Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jumat:

Kita yang Selalu Lalai Page | 1

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Khutbah Jumat (Jumat Pon), 6 Rabi’ul Awwal 1439 H 24 November 2017

@ Masjid Jami’ Al-Adha, Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul

Khutbah Pertama
ْ َ َ ُ ‫َ َ َ َ َ َ َ ُ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ه‬ ‫ْ َ ْ ُ ه ه‬
‫ّلِل ال َذي هدانا َلهذا وما َكنا َلنهت َدي لو َُل أن هدانا اّلِل لقد‬ َ َ ‫الحمد‬
ُْ ُ َ ُ ْ ُ َّ َ ُ ْ ُ ْ ْ ُ
ُ َ ِّ َ ْ َ ِّ َ ُ ُ ُ ْ َ َ
‫ورثت ُموها َب َما كنت ْم‬ ِ ‫أ‬ ‫ة‬ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ت‬
َ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫وا‬ ‫ود‬‫ن‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ح‬ ‫ال‬ ‫ب‬
َ ‫ا‬‫ن‬ ‫جاءت رسل رب‬
َ ُ َ
‫ت ْع َملون‬
ُ َ َ ْ ََ َ ُ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ
‫شيك له‬ ِ ‫أشهد أن َل َإله َإَل هللا وحده َل‬
َ ْ ََ ََ َ ََْ ُ ‫َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ ه‬
‫وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صَّل هللا علي َه وعَّل َآل َه وأصح َاب َه‬
ْ ِّ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ِّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ََ َ َ ْ َ َ
‫اط المست َقي َم َإَل يو َم الدي ِن‬ َ ‫الِّص‬ ‫ومن سار عَّل نه َج َه الق ِوي َم ودعا َإَل‬
َ
ً‫َو َس هل َم َت ْس َل ْي ًما ك َث ْيا‬
ْ
ً ّ َ َّ َ َ َ َ َ ً ْ َ ْ َ َ َ ْ ‫ّ ُ َّ َ ِّ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ ه‬
‫ وأرنا الحق حقا‬،‫ و ِزدنا َعلما‬،‫ وانف َعنا َبما علمتنا‬،‫اللهم علمنا ما ينفعنا‬
ُ َ َ ْ ُ ً َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ِّ َ ْ ُ ْ َ
‫اطال َو ْارزقنا ْاج َتن َابه‬ َ ‫اطل ب‬ َ ‫ وأرنا الب‬،‫وارزقنا اتباعه‬
Amma ba’du:

Para jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah …

Tak bosan-bosannya kita memanjatkan puji syukur kepada Allah atas limpahan rahmat dan
karunia sehingga terus berada dalam keadaan sehat wal afiat dan diberi umur panjang. Lebih dari
itu semua, Allah masih memberikan kepada kita nikmat iman dan Islam yang patut kita syukuri
dengan meningkatkan ketakwaan kita pada Allah,
َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َّ َّ ُ ُ َ َ َ َ ُ َّ َ َ ‫ه‬ ُ َّ ُ َ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫يا أيها ال َذين آمنوا اتقوا اّلِل حق تق َات َه وَل تموتن َإَل وأنتم مس َلمون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran:
102).

Allah Ta’ala juga memerintahkan kepada kita untuk muhasabah diri dengan memperbaiki
ketakwaan kita, Page | 2
َّ َ ‫ه‬ ُ َّ َ َ ْ َ َّ َ َ ٌ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ‫ه‬ ُ َّ ُ َ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫يا أيها ال َذين آمنوا اتقوا اّلِل ولتنظر نفس ما قدمت َلغ ٍد واتقوا اّلِل َإن‬
َ َُ َْ َ ٌ َ َ‫ه‬
‫اّلِل خ َب ْي َبما تعملون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Maksud ayat ini kata Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim,

َ ‫َحاس ُبوا َأ ْن ُف َس ُك ْم َق ْب َل َأ ْن ُت َح‬


َ‫ َو ْان ُظ ُروا َم َاذا ْاد َخ ْ ُرت ْم َ َل ْن ُفس ُك ْم من‬،‫اس ُبوا‬
َ َ ُ َ ُ ُ َ َ
َ َ َ ْ
‫الص َال َح َة َل َي ْو َم َم َع َادك ْم َوع َرضك ْم عَّل َ ِّربك ْم‬ َّ ‫الع َمال‬
َ
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Lihatlah apa yang telah kalian siapkan untuk diri
kalian berupa amal shalih untuk hari di mana kalian akan kembali dan setiap amal kalian akan
dihadapkan kepada Allah."

Ibnul Jauzi dalam Zaad Al-Masiir berkata,


ُ ُ ُ ً ِّ َ ْ َ ْ ْ ُ ً َ ً َ َ َ َ َّ َ ْ ََ َّ َ ْ ُ ُ َ َ َ ُ ْ َ
‫وبقه؟‬
َ ‫ش ٍء قدم؟ أعمال ص َالحا ين َجي َه؟ أم سيئا ي‬
َ ‫َلينظر أحدكم أي‬
“Supaya salah seorang di antara kalian melihat apa saja amalan yang telah ia siapkan. Apakah
yang ia siapkan adalah amalan shalih yang dapat menyelamatkan dirinya ataukah amalan
kejelekan yang dapat membinasakannya?”

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi akhir zaman, yang telah mendapatkan mukjizat
paling besar dan menjadi pembuka pintu surga, yaitu nabi besar kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, sahabat dan setiap orang yang mengikuti salaf tersebut
dengan baik hingga akhir zaman.

Para jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah …

Tak dipungkuri, kita termasuk orang-orang yang lalai dari ketaatan dan berdzikir pada Allah, lebih-
lebih lagi dalam mengingat akhirat. Apa buktinya?

Lihat saja diri kita?


Kita kurang memperhatikan ibadah wajib. Kalau pun memperhatikan ibadah wajib, pasti ada
kekurangan dalam yang sunnah atau kita merasa “sudah lah cukup dengan wajib saja”. Kebiasaan
kita juga menganggap maksiat bahkan dosa besar sebagai hal yang biasa.

Lebih-lebih ada yang tidak beriman pada Allah, maka kelalaiannya sampai pada taraf yang
sempurna, tidak mengingat akhirat sama sekali, hidupnya layaknya binatang ternak, hanya paham Page | 3
makan, minum, tidur, bersenang-senang dan istirahat. Inilah yang Allah sebutkan,
َّ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ ُ َّ َ َ َ ُ َ َ َ ‫َ ه‬
ْ‫الن ُار َم ْث ًوى َل ُهم‬‫وال َذين كفروا يتمتعون ويأ كلون كما تأ كل النعام و‬
“Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya
binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad: 12)

Jangan-jangan kita yang mengaku sebagai muslim, keadaannya malah seperti binatang ternak di
atas. Na’udzu billah min dzalik.

Apa sebab yang membuat kita bisa berada dalam ghaflah (kelalaian)?

Pertama: Ingin terus rehat atau beristirahat. Padahal rehat yang hakiki nanti di akhirat sedangkan
dunia adalah masa kita untuk beramal.

Kedua: Semangat dalam mencari kelezatan dunia. Akibatnya nanti adalah melalaikan kewajiban
dan menerjang yang haram demi dunia.

Ketiga: Karena sudah mati rasa terhadap dosa. Bahkan ada yang merasa bahwa dosa yang
diterjang adalah suatu kebaikan.

Keempat: Mengikuti hawa nafsu.

Kelima: Sibuk dengan kerja dan mencari nafkah.

Mukmin yang terpuji adalah jika bisnis dan pekerjaan dunia yang ia jalani tidak melalaikannya dari
mengingat Allah sebagaimana disebut dalam ayat,

ِّ‫اّلِل َأ ْن ُت ْر َف َع َو ُي ْذ َك َر ف َيها ْاس ُم ُه ُي َس ِّب ُح َل ُه ف َيها ب ْال ُغ ُدو‬


ُ ‫ف ُب ُيوت َأذ َن ه‬
َ َ َ َْ َ َ ٍ ََ
)36( ‫واْلص َال‬ َ
َ َّ َ َ َ َّ َ َ ‫َ ٌ َ ُْ ْ َ َ ٌ ََ َْ ٌ َ ْ ْ ه‬
‫اّلِل وَإق َ َام الصال َة وَإيت َاء الزك َاة‬ َ ‫ِرجال َل تل َه َيهم َتجارة وَل ب هيع عن َذ ْك ِ ُر‬
ْ ُ ‫ون َي ْو ًما َت َت َقل ُب فيه ال ُقل‬ َ ُ َ َ
)37( ‫وب َوال ْب َص ُار‬ َ َ ‫يخاف‬
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut
nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh
perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu)
hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS. An-Nuur: 36-37)
Keenam: Waktu dihabiskan dengan permainan dan games.

Ketujuh: Banyak bersenang-senang dengan pakaian, makanan dan kelezatan dunia.

Kedelapan: Cinta dunia dan merasa hidup lama.

Kesembilan: Berteman dengan orang-orang yang lalai (ghaflah). Page | 4


Disebutkan dalam ayat,
َ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ ُ َْ ْ ُ َ ََْ َ ‫ه‬ َ َ ‫ََ َ ُ ُ َ ه‬
‫ين ن ُسوا اّلِل فأنساهم أنفسهم أول َئك هم الف َاسقون‬‫وَل تكونوا كال َذ‬
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka
lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 19)

Kesepuluh: Banyak sibuk dengan hal mubah.

Contoh banyak “ngobrol” setelah Isya sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan
dari Abi Barzah, beliau berkata,
َ ْ َ ْ َ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َ ‫َ َّ َ ُ َ ه‬
‫اّلِل – صَّل هللا عليه وسلم – كان يكره النوم قبل ال َعش َاء‬
َ ‫أن رسول‬
َ َ َْ َ َ ْ َ
‫والح َديث بعدها‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-
ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari, no. 568)

Karena sebab di atas bisa membuat kita lalai dalam berbagai bentuk
kelalaian berikut ini.

1- Enggan duduk dalam majelis ilmu untuk mempelajari agama.


2- Enggan mempelajari Al-Qur’an dengan membaca, memahami dan menghafalkannya
serta mendalami ilmu di dalamnya.
3- Enggan berdzikir kepada Allah.
4- Enggan membaca dan menghafalkan dzikir yang bisa digunakan untuk melindungi diri.
5- Lalai dalam memperhatikan niat.
6- Beramal namun tidak memperhatikan manakah amalan yang lebih prioritas dari yang
lainnya.

Demikian khutbah pertama ini. Moga Allah memberi taufik dan hidayah.

َ ‫ي إ َّن ُه ُه َو‬
ُ‫السم ْيع‬ َ ْ ‫الم ْسلم‬
ُ َ َ ْ ََُ َ ُ َْ ْ َ َ َ َْ ُ َُْ
َ َ ََْ ‫أقول قو َ ََل هذا َواستغ َفر هللا َ ََل ولكم و َلس َائ ِر‬
‫الع َل ْي ُم‬
َ

Khutbah Kedua
ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ ََ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ُ ُ ُ ْ َ َ ِّ َ ُ َ ْ َ
‫ وأشهد‬،‫شيك له‬ ِ ‫هللا وح ُد ُه َل‬ ‫ َوأشهد أن َل َإله َإَل‬، ‫أحمد ر ّ َب وأشكره‬
ُ ً َ َ َّ
‫أن ن َب َّينا ُم َح َّمدا َع ْبد ُه َو َر ُس ْوله‬
َ َ َ َ َ َ ‫ه‬
‫الل ُه َّم َص ِّل َعَّل ن َب ِّينا ُم َح َّم ٍد َو َعَّل َآل َه َو َم ْن ت َب َع ُه ْم َب َإ ْح َس ٍان َإَل َي ْو َم‬ Page | 5
ِّ
‫الد ْي ِن‬
Jamaah Shalat Jumat yang moga senantiasa diberkahi oleh Allah Ta’ala …

Cara untuk menghilangkan ghaflah (kelalaian)

1- Berada dalam majelis ilmu.


2- Rajin berdzikir.
3- Rajin berdoa.
4- Shalat malam.
5- Ziarah kubur.
6- Tadabbur keadaan sekitar kita seperti merenungkan kematian yang ada di sekeliling kita.
7- Mengingat surga dan neraka.

Moga kita terhindar dari kelalaian dan terus istiqamah taat dalam beribadah.

Di hari Jumat yang penuh berkah ini, kami ingatkan untuk memperbanyak shalawat pada Nabi kita
Muhammad. Siapa yang bershalawat pada Nabi sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya
sebanyak sepuluh kali. Juga tak lupa nantinya kita berdoa pada Allah di hari penuh berkah ini,
moga doa-doa kita diperkenankan oleh Allah Ta’ala.

ُ ِّ َ َ ْ َ َ ُّ َ ُ َ َ ‫َّ ه َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ َّ ِّ َ َ ُّ َ ه‬
‫َإن اّلِل ومال َئكته يصلون عَّل الن َّ َب يا أيها ال َذين آمنوا صلوا علي َه وسلموا‬
ً َ
‫ت ْس َليما‬
َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ‫ُ َ َّ َ َ َ ه‬ َ َ َ َّ َ ُ َ َ ِّ َ َّ ُ ‫َ ه‬
‫آل‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫اه‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫َّل‬ ‫اللهم صل عَّل محمد وع‬
َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ُ َ َ َ َ َّ َ ُ َ َ َ ْ َ َ ٌ ْ ٍ َ ٌ ْ َ َ َّ َ ْ َ ْ
ٍ
‫آل محم ٍد كما باركت عَّل‬ ‫ وبارك عَّل محم ٍد وعَّل‬.‫ َإنك حميد مجيد‬،‫َإبر َاهيم‬
ٌ ْ َ َ ٌ ْ َ َ َّ َ ْ َ ْ ِ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ
‫ َإنك ح َميد م َجيد‬،‫آل َإبر َاهيم‬ َ ‫َإبر َاهيم وعَّل‬
ْ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ ‫اغف ْر ل ْل ُم ْسلم‬ ْ َّ ُ
‫ات ال ْح َي َاء َمن ُه ْم‬ َ َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫المؤ‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫المؤ‬
َْ َ َ َ َ ‫و‬ ‫ات‬ ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ
‫المس‬ ‫و‬َ ‫ي‬
ْ َ ََ َ َ ‫اللهم‬
ْ َّ َ َّ
‫ات َإنك َس َم ْي ٌع ق ِرْي ٌب ُم َج ْي ُب الدع َو َة‬ َ ‫والمو‬
َْ َ
َ َ َ ْ َ َ
‫اع َ َتك َما‬ ‫اصيك و َمن ط‬ َ ‫ي َم‬
‫ع‬ َ ْ ‫ول َب ْي َن َنا َو َب‬ ُ ‫الل ُه َّم ْاقس ْم َل َنا م ْن َخ ْش َيت َك َما َي ُح‬ ‫ه‬
َ ْ َ ْ َ َ
َ َ ْ َ ْ ِّ َ َ َ ْ ُّ َ ُ َََْ ُ ِّ َ ُ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ُ ِّ َ ُ
‫الدنيا ومتعنا َبأسم َاعنا‬ ‫ات‬َ ‫يب‬ ‫ص‬ َ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ه‬َ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ي‬ ْ ‫ق‬ َ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬‫و‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫ه‬َ ‫ب‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫تبلغ‬
َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ِ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ ُ َ َ َ َ ْ َ َ
‫وأبص ِارنا وقو َتنا ما أحييتنا واجعله الو ِارث َمنا واجعل ثأرنا عَّل من ظلمنا‬
‫ُّ ْ َ َ ْ َ َ َ ِّ َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ََ‬ ‫َ َ َ َ‬ ‫َ ْ ُ َْ َ‬
‫ِّصنا َعَّل َم ْن َعادانا َوَل ت ْج َع ْل ُم َص َيبتنا َف َد َيننا َوَل ت ْج َع َل الدنيا أ ك ّي همنا‬ ‫وان‬
‫َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ُ َ ِّ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ‬
‫وَل مبلغ َعل َمنا وَل تسلط علينا من َل يرحمنا‬
‫وب َنا َب ْع َد إ ْذ َه َد ْي َت َنا َو َه ْب َل َنا م ْن َل ُد ْن َك َر ْح َم ًة إ َّن َك َأ ْن َت ْال َو َّهابُ‬
‫َ َّرب َنا ََل ُتز ْغ ُق ُل َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫ُ َّ َ ْ َ ُ َ َ ُّ َ َ َ َ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫‪Page | 6‬‬
‫الغ َب‬ ‫الله َّم َإنا نسألك الهدى والتق والعفاف و َ‬
‫اْلخرةَ‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ُ ُ ِّ َ َ َ ْ َ‬ ‫ه ُ َّ َ ْ ْ َ َ َ َ‬
‫اب َ َ‬ ‫ور كلها وأ َجرنا َمن َخز ِى الدنيا وعذ َ‬ ‫اللهم أح َسن ع َاقبتنا َف الم ِ‬
‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬ ‫َ َ‬
‫اب الن ِار‬ ‫َ َّربنا َآتنا َ َف الدنيا حسنة و َ َف اْل َخرَة حسنة و َقنا عذ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ َ َ‬ ‫ه‬
‫هللا َعَّل ن َب ِّينا ُم َح َّم ٍد َو َعَّل َآل َه َو َص ْح َب َه و ََم ْن ت َب َع ُه ْم َب َإ ْح َس ٍان َإَل َي ْو َم‬ ‫َو َصَّل‬
‫ّ‬
‫الد ْين‪.‬‬
‫َوآخ ُر َد ْع َو َانا َأن ْال َح ْم ُد هلل َر ِّب ْال َع َالم ْيَ‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬

‫‪Referensi utama: Mufsidaat Al-Qulub. Cetakan pertama, Tahun 1438 H. Syaikh Muhammad‬‬
‫‪Shalih Al-Munajjid. Penerbit Al-‘Ubaikan. Hlm. 89-120.‬‬

‫‪---‬‬

‫‪Disusun saat hujan mengguyur Darush Sholihin, saat Jumat siang, Jumat Pon, 6 Rabi’ul Awwal‬‬
‫‪1439 H‬‬

Anda mungkin juga menyukai