Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH MINAT

DI SUSUN OLEH:

NAMA: DE YNOASHAFA

KELAS: X IPS 1

SMAN 1 KERTOSONO

TAHUN AJARAN 2018/2019

GURU PEMBIMBING:

SEPTIAN PRASETYO S.Pd


DAFTAR ISI:

DAFTAR ISI........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................... 2
1.3. Perumusan Masalah......................................................................... 2
1.4. Metode Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PENUTUP……….......................................................................................10

i
KATA PENGANTAR:

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas limpahan
rahmat dan karunia – Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah ini sesuai waktunya.

Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa


dengan harapan dapat membantu pembaca dalam memahami pelajaran
Sejarah yang merupakan judul dari Makalah kami, yaitu “ASAL USUL DESA
KALIANYAR” Disamping itu, kami berharap bahwa Makalah Sejarah ini
dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk melangkah ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi lagi.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan Makalah Sejarah ini


masih ada kekurangan sehingga kami berharap saran dan kritik dari
pembaca sekalian khususnya dari guru mata pelajaran SEJARAH
PEMINATAN agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

ii
BAB I.
LATAR BELAKANG

I. Latar Belakang Masalah

Sejarah lokal mengandung suatu pengertian, bahwa suatu peristiwa yang


tidak terjadi hanya meliputi suatu daerah dan tidak menyebar ke daerah lainnya.
Sejarah tentang suatu daerah memuat suatu awal daerah tersebut seperti asa-usul
daerah yang bersangkutan sampai kepada perkembangan daerah itu pada masa
berikutnya. Setiap wilayah di Indonesia memiliki karakter tersendiri. Hal ini di
sebabkan karena masing-masing wilayah di Indonesia terbentuk melalui sejarah
panjang yang berbeda-beda. Demikian juga kebudayaan, merupakan produk dari
proses sejarah yang panjang.oleh karena itu sejarah lokal merupakan hal yang
sangat kompleks yang memiliki banyak aspek dari keseluruhan pengalaman
kolektif masa lalu meliputi aspek sosial budaya, polikit, agama, teknologi, ekonomi,
dan sebagainya dalam suatu wilayah tertentu.

Sejarah lokal yang identik dengan cerita rakyat sampai sekarang


masihberkebang terus dan penyebarannya secara turun temurun oleh masyarakat.
Tetapi masih banyak cerita rakyat yang belum terdeteksi maupun tersimpan dalam
bentuk tulisan maupun kajian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah biasanya
dikenang dan diingat dalam bentuk nama. Nama tersebut biasanya diambil dari
nama peristiwa,orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya. Oleh karena berbagai
alas an diatas, penulis ingin meneliti, menelaah dan merekap sejarah lokal di Desa
Kalianyar, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini oleh penulis
diberi judul Asal-Usul Nama Desa Kalianyar, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten
Nganjuk.

Penulis ingin meneliti asal-usul nama Desa Kalianyar, karena penulis ingin
mengetahui dan membaginya pada pembaca. Serta selama ini belum ada yang
meneliti ataupun menganalisisnya. Banyak masyarakat di Indonesia yang tidak
memahami dan mengetahui sejarah lokal yang ada didaerahnya masing-masing.
Ini dikarenakan minimnya pengetahuan tentang sejarah lokal di
wilayahnya,adapun sumber suber untuk mengetahui secara lisan banyak yang
sudah meninggal, pikun, atau bukan penduduk asli dari daerah tersebut. Selain itu
setelah penulis melakukan wawancara kepada informan, penulis menemukan
keunikan dari kebudayaan yang terkandung di dalam cerita-cerita tersebut. Hal itu

1
patut untuk diteliti lebih lanjut agar masyarakat lebih memahami dan menghargai
cerita-cerita rakyat yang terdapat di daerah mereka masing-masing.

1.2. Tujuan Penelitian

Mampu Mendiskripsikan sejarah Desa Kalianyar, Kecamatan Ngronggot,


Kabupaten Nganjuk.

1.3. Perumusan Masalah


Masih kurangnya informasi baik buku maupun literatur yang mengupas tentang
sejarah lokal Desa Kalianyar

1.4. Metode Penulisan

Metode penulisan menggunakan Analisa Deksriptif, wawancara dan studi literatur

PROFIL DESA KALIANYAR

A. Kondisi Desa

a. Sejarah Desa

Desa Kalianyar merupakan desa pemekaran dari Desa Klurahan Kecamatan

Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Dari pemekaran Desa Klurahan tersebut Desa

Kalianyar terdiri dari empat Wilayah Dusun. Diantara empat Dusun tersebut adalah

Dusun Kalianyar Krajan, Dusun Pulosari, Dusun Mergoyoso dan Dusun Templek.

Nama Kalianyar diambilkan dari pembuatan sungai irigasi baru yang menjadi

batas antara wilayah Desa Klurahan dan Desa Kalianyar, sehingga dengan

demikian kata Kalianyar diambilkan dari terjemahan bahasa jawa dari kata

tersebut.

Desa Kalianyar sendiri sudah beberapa kali diperintah oleh beberapa Kepala

Desa yang masa jabatannya berbeda-beda sesuai dengan perkembangan jaman

dan peraturan pemerintah diantaranya R. Reso Mardono ( 1911-1946), R.

Suyondo (1946-1980), R. Puguh Santoso (1980-2006), Joko Murtejo (2007-

sekarang)

b. Demografi

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2013, jumlah

penduduk Desa Kalianyar adalah terdiri dari 1286 KK, dengan jumlah total 4441

2
jiwa, dengan rincian 2236 laki-laki dan 2205 perempuan sebagaimana tertera

dalam Tabel 4.

Tabel 4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Laki-laki Perempua Jumlah Prosentase


n
1 0-4 118 116 234 orang 7,50%
2 5-9 164 161 325 orang 6,50%
3 10-14 171 165 336 orang 7,50%
4 15-19 138 150 288 orang 6,00%
5 20-24 154 137 291 orang 6,50%
6 25-29 186 196 382 orang 8,60%
7 30-34 268 214 482 orang 10,80%
8 35-39 181 182 363
orang 8,10%
9 40-44 216 181 397orang 8,70%
10 45-49 139 160 299
orang 6,70%
11 50-54 136 140 276 orang 6,00%
12 55-58 88 73 161 orang 3,50%
13 >59 277 329 606 orang 13,60%
Jumlah Total 2236 2204 4440 100%
orang

Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49

tahun Desa Kalianyar sekitar 2214 atau hampir 49,40 %. Hal ini merupakan modal

berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.

Tingkat kemiskinan di Desa Kalianyar termasuk tinggi. Dari jumlah 1286 KK

di atas, sejumlah 503 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 302 KK tercatat Keluarga

Sejahtera I; 176 KK tercatat Keluarga Sejahtera II; 186 KK tercatat Keluarga

Sejahtera III; 54 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan

KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 50 % KK

Desa Kalianyar adalah keluarga miskin.

Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 42

m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS kabupaten Nganjuk tahun

2004, selama tahun 2004 curah hujan di Desa Kalianyar rata-rata mencapai 1.300

mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 2.500

3
mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2013-2014. Jarak

tempuh ke Kantor Kecamatan Ngronggot 3,5 Km dan ditempuh dalam waktu 10

menit. Jarak Tempuh ke Ibu Kota Kabupaten 30 Km dengan waktu tempuh 60

menit.

c. Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber

Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan

perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak

tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya

ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu

program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan.

Prosentase tinggkat pendidikan Desa Kalianyar dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Tamatan Sekolah Masyarakat

No Keterangan Jumlah Prosentase


1 Buta Huruf Usia 10 tahun ke 417 8,5 %
atas
2 Usia Pra-Sekolah 510 11 %
3 Belum dan Tidak Tamat SD 1315 29 %
4 Tamat Sekolah SD 442 10 %
5 Tamat Sekolah SMP 910 20 %
6 Tamat Sekolah SMA 846 19 %
7 Tamat Sekolah PT/ Akademi 154 2,5 %
Jumlah Total 4440

Dari data di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Kalianyar

hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan

tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang

memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri.

Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Desa Kalianyar, tidak terlepas dari

terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah

ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Kalianyar

baru tersedia di tingkat pendidikan dasar 6 tahun (SD), sementara untuk

4
pendidikan tingkat menengah pertama dan Pendidikan Tingkat Menengah ke atas

berada di tempat lain yang relatif jauh.

Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan

rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Kalianyar yaitu melalui pelatihan

dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan

baik di Desa Kalianyar.

d. Kesehatan

Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan

merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan.

Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara

untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya

masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya

jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang

sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit

sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan

kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup

berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya

disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu

mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Kalianyar secara umum.

Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya.

Tercatat penderita tuna wicara 3 orang, tuna rungu 4 orang, tuna netra 5 orang dan

lumpuh 3 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di

Desa Kalianyar.

Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan

masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2012 di Desa

Kalianyar berjumlah 1894 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang

diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 82 bayi. Tingkat partisipasi

demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup

tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Polindes di Desa

5
Kalianyar. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengka ini

berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir.

Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini,

dari jumlah 173 balita di tahun 2012, masih terdapat 2 balita bergizi buruk, 6 balita

bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu

ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Kalianyar ke depan lebih

baik.

e. Keadaan Sosial

Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia

yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk

menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam

konteks politik lokal Desa Kalianyar, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala

desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pemillukada, dan pimilugub)

yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.

Khusus untuk pemilihan kepala desa Kalianyar, sebagaimana tradisi kepala

desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara

trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas

dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa

adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang

biasa disebut pulung –dalam tradisi jawa- bagi keluarga-keluarga tersebut.

Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat

diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja,

kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti

sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-

norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.

Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-

syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku,

bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini

juga terjadi pada pemilihan desa Kalianyar pada tahun 2007. Pada pilihan kepala

desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 95%. Tercatat ada dua

6
kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa.

Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Kalianyar seperti acara

perayaan desa.

Pada Bulan Desember Tahun 2012, Bulan 9 Agustus 2013 serta Bulan April

2014 ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Kepala Daerah dan wakil

Kepala Daerah serta Pemilihan Legislatif. Walaupun tingkat partisipasinya lebih

rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70% daftar pemilih tetap,

memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di

desa Kalianyar.

Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal.

Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya

kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak

dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang

penuh tolong menolong maupun gotong royong.

Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme

pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi

desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan

demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Kalianyar

mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.

Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa

Kalianyar mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari

segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan

partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam

kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat

masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik

nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Kalianyar kurang

mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan

dan kepentingan masyarakat secara langsung.

Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal

lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai

babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama

7
masyarakat Desa Kalianyar. Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah

mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa

Kalianyar. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun

secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis

ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.

Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan

sosial yang cukup berarti di Desa Kalianyar. Isu-isu terkait tema ini, seperti

kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan

masyarakat dan sosial.

f. Keadaan Ekonomi

Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Kalianyar Rp. 600.000/bulan.

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Kalianyar dapat

teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan,

industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di

sektor pertanian berjumlah 782 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 561

orang, yang bekerja di sektor industri 153 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 95

orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian

berjumlah 1591 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata

pencaharian.

Tabel 6

Mata Pencaharian dan Jumlahnya

No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase

1 Pertanian 782 orang


49,2 %
2 Jasa/ Perdagangan
35,3 %
1. Jasa Pemerintahan 89 orang
2. Jasa Perdagangan 374 orang
3. Jasa Angkutan 14 orang
4. Jasa Ketrampilan 51orang
5. Jasa lainnya 33 orang

8
3 Sektor Industri 153 orang
9,5 %
4 Sektor lain 95 orang
6%
Jumlah 1591 Orang

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Kalianyar

masih cukup rendah. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk

usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 899 orang dari jumlah angkatan kerja

sekitar 2490 orang. Angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di

Desa Kalianyar.

B. Kondisi Pemerintahan Desa

B.1. Pembagian Wilayah Desa

Wilayah Desa Kalianyar terdiri dari 4 Dusun yaitu : Dusun Kalianyar Krajan,

Dusun Pulosari, Dusun Mergoyoso, dan Dusun Templek yang masing-masing

dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis

seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini. Dalam rangka

memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Kalianyar, dari

keempat Dusun tersebut terbagi menjadi 09 Rukun Warga (RW) dan 18 Rukun

Tetangga (RT).

B.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah

pemerintahan Desa Kalianyar memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap

pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait

hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun

Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk.

Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Kalianyar

tidak bisa lepas dari strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya.

Secara umum pelayanan pemerintahan Desa Kalianyar kepada masyarakat

cukup memuaskan dan kelembagaan yang ada berjalan sesuai tugas dan

fungsinya masing-masing.

9
10
BAB II

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang yang menjadi
pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
refrensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bersedia


memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya.

11

Anda mungkin juga menyukai