki massa sekitar 2 x 104 sampai 1 x 106 ton.
Tubuh bijih emas pada batuan metamorf secara relatif akan meluas searah jurus hingga 2-5
km dan lebarnya akan bervariasi dari dimensi meter hingga puluhan meter. Endapan emas
terbesar telah ditambang secara ekonomis pada kedalaman 1-3 km. Secara teoretis, sistem
hidrotermal berkembang dalam deep-crustal fault zone dan terbentuk di kedalaman 10-15
7
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
km. Tubuh bijih umumnya terbentuk di daerah sabuk sebagai kluster yang terspasi secara
teratur sepanjang ratusan km dan mendelineasi sistem sesar regional. Spasi bijih
menunjukkan pemusatan aliran fluida kerak secara struktural, sehingga ada daerah yang
kurang termineralisasi di antara tubuh bijih.
Gambar 5. A. Urat kuarsa berlembar di konglomerat Timiskaming, Pamour mine, Timmins. B. Urat breksia besi karbonat, Red Lake
mine, Ontario. C. Urat breksia pengisi sesar, Kirkland Lake. D. Urat breksia pengisi sesar di Kensington, sabuk emas Juneau. E. Urat
pirit massif pengisi sesar Kensington. F. Endapan emas dengan jenis amphibolite-grade replacement, Madsen mine,
Red Lake. G. Sulfidasi di sepanjang tepi urat kuarsa, tambang Victory, Yilgarn. (Goldfarb dkk., 2005)
8
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
9
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
dan atau anhidrit hadir pada tubuh bijih yang besar. Monazit, xenotime dan rutil yang hadir
dengan sangat minor menjadi fase mineral yang penting untuk pengaplikasian teknik
penanggalan modern (dating).
10
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
Zona alterasi proksimal (~50m) pada fasies sekishijau dan batuan berderajat rendah
umumnya mengalami proses serisitisasi kuat dan pengubahan klorit metamorfik. Himpunan
mineral yang umum hadir di zona alterasi proksimal pada batuan mafik dan sedimen yang
berasosiasi dengan fasies sekishijau adalah ankerit dan atau dolomit – kuarsa – muskovit -
pirit ± paragonit, arsenopirit, dan albit. Pada batuan ultramafik, talc dan fuchsite hadir lebih
banyak dari muskovit dan siderit-magnesit hadir sebagai mineral karbonat utama.
Zona alterasi intermediet umumnya berada sekitar 100 m dari tubuh bijih emas. Zona
alterasi intermediet ditandai dengan leaching pada bagian tepi luar, ditunjukkan oleh
hadirnya mineral metamorfik stabil seperti albit dan klorit serta sedikitnya derajat
serisitisasi. Kalsit hadir dengan mineral karbonat pembawa Fe-Mg. Mineral sulfida jarang
hadir. Pada zona distal, mineral sekunder yang utama hadir adalah klorit, kalsit, kuarsa dan
epidot, sedikit mineral sulfida, dolomit dan atau ankerit, mika putih atau fuchsite. Mineral
metamorf albit, K-felspar, amfibol dan magnetit cenderung hadir dan dapat dikenali dengan
mudah.
11
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
Gambar 6. A. Mother Lode fault-fill laminated vein, California. B. Mother Lode fault fill laminated vein yang berasosiasi dengan urat
ekstensional pada hanging wall, California. C. Laminated fault-fill quartz vein, Con mine, Northwest Territories, Canada. D. Bedding-
parallel laminated fault-fill quartz vein, Bendigo, Australia. E. Quartz-tourmaline vein, James Bay, Quebec. F. Shallow-dipping quartz-
tourmaline extensional vein, Sigma mine, Val d’Or, Quebec (Poulsen dkk., 2000).
12
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
Gambar 7. Model subduksi pantai barat Amerika di masa kini yang menunjukkan pengendapan fluida
pembawa bijih selama peristiwa seismic pada zona akresi (Goldfarb dkk, 2001).
Kontrol Struktur
Kontrol struktur dalam pembentukan endapan emas orogenik terbagi menjadi
beberapa orde yaitu: orde pertama dan orde yang lebih rendah. Pada orde pertama, sesar
regional yang mengontrol pengendapan bijih umumnya memiliki panjang ratusan km dan
lebar ratusan meter. Beberapa struktur tersegmentasi dan menunjukkan peristiwa deformasi
berulang kali. Sesar tersebut menggambarkan proses dewatering pada conduit. Dapat
disimpulkan, pada orde ini, sesar berperan sebagai conduit / jalan bagi larutan hidrotermal
13
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
pembawa emas. Pada orde pertama ini, terjadi perubahan zonasi dari ductile ke brittle
sehingga urat-uratnya memiliki karakter ductile hingga brittle (boudin sampai
anastomosing).
Sesar-sesar pada orde ini memiliki sejarah struktur yang kompleks dimulai dengan
proses shortening dan gerakan reverse high angle yang berubah menjadi gerakan strike-slip.
Perubahan tegasan regional menjadi sangat penting bagi migrasi fluida (gambar 8) selama
fluktuasi tekanan ekstrem yang berasosiasi dengan peristiwa seismik besar (gambar 9). Oleh
karena itu, endapan ini terbentuk oleh rezim kompresional hingga transpesional. Ketika
rekahan terbentuk, ruang bukaan muncul dan terjadi penurunan tekanan ( pressure drop)
sehingga fluida naik dan terdorong ke atas oleh mekanisme section pump pada fault valve.
Peristiwa ini terjadi selama peristiwa gempa. Fluida tersebut selanjutnya mengendapkan
mineral di sepanjang zona gerus.
Pada orde kedua dan ketiga, sesar berperan sebagai tempat pengendapan fluida
pembawa bijih. Fluida yang berada pada sistem ini sangat efektif untuk membentuk
mineralisasi di area jog atau percabangan orde pertama. Di daerah dengan rezim
kompresional, sesar anjakan akan meningkatkan overpressure fluida sehingga flux fluida
menjadi tinggi dan akhirnya urat auriferous dapat terendapkan. Semprotan mineralisasi ini
akan memiliki panjang puluhan meter dengan sesar orde kedua yang sejajar dengan orientasi
regional dan sesar orde ketiga akan berupa oblique. Tubuh yang termineralisasi akan lebih
umum berupa brittle-ductile dan ductile shears daripada sistem urat ekstensional.
Urat pembawa emas pada endapan orogenik kebanyakan berupa pengisi sesar atau
rekahan (fault fill shears/fractures). Urat tersebut umumnya terlaminasi, mengandung
fragmen breksia, dan umumnya mengisi sesar dengan kemiringan terjal.
14
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
Gambar 8. (kiri). Perubahan gerakan lempeng di cekungan Pasifik Utara pada 56-55 juta tahun yang lalu. Perubahan dari
orthogonal (thrusting) menjadi oblique (strike-slip) memicu gempa, migrasi fluida dan pengendapan emas sepanjang deep
crustal fault system di sabuk emas Juneau (Goldfarb dkk., 1991).
Gambar 9. (kanan). Tekanan fluida tinggi yang berada di dasar zona seismogenik memicu hydraulic fracturing dan
pengendapan emas sepanjang sistem sesar anjakan bersudut tinggi (Sibson dkk., 1988).
Penyebaran
Penyebaran endapan emas orogenik ini berhubungan erat dengan peristiwa tektonik
yang mengakibatkan adanya deformasi aktif terutama proses orogenesa. Apabila dikaitkan
dengan umur endapannya maka akan terlihat korelasi antara peristiwa geologi dengan
pembentukan endapan emas orogenik. Pada 600 – 50 juta tahun yang lalu terjadi konsentrasi
pengendapan emas yang cukup besar akibat adanya kolisi dari Gondwana dan Laurensia.
Endapan-endapan ini terkonsentrasi sepanjang sabuk orogenik terutama pada sabuk lipatan
(fold belts) yang menjadi host rock endapan emas. Sedangkan ketika Mezosoik keterdapatan
emas terjadi sekeliling sirkum pasifik akibat pecahnya Pangea selama periode ini .
15
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
Gambar 10. Peta penyebaran dari endapan emas orogenik dunia dengan produksi + resources >70 t (Goldfarb, dkk, 2001).
Gambar 11. Superkontinen Gondwana dan Laurentia serta distribusi provinsi emas Paleozoic sepanjang batas konvergensi
lempeng (Goldfarb, dkk, 2001).
16
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
Gambar 12. Grafik kadar vs tonase pada endapan emas orogenik (Gosselin dan Dube, 2005).
17
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
Pompangeo yang terdiri dari batuan metasedimen dan metamorf berumur Paleozoik. Batuan
metamorf pada daerah ini berupa sekis mika, sekis glaukofan, dan kuarsit.
Gambar 13. (atas) Tatanan geologi dari Pulau Sulawesi dan lokasi penelitian daerah Bombana, Sulawesi Tenggara
(modifikasi Hamilton, 1979).
Gambar 14. (bawah) Peta geologi yang menunjukkan Formasi Longkowala tidak selaras diatas Kompleks
Pompangeo berumur Paleozoik yang berupa batuan metamorf (modifikasi Simandjutak dkk,, 1993).
18
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
Gambar 15. a.) Breksiasi/ urat kuarsa terdeformasi yang pararel terhadap arah foliasi dari sekis mika b.) Urat
kuarsa berlapis dengan host batuan metasedimen (Idrus, 2011)
19
Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal
DAFTAR PUSTAKA
Goldfarb, R.J; Baker, T; Dube, B.; Groves, D.I, Hart, C.J.R; Goselin, P. 2005. Distribution,
Character, and Genesis of Gold Deposits in Metamorphic Terranes. Colorado,
Kanada. Society of Economic Geologists, Inc.
Goldfarb, R.J; Groves, D.I. 2015. Orogenic gold: Common or evolving fluid and metal
sources through time. USA. Elsevier
Groves, D.I; Goldfarb R.J; Gebre-Mariam, M; Hagemann, S.G; Robert, F. 1998. Orogenic
gold deposits: A proposed classification in the context of their crustal
distribution and relationship to other gold deposit types. Western Australia.
Elsevier
Idrus, A; Nur, I; Warmada I.W, Fadlin. 2011. Metamorphic Rock-Hosted Orogenic Gold
Deposit Type as a Source of Langkowala Placer Gold, Bombana, Southeast
Sulawesi. Makasar. Jurnal Geologi Indonesia.
Inverno, C.M.C. 2002. Primary gold deposits in Portugal- "mesothermal" or epithermal?
Portugal. Comun. Inst. Geol. e Mineiro
Moritz, R. 2009. What have we learnt about orogenic lode gold deposits over the past 20
years?. Switzerland. Section des Sciences de la Terre, University of Geneva
Parra-Avila, L.A; Bourassa, Y; Miller, J; Perrouty, S; Fiorentini, M.L. 2015. Age constraints
of the Wassa and Benso mesothermal gold deposits, Ashanti Belt, Ghana, West
Africa. Australia. Elsevier
Pirajno, F. 2009. Hydrothermal Processes and Mineral Systems. Australia. Springer Science.
Robb. L. 2005. Introduction to Ore-Forming Process. UK. Blackwell Publishing company
20