Anda di halaman 1dari 2

GEOGRAFI

XI-IIS 3 smstr 3

BAB 4 : Usaha Ketahanan Pangan, Penyedian Bahan Industri, dan Energi Baru
Terbarukan

Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berapa di
bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Penggolongan SDA

a. SDA Materi, yaitu bila yang dimanfaatkan adalah materi sumber daya alam tersebut. contoh
: siderit, limonit dapat dilebur jadi besi/ baja
b. SDA Hayati, ialah SDA yang berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan tumbuhan. SDA
tumbuhan disebut SDA Nabati dan hewan disebut SDA Hewani.
c. SDA Energi, yaitu bila barang yang dimanfaatkan manusia adalah energi yang terkandung
dalam SDA tersebut.
d. SDA Ruang, adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam hidupnya.
e. SDA Waktu, sebagai sumber daya alam, waktu tidak berdiri sendiri melainkan terikat dengan
pemanfaatan sumber daya alam lainnya.

Berdasarkan Pembentukannya

1. SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBARUI


Disebut demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif
cepat, secara reproduksi atau siklus.
1) perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada sumber daya alam Hayati, karena
hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu bertambah.
2) Perbaruan dengan adanya siklus. Beberapa SDA ,misalnya air dan udara terjadi dalam
proses yang melingkar membentuk siklus.

2. SUMBER DAYA ALAM YANG TIDAK DAPAT DIPERBARUI


SDA ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan atau waktu
pembentukan yang lama.
Contoh : bahan mineral, batu bara dll. berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, SDA ini
dibagi 2, yaitu:
1) SDA YANG TIDAK CEPAT HABIS. Karena nilai konsumtifnya kecil.
2) SDA YANG CEPAT HABIS. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif tinggi.

KETAHANAN PANGAN

Pengertian pangan menurut UU nomor 18 tahun 2012 adalah segala segala sesuatu yang berasal
dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan baik yang di oleh
maupun tidak di oleh yang di peruntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia.
Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai :
kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai ketahanan
pangan tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup; dan sekaligus aspek
mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat
dan aktif.
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk
menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan
didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal.

Komponen Ketahanan Pangan

a. Ketersediaan Bahan Pangan


Adalah kondisi tersediannya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan
nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan sesuai UU
No.18 thn 2012. Pengukur ketersediaan bahan pangan untuk kebutuhan hidup mengacu
kepada ketersediaan bahan pangan yang cukup dan tersedia dalam jumlah yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi individu.
b. Stabilitas Ketersediaan Pangan
Ketidakstabilan pangan dipasar akan mengakibatkan peningkatan harga pangan, sehingga
menyebabkan kerawanan pangan. Faktor lain misalnya wabah penyakit. Perbuhan musim juga
berpengaruh pada ketidakstabilan bahan pangan.
c. Keterjangkauan Terhadap Pangan
Diartikan sebagai kedapatan secara fisik dan ekonomi untuk memperoleh pangan yang
dikaitkan dengan kedapatan berproduksi atau kedapatan membeli pangan. Faktor yang
mempengaruhi adalah daya beli dan keterjangkauan komoditas pangan.
d. Kausalitas Pangan
Adalah kondisi atau keadaan pangan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi. Kriteria
kualitas pangan setiap rumah tangga dibedakan menjadi 3 kategori yaitu :
- RT dengan P yg baik : memiliki lauk pauk berupa protein hewani dan nabati
- RT dengan P –B : memliki pengeluaran lauk pauk berupa protein saja
- RT dengan P tidak baik : tidak memiliki lauk pauk berupa protein hewani dan nabati.
-

Anda mungkin juga menyukai