Anda di halaman 1dari 126

LAPORAN TUGAS ANATOMI

KEPANITERAAN UMUM

KELOMPOK 1
ANGGOTA :

Abraham Isnan 2017790017


Adibah M Rahman 2017790018
Afriani Khairunnisa 2017790019
Alun Khairunnisa 2017790020
Amalia Grahani Prasetyo 2017790021
Amiru Zachra 2017790022
Andi Bagus Prayogo 2017790023
Anis Julianti 2017790024
Ariq Salsabila Zalfa 2017790025
Astri Nur Sa’diyah 2017790026
Aulia Widyajasita 2017790027

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


2018
DAFTAR ISI

Daftar isi ……………………………………………………………………………. 2

Anatomi
……………………………………………………………………………. 3
Muskuloskeletal

Anatomi Saraf ……………………………………………………………………………. 28

Anatomi Mata ……………………………………………………………………………. 38

Anatomi Paru ……………………………………………………………………………. 46

Anatomi
Gastrointestinal dan ……………………………………………………………………………. 59
Hepar

Anatomi Jantung ……………………………………………………………………………. 87

Anatomi Genitalia ……………………………………………………………………………. 94

Anatomi Urogenital ……………………………………………………………………………. 104

Anatomi Kulit ……………………………………………………………………………. 109

Anatomi THT ……………………………………………………………………………. 115

2
ANATOMI MUSKULOSKELETAL

Kerangka manusia tersusun dari berbagai jenis tulang, menurut bentuknya tulang-tulang
penyusun rangka tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut :
A. Tulang Pipa Misalnya tulang lengan, tulang paha, dan tulang ruas jar.

B. Tulang Pendek Misalnya tulang-tulang pegelangan tangan dan kaki, ruas-ruas


tulang belakang.

3
C. Tulang Pipih Misalnya tulang belikat, tulang dada, tulang rusuk dan tulang
panggul Tulang-tulang penyusun rangka manusia dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu tulang rangka kepada (tengkorak), tulang rangka badan, dan tulang
anggota badan.

4
 Tulang Kerangka Kepala (Tengkorak)

Tulang Kerangka Kepala (Tengkorak) Kerangka kepala tersusun dari tulang-tulang pipih yang
berhubungan satu dengan yang lain.

Tulang tengkorak terbagi menjadi dua yaitu :


1.Tulang tengkorak bagian muka atau wajah, terdiri dari tulang rahang atas, tulang rahang bawah,
tulang pipi, tulang air mata, tulang hidung, tulang langit-langit dan tulang lidah.

2. Kerangka tengkorak, terdiri dari tulang kepala belakang, tulang dahi, tulang ubun-ubun, dua
tulang pelipis, dua tulang tapis, dan tulang baji.

 Tulang Kerangka Badan

Kerangka badan dikelompokkan menjadi enam bagian, yaitu


tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk atau iga, tulang gelang bahu, dan tulang gelan
g panggul. Tulang belakang terdiri dari tulang pendek berjumlah 33 ruas dengan perincian
sebagai berikut :

5
 7 ruas tulang leher
 12 ruas tulang punggung
 5 ruas tulang pinggang
 5 ruas tulang kelangkang
 4 ruas tulang ekor

Tulang dada terdiri dari tiga bagian yaitu :

o Bagian huluh
o Bagian badan
o Bagian taji pedang

Tulang rusuk atau iga, berjumlah twelve pasang dengan rincian sebagai berikut:

 7 pasang rusuk sejati


 3 pasang rusuk palsu
 2 pasang rusuk melayang

6
Tulang gelang bahu, terdiri dari dua tulang yaitu :

 2 tulang belikat
 2 tulang selangka

 Tulang Kerangka Anggota Badan

Kerangka anggota badan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu tulang anggota gerak atas dan
tulang anggota gerak bawah. Tulang anggota gerak atas tersusun oleh tulang-tulang :

7
 2 tulang lengan atas
 2 tulang hasta
 2 tulang pengumpil
 Tulang pegelangan tangan
 Tulang telapak tangan

Ruas tulang-tulang jari tangan Tulang anggota gerak bawah tersusun oleh tulang-tulang :

 2 tulang paha
 2 tulang kering
 2 tulang betis
 Tulang pegelangan kaki
 Tulang tapak kaki
 Ruas tulang-tulang jari kaki

8
D . Jenis dan Fungsi Tulang pada Manusia

Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

tulang rawan,dan tulang keras.

1 . Tulang Rawan

Tulang rawan tersusun dari sel - sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak
mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.

Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada
ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas - ruas tulang belakang.
Mengapa bila anak - anak mengalami patah tulang, cepat menyambung kembali? Hal ini
dikarenakan pada anak - anak masih banyak memiliki tulang rawan, sehingga bila patah mudah
menyambung kembali.

Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras, disebut osifikasi

9
2 . Tulang Keras

Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang ( osteoblas )ruang antar sel tulang keras banyak
mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.

Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat ( CaCO 3 ) dan kalsium fosfat ( Ca( PO 4 )2)
yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang
didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.

Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka. Contoh tulang keras: tulang paha , tulang
lengan , tulang betis , tulang selangka.

Articulatio
Sendi adalah tempat dimana dua atau leboh tulang bertemu satu dengan yang lain.

Klasifikasi sendi:
1. Sendi datar
o Permukaan sendi rata atau hampir rata, sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran antar
tulang. Contoh: articulatio sternoclavicularis, articulatio acromioclavicularis.
o
2. Sendi engsel
o Menyerupai engsel pintu sehingga memberikan gerakan fleksi maupun ekstensi. Contoh:
articulatio cubiti, articulatio genus
3. Sendi condyloidea
o Mempunyai dua permukaan korveks yang bersendi dengan dua permukaan konkaf.
Gerakannya fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi. Contoh: articulatio interphalangae.
4. Sendi elipsoidea
o Facies articularis berbentuk konveks elips yang sesuai dengan facies articularis berbentuk
konkaf elips. Contoh: articulatio radiocarpalis.
5. Sendi pelana

10
o Facies articularis berbentuk konkaf konveks yang saling berlawanan dan mirip dengan
pelana pada punggung kuda. Contoh: articulatio carpometacarpalis pollicis.

6. Sendi peluru
o Kepala sendi yang berbentuk bola pada satu tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk
socket pada tulang lain. Contoh: articulatio humeri, articulatio coxae.

Stabilitas sendi
Stabilitas sendi tergantung kepada :
1. Permukaan sendi
o Struktur ball and socket articulatio coxae dan mortise pada articulatio talocruralis merupakan
contoh yang baik bagaimana bentuk tulang berperan penting pada stabilitas sendi.
2. Ligament
o Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi yang berlebihan , tetapi jika regangan
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, ligamentum fibrosa akan teregang.
3. Tonus otot
o Tonus otot merupakan faktor utama yang mengatur stabilitas sendi.

Caput Persendian

Hanya ada 3 bentuk persendiaan pada cranium:


a. Synarthrosis :
1. Sutura (pada calvaria cranii)
2.Synostosis (pada basis cranii + viscerocranium)

11
b. Diarthrosis:
Articulatio temporomandibularis

Sutura utama pada calvaria cranii


 Sutura coronalis (ostium frontale – ostium parietale)
 Sutura sagittalis (antara ostium parietale)
 Sutura lambdoidea (ostium occipitale – ostium parietale)

Fontanela/Fonticulus (ubun-ubun)
 Suatu syndesmosis pd calvaria cranii →sebelum terbtk sutura
 Fontanella Utama:
 Fontanella Minor : bentuk segi-3,antar parietale-frontale,menutup
usia 3 th
 Fontanella Major: bentuk segi-4,antara parietale-occipitale,menutup
usia 3 bulan
 Fontanella lain:

 Fontanella mastoidea (6 bulan)

 Fontanella sphenoidale (18 bulan)

Articulatio Temporomandibularis
Dibentuk:
 Capitulum mandibulae proccesus condyloideus
 Fossa mandibularis + tuberculum articulare

Morphologi: articulatio plana + articulatio trochlearis


Discus articularis :ada
Ligamentum: ligamentum temporomandibulare, ligamentum sphenomandibulare, ligamentum
stylomandibulare ,raphe mandibulare
Gerakan:
 Depressio + elevatio

12
 Protractio + retractio
 Side to side movement

Collum Persendian
Terdapat persendian :
Synarthrosis
 Syndesmosis fibrosa

- Ostium Hyoideum terhadap cartilago laryngeus


- Ligamentum Interspinosum + ligamentum Supraspinosum → antara proccesus Spinosus
vertebra cervical II – VII
- Ligamentum Longitudinale anterior dan posterior → antara corpus vertebra cervical

13
- Ligamentum Intertransversarii → antara proccesus trans vertebra cervical II –VII
 Synchondrosis → discus intervertebralis antara vertebra cervical II – VII
 Syndesmosis elastica → lig. Flavum → antara arcus vertebra cervical II – VII

Diarthrosis
• Articulatio Atlantooccipitalis (occipitale – Atlas/vertebra cervical I)
• Articulatio Atlantoepisthropica (Atlas/vertebra cervical I – Epistropheus/vertebra cervical II)
• Zygapophyseal Joint (antara proccesus articularis vertebra cervical (II – VII)

14
Ekstremitas Superior (Persendian)
Terdapat Persendian
1. Articulatio Sternoclavicularis

2. Articulatio Acromioclavicularis

3. Articulatio Humeru

4. Articulatio Cubiti

5. Articulatio Radioulnaris (prox, intermedia, dist)

6. Articulatio Radiocarpea

15
7. Articulatio Nes Manus

- Articulatio Intercarpea

- Articulatio Carpometacarpea

- Articulatio Intermetacarpea

- Articulatio Metacarpophalangea

- Articulatio (es) Interphalangea (prox, dist)

Ekstremitas Inferior (Persendian)


Terdapat persendian :
a. Articulatio Sacroiliaca

b. Symphysis Osseum Pubis

c. Articulatio Coxae

d. Articulatio Genu

e. Articulatio Tibiofibularis

f. Articulatio Talocruralis

g. Articulationes Pedis

i. Articulatio Intertarsea

ii. Articulatio Tarsometatarsea

iii. Articulatio Intermetatarsea

iv. Articulatio Metatarsophalangea

v. Articulatio (es) Interphalangea

16
17
Muskulo (otot)
Muskuli facei dan fungsinya:
 Pergerakan kulit kepala
 M. Occipitorfrontalis
 M. Occipitorfrontalis dan M. Temporoparietalis bersama-sama disebut sebagai M.
Epicranus
 M. Temporoparietalis
 Pergerakan daun telinga
 M. Auricularis anterior
 M. Auricularis superior
 M. Auricularis posterior
 Saat meniup dan mengunyah
1. M. Buccinator
 Pergerakan bibir, cuping hidung, dan kulit dagu

18
2. M. Orbicularis Oris
3. M. Depressor labiti inferioris
4. M. Levator labii superioris
5. M. Mentalis
6. M. Tranversus menti
7. M. Depressor anguli oris
8. M. Risorius
9. M. Levator anguli oris
10. M. Zygomaticus Major
11. M. Zygomaticus Minor
12. M. Levator labii superioris alaeque nasii

Musculi Colli (Otot-otot leher)


 Menggerakan kulit leher

19
1. Platysma
2. N. Facialis [VII]

Ekstremitas Atas dan fungsinya


 M. pectoralis mayor
 Sendi bahu ; Adduksi (terutama dari posisi elevasi lengan), rotasi ke dalam
 Lingkar bahu ;menurunkan, anteversi, mengangkat iga bagian atas pada saat lengan
diangkat dan pada saat fiksasi lingkar bahu
 Thorax ; mengangkat sternum dan memperlebar thorax (otot bantu saat inspirasi
dalam)
 M. pectoralis minor
 Lingkar bahu ; mengangkat iga bagian atas pada saat lengan diangkat dan pada saat
fiksasi lingkar bahu
 Thorax ; mengangkat sternum dan memperlebar thorax (otot bantu saat inspirasi
dalam)
 M. Subclavius

20
 Lingkar bahu ; menurunkan (derajat efektivitas lebih kecil), menahan tarikan ke arah
samping clavicula
 M. Subscapularis
 Sendi bahu ; Rotasi ke dalam, abduksi pada bidang skapular (bagian kranial), adduksi
pada bidang skapular (bagian kaudal)
 M. Deltoideus
 Sendi Bahu ; Semua bagian menanggung beban lengan
 M. Supraspinatus
 Sendi Bahu ; Abduksi pada bidang skapular sampai posisi horisontal, rotasi keluar
 M. Infraspinatus
o Sendi Bahu
 Kranial ; rotasi keluar, Abduksi pada bidang skapular.
 Kaudal ; rotasi keluar, Adduksi pada bidang skapular.
 M. Teres Minor
 Sendi Bahu: rotasi keluar, Adduksi pada bidang skapular
 M. Teres Major
 Sendi Bahu: rotasi kedalam, Adduksi, retroversi
 M. Latissimus
 Lingkar bahu: Adduksi dan penurunan scapula
 M. Biceps brachi
 Sendi Bahu ; menopang beban lengan
 Sendi Siku ; fleksi, supinasi
 M. Coracobrachialis
 Sendi Bahu ; rotasi kedalam, Abduksi, anteversi
 M. Brachialis
 Sendi Siku ; Fleksi
 M. triceps brachii
 Sendi Bahu ; Adduksi (hanya caput longum), menahan beban lengan
 Sendi Siku ; Ekstensi
 M. Anconeus

21
 Sendi Siku ; Ekstensi
 M. pronator teres
o Sendi Siku
 Caput humerale : Pronasi, Fleksi
 Caput ulnares : Pronasi
 M. flexor carpi radialis
 Sendi Siku ; Fleksi
 Sendi Tangan; Fleksi palmar, abduksi ke arah radialis
 M. palmaris longus
 Sendi Siku ; Fleksi
 Sendi Tangan; Fleksi palmar, penegangan aponeurosis palmaris
 M. flexor digitorum superficialis
 Sendi Siku ; Fleksi
 Sendi Tangan; Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar
 Sendi-Sendi dasar jari (II-V) ; Fleksi, Adduksi
 Sendi Jari proksimal (II-V) ; Fleksi
 M. flexor carpi ulnaris
 Sendi Siku ; Fleksi
 Sendi Tangan; Fleksi palmar, abduksi ke arah Ulnaris
 M. flexor digitorum profundus
 Sendi Tangan ; Fleksi Palmar
 Sendi dasar jari (II-V) ; Fleksi, Adduksi
 Sendi jari (II-V) ; Fleksi
 M. flexor pollicis longus
 Sendi Tangan ; Fleksi palmar
 Sendi pelana ibu jari ; Adduksi, Oposisi
 Sendi ibu jari ; Fleksi
 M. pronator quadratus
 Sendi radioulnar ; Pronasi

22
23
Thoraks

Otot Fungsi
M. Sternalis Kontraksi Kulit dada
Mm. Intercostales Externii Mengangkat rusuk, meregangkan
rongga interkostal (inspirasi)
Mm. Intercostales Internii Menurunkan dan meregangkan rongga
interkostal (ekspirasi)
Mm. Subcostales Menegangkan dinding thorax
(ekspirasi)

24
Abdomen

Otot Fungsi
M. rectus abdominalis Menarik dada ke arah pelvis, menekan perut,
pernapasan perut (ekspirasi)
M. pyramidalis Mengencangkan linea alba
M. Obliquus externus abdominis Menarik thorax kearah panggul, , menekan
M. Obliquus internus abdominis perut, pernapasan perut (ekspirasi)
M. Tranversus abdominis menekan perut, pernapasan perut (ekspirasi)

Ekstremitas Bawah

Otot Fungsi
M. iliacus Vetebra lumbales : fleksi lateral,
M. Psoas major ekstensi (hiperlordosis)
M. psoas minor Sendi panggul : fleksi, rotasi kedalam
M. quadriceps femoralis Sendi panggul ; hanya M. Rectus
femoris (fleksi)
Sendi lutut ; ekstensi

25
M. tibialis anterior Sendi pergelangan kaki bagian atas ;
fleksi dorsalis
Sendi pergelangan kaki bagian bawah ;
supinasi

M. extensor hallucis longus Sendi pergelangan kaki bagian atas ;


Fleksi dorsalis
Sendi pergelangan kaki bagian bawah ;
supinasi
Persendian ibu jari kaki ; Supinasi
M. extensor digitorum longus Sendi pergelangan kaki bagian atas ;
Fleksi dorsalis
Sendi pergelangan kaki bagian bawah ;
Pronasi
Persendian jari kaki ; Ekstensi

26
27
ANATOMI SARAF

Meninges Cranial
Meninges cranial adalah lapisan otak yang terletak tepat di sebelah dalam cranium. Meninges
cranial melindungi otak, membentuk framework penopang untuk arteri, vena dan sinus venosus,
menutupi rongga yang terisi cairan, spatium arachnoideum, yang prnting bagi Fungsi normal otak.

Meninges terdiri dan tiga lapis jaringan ikat:


1. Dura mater (dura): lapisan fibrosa eksternal tebal, keras.
2. Arachnoidea mater (arachnoid): lapisan intermedia tipis.
3. Fia mater (pia): lapisan bervaskularisasi internal halus

Lapisan intermedia dan internal (arachnoid dan pia) adalah membran kontinu yang secara
bersama-sama menyusun Ieptomeninx (Yun. membran tipis). Arachnoid dipisahkan dari pia oleh
spatium subarachnoideum (leptomeningeal) yang benisi cairan serebrospinalis (CSS). Ruang yang
terisi cairan tersebut membantu mempertahankan keseimbangan cairan ekstraselular dalam otak.
CSS adalah cairan jernih yang sama seperti darah dalam hal konstitusinya; CSS memberikan zat
makanan tetapi memiliki sedikit protein dan konsentrasi ion berbeda. CSS dibentuk oleh plexus
choroideus empat ventrikel otak. Cairan tersebut meninggalkan sistem ventrikular dan masuk
spatium subarachnoideum di antara arachnoid dan pia mater, tempatnya menjadi bantalan dan
memberi makan otak.

Dura mater
Dura mater, suatu membran bilaminar, juga disebut pachymeninx (Yun. pachy, tebal + Yun.
menix, membran. Membran tersebut menempel pada lamina interna calvaria. Dua lapis dura mater
adalah lapisan periosteal externa, yang terbentuk oleh periosteum yang menutupi permukaan
internal calvaria, dan lapisan meningeal interna, suatu membran fibrosa kuat yang berlanjut ke
foramen magnum dengan duramater spinalis yang menutupi medulla spinalis.

28
Lapisan periosteal externa dura mater menempel pada permukaan internal cranium; pelekatannya
kuat di sepanjang linea suturalis dan pada basis cranii (Haines, 2002). Lapisan periosteal externa
berlanjut pada foramina cranial dengan periosteum pada permukaan eksterna calvaria.
Lapisan luar tersebut tidak berlanjut dengan dura mater medulla spinalis, yang hanya terdiri dan
lapisan menlngeal. Kecuali di mana sinus dura dan refleksi (infolding) terjadi, lapisan meningeal
interna menyatu kuat dengan lapisan periosteal dan tidak dapat dipisahkan darinya. Lapisan
externa dan interna dura yang menyatu pada calvaria dapat secara mudah dikuliti dan tulang tulang
cranial. Pada basis cranii, dua lapis dural menempel kuat dan sulit dipisahkan dari tulang.

Lipatan (Infolding) atau Refleksi Dural

Lapisan meningal internal dura mater adalah lapisan sustencular (penopang) yang berefleksi
menjauh dari lapisan periosteal eksternal dura untuk membentuk lipatan (refleksi) dural. Lipatan
dural membagi cavitas cranii menjadi kompartemen-kompartemen, yang membentuk partisi
parsial diantara bagian bagian tertentu otak dan menjadi penopang untuk bagian lain. Lipatan dural
meliputi: Falx celebri, Tentorium cerebelli, Falx cerebelli, Diaphragma sellae.
Falx cerebri (L. faix, struktur berbentuk sabit), lipatan dural paling besar, terletak pada fissura
cerebralis longitudinalis yang memisahkan hemispherium cerebri kanan dan kin. Falx cerebri
menempel di bidang median pada permukaan internal calvaria, dan crista frontalis os frontale dan
crista galli ossis ethmoidalis di anterior protuberantia occipitalis interna di posterior. Bagian
tersebut berakhir dengan berlanjut menjadi tentorium cerebelli.
Tentorjum cerebelli, lipatan durai paling besar kedua, adalah suatu septum berbentuk bulan sabit
lebar yang memisahkan lobus occipitalis hemisphenium cerebri dan cerebellum.
Tentorium cerebelli menempel di rostral pada processus clinoideus ossis sphenoidalis, di
rostrolateral dengan pars petrosa ossis temporalis, dan di posterolateral dengan permukaan internal
os occipitalis dan bagian os parietale. Falx cerebri menempel pada tentorium cerebelli dan
menahannya, menjadikannya memiliki gambaran menyerupai tenda (L.tentorium, tenda).
Tentorium cerebelli membagi cavitas Cranii menjadi kompartemen supratentorial dan
infratentorial. Komparternen supratentorial dibagi menjadi separuh kanan dan kiri oleh falx
cerebri. Batas anteromedial konkaf tentorium cerebelli bebas, yang menimbulkan celah yang
disebut incisura tentorial yang dilalui batas otak (otak tengah,pons dan medulla oblongata)

29
memanjang dan fossa cranii posterior ke fossa cranii media.

Faix cerebri adalah suatu lipatan dural vertical terletak di inferior tentorium cerebelli pada bagian
posterior fossa cranii posterior. Bagian tersebut menempel pada crista occipitalis interna dan
sehagian memisahkan hemispherium cerebelli.
Diaphragma sellae, lipatan dural paling kecil, merupakan lembaran sirkular dura yang tergantung
di amara processus clinoideus yang mernbentuk hagian atas parsial pada fossa hypopsialis pada os
sphenoidale. Diaphragma sellae menutupi glandula hypophysis pada fossa ini dan memiliki pasase
infundibulum dan vena hypophysis pada fossa ini dan memiliki aperture untuk pasase
infundibulum dan vena hypophysialis.

30
Otak

Karena biasanya diteliti secara detail dalam kuliah neuroanatomi terpisah otak hanya dibahas oleh
survei superfisial makroskopis pada kuliah anatomi tipikal, dengan perhatian terutama pada
hubungan di antara otak dan lingkungannya yaitu, lapisan meningealnya, spatium
subarachnoideum yang berisi CSS, dan fitur internal pembungkus tulangnya(neurocranium).
Karena perannya dalam produksi CSS, ventrikel otak dan plexus choroideus penghasil CSS yang
ditemukan juga dipelajari. Lebih lanjut lagi, 11 dan 12 nervi craniales berasal dan otak.

Bagian Otak

Otak terdiri dan cerebrum, cerebellum, dan batang otak. Apabila calvaria dan dura diangkat, gyrus,
sulcus (alur), dan fissura (celah) cortex cerebri dapat dilihat melalui lapisan arachnoidea-pia yang
lembut. Gyrus dan sulcus memperlihatkan banyak variasi, sedangkan fitur lain otak, termasuk
ukuran otak secara keseluruhan, sama pada semua orang.

• Cerebrum (L. brain [otak]) meliputi hemispherium cerebri dan ganglia basalis. Hemispherium
cerebri, dipisahkan oleh falx cerebri di dalam fissura longitudinalis cerebri, merupakan fitur
dominan otak. Setiap hemispherium cerebri dibagi untuk tujuan deskriptif menjadi empat lobus,
masing-masing dihubungkan dengan, tetapi batas-batasnya tidak ber hubungan dengan, tulang-
tulang di atasnya dengan nama yang sama. Dan pandangan superior, cerebrum secara esensial
dibagi menjadi seperempat oleh fissure longitudinalis cerebri median dan sulcus centralis. Coronal
Sulcus centralis memisai-ikan lobus frontalis (di anterior) dan lobus parietalis (posterior). Pada
pandangan
lateral, lobus lobus tersebut terletak di superior sulcus lateralis transversa dan lobus temporalis di
inferiornya. Lobus occipitalis yang terletak di posterior dipisahkan dan lobus parietalis dan
temporalis oleh bidang sulcus Parieto-occipitalis yang dapat dilihat pada permukaan medial
cerebrum dalam otak yang dibagi dua. Titik titik paling anterior pada lobus frontalis dan
temporalis. Titik paling posterior pada lobus occipitalis yang berproyeksi ke posterior adalah Polus
Occipitalis Hemispherjum mengisi seluruh cavitas cranii supratentorial. Lobus frontalis mengisi
fossa cranii

31
anterior, lobus temporalis mengisi pars lateralis fossa craniimedia, dan lobus Occipitalis
membentang ke posterior pada tentorium cerebelli.
Diencephalon terdjrj dan epitalarnus, thalamus dan hipotalamus dan membentuk inti sentral otak
Otak tengah (midbrain), bagian rostral batang otak terletak pada tautan fossa crani media dan
posterior N III dan IV dihubungkan dengan otak tengah.
Pons adalah bagian batang otak di antara otak tengah di rostral dan medulla oblongata di kaudal;
Pons terletak di pars anterior fossa cranii posterior. N V dihubungkan dengan pons.
Medulla oblongata (medulla) adalah subdivisi paling kaudal pada batang otak yang berlanjut
dengan medulla spinalis; medulla terletak di dalam fossa cranii posterior. N IX, X, dan N XII
dihubungkan dengan medulla, sedangkan N VI—VIII dihubungkan dengan taut pons dan medulla.
Cerebellum adalah massa otak besar yang terletak di posterior Pons dan medulla dan di inferior
pars posterior cerebrum. Cerebellum terletak di bawah tentorium certhelli pada fossa cranii
posterior. Cerebellum terdiri dari duahemispherium lateralis yang disatukan oleh bagian tengah
sempit, verinis.

Sistem Ventrikular Otak


Sistem ventrikular otak terdiri dan dua ventriculus lateralis dan ventriculus III dan IV garis tengah
yang dihubungkan oleh aquaductus cerebri. CSS sebagian besar disekresi oleh plexus choroideus
ventriculi, mengisi rongga otak dan spatium subarachnoideum otak dan medulla spinalis.

Ventrikel Otak, Ventriculus lateralis, ventriculus I dan II, merupakan paling besar pada sistem
ventrikel dan mengisi area hemispherium cerebri. Setiap ventriculus lateralis bermuara melalui
foramen interventriculare ke dalam ventriculus tertius. Ventriculus tertius, suatu rongga
menyerupai celah di antara separuh kanan dan kiri diencephalon, berlanjut di posteroinferior
dengan aquaductus cerebri, suatu kanal sempit pada otak tengah yang rnenghubungkan ventriculus
tertius dan quartus. Ventriculus quartus berbentuk piramid pada bagian posterior Pons dan medulla
memanjang ke inferoposterior. Di inferior, ventriculus rersebut meruncing ke kanal sempit yang
berlanjut ke dalam regio cervical medulla spinalis sebagai canal centralis. CSS bermuara ke dalam
spatiurn subarachnoideum dan ventriculus quartus suatu apertura mediana dan apertura lateralis
berpasangan.

32
Apertura tersebut hanya menjadi tempat CSS masuk ke dalam spatium subarachnoideum. Jika
tersumbat CSS mengalami akumulasi dan ventrikel mengembang yang menimbulkan kompresi
substansi hemisperium cerebri.

Aliran Darah Arterial Otak


Meskipun hanya sebesar 2,5% dan berat tubuh otak menerima sekitar seperenam curah jantung
dan seperlima oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh pada saat istirahat. Aliran darah ke otak berasal
dan arteria carotis interna dan arteria vertebralis yang terdapat di dalam spatium subarachnoideum.

33
Drainase vena melalui vena encephali dan vena cerebelli yang bermuara di sinus durae matris di
sekitarnya.

Circulus Arteriosus Cerebri


Circulus arteriosus cerebri (Willis) secara kasar merupakan lingkaran pembuluh darah berbentuk
pentagon pada permukaan ventral otak. Circulus tersebut merupakan anastomosis penting pada
basis cranii antara empat arteri (dua arteria carotis interna dan dua arteria vertebralis) yang
memperdarahi otak. Circulus arteriosus terbentuk secara sekunsial dengan arab dan anterior ke
posterior oleh:
 Arteria communicans anterior.
 Arteria cerebri anterior.
 Arteria carotis interna.
 Arteria communicans posterior.
 Arteria cerebri posterior.

34
Nervi Cranialis

Terdapat dua belas pasang nervi cranialis yang diberi nomor I sampai XII dari rostal ke kaudal
berdasarkan pelekatannya ke otak dan menembus dura mater cranialis.

35
Medulla Spinalis

Medulla spinalis adalah pusat reflex utama dan jalur konduksi diantara tubuh dan otak. Struktur
silindris terbeut agak mendatar di anterior dan posterior, dilindungi oleh vertebrae dan ligament

36
serta otot otot terkaitnya, meninges spinal dan css. Medulla spinalis merupakan kelanjutan medulla
oblongata. Medulla spinalis membesar di dua region. Pembesaran servikal dari segmen C4 sampai
T1 yang menginervasi ektremitas atas dan pembesaran servikal dari segmen T11 sampai S1 yang
menginervasi ektremitas bawah.

37
ANATOMI MATA

Orbita adalah cavitas bertulang pada skeleton wajah yang menyerupai piramid segi empat
berongga dengan dasarnya mengarah ke anterolateral, dan apeksnya ke posteromedial. Dinding
medial dua orbita dipisahkan oleh sinus ethmoidalis, bagian atas oleh cavitas nasi yang sejajar,
dan dinding lateralnya hampir pada sudut tegak lurus (90o). Akibatnya, aksis orbita berdivergensi
pada kira-kira 45o. Namun aksis optis (sumbu pandagan, arah, atau garis pandang) dua bola mata
sejajar.

Orbita meliputi:
 Palpebra, yang dibatasi orbita anterior, mengontrol pajanan bola mata anterior
 Otot-otot ekstraokular, yang menentukan posisi bola mata dan menaikan palpebra superior
 Saraf dan pembuluh darah
 Fascia orbitalis, yang mengelilingi bola mata dan otot
 Selaput lendir (conjunctiva), yang melapisi palpebra dan aspek anterior bola mata dan
sebagian besar apparatus lacrimalis, yang melumasinya

Bulbus okuli terletak pada cavum orbitalis yang dibentuk oleh :


1. Os frontalis
2. Os maxilla
3. Os zygomaticus
4. Os sphenoidalis
5. Os ethmoidalis

38
6. Os lacrimalis
7. Os palatinum

Palpebra dan Appartus Lacrimalis


Palpebra dan Appartus Lacrimalis dibahasi oleh sekresi glandula lacrimalis, melindungi kornea
dan bola mata dari cidera dan iritasi.
 Palpebra
o Ketika tertutup, palpebra melindungi mata di anterior, sehingga melindunginya dari cidera
dan cahaya berlebih. Palpebra juga menjaga kornea agar tetap lembab dengan menyebarkan
cairan lakrimal. Palpebra adalah lipatan yang dapat digerakan yang di sebelah luarnya
dilapisi oleh kulit tipis dan disebelah dalam oleh selaput lendir transparan.
o Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
 Kelenjar : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada
pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus
 Otot : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah,
dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot
orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. Orbicularis berfungsi
menutup bola mata yang dipersarafi Nervus Fasial M. Levator palpebra, yang
berorigo pada annulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian
menembus M. Orbicularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit

39
tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini
dipersarafi oleh n.III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata.

 Appartus Lacrimalis
Terdiri dari :
1. Glandula lacrimalis : menyekresi cairan lakrimal. Cairan ini membasahi dan melumasi
permukaan konjungtiva dan kornea dan memberi zat makanan dan oksigen terlarut ke
kornea. Bila berlebih cairan menjadi air mata. Berbentuk seperti almond dengan panjang
kira-kira 2 cm, terletak pada fossa glandulae lacrimalis pada bagian superolateral setiap
orbit. Persarafannya merupakan saraf simpatis dan parasimpatis.
2. Ductus lacrimalis : membawa cairan lakrimal dari glandula lacrimalis ke saccus
conjunctivalis
3. Canaliculus lacrimalis (L. Kanal kecil) : dimulai pada punctum lacrimale (lubang) pada
papilla lacrimalis, dekat angulus oculi medialis dan mendrainase cairan lakrimal dari lacus
lacrimalis ke saccus lacrimalis

40
4. Ductus nasolacrimalis : membawa cairan lakrimal ke meatus masalis inferior

Bola Mata
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bagian anterior bola mata
mempunyai kelengkungan yang lebih cembung sehingga terdapat bentuk dengan dua
kelengkungan berbeda.
Bola mata dibungkus oleh dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–lapisan
tersebut adalah lapisan pertama sklera dan kornea. Lapisan kedua adalah koroid, badan siliaris,
dan iris. Lapisan ketiga adalah retina dan jaringan saraf. Sebagian besar orbita dilapisi oleh
jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata.

41
 Sklera
o Sklera merupakan jaringan ikat yang lentur dan memberikan bentuk pada mata. Jaringan ini
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea
yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata
 Kornea
o Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya dam
merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan. Kornea ini disisipkan
ke dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini disebut sulcus scleralis.
Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 µm di pusatnya (terdapat variasi menurut ras);
diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6 mm.
 Uvea
o Uvea adalah lapisan vaskular di dalam bola mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera yang
terdiri dari tiga bagian, yaitu :
• Iris
o Merupakan perpanjangan badan siliar ke anterior mempunyai permukaan yang relatif datar
dengan celah yang berbentuk bulat di tengahnya, yang disebut pupil. Iris mempunyai
kemampuan untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam bola mata secara
otomatis dengan mengecilkan (miosis) atau melebarkan (midriasis) pupil.
• Badan siliar
o Merupakan susunan otot melingkar yang berfungsi mengubah tegangan kapsul lensa
sehingga lensa dapat fokus untuk objek dekat maupun jauh dalam lapang pandang. Badan
siliar terdiri atas zona anterior yang berombak-ombak, pars plicata (2 mm) yang merupakan
pembentuk aqueous humor, dan zona posterior yang datar, pars plana (4 mm).
• Koroid
o Merupakan segmen posterior uvea terletak di antara retina dan sklerayang berisi pembuluh-
pembuluh darah dalam jumlah besar, berfungsi untuk memberi nutrisi pada retina bagian
terluar yang terletak di bawahnya.
 Lensa
o Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir transparan
sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di sebelah anterior lensa terdapat
aqueous humor, di posteriornya terdapat vitreous humor.

42
o Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel. Disebelah depan terdapat selapis epitel
subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Lensa ditahan di tempatnya oleh
ligamentum suspensorium yang dikenal sebagai zonula Zinii.
• Aqueous Humor
o Aqueous humor diproduksi oleh badan siliar. Setelah memasuki bilik mata belakang,
aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian ke perifer menuju
sudut bilik mata depan
• Vitreous Humor
o Vitreous humor adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk dua
pertiga volume dan berat mata. Basis vitreous mempertahankan penempelan yang kuat
seumur hidup ke lapisan epitel pars plana dan retina tepat di belakang ora serrata. Vitreous
humor mengandung air sekitar 99%. Sisa 1% meliputi dua komponen, kolagen dan asam
hialuronat.
 Retina
o Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima
rangsangan cahaya. Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi luar yang berbatas dengan koroid
adalah sebagai berikut :
• Epitel pigmen retina (Membran Bruch)
• Fotoreseptor
• Membran limitan eksterna
• Lapisan nukleus luar
• Lapisan pleksiform luar
• Lapisan nukleus dalam
• Lapisan pleksiform dalam
• Lapisan sel ganglion
• Serabut saraf
• Membran limitan interna

43
Otot-otot Ekstraokular dan Intraokular Orbita
Otot penggerak bola mata atau otot ekstraokular mata yang terdiri dari musculus rectus
superior, musculus rectus lateralis, musculus rectus medialis, musculus obliquus superior, dan
musculus obliquus inferior. Otot-otot tersebut berinsertio pada sklera. Musculus rectus lateralis
mata kanan bersama musculus rectus medialis mata kiri memutar bola mata kearah kanan.
Musculus obliquus superior dan musculus obliquus inferior mempunyai semacam katrol sebelum
berinsertio. Dengan demikian, kontraksi musculus obliquus superior akan memutar bola mata ke
inferior dan lateral.
Musculus rectus lateralis dipersarafi oleh nervus abducens, musculus obliquus superior
oleh nervus trochlearis dan otot-otot lain oleh komponen motoris nervus oculomotorius. Saraf-
saraf tersebut mencapai cavitas orbitalis melalui fissura orbitalis superior. Otot intrinsik mata
terdiri dari musculus ciliriaris, musculus sphincter papillae, dan musculus dilator papillae. Kedua
otot pertama dipersarafi komponen parasimpatis nervus oculomotorius, yang ketiga terutama oleh
saraf simpatis

44
Pembuluh Darah Mata
Pembuluh darah untuk bagian dalam bola mata, cabang arteria ophtalmica, juga
menembus sklera bersama nervus opticus. Pembuluh darah yang berada di lapisan sebelah dalam
bernama choroidea. Pada lapisan choroidea terdapat arteria centralis retinae, dan cabang-cabang
pembuluh darah lain. Darah vena keluar dari tempat yang sama dan selanjutnya bermuara pada
sinus cavernosus. Di tempat masuk bola mata, pembuluh darah dan saraf dapat ditemukan di
bagian dalam bola mata yang dinamakan discus nervi optic.

45
ANATOMI PARU

Hidung
o Hidung terdiri atas hidung iuar dan cavum nasi. Cavum nasi dibagi oleh septum nasi menjadi
dua bagian, kanan dan kiri.
 Hidung Luar
Hidung luar mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut nares, yang dipisahkan satu
dengan yang lain oleh septum nasi (Gambar 2-1). Pinggir lateral, ala nasi, berbentuk bulat
dan dapat digerakkan. Rangka hidung luar dibentuk oleh os nasale, processus frontalis
maxillaris, dan pars nasalis ossis frontalis. Di bawah, rangka hidung dibentuk oleh lempeng-
lempeng tulang rawan hialin (Gambar 2-1).
o Suplai Darah Hidung Luar
Kulit hidung luar mendapatkan darah dari cabang-cabang arteria ophthalmica dan arteria
maxillaris. Kulit alanasi danbagianbawah septum mendapatkan darah dari cabang-cabang
arteria facialis.
o Suplai Saraf Sensoris Hidung Luar
N.infratrochlearis dan rami nasales externae nervus ophthalmicus (Nervus cranialis V) dan
ramus infraorbitalis nervus maxillaris (Nervus cranialis V) mengurus hidung luar.
o Cavum Nasi
Cavum nasi terbentang dari nares di depan sampai ke apertura nasalis posterior atau choanae
di belakang, di mana hidung bermuara ke dalam nasopharlmx. Vestibulum nasi adalah area
di dalam cavum nasi yang terletak tepat di belakang nares (Gambar 2-2). Cavum nasi dibagi
menjadi dua bagiary kiri dan kanan oleh septum nasi (Gambar 2-1). Septum nasi dibentuk
oleh cartilago septi nasi, lamina verticalis osis ethmoidalis, dan vomer.

46
o Dinding Cavum Nasi
Setiap belahan cavum nasi mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial atau
dinding septum.
 Dasar
Dasar dibentuk oleh processus palatinus os maxilla dan lamina horizontalis ossis
palatini (Gambar 2-1).
 Atap
Atap sempit dan dibentuk di sebelah anterior mulai dari bagian bawah batang hidung
oleh os nasale dan os frontale, di tengah oleh lamina cribrosa ossis ethmoidalis,
terletak di bawah fossa cranii anterior, dan di sebelah posterior oleh bagian miring ke
bawah corpus ossis sphenoidalis (Gambar 2-2).
 Dinding Lateral
Dinding lateral mempunyai tiga tonjolan tulang disebut concha nasalis superior,
media, dan inferior (Gambar 2-2). Area di bawah setiap concha disebut meatus
 Recessus Sphenoethmoidolis
Recessus sphenoethmoidalis adalah sebuah daerah kecii yang terletak di atas concha
nasalis superior. Di daerah ini terdapat muara sinus sphenoidalis.
 Meatus Nasi Superior
Meatus nasi superior terletak di bawah concha nasalis superior (Cambar 2-2). Di sini
terdapat muara sinus ethmoidales posterior.
 Meatus Nasi Media
Meatus nasi media terletak di bawah concha nasalis media. Meatus inl mempunyai
tonjolan bulat disebut bulla ethmoidalis, yang dibentuk oleh sinus ethmoidales medii
yang bermuara pada pinggir atasnya. Sebuah celah meiengkung, disebut hiatus
semilunaris, terletak tepat di bawah bulla (Gambar 2-2). Ujung anterior hiatus yang
menuju ke dalam sebuah saluran berbentuk corong disebut infundibulum, yang akan
berhubungan dengan sinus frontalis. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus nasi
media melalui hiatus semilunaris.

47
 Meatus Nasi lnferior
Meatus Nasi lnferior terletak di bawah concha nasalis inferior dan merupakan tempat
muara dari ujung barwah ductus nasolacrimalis, 1.ang dilindungi oleh sebuah lipatan
membrana mucosa (Gambar 2.2)
 Dinding medial
Dinding medial dibentuk oleh septum nasi. Bagian atas dibentuk oleh lamina
verticalis ossis ethmoidalis dan os vomer (Gambar 2-1). Bagian anterior dibentuk
oleh cartilago septalis. Septum ini jarang terletak pada bidang median, sehingga
belahan cavum nasi vang satu lebih besar dari belahan sisi lainnya.
 Membrana Mucosa Cavum Nasi
Vestibulum dilapisi oleh kulit yang telah mengalami modifikasi dan mempunvai
rambut vang kasar. Area di atas concha nasalis superior dilapisi membrana mucosa
olfactorius dan berisi ujung-ujung saraf sensitif reseptor penghidu. Bagian bawah
cavum nasi dilapisi oleh membrana mucosa respiratorius. Di daerah respiratorius
terdapat sebuah anyaman vena yang besar di dalam submucosa jaringan ikat.
 Suplai Saraf Cavum Nasi
Nervus olfactorius yang berasal dari membrana mucosa olfactorius berjalan ke atas
melalui lamina cribrosa os ethmoidale menuiu ke bulbus olfactorius (Gambar 2-3).
Saraf untuk sensasi umum merupakan cabang-cabang nervus ophthalmicus (N.Vl)
dan nervus maxillaris (N.V2) divisi nervus trigeminus (Gambar 2-3).
 Pendarahan Cavum Nasi
Pendarahan cavum nasi berasal dari cabang-cabang arteria maxillaris, yang
merupakan salah satu cabang terminal arteria carotis externa. Cabang yang terpenting
adalah arteria sphenopalatina (Gambar 2-4). Arteria sphenopalatina beranastomosis
dengan ramus septalis arteria labialis superior yang merupakan cabang dari arteria

48
facialis di daerah vestibulum. Darah di dalam anyaman vena submucosa dialirkan
oleh vena-vena yang menyertai arteri.

Pharynx

o Pharynx terletak di belakang cavum nasi, cavum oris, dan larynx (Gambar 2-79) dan dibagi
menjadi bagian-bagian nasopharynx, oropharyx dan laryngopharynx. Pharynx berbentuk
seperti corong, dengan bagian atasnya yang lebar, terletak di bawah cranium dan bagian
bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai oesophagus setinggi vertebra cervicalis ke enam.
Pharynx mempunyai dinding musculomembranosa yang tidak sempurna di bagian depan. Di
tempat ini, jaringan musculomembranosa diganti oleh apertura nasalis posterior (choanae),
isthmus faucium (pembukaan ke rongga mulut), dan aditus laryngis. Melalui tuba auditiva,
membrana mucosa juga berhubungan dengan membrana mucosa dari cavitas tympani.
o Otot-Otot Pharynx
o Otot-otot dinding pharynx terdiri dari musculus constrictor pharyngis superior, medius, dan
inferior (Gambar 2-20), yang serabut-serabutnya berjalan hampir melingkar, dan musculus
stylopharyngeus serta musculus salphingopharyngeus yang serabut-serabutnya berjalan
dalam arah hampir longitudinal. Ketiga otot-otot constrictor mengelilingi dinding pharynx
untuk berinsersi pada sebuah pita fibrosa atau raphe yang terbentang dari tuberculum
pharyngeus pars basilaris os occipitale ke bawah sampai ke oesophagus. Ketiga otot-otot ini

49
saling tumpang tindih, sehingga musculus constrictor pharyngis medius terletak di sisi luar
bagian bawah musculus constrictor pharyngis superior dan musculus constrictor pharyngis
inferior terletak di luar bagian bawah musculus constrictor pharyngis medius (Gambar 2-21).
o Bagian bawah musculus constrictor pharyngis inferior yang berasal dari cartilago cricoidea,
disebut musculus cricopharyngeus (Cambar 2-21). Serabut-serabut musculus
cricopharyngeus ini berjalan horizontal di sekeliling bagian paling bawah dan paling sempit
pharyrrx, dan berfungsi sebagai sphincter. Killian's dehiscence adalah area pada dinding
posterior pharyrrx diantara bagian atas musculus constrictor pharyngis inferior yang tertekan
dan bagian sphincter di sebelah bawah, musculus cricopharlngeus. Origo, insersi, persarafan,
dan fungsi otot-otot pharynx secara rinci diringkas pada Tabel 2-4.
o Dinding dalam Pharynx

Nasopharynx
o Nasopharynx terletak di atas palatum molle dan di belakang rongga hidung (Gambar 2-
79).Di dalam submucosa atap terdapat kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsilla
pharyngea (Gambar 2-22). Isthmus pharyngeus adalah lubang di dasar nasopharynx di antara
pinggir bebas palatum molle dan dinding posterior pharynx. Pada dinding lateral terdapat
muara tuba auditiva, berbentuk elevasi yang disebut elevasi tuba (Gambar 2-22). Recessus
pharyngeus adalah lekukan kecil pada dinding pharynx di belakang elevasi tuba. Plica
salpingopharyngea adalah lipatan vertikal membrana mucosa yang menutupi
M.salphingopharyngeus.

50
Oropharynx
o Oropharynx terletak dibelakang cavum oris (Gambar 2-19 dan2-23). Dasar dibentuk oleh
sepertiga posterior lidah dan celah antara lidah dan epiglotis. Pada garis tengah terdapat plica
glossoepiglottica mediana (Gambar 2-1,3), dan plica glossoepigloftica lateralis pada masing-
masing sisi. Lekukan kanan dan kiri dari plica glossoepiglottica mediana disebut vallecula
(Gambar 2-13). Pada kedua sisi dinding lateral terdapat arcus atau arcus palatoglossus dan
palatofaringeus dengan tonsila palatina di antaranya (Gambar 2-22). Arcus palatoglossus
adalah lipatan membrana mucosa yang menutupi musculus palatoglossus. Celah di antara
kedua arcus palatoglossus drsebut isthmus faucium dan merupakan batas antara rongga
mulut dan pharynx. Arcus palatophaqmgeus adalah lipatan rnembrana mucosa yang
menutupi musculus palatopharyngeus. Recessus di antara arcus palatoglossus dan
palatopharyngeus diisi oleh tonsilla palatina.

Laryngopharynx
o Laryngopharynx terletak di belakang aditus laryngis (Gambar 2-19). Dinding lateral
dibentuk oleh cartilago thyroidea dan membrana thyrohyoidea. Recessus piriformis,
merupakan cekungan pada membrana mucosa yang terletak di kanan dan kiri aditus laryngis
(Gambar 2-21).

51
o Persarafan Sensorik Membrana Mucosa Pharynx
Nasopharynx: nervus maxillaris (V2). Oropharynx: nervus glossopharyngeus.
Laryngopharynx (di sekitar aditus laryngis): ramus laryrrgeus internus dari nervus vagus.

o Vaskularisasi Pharynx
Pharynx mendapatkan darah dari arteria pharyngica ascendens, cabang-cabang tonsilar
arteria facialis, cabang-cabang arteria maxillaris, dan arteria lingualis.

Larynx
o Larynx adalah organ yang berperan sebagai sphincter pelindung pada pintu masuk jalan
nafas dan berperan dalam pembentukan suara. Larynx terletak di bawah lidah dan os hyold,
di antara pembuluh-pembuiuh besar leher, dan terletak setinggi vertebra cervicalis keempat,
kelima, dan keenam (Gambar 2-25). Ke atas, larynx terbuka ke laryngopharynx, ke bawah
larynx berlanjut sebagai trachea. Di depan, larynx ditutupi oleh ikatan otot-otot infrahyoid
dan di lateral oleh glandula thyroidea. Kerangka larynx dibentuk oleh beberapa cartilago,
yang dihubungkan oleh membrana dan ligamentum, dan digeraki oleh otot. Larynx dilapisi
oleh membrana mucosa.
o Cartilago Larynx
Cartilago Thyroidea Cartilago thyroidea merupakan cartilago terbesar larynx (Gambar 2-26)
dan terdiri dari dua lamina cartilago hyalin yang bertemu di garis tengah pada tonjolan
bersudut V (disebut Adam's apple). Pinggir posterior menjorok ke atas sebagai cornu
superius dan ke bawah cornu inferius. Pada permukaan luar setiap lamina terdapat linea
obliqua sebagai tempat lekat otot-otot.
o Cartilago Cricoidea
Cartilago cricoidea dibentuk oleh cartilago hyalin dan berbentuk seperti cincin cap,
mempunyai lamina yang lebar di belakang dan arcus yang sempit di anterior (Gambar 2-26).
Cartilago cricoidea terletak di bawah cartilago thyroidea, dan pada masing-masing
permukaan lateralnya terdapat facies articularis untuk bersendi dengan cornu inferius
cartilago thyroidea. Di posterior, pada setiap lamina di pinggir atasnya terdapat facies
articularis untuk bersendi dengan basis cartilago arytenoidea. Semua sendi ini adalah jenis
sinovial.

52
o Cartilago Arytenoidea
Terdapat dua buah cartilago arytenoidea; kecil, berbentuk pyramid, dan terletak pada
permukaan belakang larynx (Gambar 2-26). Cartilago ini bersendi dengan pinggir atas
lamina cartilage cricoidea. Masing-masing cartilago mempunyai apex di atas yang bersendi
dengan cartilago corniculata yang kecil, serta basis di bawah yang bersendi dengan lamina
cartilago cricoidea, dan sebuah processus vocalis yang menonjol ke depan dan merupakan
tempat lekat dari ligamentum vocale. Processus muscularis yang menonjol ke lateral,
menjadi tempat lekat Musculus cricoarytenoideus lateralis dan posterior.
o Cartilago Corniculata
Dua buah cartilago kecil berbentuk kerucut, bersendi dengan apex cartilaginis arytenoideae
(Gambar 2-27). Menjadi tempat lekat plica aryepiglottica.
o Cartilago Cuneiforme
Dua cartilago kecil yang berbentuk batang ini terletak di dalam plica aryepiglottica dan
berperan memperkuat plica tersebut (Gambar 2-27).
o Epiglotis
Merupakan cartilago elastis berbentuk daun yang terletak di belakang radix linguae (Gambar
2-26). Tangkainya dilekatkan di belakang cartilago thyroidea. Sisi epiglottis dihubungkan
dengan cartilago arytenoidea oleh plica aryepiglottica, yang merupakan sebuah lipatan
membrana mucosa. Pinggir atas epiglottis bebas. Membrana mucosa yang melapisinya
berjalan ke depan, meliputi permukaan posterior lidah sebagai plica glossoepiglottica
mediana. Lekukan pada membrana mucosa di kanan dan kiri plica glossoepiglottica disebut
vallecula (Cambar 2-24). Di sebelah lateral, membrana mucosa berjalan ke dinding pharynx
membentuk plica glossoepigloftica lateralis.
o Persarafan Larynx
Saraf Sensoris Di atas plica vocalis: ramus laryngeus internus, cabang dari nervus laryngeus
superior nervus vagus. Di bawah plica vocalis: nervus laryngeus recurrens (Gambar 2.29)
Saraf Motoris Semua otot-otot intrinsik larynx, kecuali musculus cricothyroideus dipersarafi
oleh nervus laryngeus recurrens. Musculus cricothyroideus dipersarafi oleh ramus laryngeus
externus dari nervus laryngeus superior nervus vagus.

53
o Vaskularisasi Larynx
Setengah bagian atas larynx: ramus laryngeus superior arteria thyroldea superior. Setengah
bagian bawah larynx: ramus laryngeus inferior arteria thyroidea inferior.

- Trachea

Trachea adalah sebuah tabung cartilaginosa dan membranosa yang dapat bergerak
(Gambar 2-30). Dimulai sebagai lanjutan larynx dari pinggir bawah cartilago cricoidea setinggi
corpus vertebrae cervicalis VI. Berjalan turun ke bawah di garis tengah leher. Di dalam rongga
thorax, trachea berakhir pada catina dengan cara membelah menjadi bronchus principalis
dexter dan sinister setinggi angulus sterni (di depan discus antara vertebra thoracica IV dan V),
terletak sedikit agak ke kanan dari garis tengah. Pada ekspirasi, bifurcatio trachea naik sekitar
satu vertebra, dan selama inspirasi dalam bifurcatio dapat turun sampai setinggi vertebra
thoracica VI. Jaraknya sekitar 3 cm. Pada orang dewasa, panjang trachea sekitar 11.25 cm dan
diameter 2.5 cm. Pada bayi, panjang trachea sekitar 4-5 cm dan diameter sekitar 3 mm. Selama
pertumbuhan anak-anak, diameter trachea bertambah sekitar 1 mm setiap tahurmya. Tabung
fibroelastika dipertahankan utuh dengan adanya cartilago hyalin berbentuk U (cincin) di dalam
dindingnya. Ujung posterior cartilago yang bebas dlhubungkan oleh otot polos, Musculus
trachealis. Membrana mucosa trachea dilapisi oleh epitel silinder bertingkat semu bersilia
(Gambar 2-31) serta mengandung banyak sel goblet dan glandula mucosa tubular.

54
o Batas-Batas Trachea di Dalam Leher (Gambar 2-32)
Anterior: Kulit, fascia, isthmus glandula thyroidea (di depan cincin kedua, ketiga, dan
keempat), vena thyroidea inferior, arcus jugularis, arteria thyroidea ima (jika ada), dan vena
brachiocephalica kiri pada anak-anak, ditutupi oleh musculus sternocleidomastoideus dan
musculus sternohyoideus. Posterior: nervus laryngeus recurrens kanan dan kiri serta
oesophagus. Lateral: Lobus glandula thyroidea dan sarung carotis beserta isinya.
o Batas-Batas Trachea di Dalam Mediastinum Superius Thorax (Gambar 2-33)
Anterior: Sternum, thymus, vena brachiocephalica sinister, pangkal arteria brachiocephalica
dan carotis communis sinister, dan arcus aortae. Posterior: Oesophagus, nervus laryngeus
recurrens sinister. Kanan: vena azygos, nervus vagus dexter, dan pleura. Kiri: Arcus aortae,
arteria carotis communis sinister, arteria subclavia sinister, nervus vagus sinister dan nervus
phrenicus sinister, dan pleura.
o Persarafan Trachea
Persarafan sensoris berasal dari nervus vagus dan nervus laringeus recurrens.
o Vaskularisasi Trachea
Dua pertiga bagian atas trachea mendapat darah dari arteria thyroidea inferior, dan sepertiga
bagian bawah mendapat dalah dari arteriae bronchiales.

- Bronkus
Trachea bercabang dua di belakang arcus aortae
menjadi bronchus principalis dexter dan sinister
(primer atau utama) (Gambai 2-30). Bronchus
principalis dexter meninggalkan trachea dengan
membentuk sudut sebesar 25 derajat dengan garis
vertikal. Bronchus prlncipalis sinister meninggalkan
trachea dengan membentuk sudut 45 derajat dengan
garis vertikal. Pada anak-anak dengan usia lebih kecil
dari 3 tahun, kedua bronchus meninggalkan trachea
dengan membentuk sudut yang hampir sama.
Bronchus terus-menerus bercabang dua sehingga akhirnya membentuk jutaan bronchiolus

55
terminalis yang berakhir di dalam satu atau leblh bronchiolus respiratorius. Setiap
bronchiolus respiratorius terbagi menjadi 2 sampai 11 ductus alveolaris yang masuk ke
dalam saccus alveolaris. Alveoli timbul dari dinding saccus sebagai diverticula.
o Bronchus Principalis Dexter
Bronchus principalis dexter lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal dari bronchus
principalis sinister dan panjangnya lebih kurang 2,5 cm (Gambar 2-30). Vena azygos
melengkung di atas pinggir superiornya. Bronchus lobaris superior dimulai sekitar 2 cm dari
pangkal bronchus principalis di carina. Kemudian bronchus principalis dexter masuk ke hilus
paru-paru kanan, dan bercabang dua menjadi bronchus lobaris medius dan bronchus lobaris
inferior.
o Bronchus Principalis Sinister
Bronchus principalis sinister lebih sempit, leblh panjang, dan lebih horizontal dibandingkan
bronchus principalis dexter dan panjangnya lebih kurang 5 cm (Gambar 2-30). Berjalan ke
kiri di bawah arcus aorta dan di depan oesophagus. Pada waktu masuk ke hilus pulmonalis
sinister, bronchus principalis sinister bercabang menjadi bronchus lobaris superior dan
bronchus lobaris inferior.
- Pembagian Segmen Pulmonal

Lobus o Segmen apicoposterior


superior o Segmen anterior
o 4
o Segmen lingualis sup
Pulmo Sinister o Segmen lingualis inf
o 8
Lobus o Segmen apical
inferior o Segmen antero-mediobasalis
o 4 o Segmen laterobasalis
o Segmen posterobasalis

56
Lobus superior o Segmen apical
o 3 o Segmen posterior
o Segmen anterior

Lobus medius o Segmen lateral


Pulmo Dexter o 2 o Segmen medial
o 10
Lobus inferior o Segmen apical
o 5 o Segmen mediobasalis
o Segmen anterobasalis
o Segmen laterobasalis
o Segmen posterobasalis

- Pleura
o Pleura visceralis = Pleura yang melapisi paru paru
o Pleura parietalis = Pleura yang melapisi rongga thorax
o Cavum pleura (berisi cairan serous)

57
- Rongga Thorax
Paru sebelah kanan memiliki tiga lobus; Lobus superior dipisahkan dari lobus medius
oleh fisura horizontal dan lobus medius dipisahkan dengan lobus inferior oleh fisura oblique.
Paru paru sebelah kiri memiliki dua lobus, superior dan inferior dipisahkan oleh fisura
oblique.
Perbatasan anterior dari paru sebelah kiri secara lateral merefleksikan nervus
phrenicus melintasi bagian anterior bagian bawah paru paru dan nervus vagus berada di
anterior dari aorta dan melintasi bagian posterior ke bagian bawah paru.
Nervus vagus bagian kanan melewati bagian anterior ke arteri subclavian kanan,
menaikan cabang rekuren dan terbagi menjadi serat yang berkontribusi keesofagus, jantung
dan plexus paru.

- Tulang dan Otot yang Berperan Dalam Proses Respirasi


o Tulang yang berhubungan dengan respirasi adalah :
A. sternum
B. costae (tulang iga)
o Otot-otot yang berhubungan dengan respirasi adalah :

1. muskulus intercostalis internus


2. muskulus intercostalis eksternus
3. muskulus sternocleidomastoideus
4. muskulus skalenus
5. muskulus pectoralis major
1. Pars clavicularis
2. Pars sternocostalis
3. Pars abdominalis

6. muskulus deltoideus
7. muskulus biceps brachii
8. muskulus latimimus dorsi
9. muskulus serratus anterior
10. muskulus obliqus abdominis eksternus

58
ANATOMI GASTROINTESTINAL DAN HEPAR

ANATOMI CAVUM ORIS DAN LIDAH


CAVUM ORIS
1. Cavum oris (buccal cavity) adalah suatu rongga yang merupakan pangkal dari tractus
digestivus.

2. Dibedakan atas :

– Vestibulum Oris

a. Adalah bagian dr cavum oris yang terletak disebelah luar, lebih kecil, dan dibatasi
oleh pipi serta bibir.

b. Labium oris superior dan labium oris inferior melekat pada gingiva di garis tengah
dengan perantaraan suatu lipatan membrana mucosa yang dinamakan frenulum
labii superioris dan inferioris.

– Cavum oris propium


• Adalah bagian dr cavum oris yang terletak disebelah dalam, lebih besar dan hampir
seluruhnya ditempati oleh lingua.
o
• Atapnya dibentuk oleh palatum durum dan palatum molle.
o

59
o
• Terdapat 3 musculus pada dasar mulut :
– M. mylohyoideus
– M. genioglossus
– M. geniohyoideus

• Sedangkan nervus.nya :
– N. lingualis
– N. chorda tympani
– N. hypoglossus

A. Di dalam cavum oris terdapat 3 pasang glandula salivatoriae yaitu :

60
a. 1. glandula parotis

b. 2. glandula submandibularis

c. 3. glandula sublingualis

– Glandula Parotis
• Merupakan kelenjar liur yang paling besar beratnya 14-28 gr.
• Terletak di sisi wajah tepat ventrokaudal auris externus dan terbungkus oleh fascia parotidea.
• Saluran keluar gl.parotis adalah ductus parotideus, p = 5-7cm.
• Gld.parotis diperdarahi oleh A. carotis externa.
o

o
– Sedangkan innervasi diperoleh dr :

61
o N. auriculotemporalis (N. V3) untuk sensorik
o N. glossopharyngeus untuk sekretorik
o Plexus caroticus externus (symphatis)
o N. facialis (parasymphatis)
o
– Glandula Submandibularis
– Terletak di dalam trigonum submandibulare dan dipisahkan oleh ligamentum
stylomandibulare.
– Saluran keluarnya adalah ductus mandibularis Whartoni yang panjangnya 5cm.
– Glandula Sublingualis
• Merupakan kelenjar liur yang paling kecil, terletak dibawah membrana mucosa dasar mulut
di sisi frenulum linguae.
• Saluran keluarnya berjumlah 8-20 buah dan dibedakan atas :
 Ductus subligualis major Bartholini yg bermuara ke dlm ductus
Whartoni.
 Ductus sublingualis minor Rivini yang bermuara sebagian ke
Whartoni dan sebagian lagi ke plica sublingualis.

LINGUA (LIDAH)
 Lidah adalah alat muskuler yg terdapat di dasar mulut serta dilekatkan oleh otot-otot ke os
hyoideus, mandibula, proc.styloideus dan pharynx.

 Lidah berfungsi dalam:

o Pengecapan

o Proses bicara

o Masticatio (mengunyah)

o Deglutitio (menelan)

• Bagian-bagian lidah

62
1. apex linguae, yaitu bagian paling ujung (anterior) dan biasanya terletak pada
facies lingualis gigi incisivi mandibulae.
2. margo linguae, yaitu bagian yg berhubungan di kedua sisi dengan gingiva dan
gigi.
3. dorsum linguae, 2/3 pars oralis (anterior) dan 1/3 pars pharyngealis (posterior)

• Musculi linguales :

– 1. M. Extrinsic linguae

• M. genioglossus

• M. hyoglossus

• M. chondroglossus

• M. styloglossus

• M. palatoglossus

– 2. M. Intrinsic linguae

• M. lingualis superior

• M. lingualis inferior

• M. transversus linguae

• M. verticalis linguae

63
• Vaskularisasi lidah :

– Diperoleh dari A. lingualis yang akan bercabang menjadi Aa. Dorsalis linguae dan
A. Sublingualis yg berakhir sebagai A. profunda linguae.

– Innervatio lidah :

– 1. Motorik :

Semua otot-otot lidah kecuali m. palatoglossus (dipersyarafi oleh N.accessorius)


mendapat persyarafan dari N.hypoglossus.
– 2. Sensorik :

N. lingualis (N. V3) untuk 2/3 anterior.


N. glossopharyngeus dan N. vagus untuk 1/3 posterior.
o 3. Pengecapan :

64
N. lingualis dengan serabut-serabut N. facialis untuk 2/3 anterior
N. glossopharyngeus untuk 1/3 posterior
Anatomi pharynx
Pharynx atau Faring merupakan organ berbentuk corong sepanjang 15cm yg tersusun atas jaringan
fibromuscular yangg berfungsi sebagai saluran pencernaan dan juga sebagai saluran pernafasan.
Pharynx terletak setinggi Bassis cranii (bassis occipital dan bassis sphenoid) sampai cartilage
cricoid setinggi Vertebrae Cervical VI. Bagian terlebar dari pharynx terletak setinggi os.
Hyoideum dan bagian tersempitnya terletak pada pharyngoesophageal junction. Pharynx sebagai
organ pencernaan menghubungkan antara cavum oris dan Oesophagus. Sedangkan sebagai organ
pernafasan berfungsi untuk menghubungkan antara cavum nasi dan Larynx.

Pembentuk dinding Pharynx


- Membrane mucosa yang tersusun atas epitel squamos pseudokompleks bersilia pada bagian atas
dan epitel squamos kompleks di bagian bawah.
- Submucosa
- Jaringan fibrosa, membentuk fascia pharyngobasillaris yang melekat pada bassis crania
- Jaringan muscular yang terdiri atas otot sirkular dan longitudinal
- Jaringan ikat longgar yang membentuk fascia buccopharyngeal

65
Otot-otot Pharynx
Otot-otot pada pharynx terdiri atas 3 otot konstriktor pharyngeus dan 3 otot yang berorigo pada
proc. Styloideus. Otot-otot ini berperan dalam proses deglutition atau menelan.

Hubungan Pharynx
Cavum pharyngeum berhubungan dengan organ-organ disekitarnya antara lain mll :
- Choanae (nares posterior) menghubungkan dengan cavum nasi
- Ostium pharyngeum tuba auditiva eustachii dengan cavum tympani
- Isthmus faucium dengan cavum oris propia
- Additus laryngis dengan larynx
- Portae oesophagus dengan oesophagus

Vaskularisasi Pharynx
Perdarahan faring sebagian besar berasal dari cabang a. carotis externa, a. faringeal ascendens,
R.dorsal a. lingualis, R. tonsillaris a. fascialis, dan R. palatine a. maksillaris

Innervasi Pharynx
untuk persarafan motorik berasal dari n. XI sedangkan untuk persarafan sensorik berasal dari n.
IX dan n. X

66
Pembagian Pharynx
Pharynx dibagi menjadi :

Nasopharynx (Epipharynx)
Nasopharynx merupakan bagian dari pharynx yang terletak di bagian atas, maka dari itu
nasopharynx juga disebut dengan epipharynx. Nasopharynx memiliki skeletopi setinggi Bassis
cranii sampai Vertebrae cervical I.

Syntopi Nasopharynx(Nasofaring)/ Epifaring (Epipharynx)


Nasopharynx memiliki syntopi :
- ventral : choanae (nares posterior), menghubungkan pharynx dengan cavum nasi
- superior : bassis crania
- belakang : vertebrae cervical yang dipisahkan oleh fascia prevertebrae dan m. capitis
- lateral : dinding medial leher
- inferior : palatum mole

Bangunan pd Nasopharynx (Nasofaring)/ Epipharynx (Epifaring)


terdapat beberapa bangunan yang terletak pada nasopharynx, antara lain :
- ostium pharyngeum tuba auditiva eustachii, menghubungakn pharynx dengan cavum tympani
- adenoid (tonsilla pharyngea/ tonsillo luscha), merupakan kelenjer limfe submucosa
- recessus pharynx (fossa rosenmulleri), di belakang torus tubarius
- isthmus nasopharynx, batas antara nasopharynx dan oropharynx yang akan tertutup oleh
pallatum molle saat proses deglutition/ menelan

Oropharynx/ Orofaring
Merupakan bagian dari pharynx yang terletak di tengah. Memiliki skeletopi setinggi Vertebrae
cervical II sampai Vertebrae Cervical III.

Syntopi Oropharynx
Oropharynx memiliki syntopi sebagai berikut :
- superior : nasopharynx (isthmus nasopharynx, palatum mole)

67
- ventral : cavum oris propia dengan arcus palatopharynx dan uvulae
- dorsal : Vertebrae Cervical II – III
- Lateral : dinding medial leher
- Inferior : tepi atas epiglottis, basis linguae

Bangunan pd Oropharynx/Orofaring
Ada beberapa bangunan yang terdapat pada oropharynx, antara lain :
- Tonsilla palatine (faucial tonsil/ amandel), di dinding lateral dextra et sinistra di recessus
tonsillaris antara arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus
- Fossa supratonsilaris, mucosa di atas tonsil berbentuk segitiga di antara arcus palatoglossus dan
arcus palatopharyngeus
- Tonsila lingualis, pada basis linguae (1/3 posterior linguae)

Laringopharynx (Hipopharynx)
Merupakan bagian bawah dari pharynx. Maka dari itu, juga disebut dengan hipopharynx.
Laringopharynx terletak setinggi Vertebrae Cervical IV sampai Vertebrae Cervical VI.

68
ANATOMI GASTROINTESTINAL DAN HEPAR

o OESOFAGUS (KERONGKONGAN)
 Merupakan saluran yang menghubungkan faring dengan ventriculus (lambung) dengan
panjang sekitar 20 – 25 cm.
 Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan
peristaltic/peristalsis yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan (kaya akan otot polos)
yang berupa gerakan kembang kempis atau gerak meremas-remas makanan dalam bentuk
bolus atau gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik.

 Terdapat 3 tempat penyempitan di oesofagus


o Atas: selalu menutup, karena ada spingter oesofagus superior
o Tengah: pada percabangan bronkus
o Bawah: selalu menutup, karena ada spingter oesofagus inferior

GASTER (LAMBUNG)

69
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra
sampai regio epigastrica an umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian
bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan
ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries
anterior dan paries posterior.

Secara umum lambung di bagi menjadi 3 bagian:

1. Kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya mensekresi mukus

2. Fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana kelenjar ini memiliki tiga tipe
utama sel, yaitu :

 Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini diubah menjadi pepsin
dalam suasana asam. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang
penting.
 Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic. Faktor intrinsic diperlukan
untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus halus.
 Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel
ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap
kerusakan oleh HCL atau autodigesti.

3. pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenajr ini mensekresi gastrin dan mukus, suatu
hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.

Lapisan Lapisan Lambung

70
Lambung terdiri atas empat lapisan :

1. Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum viseralis.

Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum,
memanjang kearah hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum yang kelaur dari
organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura mayor peritoneum terus
kebawah membentuk omentum mayus.

2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:

a. serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus,
b. serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter; dan
berada di bawah lapisan pertama, dan
c. serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari orifisium
kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).

3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe.
Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue,
yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.

71
4. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua sel-sel itu
mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-
kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan
lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini bersambung dengan
permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret
berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah lambung.

Persarafan dan Aliran Darah Pada Lambung

Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplay saraf parasimpatis untuk lambung di
hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mencabangkan ramus gastric,
pilorik, hepatic dan seliaka.

Persarafan simpatis melalui saraf splangnikus mayor dan ganglia seliakum. Serabut-serabut
afferent simpatis menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus auerbach dan submukosa
( meissner ) membentuk persarafan intrinsic dinding lambung dan mengkoordinasi aktivitas
motorik dan sekresi mukosa lambung.

Suplai darah dilambung berasal dari arteri seliaka. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis
adalah arteri duodenalis dan pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang
bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat mengerosi arteri itu
menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum serta berasal dari pankreas,
limpa dan bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena porta.

INTESTINUM TENUE

72
Dimulai dari pylorus sampai ileocoecal junction (taut ieocoecal), panjang 6 m terdiri atas :
a. Duodenum (25 cm)
b. Jejenum
c. Ileum : berkelok dan mobile (2/5 bag jejenum, 3/5 bagian ileum)
Fungsi : digesti dan absorpsi serta bangunan yang relevan:
o Area yang luas = untuk absorbsi, juga kerena panjangnya, adanya plica circular pada
mucosa, villi microvilli
o Gld. Intestinalis menghasilkan enzyme digestif dan mucus. Mucosa epithel diganti tiap 2-
4 hari.
o Follicel lymphatic = a) Follikel soliter, b) folikel agregat. Folikel agregat ini pada typhus
abd mengalami ulcerasi.
o Vascularisasi : jejunum & ileum oleh r.jejenalis & ilealisa a.mesenteriea superior
o Lymph : berjalaan circuler didinding intestinum. Ulcus yang desebabkan TBC berjalan
sepanjang pembuluh ini

A. Duodenum
Bagian teratas intestinum tenuae. Panjang 25cm berliku sekitar caput pancreatis. Fungsi =
absorbsi produk digesti walau pendek tetapi permukaan luas, karena mucosa berlipat-lipat
dan ada villi. Letak retroperitoneal kecuali bagian pertama (2,5 cm) adalah intraperitoneal.
 Bagian pertama (5cm)
 Bagian kedua (7,5cm) = pars descendens (sekeliling caput pancreas). Ada tonjolan
kecil pada mucosa = papilla duodeni. Disini tempat masuknya ductus biliaris dan dct
pancreaticus Santorini lebih kecil lewat masuk diatasnya.

73
 Bagian ketiganya (10cm) = pars transversa, didepannya dilewati pangkal mesenterium
dan a.mescunterica sup.
 Bagian keempat (2,5cm) = pars ascendens berakhir pada duodenojejenal junction ujung
bawah ditandai lipatan peritoneal dari crus dexter diaphragma lig.suspensorium Treitz.
Bagian terminal v.meventerica inferior terletak di sambungan duodenojejenal dan
berfungsi sebagai penanda.

Vascularisasi
Aa pancreatiko duodenalis sup & inf berjalan antara duodenum dan caput panereatis.
A.panereatica sup berawal dari a. coeliaca dan a.panereatica inf dari a.mesenterica sup.
Ulkus Pepticum
Terjadi di gaster dan duodenum proximal. Akibat adanya imbalance sekresi asam dan
pertahanan mucosa.

Pancreas

Terdiri atas kaput, korpus, kauda. Letak retro peritoneal, terletak sepanjang bidang transpilorik.
Kaput terikat pada lekuk duodenum dan kauda memanjang ke hilus lienalis pada ligamentum
lienorenalis. A.mesenteriea sup melewati belakang pancreas terus ke anterior diatas procesus
uncinatus dan bagian ketiga duodenum, selanjutnya menuju pangkal mesenterium intestinum
tenuae.

74
A. Struktur
Ductus pankreaticus Wirsungi berjalan sepanjang kelenjar, mengalirkan sekresi pancreas ke
ampula Vateri bersama dct biliaris komunis menuju bagian ke-3 duodenum,
B. Vascularisasi
Caput pancreas mendapat aliran dari a.a.pancreaticum duodeni sup & inferior. Corpus menerima
dari a.lienalis yang berasal dari a.pancreatica magna.
C. Aliran Lympha
Mengikuti jalan arteri dan masuk ke nodus lymphaticus pancreatieo lienalis, coeliacus, dan
kelompok lympthonodi mesenterica superior.
D. Innervasi
N.X (paravymp) dan n.splanchnicus (sympatis) mensarafi pancreas lewat plexus keliling arteri.
Saraf sympatis adalah vasomotor, parasympatis mengontrol phase nervosa sekresi pancreas, cairan
vagal ini kaya enzyme. Phase chemis sekresi pancreas distimulasi oleh CCK-PZ (cholocystokinin
pancreozymin)
E. Struktur Kelenjar
Terdiri atas:
Pars exocrin : gld. serosa menghasilkan secreet cairan pancreatic (digestif)
Pars endocrin : pulau Langerhans terdapat banyak di caudal ada 200.000 – 1.700.000 pulau
Terdiri atas : a) Alpha cell, b) Beta cell, c) CFX cell
Alfa sel subtipe A1 (D Sel) dan A2
A1 = scereet gastrin & serotonin
A2 = scereet glucagon
Beta sel mengisi 80% pancreas memproduksi insulin
C,F,X sel pada lain spesies
Fungsi
o Digestif = cairan pancreas mengandung enzyme digestif yaitu: trypsin memecah protein
(polypeptid) kedalam pepoid yang rendah (diamino acid), amylase menghidrolise tepung dan
glycogen menjadi disacharid, lipase memecah lemak ke asam lemak dan glycerol.

75
o Endrocrine = Karbohidrat adalah sumber energy insulin membnatu penggunaan gula dalam
sel.deficiensi insulin menyebabkan terjadinya hyperglycaemi = diabetes mellitus. Glucagon
bekerja sebaliknya insulin
o Cairan pancreatic = memberikan alkalin yang cukup (ph8) untuk aktivitas enzyme
pancreas.

HEPAR

Kelenjar yang terbesar dalam tubuh menempati hipochondrium dexter dilindungi oleh costae dan
costa cartilaginea, kecuali bagian atas di tutup oleh dinding anteri or abdomen.
Secara anatomis terdiri atas lobus dext yang besar dan lobus sin yang lebih kecil. Dipisahkan di
anterosuperior oleh lig falcitorae hepatis dan postero inferior oleh fissura lig.venosum dan lig.teres
hepatis.
Klasifikasi anatomis lobus dexter terdiri atas lobus kaudatus dan lobus quadratus. Tetapi secara
fungsional lobus kaudatus dan sebagian besar lobus quadratus merupakan bagian lobus sinister
karena mendapat darah dari a.epigastrica sin dan aliran empedunya menuju ductus hepatictus
sinister. Karenanya klasifikasi fungsional menyatakan bahwa batas antara lobus dexter dan sinister
terlatak pada bidang vertical yang berjalan ke posterior dari kantong empedu menuju v.cava
interior.
Permukaan visceral hepar terlihat huruf H yang terdiri atas sulcus dan fossa.
Kaki ant dext – fossa kandung empedu
Kaki post dext – suclus untuk v.cavai inf

76
Kaki ant sin – fissure isi lig teres (sisa v.umbilicalis sin foctus yang mengalirkan kembali darah
oksigen dari placenta ke foctus).
Kaki post sin – fussura untuk lig. Venosum (sisa dct venosus pada foetus dctus ini berfungsi
sebagai jalan pintas yang mempersingkat aliran darah dari v.umbilicalis sin langsung ke v.cava inf
tanpa melalui hepar.
Porta hepatis – adalah hilus hepar tempat berjalannya v.porta (dari post ke ant); cabang-cabang
a.hepatica dan det hepaticus. Porta dilapisi peritoneum ganda = omentum minus yang melekat ke
lig. Venosum pada fissuranya.
Hepar dilapisi peritoneum kecuali pada area telanjang.
Arsitektur Dalam
Hepar terdiri atas banyak unit funsional “lobulus”. Cabang-cabang v.porta dan a.hepatica
mentranspor darah melalui kanalis porta menuju v.centralis yang mengalirkan darah dari hepar di
sekitarnya kembali ke v.cava inferior. Kanalis porta mendapat percabangan ductus hepaticus yang
dikonsentrasikan dalam vasica fellea dan dialirkan ke duodenum. Panjang usus yang darahnya
mengalir melalui v.porta menjelaskan predisposisi tumor usus bermetasatse ke hepar.

Kandung empedu (vesica fellea)


Fungsi : Reservoir empedu (50cc), Empedu dikeluarkan lewat ductus sistikus ke dct
biliaris komunis ke duodenum sebagai respons kontraksi kandung empedu yang diinduksi oleh
hormon usus.
Cabang Biliaris
Ductus hepaticus komunis dibentuk dari penyatuan det hepaticus dext dan sin dalam porta
hepatis. Det hepatis komunis bergabung dengan det sistikus membentuk ductus biliaris komunis.
Struktur ini berjalan pada tepi bebas omentum minus pada sulcus antara duodenum bagian ke-2
dan caput pancreatic. Selanjutnya membentuk pintu pada papilla di bagian medial duodenum
bagian ke-2. Biasanya bergabung dengan det. pancreaticus wirsungi.
Kolelitiasis
Batu empedu terbentuk dari kolesterol, pigmen empedu. Bila batu ini pindah ke cabang
bilier bisa terjadi komplikasi kolesistitis akut dan ada kolik bilier.

77
1. Jejenum
Diameter lebar kira-kira 4cm dan tebal serta vascular warna lebih gelap daripada ileum, sehingga
beratnya juga lebih. Valvula circular mucosa tebal, villi lebih basar dari ileum. Nodus lymphaticus
aggregate tidak ada.
2. Ileum
Diameter lebih kecil 3,75cm, dinding lebih tipis, kurang vascularisasi dibanding jejunum. Nodus
lympha aggregat banyak (bercak beyer) dan besar.
Bagian terminal terletak di pelvis dan pada fossa iliaea dext bermuara pada coecum.
Jejenum dan ileum terikat pada dinding abdomen post oleh mesenterium. Jejenum ileum terletak
intra peritoneal. Dinding terdiri atas = -) pars serosa, -) pars muscilaris dan -) pars mucosa
Pars mucosa mengandung :
-)plica circularis, -)villi, -)gl. duodenali, -)gl.intestinalis, -)nodulus lymphaticus solitaries, -
)nodulus lymph agregat. +Vascularisasi
A.mesenterica sup. Banyak cabang menembus tunica muscularis. Vena berjalan mengikuti arteri.
+ Innervasi
Plexus n.sympaticus disekitar a.mesenterica sup, bersama fibra post ganglioner sympatis dari
plexus coeliacus. Dari sini melanjutkan plexus myentericus Auerbach yang terletak antara otot
circular dan longitudinal tunica muscularis. Selanjutnya adalah plexus sub mucosa (Meisner) yang
lebih halus dari plexus Auerback. +Innervasi, Sympatis = (T19-T11)

Intestinum Crassum

78
Dimulai dari ileococeal junction sampai anus (1,5 mm)
Terbagi atas :
1. Appendix (9 cm)
2. Coecum (7,5 cm)
3. Colon aseendens (15 cm)
4. Colon transversum (20 cm)
5. Colon descendens (25 cm)
6. Colon sigmoideum (15 cm)
7. Rectum (16 cm)
8. Canalis analis (4 cm)
Fungsi sebagai gudang bahan faecal dan absorpsi cairan yang berasal dari bahan tersebut.
1. Coecum
Bagian intestinum crassum yang buntu. Terletak pada fossa iliace dextra diatas lig.
Inguinale. Keatas berlanjut ke colon ascendcins.

applied anatomy:
1. Ditempat ini dapat adanya amoebiasis
2. Tuberculosis
3. Carinoma
Bagian bawar ileum bermuara pada coccum didapati “taut coecoiliacal” yang terletak
postero medial dengan valvula ileocoecalis
2. Appendix Vermiformis
Suatu diverticulum coecum pada dinding posteromedial, dibawah orificium
ileocoecalis, difossa iliaca dextra
Posisi : jam 11,12, 2, 3, 4, 6

Parasymp = (nX)
Keduanya membentuk plexus cocliacus dan plexus mesentericus sup. Saraf dari plexus
myentericus Auerbach (ggl. parasymp) terdapat antara dua lapisan m. longitudinalis.
Fibra ini juga membentuk plexus submocosus neisner.

79
N.sympaticus adalah motorik untuk m.sphineter mucosae dan melakukan inhibisi untuk
gerak paristaltik, N.parasympaticus: measti mulasi peristaltix, tetapi menginhibisi
m.sphineter.
+ Fungsi Intestinumtenue
Melakukan digesti secara lengkap dan absorpsi bahan hasil digesti dalam bentuk cairan
digesti.
+ Obstruksi intestium tenue (SBO – Small, Bowl, Obstruction)
Terjadi akibat faktor-faktor luminal, mural atau extramural yang menyebabkan
blockade lumen
Adhesia pasca bedah.

Intestinum Crassum
Bagian-bagian yang penting:
1. Intestinum crasum lebar lumennya.
2. Sebagian besar intestinum terikat kecuali appendix, colon transversum, dan colon
sigmoideum.
3. Tunica muscularis yang m.longitudinal tipis beberapa lainya membantuk bagai pita disebut
taenia coli. Taenia pada bagian proximal menuju kesatu tempat di appendix, sedang yang
distal menyebar ke pars terminalis sigmoid.
4. Karena taenia lebih pendek deri otot circular maka colon mengalami saeculasi dan disebut
haustra.
5. Appendi epiploicae kantong-kantong kecil isi lemak, tersebar pada permukaan intestinum
crassum, kecuali pada appendix, coecum dan rectum. Banyak pada colon sigmoideum dan
permukaan posterior colon transversum.

Vascularisasi
Berasal dari a.marginalis yang bercabang vasa longa dan vasa brevia

80
Aliran Lymph
Lewat 4 nodus: a) nodus lumph epicodica, b) nodus paracolica, c) nodus intermediate, d)
nodus terminalis

Innervasi
Sympatyic dan parasymp
Simpatis dari ggl. Mesentericum sup dan plexus coeliacus (T11-L1) parasymp dari nX.
Kedua saraf ini bersama lewat plexus mesentericus superior. Innervasi tersebut diatas untuk
usus yang berasal dari midgut.

Usus dari midgut menerima seraf sympatis dari (L1,2) dan parasym dari n.splanchnicus
pelvicus (nervi erigentes).
N.parasymp adalah motorik ke intestinum erassum dan inhibisi untuk splimeter ani
internum.
Impuls sakit dari usus sampai colon devcendens lewat n.sympatis dan dari colon
sigmoideum dan rectum lewat n. splanchnicus pelvicus.

3. Colon Acendene
Panjang 13cm dari caecum ke facies inferior lobus dext hepatic, membelok ke kiri sebagai
flexura coli dext. Letak retro peritoneal

4. Colon Transersum
Panjang 50 cm, menyilang abdomen dari flexura dext ke flexura sin. Letak intraperitoneal

5. Colon Descendens
Panjang 25 cm dari flexura coli sin sampai colon sigmoideun. Berjalan vertical dan
kemudian belok melintas ke medial diatas m.psoas major pada pintu masuk pelvis
Meneruskan sebagai colon sigmoid. Colon descendens lebih sempit disbanding colon
ascendens. Letak retroperitoreal. Sebelumnya colon desendens waktu berjalan dari crista
ilioca ke pintu masuk panggul disebut colon iliacun

81
6. Colon sigmoideum (colon pelvicum)
Panjang 5cm dari pintu masuk pelvis ke S3 dan menjadi rectum. Membentuk pipa berkelok
menggantung pada bagian dalam pelvis melintas vesica urinaria dan uterus. Karena pendek
ia berjalan langsung . Digantung pada (ligamentum) mesocolon sigmoideum dan ditutupi
intestinum tenue.

7. Rectum
Panjang (10-15cm). Sebagai lanjutan colon sigmoideum mengikuti lengkung sacrum
berakhir pada canalis analis. Didepan os.coccygis tiba-tiba berbelok kebelakang menjadi
canalis analis. Bagian ujung bawah mengalami dilatasi disebut ampulaecti yang disebelah
lateralnya didukung oleh m.levator ani.
Distensi pada rectum menyebabkan adanya kebutuhan defecasi. Peritoneum menutup 2/3
bagian atas rectum. Pada perempuan peritonetum membentuk cavum rectouterina
(Douglasi).
Rectum dipisah dari struktur didepannya oleh fascia yang kuat “fascia rectovesicalis
(Denonvillier)”

Bagian fungsional Rectum


Ada 2 bagian fungsional:
1. Bagian atas rectum (terkait pada peritoneum) yang berasal dari usus dan terletak di
bagian atas plica rectum berlaku sebagai reservoir faeceas.
2. Bagian bawah (tanpa peritoneam) berasal dari cloaca terletak dibawah plica medialis
rectum. Bagian ini kosong pada keadaan normal, pada konstipasi berisi faeces atau
setelah mati. Colon sigmoideum adalah reservoir faeces sedang rectum kosong pada
individu normal dan sensitive terhadap distensi.

+ Vascularisasi
1. A. rectalis sup, sebagai lanjutan a.mesenterica inf
2. A. rectalis medialis, kurang penting karena hanya mendarahi tunica superficialis dari
bagian bawah srectum.

82
3. A. saceralis media cabang kecil dari bagian belakang aorta mensuplai dinding posterior
taut anorectal.

+ Venae
 V.rectalis superior mulai dari plexus venosus rectalis dalam canalis analis. Ada 6 buah
biji jalan ke caranial dalam submucosa dan bersatu menjadi v.meseanterica inf
 V. rectalis medialis bermuara ke v. iliaca interna.

+ Lympha
1. Lebih dari separo bagian atas lewat pembuluh rectalis superior ke nodus mesentericus
inferior lewat nodus pararectalis dan nodus sigmoidens.
2. Bagian separo bawah lewat sepanjang vara rectalis medialais ke modus iliacus internus

+ Innervasi
Sympatis (L1,2) dan parasymp (S2,3,4) lewat plexus hypogastricus inf dan plexus
mesentcricus inf (rectalis sup)
1. Sympatis adalah vasoconstrictor, inhibisi pada otot-otot rectal dan motorik untuk m.
sphincter internum
2. Parasympatis adalah motorik untuk otot-otot rectum dan inhibisi untuk m.sphinctur
internus
3. Sensasi distensi lewat n. parasympatis sedang sensasi sakit dibawa (dikonduksi) baik
oleh sympatis maupun para sympatis

+ Bangunan penompang (support) rectum


a. Dasar pelvis
b. Fascia Waldeyer = konodenasi fescia pelvica di dorsal rectum
c. Ligamen cateralis rectum
d. Fascia recto vesicalis (Denonviliers)
e. Peritoneum pelvis

83
8. Kanalis Analis
Bagian terakhir dari intestinum crassum. Terletak sebelah bawah diaphragma pelvis.
Mempunyai m.sphincter externus dan internus pada pintu keluar rectum. Panjang 3cm.
Sama dengan rectum ketiga karakteristik intestinum crassum (haustra, appendix epiploicae
dan taenia) tidak ada.
Tempat kedudukan canalis analis di perineum (trigonum analis) diantara kedua fossa
ischiorectalis yang memungkinkan expansi pada waktu jalannya faeces.
Anorectal junction ditandai convexitas flexura rectum didepan os coccygis. Di tempat ini
ampula recti langsung menyempit dan menembus diaphrahma pelvis. Pada orang laki-laki
sesuai dengan puncaknya prostat.

Bagian bagian canalis analis ada 3 :


1. Pars superior – mucosa
2. Pars media – zona transisi
3. Pars cutanea

Musculatur canalis analis


1. Sphincter ani
1. Splincter ani externes – menurut kehendak. Terbentuk dari otot seran lintang dan di
innervasi oleh n.reatalis inf dan r. perineus n. sacrales 4 (S4).
2. Sphineterani internus – involunter tidak menurut kehendak. Dibentuk oleh penebalan
otot circular. Meliputi ¾ bagian atas canalis analis.
2. Anulus Anorectalis
Cincin muscularis pada anorectal junction dibentuk oleh fusi m. puborectalis, m.
sphiceter ext profundal dan m. sphincer internus
3. Spatium Chirusgicum
a. Spatium ishiorectalis
b. Spatium perianalis
c. Spatium Submucosa

84
+ Vascularisasi
1. Diatas linea pectinea (valvula analis) dialiri a.rectalis superior
2. Dibawah linea pectinea dsialiri a.rectalis inferior

Aliran Vena
1. Plexus venosus rectalis internus (plexus haemorrhoidales). Vena ini penting untuk
komunikasi porto sistemik
2. Plexus venosus rectalis externa diluar tunica muscularis rectum dan canalis analis.
Secara bebas berkomunikasi dengan v.rectalis inferior dan masuk ke v. pudenda interna,
Bagian medial lewat v.rectalis media ke v.iliaca interna
3. V. analis. Disekitar anus, berhubungan dengan plexus rectalis internus dan v. rectalis
inferior. Defeacasi yang keras dapat merobek vena ini dan membentuk haemafoma
perinealis subcutanea atau haermoroid externa.

Aliran Lympha
1. Diatas linea pectinea bermuara ke modus iliacus internu7s
2. Dibawa linea pectinea bermuara ke kelompok medial modus inguinalis superficialis
Innervasi
1. Diatas linea pectinea : n. otonomicus baik sympatius (plexus hipogatricus inferior (L1,2)
dan parasymp (n. splanchnicus pelvicus S2,3,4). Sensasi dibawa melalui keduanya
2. Dibawah linea pectinea aleh saraf somatic (n. rectalis inferior S2,3,4)
3. Otot Sphincer
m. Sphineter externus oleh ramus perineus dan ramus rectalis inferior dari n. saeralis
ke-4.
Applied anatomy
1. Haemorroids:
a. Haermorrhoid interna (haermorrhoid vera), dilatasi saculer plexus venosus rectalis
interna
b. Haemoorhoid externa
2. Fissur ani
Ruptur dari salah satu valvula ani.

85
3. Fistula ani
Hubungan abnormal dari suatu rongga dengan bagian luar. Disebabkan rupture secara
spontan atau akibat chirurgis karena abscess disekitar anus.
4. Kontinensia rectalis
Tergantung pada anulus rectalis pada operasi fistula harus hati-hati. Bila mengenai
anulus rectalis akan terjadi incontinensia recti
5. Anomali congenial
Pada perkembangan rectum dipisahkan oleh membran analis dari proctodeum. Bila
membran ini tetap ada terjadi anus imper foratus
Lain kelainan yang lebih berat:
a. Stenosis
b. Anal agenesis
c. Anorectal agenesis

86
ANATOMI JANTUNG

Anatomi Jantung
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan. Fungsi utama
jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung
normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung
bawahdinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua
atrium dan ventrikel menjadi bagian kana dan kiri dinamakan septum.

Dinding setiap kamar jantung terdiri dari tiga lapis


1. Endokardium, suatu lapisan internal tipis (endotelium dan jaringan ikat subendotelial) atau
membran pelapis jantung yang juga menutupi katupnya.
2. Myokardium, suatu lapisan tengah heliks yang tebal yang terdiri dari otot jantung.
3. Epikardium, suatu lapisan eksternal tipis (mesotelium) yang berbentuk oleh lapisan visceral
pericardium serosa.

87
Atrium Dextra

Atrium dextra membentuk batas kanan jantung dan menerima darah vena dari vena cava
superior, vena cava inferior dan sinus coronaries. Auricula dextra adalah suatu kantong otot
menyerupai kurucut yang berproyeksi dari kamar ini seperti ruangan tambahan, meningkatkan
kapasitas atrium ketika tumpeng tindih dengan aorta ascendens. Bagian dalam atrium dextra
memiliki :
1. Bagian posterior halus, berdinding tipis (sinus venarum) yang menjadi tempat muara Vena
Cava Superior dan Inferior dan sinus coronarius, membawa darah yang tidak teroksigenasi
ke dalam jantung.
2. Dinding anterior muscular yang kasar yang terdiri dari musculus pectinatus.
3. Orificium AV kanan yang melalui dimana atrium dextra mengeluarkan darah yang tidak
teroksigenasi yang diterimanya ke dalam ventriculus dextra.

88
Atrium Sinistra

Atrium sinistra membentuk sebagian besar basis cordis. Vena pulmonalis dextra dan sinistra yang
tidak memiliki katup memasuki atrium yang berdinding halus. Bagian dalam atrium siistra
memiliki
4. Bagian berdinding halus yang lebih besar dab auricula muscular yang lebih kecil yang terdiri
dari musculi pectinate
5. Empat vena pulmonalis yang masuk kedalam dinding posterior halusnya.
6. Dinding yang lebih sedikit tebal daripada atrium dextra
7. Septum interatrial yang melengkung ke posterior dank e kanan
8. Ostium AV sinistra melaui ostium ini atrium sinistra mengeluarkan darah yang teroksigenasi
yang diterimanay dari vena pulmonalis

89
Ventrikel

Ventrikel Dextra
Ventrikel dextra membentuk bagian terbesar permukaan anterior jantung, bagian kecil facies
diaphragmatica dan seluruh batas inferior jantung. Valva tricuspidalis menjaga ostium AV dextra.
Tiga muskulus papilaris dalam ventriculus dextra berhubungan dengan kuspid katup tricuspid
o Musculus papillaris anterior
o Musculus papillaris posterior
o Musculus papillaris septal

Ventrikel Sinistra
Ventricle sinistra membentuk apeks cordis hampir semua permukaan. Dua muskulus papilaris
dalam ventriculus dextra berhubungan dengan kuspid katup bikuspid
1. Musculus papillaris anterior
2. Musculus papillaris posterior

90
Pembuluh Darah Jantung

91
Pembuluh darah jantung terdiri dari arteri koroner dan vena kardial, dimana menyuplai
sebagian besar darah ke dan dari miokardium. Endokardium dan jaringan subendokardial
mendapat oksigen dan nutrisi dengan cara difusi atau mikrovaskuler dari ruang di jantung.
Pembuluh darah jantung normalnya tertanam dalam jaringan lemak dan melalui permukaan
jantung di dalam epikardium. adakalanya, bagian dari pembuluh darah ini menjadi tertanam
dalam miokardium. Pembuluh darah di jantung mendapat pengaruh inervasi dari sistem saraf
simpatis dan parasimpatis. 7 Adakalanya, bagian dari pembuluh darah ini menjadi tertanam dalam
miokardium. Pembuluh darah di jantung mendapat pengaruh inervasi dari sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Suplai darah jantung berasal dari arteri koroner yang merupakan cabang
pertama aorta yang menyuplai darah ke miokardium dan epikardium baik atrium maupun
ventrikel, yang memiliki 2 cabang, yaitu arteri koroner kanan dan kiri yang cabang utamanya
terletak di sulkus interventrikuler dan atrioventrikuler. Arteri koroner kanan muncul dari
sinus aorta anterior dan berjalan ke depan melalui trunkus pulmonaris dan atrium kanan,
serta menyelusuri sulkus atrioventrikuler bagian kanan . Dekat dengan asalnya, arteri
koroner kanan selalu memberikan percabangan ke nodus sinoatrial (SA node) yang
memberikan percabangan ke nodus tersebut. Arteri koroner kanan kemudian berjalan turun
melalui sulkus koroner dan bercabang menjadi arteri marginalis kanan, yang menyuplai
darah ke bagian pingg ir kanan jantung, dan berjalan ke apeks jantung, tetapi tidak
mencapainya. Setelah memberikan percabangan ini, arteri koroner kanan berbelok ke kiri
dan terus menyelusuri sulkus koroner ke arah posterior jantung. Pada bagian posterior,
dimana pertemuan antara septum interatrial dan septum interventrikuler di antara 4 ruang
jantung, arteri koroner kanan memberikan percabangan ke nodus atrioventrikuler (AV
node) untuk menyuplai darah ke sana. Nodus sinoatrial dan atrioventrikuler merupakan bagian
dari sistem konduksi listrik di jantung. Dominasi dari sistem arteri koroner berasal dari arteri
koroner mana yang memberikan cabang ke arteri posterior yang berjalan menurun
(posterior decending artery). Biasanya sistem arteri koroner ini didominasi arteri koroner
kanan sekitar 67%, arteri koroner kiri sekitar 15%, dan kombinasinya sekitar 18%. Arteri koroner
kanan memberikan cabang interventrikuler posterior yang besar, yang berjalan turun di
sulkus interventrikuler posterior. Cabang ini memberi suplai darah ke kedua ventrikel dan
mengirim percabangan utuk menyuplai darah ke septum interventrikuler. Kadang-kadang
cabang ini juga menyuplai darah ke jantung bagian diafragmatika. Diameter arteri koroner kiri

92
lebih besar dari diameter arteri koroner yang kanan dan menyuplai darah lebih banyak ke
miokardium termasuk seluruh ruang jantung dan septum interventrikuler, kecuali yang right
dominance (dominan kanan) dimana arteri koroner kanan yang menyup lai bagian posterior
jantung memiliki 2 percabangan utama, yaitu arteri sirkumfleksi dan arteri interventrikuler
anterior. Arteri koroner kiri yang keluar dar aorta jarang memberikan percabangan ke SA node
dan ketika mencapai sulkus atrioventrikuler, bercabang menjadi 2 atau 3 cabang utama. Arteri
interventrikuler anterior merupakan cabang pertamanya yang sering digambarkan sebagai
kelanjutan dari arteri koroner kiri. Arteri ini berjalan ke bawah, oblik, depan, dan ke kiri di sulkus
interventrikuler dan mencapai apeks jantung. Adakalanya, terdapat variasi dari pembuluh darah
ini, yaitu arteri ini berjalan terus ke apeks dan bertemu dengan cabang arteri interventrikuler
posterior. Arteri ini juga bercabang menjadi cabang ventrikuler anterior kanan-kiri dan cabang
septum anterior. Sedangkan arteri sirkumfleksi berjalan melalui sulkus atrioventrikuler, terus
berjalan mengitari sampai ke bagian posterior jantung, dan berakhir di sebelah kiri dari pertemuan
4 ruang jantung. Arteri sirkumfleksi juga memiliki cabang, yaitu arteri marginalis kiri yang
menyuplai darah ke batas kiri ventrikel kiri sampai ke apeks.

Inervasi Jantung

93
ANATOMI GENITALIA

ORGANA GENITALIA FEMININA

Genitilia perempuan dapat digolongkan menjadi genitalia eksterna (Organa genitalia feminina
externa) dan genitilia interna (Organa genitalia feminina interna).
1. Organa Genitalia Feminina Externa

o Genitelia eksterna disebut juga vulva dan terdiri dari :


 Mons pubis
 Labia majora pudendi
 Labia minora pudensi
 Clitoris
 Vestibulum (vestibulum vaginae)
 Glandulae vestibulares majores (kelenjar BARTHOLIN), dan minores

Vestibulum memanjang ke Hymen pada ostium vaginae. Di ventralnya terdapat Ostium


urethrae externum. Genitalia eksterna adalah organ seks dan berfungsi pada hubungan seksual.

94
Labia majora pudendi terdiri dari Corpus cavernosum vestibulum (bulbus
vestibuli). Labia minora pudensi mengelilingi vestibulum (vestibulum vaginae) dan
berlanjut ke anterior sebagai frenulum clitoridis menuju Glans clitoridis. Kelenjar
vestibular (Glandulae vestibulares majores (kelenjar BARTHOLIN) dan minores) masuk
ke dalam vestibulum dari sisi lateral. Clitoris adalah organ sensorik untuk membangkitkan
gairah seks. Corpora cavernosa clitoridis membentuk Corpus clitoridis dengan Glans
clitoridis pada ujung inferiorya. Crura clitoridis melekat pada Rami ischiopubica nferior
dan ditutupi oleh M. Ischiocavernosus pada kedua sisi Musculus bulbospongiosus
berfungsi menstabilkan Bulbus vestibuli. Organisasi penis dan clitoris berdasarkan
perkembangannya adalah sama, termasuk adanya Preputium (Preputium clitoridis).
Mekanisme pengisian Corpus cavernosum dan proses ereksi juga sama pada kedua jenis
kelamin.

95
2. Organa Genitalia Feminina Interna

o Organa genitalia interna terdiri dari :


 Vagina
 Uterus
 Tuba uterina
 Ovarium

Tuba uterina dan ovarium adalah organ-organ yang berpasangan dan secara kolektif
disebut adneksa uterina.

96
Organa genitalia feminina interna adalah organ reproduksi dan seks. Secara fungsional.
Ovarium berperan untuk maturasi folikel (dan oval) dan produksi hormon seks perempuan
(estrogen dan progesteron). Tuba uterina memberikan tempat untuk fertilisasi ova dan
membawa zigot ke uterus yang merupakan tempat untuk fertilisasi ova dan membawa zigot
ke uterus yang merupakan tempat bagi embrio/janin untuk berkembang dan tumbuh selama
kehamilan. Vagina berperan saat hubungan seks dan merupakan bagian dari jalan lahir.

Uterus (Metra) memiliki panjang 9 cm, lebar 5 cm dan tebal 2-3 cm. Uterus terdiri dari corpus
uteri dengan fundus superior (fundus uteri) dan leher (cervix uteri). Suatu penyempitan
(isthmus uteri) menandai transisi antara corpus dan cervix uteri. Tuba uterina memanjang pada
kedua sisi corpus uteri untuk berhubungan dengan ovarium.
Tuba uterina memiliki panjang 10-14 cm dan memiliki beberapa bagian :
 Infundibulum tubae uterinae: panjang 1-2 cm, terdiri dari muara ke ostium abdominale
tubae dan fimbriae (fimbriae tubae uterinae) untuk pengumpulan ova yang diovulasi.
 Ampulla tubae uterinae: panjang 7-8 cm, berbentuk sabit di sekitar ovarium
 Isthmus tubae uterinae: panjang 3-6 cm, mengalami konstriksi pada transisi menjadi
uterus
 Bagian intramural (pars uterinae tubae), masuk uterus (ostium uterinum)

97
Ovarium berukura 3 x 1,5 c 1 cm dan berbentuk oval, dan dibedakan menjadi ekstremitas
tubaria dan ekstremitas uterina. Mesovarium melekat pada tepi anterior (margo mesovaricus),
tetapi tepi posteriornya (margo liber) bebas.
Uterus, tuba uterina, dan ovarium berada di intraperitoneal sehingga, masing-masing memiliki
duplikatur peritoneal yang dlapisi oleh Tunica serosa. Ligament dan pelekatan berikut ini
memiliki relevansi dengan prosedur bedah ginekologis:
 ligamentum latum uteri: ligament yang lebar sebagai lipat peritoneal frontal
 mesovar dan mesosalpinx: duplikatur peritoneal ovarium dan tuba uterina,
dihubungkan dengan Lig. Latum
 lig. Cardinale (Lig. Transversum cervicis): jaringan ikat yang menghubungkan cervix
dengan dinding pelvis lateral
 lig. Rectouterinum (istilah klinis: Lig. Sacrouterinum): jaringan ikat yang menempel
pada cervix di dorsal.
 Lig. Teres uteri (istilah klinis: Lig. Rontudum): ligamenr bndar yang berjalan dari taut
uterotubal melalui canalis inguinalis menuju labia majora
 Lig. Ovarii proprium: ligament ovarium yang menghubungkan ovarium dan uterus
 Lig. Suspensorium ovarii (istilah klinis: Lig. Infundibulopelvicum): menghubungkan
ovarium dan dinding pelvis lateral, membawa A. dan V. Ovarica.

98
Ruang di dalam uterus dibagi menjadi Cavitas uteri didalam corpus uteri dan canalis
cervicis uteri di dalam cervix uteri. Bagian bawah cervix masuk ke dalam vagina dan dikenal
dengan nama portio vaginalis cervicis. Bagian atasnya adalah portio supravaginalis cervicis.
Vagina adalah organ muskular berongga dengan panjang sekitar 10 cm, terletak di
subperitoneal. Fornix vaginae mengelilingi portio vaginalis cervicis. Pada permukaan dalam,
baik dinding anterior maupun posterior (Pares anterior dan paries posterior) vagina
memperlihatkan lipatan mukosa transversa (Rugae vaginales).
Potongan frontal juga memperlihatkan struktur dinding uterus: lapisan mukosa dalam
(Tunica mucosa; endometrim), kemudian lapisan otot yang kuat (Tunica muscularis;
miometrium) otot polos, dan lapisan peritoneal paling luar (Tunica serosa; peritoneum)
Bagian yang tertanam dalam stroma ovarium adalah Folliculi ovarici yang berisi ova
dan berkembang menjadi corpus luteum setelah ovulasi. Folikel dan corpora lutea
menghasilkan hormon seks perempuan (estrogen dan progesteron) yang mengatur diferensiasi
bergantung siklus pada endometrum.
Uterus Pada Masa Kehamilan

Janin yang sedang berkembang biak di dalam uterus diberi makan melalui placenta yang
berkembang dari jaringan maternal dan fetal setelah implantasi. Cervix uteri tertutup selama
kehamilan oleh plug mukosa KRISTELLER.

99
Tinggi Fundus uteri selama
kehamilan
Angka-angka menunjukkan
akhir bulan kehamilan berturut-turut.
Pada bulan ke-6 (minggu ke-24)
Fundus uteri setingga Regio
umbilicalis, pada bulan ke-9 (minggu
ke-36) setinggi tepi Costa. Sampai
melahirkan, volume uterus meningkat
sebanyak 800-1200 kali dan berat
uterus bertambah dari 30-120 g
sampai 1000-1500 g.

o Arteri Organa Genitalia Feminina Interna

100
o Organa genitalia feminina interna didarahi oleh tiga pasang arteri:
 Uterus: A. uterina (dari A. iliaca interna) dengan Rr. Helicini
 Ovarium: A. ovarica (dari Aorta abdominalis) dan A. uterina dengan R. Ovaricus
 Tuba uterina: A. uterina dengan R. Tubarius dan A. ovarica
 Vagina: A. vaginalis (dari A. iliaca interna) dan A. uterina dengan Rr. Vaginales

o Aliran vena terjadi melalui dua sistem vena:


 plexus venosus pada pelvis minor (plexus venosi uterinus dan vaginalis) dengan aliran
ke dalam V. Iliaca interna
 v. Ovarica: bermuara ke dalam V. Cava inferior pada sisi kanan dan v. Renalis sinistra
pada sisi kiri
o Inervasi Organa Genitalia Femina

101
o Plexus hypogastricus inferior dan plexus uterovaginalis berisi serat saraf simpatis (hijau) dan
parasimpatis (ungu). Serabut saraf simpatik preganglionik (T10-L2) turun dari plexus
aorticus abdominalis melalui Plexus hypogastricus superior dan dari Ganglia sacralis pada
Truncus sympathicus melalui Nn. Splanchnci sacrales bersinaps ke neuron postganglionik
dalam ganglia plexus hypogastricus inferior. Akson-akson postganglionik berlanjut ke organ
target di pelvis dan mencapai plexus uterovaginalis (pleksus FRANKENHAUSER) untuk
inervasi uterus, tuba uterina, dan vagina. Serabut saraf simpatis postganglionik (terutaa) ke
ovarium telah bersinaps didalam ganglia aorticorenalia atau dalam plexus hypogastricus
superior dan turun di dalam plexus ovaricus bersama A. ovarica.
o Serabut saraf parasimpatis preganglionik berasal dari divisi parasimpatis sacral dan
mencapai ganglia plexus hypogastricus inferior melalui Nn. Splanchnici pelvici. Serabut
saraf tersebut bersinaps dengan neuron postganglionik disini atau di dekat organ dalam
pelvik (ganglia pelvica) untuk menginervasi uterus, tuba uterina dan vagina. Inversi somatik
oleh N. Pudendus membawa inervasi sensorik ke bagian bawahh vagina dan labia minora
dan majora melalui Rr. Labiales posteriores dan ke clitoris melalui N. Dorsalis clitoridis.

Dasar Panggul Perempuan

102
o Organisasi dasar panggul pada perempuan sama seperti laki-laki. Dasar panggul menutup
Cavitas pelvis di kaudal.
o Organisasi:
 M. Levetor ani, yang terdiri dari M. Pubococcygeus, M. Iliococcygeus, dan M.
Puborectalis
 M. Ischiococcygeus

103
ANATOMI UROGENITAL

o Berbeda dengan M. Pubococcygeus dan M. Ischiococcygeus, M. Iliococcygeus tidak


berorigo di tulang pinggul tetapi di arcur tendineus musculi levatoris ani, yang merupakan
penguatan Fascia M. Obturatorius internus.
o Otot-otot kedua sisi membentuk Hiatus levatorius di antaranya, celah otot tersebut dibagi
oleh jaringan ikat perineum (Centrum perinei) menjadi Hiatus urogenitalis anterior untuk
jalur urethra dan vagina dan hiatus analis posterior untuk jalur rectum.

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih). Susunan sistem perkemihan terdiri dari:
o Dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
o Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika
o urinaria (kandung kemih),
o Satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan
o Satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria

 Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dextra yang
besar. Masing-masing ginjal manusia terdiri dari sekitar satu juta nefron yang masing-
masing dari nefron tersebut memiliki tugas untuk membentuk urin. Ginjal tidak dapat
membentuk nefron baru, oleh sebab itu, pada trauma, penyakit ginjal, atau penuaan ginjal
normal akan terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap. Setelah usia 40 tahun, jumlah
nefron biasanya menurun setiap 10 tahun. Berkurangnya fungsi ini seharusnya tidak
mengancam jiwa karena adanya proses adaptif tubuh terhadap penurunan fungsi faal ginjal.
Setiap nefron memiliki 2 komponen utama yaitu glomerulus dan tubulus. Glomerulus

104
(kapiler glomerulus) dilalui sejumlah cairan yang difiltrasi dari darah sedangkan tubulus
merupakan saluran panjang yang mengubah cairan yang telah difiltrasi menjadi urin dan
dialirkan menuju keluar ginjal. Glomerulus tersusun dari jaringan kapiler glomerulus
bercabang dan beranastomosis yang mempunyai tekanan hidrostatik tinggi (kira-kira
60mmHg), dibandingkan dengan jaringan kapiler lain.
 Ureter dan vesika urinaria

Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder atau pipa yang menghubungkan
ginjal dengan kandung kemih. Ureter merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang berjalan dari
hillus ginjal menuju distal dan kemudian bermuara pada kandung kemih. Ureter terdiri dari 2
saluran pipa di sebelah kanan dan kiri yang menghubungkan ginjal kanan dan kiri dengan kandung
kemih. Ureter memiliki panjang sekitar 20 – 30 cm dengan diameter rata – rata sekitar 0,5 cm dan
diameter maksimal sekitar 1,7 cm yang berada di dekat kandung kemih. Berdasarakan letak
anatomisnya ureter ini dibagi menjadi ureter pars abdominalis yang berada di dalam rongga
abdomen dan ureter pars pelvis yang berada di dalam rongga pelvis. Ureter memiliki tiga lapisan
dinding yang terdiri dari Jaringan ikat (jaringan fibrosa) pada lapisan luar, otot polos sirkuler dan
longitudinal pada lapisan tengah, sel – sel transisional pada lapisan mukosa sebelah dalam. Pada
pria ureter terdapat di dalam visura seminalis atas yang disilangi oleh duktus deferens dan
dikelilingi oleh pleksus vesikalis. kemudian ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam
dinding kandung kemih pada sudut lateral dari trigonum vesika. Pada wanita ureter terdapat di

105
belakang fossa ovarika yang berjalan ke bagian medial dan ke depan ke bagian lateral serviks uteri
di bagian atas vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter ini
didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan
menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Sistem perdarahan ureter bersifat segmental dan
berasal dari pembuluh darah arteri renalis, arteri spermatika interna, arteri hipogastrika, arteri
vesikalis inferior dengan hubungan kolateral yang kaya perdarahan, sehingga umumnya
perdarahan pada tindak bedah ureter tidak begitu mengancam. Persyarafan ureter bersifat otonom
yaitu oleh plexus hypogastricus inferior T11 – L2 melalui neuron simpatis.

Vesica urinaria ketika tidak sedang terisi oleh urin (kosong) memiliki bagian :
 Fundus vesicae : sisi berbentuk segitiga dan menghadap ke caudodorsal, berhadapan dengan
rectum. Pada pria dipisahkan dari rectum oleh fascia rectovesicalis yang meliputi vesicular
seminalis dan ampulla ductus deferens. Sedangkan pada wanita dipisahkan dari rectum oleh
fornix, portio supravaginalis. Apex / vertex vesicae : terdapat plica umbilicalis mediana dan
lig. Umbilicale mediana.
 Facies Superior : sisi berbentuk segitiga yang dibatasi oleh margo lateral di kedua sisi
lateralnya dan margo posterior di bagian dorsalnya. Terdapat fossa paravesicalis (lekukan
peritoneum di sebelah lateral margo lateral). Pada pria menghadap colon sigmoid dan
lengkung ileum. Sedangkan pada wanita menghadap corpus uteri.
 Facies Inferior : diliputi oleh fascia endopelvina. Terbagi atas 2 daerah :
a. Area prostatica : berhadapan langsung dengan prostat. Merupakan tempat keluarnya
urethra.
b. Facies inferolateral : dipisahkan dari sympisis pubis dan corpus os. Pubis oleh spatium
retropubica / cavum retzii.
 Cervix Vesicae / Collum vesicae : merupakan tempat bertemunya keduafacies
inferolateral. Pada pria menerus pada prostat. Sedangkan pada wanita terletak di
cranial m.pubococcygeus.
 Angulus posterosuperior : merupakan tempat bertemunya margo lateral dan margo
posterior. Merupakan tempat masuknya ureter.

106
Vesica urinaria ketika penuh terisi oleh urinakan berbentuk oval dan memiliki bagian :
1. Facies Posterosuperior : bagian ini diliputi oleh peritoneum parietal. Pada pria dipisahkan
dari rectum oleh excavatio retrovesicalis. Sedangkan pada wanita dipisahkan dari rectum
oleh excavation vesicouterina, portio supravaginalis cervicis uteri, fornix anterior vagina.
2. Facies Anteroinferior : bagian ini tidak diliputi oleh peritoneum parietal.
3. Facies Lateralis : bagian ini tidak diliputi oleh peritoneum parietal.

Vesica Urinaria (VU) dari luar ke dalam : Tunica Serosa (Peritoneum Parietal) – Tela Subserosa
(Fascia Endopelvina) – Tunica Muscularis (m. detrussor) – Tela Submucosa – Tunica Mucosa.
Pada bagian dalam dari Vesica Urinaria terdapat sebuah area yang disebut dengan Trigonum
Lieutaudi. Trigonum Lieutaudi ini dibentuk oleh
sepasang ostium ureteris (lubang tempat masuknya
ureter ke dalam VU) dan ostium urethra internum
(OUI). Pada pria trigonum lieutaudi ini akan
terfiksasi pada prostat. Sedangkan pada wanita
akan terfiksasi pada dinding anterior vagina.
Mucosa pada trigonum Lieutaudi ini akan melekat
erat pada m. Trigonalis.
 Urethra
o Urethra merupakan saluran yang
menyalurkan urin dari Vesica Urinaria agar bisa
keluar dari tubuh. Terdapat perbedaan yang sangat
nyata antara organ urethra pada laki-laki dan
perempuan.
a. Urethra Masculina
o Urethra pada pria memiliki panjang sekitar
20-25cm. Selain berfungsi untuk mengeluarkan urin, urethra
masculine juga berfungsi untuk mengeluarkan cairan semen.
Urethra masculine terbagi atas 3 bagian , yakni :
a. Urethra pars prostatica
o Sesuai dengan namanya, urethra pars prostatica ini
terletak di dalam Prostat. Urethra pars prostatica memiliki

107
panjang sekitar 3 cm. DI dalam prostat, urethra menerima sepasang ductus ejaculatorius yang
merupakan penyatuan antara ductus ekskretorius dan
ductus vesicular seminalis. Selain itu, urethra pars
prostatica juga mendapatkan muara dari ductus-
ductus dari kelenjar prostat itu sendiri.
b. Urethra pars membranosa
o Urethra pars membranosa merupakan bagian urethra
yang paling pendek (1-2cm) dan juga paling sempit.
Urethra pars membranosa terbentang dari apex prostat
sampai ke bulbus penis. Urethra pars membranosa
terletak di dalam diaphragma pelvis (diaphragma
urogenitalia). Urethra bagian ini berdinding tipis dan
dikelilingi oleh m. sfingter urethra externa dan
merupakan bagian yang mudah robek saat dilakukan
kateterisasi urin.
c. Urethra pars spongiosa
o Urethra pars spongiosa merupakan bagian urethra
yang terpanjang (15 cm) terletak di dalam bulbus penis, corpus spongiosum dan glans penis.
Urethra pars spongiosa juga dimuarai oleh ductus glandula bulbourethralis dan lacuna
urethralis yang merupakan muara dari ductus glandula urethralis. Terdapat 2 buah pelebaran
yakni fossa intrabulbaris (pelebaran pada bulbus penis) dan fossa navicularis (pelebaran
pada glans penis). Urethra pars spongiosa kemudian akan berakhir pada Orificium (ostium)
urethra externum (OUE) pada glans penis.

b. Urethra Feminina
o Urethra pada wanita hanya berukuran 3,75 - 5cm, berbentuk lurus dan mudah diregangkan.
Karena alasan ini pulalah yang menyebabkan wanita sering mengalami Infeksi Saluran
Kemih (ISK). Urethra akan berakhir pada Orificium (Ostium) Urethra Externum (OUE) pada
vestibulum vagina.

108
ANATOMI KULIT

Kulit adalah ‘selimut’ yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai
pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Luas kulit pada manusia rata-
rata ± 2 meter persegi, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak
(Tranggono, 2007). Kulit terbagi atas dua lapisan utama, yaitu epidermis (kulit ari) sebagai
lapisan yang paling luar dan Dermis (korium, kutis, kulit jangat). Sedangkan subkutis atau
jaringan lemak terletak dibawah dermis

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia.Luas kulit orang dewasa sekitar 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan.
Fungsi kulit :

1. Proteksi : menjaga terhadap gangguan fisis / mekanis, misal : tekanan, gesekan/


tarikan, gangguan kimiawi, gangguan yang bersifat panas, perlindungan

terhadap infeksi. 


2. Penahanan ; struktur tubuh (misalnya: jaringan dan organ-organ) dan substansi


vital (terutama cairan ekstraselular), yang mencegah dehidrasi, yang mungkin
saja berat bila mengalami cedera kulit yang luas (misalnya, luka bakar)

3. Regulasi panas ; melalui evaporasi keringan dan/atau dilatasi atau konstriksi


pembuluh darah superfisial.

4. Sensasi (misalnya, nyeri) melalui jalan saraf dan ujung sensoriknya.

a. Rangsang panas : ruffini 


b. Dingin : Krause 


c. Rabaan : badan taktil meissner , badan menkel ranvier 


d. Tekanan : badan vater paccini 


109
5. Sintesis dan penyimpakan vitamin D. 


6. Termoregulasi : dengan cara pengeluaran keringat dan vasokontriksi pembuluh

darah kulit. 


7. Pembentukan pigmen : oleh melanosit yang terletak di lapisan basal. Warna


kulit dipengaruhi oleh melanosom, tebal tipisnya kulit, reduksi Hb / OksiHb,

karoten. 


8. Keratinisasi : proses dimulai dari pembelahan sel basal lalu beralih ke bentuk

sel 
 spinosom setelah makin gepeng dan bergranule lalu inti menghilang dan

sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung kira kira 14-21 hari. 


Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu: lapisan epidermis,
lapisan dermis, dan lapisan subkutis.

110
Lapisan epidermis terdiri atas:
1. Lapisan tanduk atau stratum korneum. Lapisan tanduk merupakan lapisan terluar yang
terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya
telah berubah menjadi keratin. Pada permukaan lapisan ini sel-sel mati terus menerus
mengelupas tanpa terlihat.
2. Lapisan lusidum atau stratum lusidum. Lapisan lusidum terletak tepat di bawah lapisan
korneum. Terdiri dari selsel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi
protein yang disebut eleidin.
3. Lapisan granular atau stratum granulosum (Lapisan Keratohialin). Lapisan granular
terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butir (granul) keratohialin yang basofilik.
Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
4. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Lapisan malpighi atau disebut juga prickle cell
layer (lapisan akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal. Terdiri
dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda akibat
adanya mitosis serta sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Pada
lapisan ini banyak mengandung glikogen.
5. Lapisan basal atau stratum germinativum. Lapisan basal merupakan lapisan epidermis
paling bawah dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit.
Melanosit adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Melanin berfungsi melindungi
kulit terhadap sinar matahari.

111
Dermis

o Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel
rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni:
1. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah.
2. Pars retikulaare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan. Bagian ini
terdiri atas serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar
sebasea.

Lapisan subkutis

Lapisan ini merupakan lanjutan dermis, tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan
subkutis. Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak
merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.

112
Jaringan subkutan mengandung syaraf, pembuluh darah dan limfe, kantung rambut, dan di
lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah
penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi.
a. Adneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelanjar kulit, rambut, dan kuku
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri
a. Kelenjar keringat
o Ada dua macam yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan
sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya
lebih kental. Fungsi dari kelenjar keringat meliputi mengatur suhu. Kelenjar ekrin terdapat
di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat di selaput lendir. Sedangkan kelenjar apokrin
adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut.
b. Kelenjar palit (Glandula sebasea)
o Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar ini
disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari
dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan
muaranya terdapat di lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida,
asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon
androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar
dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif.
2) Rambut

Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di
luar kulit (batang rambut).
Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis:
a. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di
kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal
diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis,
dengan diameter rambut >0,03mm.
b. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di
seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang
ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm.

Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:


a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang
meliputi:

113
3) Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara
miring dalam kulit.
4) Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang
mengalami pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks
rambut, yaitu daerah yang terdiri dari sel-sel yang membelah dengan
cepat dan berperan dalam pembentukan batang rambut. Dasar umbi
rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh
darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada matriks
rambut (Kusumadewi; Brown dan Burns).
b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit.
Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri
atas lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan
pengaruh lain dari luar; korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida
yang memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), terdiri
atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga
udara. Rambut velus tidak memiliki medula
c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang
berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung
rambut. Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan
untuk menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan
emosional

5) Kuku

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian
kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagian yang terbuka di
atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate) dan yang
paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan
kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per minggu.

114
ANATOMI TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN

 Telinga
o Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan
tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan,
mengamplifikasikan energi suara. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik, yaitu koklea,
yang mengandung reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga
dapat mendengar dan aparatus vestibularis, yang berperan dalam keseimbangan.
o

Gambar 1 Pembagian telinga

Gambar 2 Telinga luar


Telinga luar
o Telinga luar terdiri dari pinna (daun telinga), meatus auditorius eksternus (saluran telinga)
dan membran timpani (gendang telinga). Pinna merupakan lipatan menonjol tulang rawan
berlapis kulit, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga.

115
Saluran telinga melalui tulang temporal dari bagian luar ke membran timpani, yaitu membran
tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah. Membran timpani, yang membentang
merintangi pintu masuk ke telinga tengah, bergetar ketika terkena gelombang suara. Daerah
– daerah gelombang suara bertekanan tinggi dan rendah yang berselang – seling
menyebabkan membran timpani yang sangat peka melekuk ke dalam dan keluar seiring
dengan frekuensi gelombang suara.
 Telinga tengah
o Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan telinga dalam.
Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai tiga tulang kecil atau osikulus (maleus, inkus
dan stapes) yang membentang di telinga tengah. Tulang maleus melekat pada jendela oval,
pintu masuk ke dalam koklea yang berisi cairan. Ketika membran timpani bergetar sebagai

Gambar 3 Telinga tengah

respon terhadap gelombang suara, rangkaian tulang tersebut ikut bergerak dengan frekuensi
yang sama, memindahkan frekuensi getaran ini dari membran timpani ke jendela oval.
Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi secara refleks sebagai respon terhadap
suara kera (lebih dari 70 dB), menyebabkan membran timpani mengencang dan membatasi
gerakan rangkaian osikulus.

 Telinga dalam

116
o Koklea yang berukuran sebesar kacang polong dan berbentuk seperti siput ini, bagian
“pendengaran” telinga dalam. Koklea dibagi di seluruh panjangnya menjadi tiga
kompartemen longitudinal berisi cairan. Duktus koklearis yang buntu atau dikenal sebagai
skala media membentuk kompartemen tengah. Bagian ini membentuk terowongan di seluruh
panjang bagian tengah koklea. Kompartemen atas, skala vestibuli, mengikuti kontur bagian
dalam spiral dan skala timpani, kompartemen bawah, mengikuti kontur luar. Membran
vestibularis yang tipis membentuk atap duktus koklearis dan memisahkannya dari skala
vestibuli. Membran basilaris membentuk lantai duktus koklearis, memisahkannya dari skala
timpani. Membran basilaris sangat penting karena mengandung organ corti yang merupakan
organ indera untuk pendengaran
o .

Gambar 4 Telinga dalam

117
 Hidung
o Hidung adalah bagian saluran pernapasan di superior palatum durum dan berisi organ perifer
penghidu. Hidung meliputi hidung luar dan dan cavitas nasi, yang dibagi menjadi cavitas
kanan dan kiri oleh septum nasi. Fungsi hidung adalah olfaktori (penghidu), respirasi
(pernapasan), filtrasi debu, kelembapan udara yang dihirup, resepsi dan eliminasi sekresi dari
sinus paranasalis dan ductus nasolacrimalis.

 Hidung Luar
o Hidung memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi, terutama karena perbedaan
kartilagonya. Dorsum nasi memanjang dari atap hidung ke apex nasi. Permukaan inferior
hidung ditembus oleh dua lubang piriforme (L. berbentuk menyerupai buah pir, nares
(lubang hidung, apertura nasalis anterior), yang dibatasi ala nasi. Kulit membentang ke
dalam vestibulum nasi.
o

 Cavitas Nasi
o Istilah cavitas nasi dibagi menjadi separuh kanan dan kiri oleh septum nasi, menunjukkan
satu dari seluruh cavitas atau satu dari separuhnya, tergantung konteksnya. Cavitas nasi
bermuara di posterior ke dalam nasopharynx melalui choanae. Mukosa melapisi cavitas nasi,
kecuali untuk vestibulum nasi, yang ditutupi kulit. Dua per tiga inferior mukosa nasal adalah
area respirasi dan sepertiga superior adalah area olfaktori. Udara yang berjalan pada area
respirasi hangat dan basah sebelum berjalan melalui bagian lain saluran pernapasan atas ke

118
paru. Area olfaktori berisi organ peripheral penghidu, menghirup menarik udara ke area
tersebut.

o Vaskularisasi dan Inervasi Hidung

o Suplai arterial dinding medial dan lateral cavitas nasi berasal dari lima sumber:
1. Arteria ethmoidalis anterior (dari A. ophthalmica)
2. Arteria ethmoidalis posterior (dari A. ophthalmica)
3. Arteria sphenopalatina (dari A. maxillaris)
4. Arteria palatine major (dari A. maxillaris)
5. R. septalis A. labialis superior (dari A. facialis)

119
Sinus Paranasalis
Sinus paranasalis adalah ekstensi yang terisi udara pada bagian pernapasan cavitas nasi ke dalam
os cranialis berikut: os frontale, os ethmoidale, os sphenoidale dan maxilla.
1. Sinus frontalis
2. Sinus ethmoidal
3. Sinus sphenoidalis
4. Sinus maxillaris

 Tenggorokan

Anatomi Tenggorokan

Tenggorokan merupakan bagian dari leher depan dan kolumna vertebra, terdiri
dari faring dan laring. Bagian terpenting dari tenggorokan adalah epiglottis, ini menutup
jika ada makanan dan minuman yang lewat dan menuju esophagus. Rongga mulut dan
faring dibagi menjadi beberapa bagian. Rongga mulut terletak di depanbatas bebas
palatum mole, arkus faringeus anterior dan dasar lidah.Bibir dan pipi terutamadisusun
oleh sebagian besar otot orbikularis oris yang dipersarafi oleh nervus fasialis.
Vermilion berwarna merah karena ditutupi lapisan sel skuamosa. Ruangan diantara
mukosa pipi bagian dalam dan gigi adalah vestibulum oris.Palatum dibentuk oleh dua

120
bagian: premaksila yang berisi gigi seri danberasal prosesus nasalis media, dan
palatum posterior baik palatum durum dan palatum mole, dibentuk olehgabungan dari
prosesus palatum, oleh karena itu, celah palatum terdapat garis tengah belakang tetapi
dapat terjadi kearah maksila depan. Lidah dibentuk dari beberapa tonjolan epitel didasar
mulut. Lidah bagian depan terutama berasal dari daerah brankial pertama dan
dipersarafi oleh nervus lingualis dengan cabang kordatimpani dari saraf fasialis yang
mempersarafi cita rasa dan sekresi kelenjar submandibula. Saraf glosofaringeus
mempersarafi rasa dari sepertiga lidah bagian belakang. Otot lidah berasal darimiotom
posbrankial yang bermigrasi sepanjang duktus tiroglosus ke leher. Kelenjar liur
tumbuh sebagai kantong dari epitel mulut yang terletak dekat sebelah depan saraf-
saraf penting. Duktus submandibularis dilalui oleh saraf lingualis. Saraf fasialis melekat
pada kelenjar parotis. Faring bagian dari leher dan tenggorokan bagian belakang mulut.
Faring adalah suatukantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di
bagian atas dan sempit dibagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus
menyambung ke esophagus setinggi vertebra servikalis ke enam. Ke atas, faring
berhubungan dengan rongga hidung melalui koana,ke depan berhubungan dengan
rongga mulut melalui isthmus orofaring, sedangkan dengan laring dibawah
berhubungan melalui aditus laring dan kebawah berhubungan dengan esophagus.
Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih empat belas
centimeter; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding
faring dibentuk oleh selaput lender, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian
fasia bukofaringeal.Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring
(hipofaring). Pada mukosa dinding belakang faring terdapat dasar tulang oksiput
inferior, kemudian bagian depan tulang atas dan sumbu badan dan vertebra servikalis lain.
Nasofaring membuka kearah depan hidung melalui koana posterior. Superior, adenoid
terletak pada mukosa atapnasofaring. Disamping, muara tuba eustachius kartilaginosa
terdapat didepan lekukan yang disebut fosa rosenmuller. Otot tensor velipalatini,
merupakan otot yang menegangkan palatumdan membuka tuba eustachius masuk ke
faring melalui ruangan ini. Orofaring kearah depan berhubungan dengan rongga
mulut. Tonsila faringeal dalam kapsulnya terletak pada mukosa pada dinding lateral
rongga mulut. Didepan tonsila, arcus faringanterior disusun oleh otot palatoglossus,

121
dan dibelakang dari arkus faring posterior disusun olehotot palatofaringeus, otot-otot
ini membantu menutupnya orofaring bagian posterior. Semua dipersarafi oleh pleksus
faringeus.

o Vaskularisasi
o Berasal dari beberapa sumber dan kadang-kadang tidak beraturan. Yang utama berasal
daricabang a. Karotis ekstern serta dari cabang a.maksilaris interna yakni cabang
palatine superior.

o Persarafan
o Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus faring yang
ekstensif.Pleksus ini dibentuk oleh cabang dari n.vagus, cabang dari n.glosofaringeus
dan serabut simpatis. Cabang faring dari n.vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring
yang ekstensif ini keluar untuk otot-otot faring kecuali m.stilofaringeus yang dipersarafi
langsung oleh cabang n.glossofaringeus.
o Kelenjar Getah Bening
o Aliran limfe dari dinding faring dapat melalui 3 saluran yaitu superior,media dan
inferior. Saluran limfe superior mengalir ke kelenjar getah bening retrofaring dan
kelenjar getah bening servikal dalam atas. Saluran limfe media mengalir ke kelenjar
getah bening jugulodigastrik dan kelenjar getah bening servikal dalam atas, sedangkan
saluran limfe inferior mengalir ke kelenjar getah bening servikal dalam bawah.
o Berdasarkan letak, faring dibagi atas:

1. Nasofaring

122
o Berhubungan erat dengan beberapa struktur penting misalnya adenoid, jaringan limfoid pada
dinding lareral faring dengan resessus faring yang disebut fosa rosenmuller, kantong
rathke, yang merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus tubarius,
suatu refleksi mukosa faring diatas penonjolan kartilago tuba eustachius, konka foramen
jugulare, yang dilalui oleh nervus glosofaring, nervus vagus dan nervus asesorius spinal
saraf kranial dan vena jugularis interna bagian petrosus os.tempolaris dan foramen laserum
dan muara tuba eustachius.
2. Orofaring
Disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas bawahnya adalah
tepi atas epiglotis kedepan adalah rongga mulut sedangkan kebelakang adalah vertebra
servikal. Struktur yang terdapat dirongga orofaring adalah dinding posterior faring,
tonsil palatina fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual dan
foramen sekum.
a. Dinding Posterior Faring
o Secara klinik dinding posterior faring penting karena ikut terlibat pada radang akut
atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan otot bagian tersebut.
Gangguan otot posterior faring bersama-sama dengan otot palatum mole berhubungan
dengan gangguan n.vagus.
b. Fosa tonsil
o Fosa tonsil dibatasi oleh arkus faring anterior dan posterior. Batas lateralnya adalah
m.konstriktor faring superior. Pada batas atas yang disebut kutub atas (upper pole)
terdapat suatu ruang kecil yang dinamakan fossa supratonsil. Fosaini berisi jaringan
ikat jarang dan biasanya merupakan tempat nanah memecah ke luar bila terjadi abses.
Fosa tonsil diliputi oleh fasia yang merupakan bagian dari fasia bukofaring dan disebu
kapsul yang sebenar-benarnya bukan merupakan kapsul yang sebena-benarnya.
o c.Tonsil

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat
dengan kriptus didalamnya.Terdapat macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil
palatina dan tonsil lingual yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin
waldeyer. Tonsil palatina yang biasanya disebut tonsil saja terletak di dalam fosa tonsil. Pada
kutub atas tonsil seringkali ditemukan celah intratonsil yang merupakan sisa kantong

123
faring yang kedua. Kutub bawah tonsil biasanya melekat pada dasar lidah. Permukaan medial
tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyai celah yang disebut kriptus. Epitel yang
melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang juga meliputi kriptus. Di dalam kriptus biasanya
biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas, bakteri dan sisa makanan.
Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring yang sering juga disebut kapsul tonsil.
Kapsul ini tidak melekat erat pada otot faring, sehingga mudah dilakukan diseksi pada
tonsilektomi.Tonsil mendapat darah dari a.palatina minor, a.palatina ascendens, cabang tonsil
a.maksila eksterna, a.faring ascendens dan a.lingualis dorsal. Tonsil lingual terletak di dasar
lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah
anterior massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh
papila sirkumvalata. Tempat ini kadang-kadang menunjukkan penjalaran duktustiroglosus
dan secara klinik merupakan tempat penting bila ada massa tiroid lingual (lingual thyroid)
atau kista duktus tiroglosus. Infeksi dapat terjadi di antara kapsul tonsila dan ruangan
sekitar jaringan dan dapat meluas keatas pada dasar palatum mole sebagai abses peritonsilar.
3. Laringofaring (hipofaring)
o Batas laringofaring disebelah superior adalah tepi atas yaitu dibawah valekula
epiglotis berfungsi untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolus
makanan pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis (muara glotis bagian
medial dan lateral terdapat ruangan) dan ke esofagus, nervus laring superior berjalan
dibawah dasar sinus piriformis pada tiap sisi laringofaring. Sinus piriformis terletak di
antara lipatan ariepiglotika dan kartilago tiroid. Batas anteriornya adalah laring, batas inferior
adalah esofagus serta batas posterior adalah vertebra servikal. Lebih ke bawah lagi terdapat
otot-otot dari lamina krikoid dan di bawahnya terdapat muara esofagus.Bila laringofaring
diperiksa dengan kaca tenggorok pada pemeriksaan laring tidak langsung atau dengan
laringoskop pada pemeriksaan laring langsung, maka struktur pertama yang tampak di bawah
dasar lidah ialah valekula. Bagian ini merupakan dua buah cekungan yang dibentuk oleh
ligamentum glosoepiglotika medial dan ligamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi.
Valekula disebut juga kantong pil ( pill pockets), sebab pada beberapa orang, kadang-kadang
bila menelan pil akan tersangkut disitu.Dibawah valekula terdapatepiglotis. Pada bayi
epiglotis ini berbentuk omega dan perkembangannya akanlebih melebar, meskipun
kadang-kadang bentuk infantil (bentuk omega) ini tetap sampai dewasa. Dalam

124
perkembangannya, epiglotis ini dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya sehingga pada
pemeriksaan laringoskopi tidak langsung tampak menutupi pita suara. Epiglotis berfungsi
juga untuk melindungi (proteksi) glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan,
pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esofagus. Nervus laring
superior berjalan dibawah dasar sinus piriformis pada tiap sisi laringofaring. Hal ini
penting untuk diketahui pada pemberian anestesia lokal di faring dan laring pada tindakan
laringoskopi langsung.

125
126

Anda mungkin juga menyukai