Pemeriksaan Instalasi Listrik New 1 PDF
Pemeriksaan Instalasi Listrik New 1 PDF
INSTALASI LISTRIK
1. LATAR BELAKANG PERLUNYA PEMERIKSAAN
a Instalasi
I t l i listrik
li t ik memiliki
iliki potensi
t i bahaya
b h bagi
b i manusia
i maupun bagi
b i
instalasi itu sendiri. Potensi bahaya ini bisa menjadi sumber
penyebab terjadinya kecelakaan listrik.
listrik
3 Terdapat 4 macam bahaya listrik yaitu :
y kejut
¾ Bahaya j listrik karena tersentuh tegangan
g g
¾ Bahaya kebakaran
¾ Bahaya panas yang dapat merusak isolasi
¾ Bahaya ledakan atau percikan metal panas
628
1.2. KONDISI YANG DAPAT MENUNJANG TERJADINYA
KECELAKAAN/KERUSAKAN /KEBAKARAN
a Kondisi tersebut terjadi antara lain karena hal-hal berikut:
3 Hubung pendek terjadi tanpa pengaman atau dengan
pengaman
p g yyang
g salah
3 Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang
tidak sesuai.
3 Ledakan, percikan api atau pemanasan lokal yang timbul
karena salah pemilihan dan penggunaan perlengkapan listrik
3 Peralatan tidak memenuhi persyaratan keamanan baik yang
disyaratkan dalam standar maupun dalam PUIL.
3 Pelaksanaan
P l k pemasangan sistemi t proteksi
t k i termasuk
t k di
dalamnya sistem pembumian instalasi yang tidak benar
3 Penggunaan identifikasi warna atau tanda lain yang tidak
benar.
benar
3 Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan, dan
pada klem buruk kondisinya
3 Hilang kontak atau netral putus yang menimbulkan tegangan
tidak berimbang
3 Keadaan lingkungan instalasi yang buruk
629
1.3. SUMBER KECELAKAAN KARENA LISTRIK
a Sebab
S b b -sebabb b kemungkinan
k ki k
kecelakaan
l k yang berasal
b l dari
d i peralatan
l t :
9 Peralatan sudah tua.
9 Peralatan yang kondisinya tidak baik.
9 Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan/standar.
keamanan/standar
a Sebab - sebab kemungkinan kecelakaan yang berasal bukan dari
peralatan (peralatan memenuhi persyaratan).
9 Kesalahan pengoperasian oleh pemakai instalasi/peralatan
listrik.
9 Kesalahan yang dilakukan oleh instalatur, karena salah
memasang g pperalatan ((tidak mengikuti
g peraturan)) atau salah
p
memilih peralatan/ material yang tidak memenuhi persyaratan
standar dan persyaratan PUIL.
9 Kesalahan yang dilakukan oleh pengawas, karena tidak cermat,
tidak disiplin
9 Kesalahan yang dilakukan oleh perancang atau perencana, baik
karena salah memilih peralatan maupun karena salah
perhitungan/perencanaan
9 Kesalahan - kesalahan karena kondisi peraturan dan kontrol
yang belum memadai
630
1.4. TUNTUTAN ATAU SYARAT UTAMA BAGI INSTALASI
LISTRIK
a lingkungan dalam
631
1.5. PERATURAN INSTALASI LISTRIK
632
1.6. PERTANGGUNG JAWABAN PEKERJAAN
633
1.7. SETIFIKAT LAIK OPERASI
634
2. KETENTUAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN SESUAI
PUIL 2000
a IInstalasi
t l i listrik
li t ik yang selesai
l i dipasang,
di atau
t yang mengalami l i
perubahan, harus diperiksa dan diuji dahulu sebelum dialiri listrik
sesuai lingkup pemeriksaan dan pengujian yang dsitetapkan dan
harus digunakan sesuai dengan ketentuan dalam PUIL. PUIL
Penyimpangan dari ketentuan ini dapat dilakukan pada instalasi
sementara dan instalasi kedutaan asing, dengan izin khusus dari
instansi yang berwenang.
a Pemeriksan dan pengujian instalasi listrik dilakukan antara lain
mengenai hal berikut:
9 Berbagai
B b i macam tanda
t d pengenall dan
d papan peringatan
i t
9 Perlengkapan listrik yang dipasang
9 Cara memasang perlengkapan listrik
9 Polaritas
9 Pembumian
9 Resistans isolasi
9 Kesinambungan sirkit
9 Fungsi pengamanan sistem instalasi listrik
Pemeriksaan dan pengujian disusul dengan uji coba.
637
2.2. ACUAN
638
2.3. PEMBERITAHUAN KESIAPAN INSTALASI UNTUK
DIPERIKSA
639
2.4. SERTIFIKAT LAIK OPERASI & DOKUMEN TERTULIS
LAINNYA
640
2.5. UJI COBA
a Instalasi yang telah diperiksa dan diuji dengan hasil baik, sesuai
ketentuan PUIL, jika dipandang perlu harus diuji coba dengan
tegangan dan arus kerja menurut batas yang ditentukan dan dalam
waktu yang disyaratkan.
a Jika uji coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba
itu harus dihentikan dan hanya dapat diulangi seteh instalasi
diperbaiki.
641
2.6. PEMELIHARAAN
a Perlengkapan
l k tertentu sepertii relai,
l i kontaktor
k k yang bagiannya
b i l bih
lebih
cepat terganggu bekerjanya karena mengalami aus, penuaan atau
e usa a , harus
kerusakan, a us seca
secara
a be
berkala
aa ddiperiksa
pe sa dadan d
dicoba,
coba, ba
baik seg
segi
mekanis maupun listriknya.
642
2.7. PEMERIKSAAN BERKALA
644
Lanjutan 3.1
.1..
a Sertifikat laik operasi dikeluarkan setelah instalasi listrik diperiksa
dan diuji dengan hasil baik.
a Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian instalasi di atas 199 kVA
tegangan rendah dan tegangan tinggi dilakukan oleh instansi lain
yang netral.
a Catatan:
3 Direktorat Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan,
sesuai sesuai peraturan perundang-undangan terkait K3 Listrik
melakukan p pemeriksaan instalasi listrik p penerangan
g dan
tenaga yang merupakan obyek pengawasan di bidang K3
Listrik, dimana tenaga kerja melakukan kegiatannya.
3 Direktorat Jendral Listrik dan Pengembangan Energi, sesuai
peraturan perundang-undangan
d d d bidang
di bd k
ketenagalistrikan,
l k
menetapkan sistem standardisasi dan sertifikasi di bidang
ketenagalistrikan, termasuk diantaranya sertifikasi tenaga
ahli/teknisi dan sertifikasi instalasi listrik domestik dan non
domestik. Untuk instalasi non domestik telah ditunjuk 15
perusahaan pemeriksa.
645
3.2. PEMERIKSA/PENGUJI (INSPEKTOR)
a Orang yang diserahi tanggung jawab atas semua pekerjaan
pemeriksaan instalasi listrik harus ahli (memiliki sertifikat
kompetensi) dibidang kelistrikan, memahami peraturan perlistrikan,
menguasai pekerjaan memasang instalasi listrik, dan memiliki izin
bekerja dari instansi yang berwenang.
a Penguji harus mampu menjaga keselamatan dirinya dan juga orang
lain di dekat tempat
p p pengujian.
g j
a Sikap dan tindakan pengujian yang harus dilakukan oleh seorang
penguji mencakup diantaranya hal-hal sbb.:
3 Meyakini bahwa tindakan keselamatan dan pengamanan
dipatuhi
3 Mempunyai pemahaman tentang instalasi, bagaimana
rancangannya dan bagaimana pemasangannya.
3 Meyakini bahwa instrumen uji yang akan digunakan
memenuhi standar
3 yang ditentukan dan masih mempunyai tanda lulus kalibrasi
untuk menjamin ketelitiannya.
ketelitiannya
3 Memeriksa bahwa penghantar uji yang akan dipakai dalam
keadaan baik perlu diproteksi oleh pengaman lebur.
646
4. DATA YANG DIPERLUKAN PENGUJI
648
5.2. PERSYARATAN INSTRUMEN UJI
a p
Harus diperiksa setiap
p tahun bagi
g instrumen yyang
g sering
g dipakai.
p
a Label
L b l pada
d pengaman lebur
l b
a Penandaan pada sakelar utama
a Berbagai informasi pada gambar instalasi
a Pengumuman pada PHB utama tentang pengujian terakhir
dan p
pengujian
g j berkala berikutnya.
y
a Tanda peringatan adanya bahaya jika penghantar bumi
dilepas pada titik: elektroda bumi, terminal pembumi utama
dan penghantar pengikat ekipotensial
650
6.2. PEMERIKSAAN ATAU INSPEKSI SEBELUM DILAKUKAN
PENGUJIAN
651
6.3. URUTAN PENGUJIAN YANG AMAN
653
6.5. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
INSTALASI DOMESTIK
a Kontraktor harus menyerahkan suatu berkas yang berisi a.l.:
3 Kontraktor harus menyerahkan dokumen yang berisi a.l.:
¾ Satu kartu JILDAG yyang g telah diisi dan dibubuhkan
gambar instalasi dan gambar situasi dan telah
ditandatangani di atas meterai oleh PJT
¾ Perhitungan tentang jenis dan penampang kabel, susut
tegangan dan impedans lingkar bumi
¾ Daftar peralatan/material listrik yang terpasang beserta
jumlah dan spesifikasinya
¾ Sertifikat kontraktor yang menyatakan bahwa instalasi
telah selesai dipasang dengan baik dan telah diperiksa
dan atau diuji internal oleh kontraktor
¾ Tanda pelunasan biaya pemeriksaan dan pengujian
3 Kontraktor harus menyiapkan petugas untuk mendampingi
penguji KONSUILdan membantu kelancaran pelaksanaan
pengujian instalasi.
654
Lanjutan 6.5
9 Kontraktor bersedia menyaksikan pelaksanaan pengujian dfan
membubuhkan tanda tangan pada borang pengujian KONSUIL
bersama pemilik rumah.
9 KONSUIL mengirim penguji ke lapangan untuk melaksanakan
pemeriksaan dan pengujian dengan berpedoman pada borang
pengujian yang sudah baku
9 Setelah p pemeriksaan selesai dan data hasil p
pemeriksaan telah
dituangkan pada borang, penguji membubuhkan tanda tangan
pada borang tersebut.
9 Penanggung jawab kontraktor atau yang diberi wewenang
bersama pemilik instalasi harus membubuhkan tanda
tangannya pada borang pengujian untuk kesaksiannya bahwa
pemeriksaan dan pengujian telah dilaksan sesuai prosedur.
9 TIM ahli melakukan evaluasi atas gambar instalasi dan borang
yang telah diisi dan ditandatangani. Selanjutnya TIM ahli
memberi penilaian apakah instalasi layak atau tidak diberi
sertifikat.
sertifikat
9 Instalasi yang memenuhi syarat diberi sertifikat yang
ditandatangani oleh Ketua KONSUIL.
655
6.6. TEMUAN ATAU PENYIMPANGAN YANG SERING
DIJUMPAI.
a Hal-hal yang tidak sesuai ketentuan, mengakibatkan pemeriksaan
ulang harus dilaksanakan. Biaya pemeriksaan bertambah a.l.:
3 Instalasi belum ada atau belum selesai dipasang
3 Alamat tidak ditemukan. Gambar situasi tidak jelas dan atau
tidak dikenal warga setempat.
3 Instalasi
l telah
l h tersambung
b k jaring PLN oleh
ke l h instalatur
l yang
bersangkutan. Penghuni melarang listrik dimatikan agar
bebas tegangan, akibatnya gagal dilaksanakan pengujian.
3 Denah setempat tidak sesuai dengan gambar JILDAK,
misalnya gambar untuk 1 lantai, kenyataannya bangunannya
2 lantai.
lantai Luas bangunan menurut gambar 6X8 m2, m2 pada
kenyataannya 8X29 m2.
3 Gambar instalasi/ bagan satu garis tidak sesuai dengan yang
terpasang
656
Lanjutan 6.6
658
Lanjutan 6.6
659
7. DOKUMENTASI PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN.
a Data pelanggan
a Laporan.
660
8. CHECK LIST PEKERJAAN INSTALASI DALAM GEDUNG
662
8.2. TAHAP PERSIAPAN PEMBANGUNAN PEMASANGAN
INSTALASI
a Kelengkapan administrasi/data
a Kelengkapan gambar
a K l
Kelengkapan
k dan
d kesesuaian
k i material
i l instalasi
i l i
a Kelengkapan peralatan kerja dan K3
a g p
Kelengkapan SOP
a Pemenuhan persyaratan pelaksana (kompeten/belum
kompeten)
663
8.3. TAHAP PEMASANGAN PEMERIKSAAN INTERNAL
a APP
3 Jenis/bahan rumah APP : logam/bukan logam
3 Jumlah fase : 1 fase/ 3 fase
3 Jenis bahan/ukuran terminal PE :
3 Jenis/data pembatas :
3 Jenis Meter : 1 fase/ 3 fase
3 Warna/ukuran penghantar fasa : merah/kuning/hitam mm2
3 Warna/ukuran penghantar netral : biru muda mm2
3 Warna/ukuran penghantar PE : loreng hijau-kuning mm2
3 Pemasangan dan pengawatan baik sesuai ketentuan
a Instalasi pembumian
3 Jenis sistem pembumian :
3 Ukuran penghantar pembumian :
3 Jenis/ukuran
Jenis/ k an elekt
elektrode
ode b
bumi
mi :
3 Sarana/kndisi penghubungan penghantar pembumian ke batang
pembumian?
3 Rel netral dan rel ppengaman
g dihubung?
g
3 Nilai resistans pembumian?
664
Lanjutan 8.3.
a BHB
3 Kelengkapan BHB sesuai PUIL 2000
3 Kondisi pemasangan
3 Tinggi pemasangan : cm dari lantai
3 Penandaan
a Penghantar
g
3 Ukuran kabel
3 Hubungan kaber ke terminal peralatan
3 Penandaan
3 Pemasangan kabel
3 Perlindungan kabel
a KKB
KKB: mutu t pasangan, polaritas,
l it tinggi
ti i pemasangan cm dari
d i
lantai.
a Saklar: mutu pasangan, polaritas, tinggi pemasangan cm dari
lantai.
lantai
a Fiting lampu : mutu pasangan, polaritas, tinggi pemasangan
cm dari lantai.
665
8.4. TAHAP PELAPORAN
a Instalasi yang siap dipasang dan sudah diuji intern, dilaporkan untuk
siap diuji
666
9. MERENCANAKAN PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK
a Pengumpulan Data :
3 Peninjauan keseluruhan
3 Penentuan prioritas pada setiap bagian
3 Penggabungan seluruh dokumen dan segera melengkapi bila
ada yang kurang/hilang. Semua dokumen harus dikumpulkan
terpusat. 668
Lanjutan 9.2
9.2.
669
9.3. ALAT PENGETESAN DAN PENANDAAN PERALATAN
KRITIS
670
Lanjutan 9.3.
672
9.5. KEADAAN LINGKUNGAN
a Keadaan beban :
3 Kontinyu.
3 Kerja singkat
3 Intermiten
3 Periodik
3 Berubah- ubah.
a Pemilihan
l h dan
d penggunaan motor beserta
b perlengkapannya
l k harus
h
memperhatikan keadaan beban tersebut. Tiap alat/kontraktor
mempunyai umur bekerja sampai masa pemeliharaan/penggantian
berikutnya.
berikutnya
674
9.7
.7.. FREKUENSI PEMERIKSAAN
a Bagian alat yang dianggap kritis memerlukan inspeksi dan pengujian yang
lebih sering.
a Frequensi pemeriksaan ditetapkan oleh pabrik pembuat berdasarkan oleh
pabrik pembuat berdasarkan kondisi keliling dan beban yang normal.
a Ruang A/C tidak dapat dianggap normal sehingga selang waktu
pemeriksaan harus ditingkatkan. Bila diruang berdebu/uap korosif, selang
waktu dapat dikurangi sampai 50%.
a Sekali selang waktu pemeriksaan ini ditetapkan
ditetapkan, harus dipertahankan/ditaati
sekurang-kurangnya 4 (empat) kali periode pemeliharaan, kecuali terjadi
kegagalan yang tidak diperhitungkan. Dalam hal ini jarak antar
inspeksi/pemeriksaan harus dikurangi 50%, segera setelah terjadi
g g
kegagalan.
a Kerugian produksi karena penghentian darurat selalu lebih besar.
Jarak pemeriksaan ditetapkan sedemikian sehingga terhindar kerugian
karena waktu inspeksi yang singkat (jadwal yang optimal).
3 Contoh :
¾ Saklar minyak dalam instalasi dengan kondisi kerja baik memerlukan
pemeriksaan setiap 2 (dua) tahun. Alat yang samauntuk pabrik
elektrolisa memerlukan pemeriksaan 7 s/d 10 hari.
¾ Generator darurat untuk beban tidak kritis cukupp diuji
j 1 (satu)
( ) kali
sebulan. Alat yang sama untuk melayani proses sensitiff terhadap
kemungkinan ledakan bila tenaga listriknya macet mungkin harus diuji
setiap penggantian regu.
675
9.8
.8.. METODE DAN PROSEDUR
a S
Syaratt b
beroperasii tanpa
t kkegagalan:
l
3 Komponen-komponen tertentu harus dipelihara.
3 Hubungan antar komponen tersebut harus juga dipelihara.
3 Dengan metode dan prosedur yang mantap.
3 Pengamanan terhadap kemacetan interlok dan alarm.
a Formulir :
3 Ada
Ad formulir
f li digunakan
di k untuk
t k melaksanakan
l k k prosedurd inspeksi
i k i
pengujian dan perbaikan (IPP). Bentuknya harus terperinci dan
langsung, tetapi sederhana dan tahan lama untuk dilapangan.
¾ Map prosedur IPP bagi alat tertentu harus berisikan :
Daftar seluruh perkakas, material dan alat yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas tersebut.
Perkiraan waktu atau waktu yang sebenarnya untuk pelaksanaan.
¾ Daftar
D ft referensi
f i yang sesuaii ttentang
t petunjuk
t j k tteknis
k i ((manual).
l)
¾ Catatan pekerjaan terdahulu.
¾ Hal-hal yang perlu diperhatikan secara khusus berdasarkan IPP
yang lalu.
676
Lanjutan 9.8
.8..
a Perencanaan :
3 Menyusun prosedur IPP
3 Menetapkan frequensi
3 Menentukan skedul
a Skedul untuk pabrik yang bekerja kontinyu penentuannya
dipengaruhi secara kritis oleh adanya peralatan dan tenaga
pemelihara.
Pada umumnya jalannya pabrik akan dihentikan secara teratur
untuk pemeliharaan dan perbaikan yang menyeluruh. Beberapa
pekerjaan listrik hendaknya dilakukan pada saat tersebut.
Pekerjaan yang harus dilakukan dalam keadaan berhenti perlu
dij d lk
dijadwalkan untuk
t k meratakn
t k pengerahan
h tenaga
t kerja
k j dan
d
membatasi waktu berhenti.
Pekerjaan yang dapat dilakukan dalam keadaan berjalan
y dilakukan sebelum p
seharusnya penghentian.
g
a Prosedur dalam Keadaan darurat :
3 Harus disusun bersama dengan petugas yang ahli dan setiap
g keahlian,, termasuk perincian
bidang p langkah,
g , urutan langkah
g
dan pembagian tugas serta tanggung jawab.
3 Keseluruhan prosedur harus dilaksanakan secara periodik agar
semua paham.
677
Lanjutan 9.8
.8..
678
9.9
.9.. DESAIN INSTALASI / PERALATAN LISTRIK
680
9.11.
.11. PENGUJIAN PENERIMAAN
681
9.12.
.12. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
683
Lanjutan 9.13.
.13.
Jam Tersedia
a Faktor Ketersediaan : ---------------------------------- x 100%
Jam
J Periode
P i d
684
10.PEMBINAAN USAHA JASA DALAM NEGERI
10.1. PEMBINAAN INDUSTRI PERALATAN LISTRIK DALAM
NEGERI
685
10.2. PEMBINAAN KONSULTAN DAN KONTRAKTOR
LISTRIIK DALAM NEGERI
LISTR
a Pembinaan konsultan.
Dalam usaha meningkatkan kemampuan konsultan dalam negeri,
oleh PLN telah diambil langkah
langkah-langkah
langkah antara lain :
3 Mengadakan iventarisasi perusahaan konsultan dalam sektor
tenaga listrik, untuk menentukan bidang keahlian serta
p
kemampuannya. y
3 Menyediakan fasilitas latihan.
3 Mensyaratkan partisipasi konsultan dalam negeri pada
penugasan konsultan asing.
3 Pembentukan konsorsium konsultan daalam negeri.
3 Penugasan kepada konsultan dalam negeri.
a P
Pembinaan
bi Kontraktor
K t kt Li Listrik
t ik Dalam
D l Negeri
N i
Dalam usaha meningkatkan kemampuan Kontraktor Listrik Dalam
Negeri oleh PLN telah diambil langkah-langkah sebagai berikut :
3 Peningkatan organisasi Kontraktor Listrik
Listrik.
Dengan adanya organisasi ini pembinaan dan peningkatan
kemampuan kontraktor listrik lebih terarah dan lebih lancar.
686
Lanjutan 10.2.
687
10.3. PEMBINAAN USAHA PERDAGANGAN DAN JASA
SERTA KEGIATAN LAINNYA
a Peningkatan
k peran serta pengusahah Perdagangan
d Dalam
l Negeri.
Telah dikeluarkan petunjuk/anjuran agar semua perusahaan asing
yang bekerja dengan PLN, menunjuk agen perusahaan dalam negeri
atau bekera sama dengan perusahaan dalam negeri dengan tujuan
memberikan peran makin meningkat bagi perusahaan Dalam negeri.
a Peningkatan peran serta Perusahaan Asuransi nasional.
Dalam melakukan peningkatan asuransi suatu proyek yang dibiayai
oleh Bank Dunia telah ditunjuk Perusahaan Asuransi Nasional, dalam
usaha meningkatkan peran serta perusahaan nasional.
a Kegiatan Lainnya
Sebagai implementasi dari peraturan-peraturan/ketentuan tersebut
diatas oleh PLN telah dilakukan usaha-usaha pencegahan bahaya
listrik antara lain sebagai berikut :
3 Pemberian informasi kepada masyarakat
3 melakukan operasi penertiban aliran listrik (OPAL)
2. Uji instalasi.
1. Berbagai macam tanda pengenal dan papan
peringatan
2. Perlengkapan listrik yang dipasang
3. Cara memasang perlengkapan listrik
4. Polaritas
5. Pembumian
6. Resistans isolasi
7. Kesinambungan sirkit
8. Fungsi pengamanan sistim instalasi listrik
689