02 Dasar Dasar Instrumentasi Proses3 PDF
02 Dasar Dasar Instrumentasi Proses3 PDF
02 INSTRUMENTASI PROSES
Tujuan:
Mempelajari dasar-dasar instrumentasi proses yang menunjang
kelangsungan sistem pengendalian proses
Materi:
Pengukuran (Measurement)
Suatu perbandingan sebuah kuantitas yang tidak diketahui
nilainya dengan suatu nilai standar (dalam satuan tertentu)
Elemen-Elemen Pengukuran
Gear mechanism
Pointer
Spiral bourdon tube
Scale
Capillary tube
Pressure
Scale and Pointer Linkage Gear Spiral Bourdon
Tube
Calibration
Accuracy
Precision
Reproducibility Speed of Response
Drift
Fidelity
Sensitivity
Resolution Lag
Kar. Statis: Dead Zone Kar. Dinamis: Dynamic Error
Backlash Zero-Order Instrument
True Value First-Order Instrument
Static Error
Second-Order Instrument
Mistake
Systematic error
Random Error
Source of Error
Kalibrasi (calibration)
Penentuan nilai ukur dalam suatu skala bacaaan; biasanya
menghasilkan output: voltage, current, frequency, pressure, flow.
Akurasi (accuracy)
Kemampuan suatu alat atau sistem untuk menanggapi nilai nyata
variabel yang diukur di bawah kondisi reference.
Dalam praktiknya, akurasi dinyatakan dalam batas error (limit
of error) dari alat ukur atau sistem di bawah kondisi operasi
tertentu yang mungkin sudah/belum ditentukan.
Presisi (precision)
Derajat kebenaran (degree of exactness) dari sebuah istrumen
Contoh: sebuah resistor mempunyai nilai tahanan (nyata) 1592154 Ω
Jika diukur dengan multimeter, terbaca 1,5 MΩ. Pengamat tidak dapat
membaca nilai yang sesungguhnya (pada skala). Meskipun tidak ada
kesalahan pembacaan, namun kesalahan atau error muncul akibat dari
skala bacaan (disebut precision error)
Reproducibility
Kedekatan hasil pengukuran output yang dilakukan berulang-ulang,
dengan input dan kondisi operasi yang sama dalam periode waktu
tertentu.
Perfect Reproducibility: instrumen tidak mempunyai drift (kalibrasinya
tidak bergeser dalam periode waktu panjang: minggu, bulan, tahun)
Drift
Sebuah perubahan yang tidak diinginkan atau variasi output secara
gradual dalam periode waktu. Jadi jika drift terjadi, korelasi antara input-
output tidak dapat dibuat. Drift biasanya muncul jika instrumen sudah
kuno.
Sensitivity
Perbandingan (ratio) dari perubahan output terhadap perubahan input,
pada kondisi tunak.
Resolution
Nilai inkremen terkecil dari sebuah input atau output yang dapat dideteksi
Jika inkremennya kecil Æ fine resolution
besar Æ coarse resolution
Dead Zone
Rentang terbesar dari varabel terukur yang tidak dapat direspon oleh
instrumen, kadang-kadang disebut dead spot atau hysteresis. Dead zone
biasanya terjadi pada instrumen penunjuk (indicating) atau pencatat
(recording).
Backlash
Disebut juga mechanical hystersis: kehilangan gerak yang mungkin
terjadi pada elemen mekanik (gear, linkage, atau peralatan transmisi
mekanik lainnya) karena terputus hubungan (kait-nya tidak kuat).
True Value
Nilai variabel terukur yang terbebas dari error
Static Error
Perbedaan numeris antara nilai sesungguhnya dengan nilai yang diukur
oleh instrumen
Mistake
Kesalahan yang disebabkan oleh manusia (ketidak-telitian membaca,
penerapan instrumen yang kurang tepat, kesalahan komputasi)
Systematic Error
Kadang-kadang disebut bias; deviasi seragam dari titik titik pengukuran
sebuah instrumen. Ada 2 jenis:
1. Instrumental error: disebabkan oleh instrumen (friksi pada bearing,
tegangan pegas/spring)
dihindari dengan:
(a) pemilihan instrumen yang tepat
(b)penerapan faktor koreksi setelah penentuan besarnya error
(c) kalibrasi instrumen terhadap alat standar.
Random Error
Error yang tidak diketahui penyebabnya. Error ini biasanya kecil, dan
mungkin dapat ditangani secara matematis menurut hukum probabilitas.
Sources of Error
1. Pengetahuan yang tidak cukup tentang parameter proses dan kondisi
perancangan.
2. Perancangan yang pas-pasan (poor design)
3. Perubahan parameter proses
4. Perawatan yang tidak baik (poor maintenance)
5. Error karena manusia yang mengoperasikan instrumen
6. Keterbatasan perancangan
Karakteristik Dinamis
Instrumen jarang menanggapi secara spontan perubahan variabel terukur.
Malah, ada juga yang menunjukkan sifat lambat (slowness/sluggishness)
karena sesuatu seperti: massa, kapasitas termal, kapasitas fluida, atau
kapasitas elektrik.
Speed of Response
Kecepatan instrumen dalam menanggapi perubahan variabel terukur.
Fidelity
Tingkat kepercayaan instrumen dalam menanggapi perubahan variabel
terukur tanpa error dinamik.
Lag
Keterlambatan dalam menanggapi perubahan variabel terukur.
Dynamic Error
Perbedaan antara nilai nyata yang bervariasi karena waktu dengan nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen
b0
Ideal or perfect dynamic x0 = xi = Kxi …. (2.1.3)
performance
a0
b0 …. (2.1.4)
(no lag or no distortion) K= = static sensitivity
a0
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES – DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 18
2.1 Karakteristik Pengukuran
xo K K
Transformasi Laplace: = 2 = 2 2
xi s 2ζ τ s + 2ζτs + 1 …. (2.1.12)
+ s +1
ω 2
n
ωn
a0
dimana: ωn = = undamped natural frequency, [rad / time] …. (2.1.13)
a2
a1
ζ = = damping ratio …. (2.1.14)
a0 a2
Expansion of solid
1. Expansion Thermometer Expansion of liquid
Expansion of gas
Liquid-filled thermometer
2. Filled-System
Vapor-pressure thermometer
Thermometer
Mercury-filled thermometer
Resistance thermometer
3. Electrical Temperature Instrument Thermocouple
Thermistor
Radiation pyrometer
4. Pyrometer
Optical pyrometer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES – DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 22
2.2 Pengukuran Suhu
Bimetallic Thermometer
tetap
Filled-system Thermometer
Jika bulb dipanaskan atau
didinginkan, maka fluida
didalamnya mengembang atau
berkontraksi, sehingga bourdon
tube bergerak.
Perpindahan bourdon tube
menggerakan pointer untuk
membaca suhu.
Cairan pengisi bulb: mercury,
ethyl alcohol, xylene,
toluene.
Liquid-filled Thermometer
Cairan pengisi bulb: mercury, ethyl alcohol, xylene, toluene.
Koefisian ekspasi xylene adalah 6 kali koef ekspansi mercury, jadi
memungkinkan perancangan bulb kecil.
Kadang-kadang, air digunakan sebagai pengisi bulb
Vapor-pressure Thermometer
Mercury-filled Thermometer
Karakteristik Mercury :
• mendukung operasi
elemen pengendalian
• akurasi cukup tinggi
• respon cepat
• Rentang tekanan
tinggi: 400 s.d. 1200
psig
Gb. 2.2.9. Types of thermometer bulbs
Thermocouple
Prinsip kerja
thermocouple
tergantung dari
pengaruh thermo-
electric.
Jika salah satu junction
dipanaskan, arus
mengalir dalam circuit
Gb. 2.2.11. Thermocouple dan dideteksi oleh
galvanometer.
Jumlah arus yang dihasilkan tergantung dari perbedaan suhu antara dua
junction dan karakteristiknya. Hal ini pertama kali diteliti oleh Seeback (1821)
sehingga dikenal dengan Seeback Effect.
Penerapan thermocouple
Gb. 2.2.13. EMF chart for various thermocouples with free end at 0 oC
Radiation Pyrometer
Pyrometry adalah salah satu
teknik pengukuran suhu tanpa
kontak fisik, tetapi suhu fluida
dideteksi dengan mengukur
radiasi elektromagnetik.
Dalam pyrometer radiasi,
sebuah bodi hitam digunakan
Gb. 2.2.14. Radiation pyrometer untuk menyerap panas.
Lensa digunakan untuk menyatukan (focus) energi radiasi dari bodi. Radiasi
energi diterima oleh detector (thermocouple, thermophile), dan diteruskan
ke recorder, sehingga suhu fluida dapat dibaca.
Pryrometer dapat mengukur suhu tinggi (>1400 oC)
Atmospheric Reference
Gauge (Standard Atmospheric
Pressure Pressure = 760 mm Hg
Total or
Absolute = 29.921 in Hg
Pressure
Pressure
U-tube manometer
1. Manometer method Well-type manometer
Barometer
(paling sederhana)
Micromanometer
C-type bourdon tube pressure gauge
2. Elastic Pressure
Transducers Diaphragm pressure transducer
Bellows
(P − P ) = (ρ − ρ )(h − h )g
1 2 l 1 2
P = (ρ − ρ )gh l
…. (2.3.2)
Well-type manometer
Banyak digunakan karena pengukurannya lebih mudah: pembacaan hanya
pada salah satu leher tube.
Akurasi tinggi dapat tercapai jika zero-level pada well diset pada zero-level
pada skala sebelum pembacaan dilakukan
Barometer
Alat ukur tekanan absolute dengan rentang tekanan dari zero absolute
sampai atmospheric pressure.
Biasanya dinyatakan dalam mm Hg.
Bellows
Digunakan untuk mengukur tenakan absolut (tekanan rendah)
Range: tekanan rendah sampai 155.1 mmHg (3 psi) ;
atau sampai 40 mmHg, jika bellows dibuat cukup besar.
Sight Glass
Disebut juga gauge glass; digunakan untuk pengukuran level cairan dalam
tangki secara kontinyu.
Ketika level cairan dalam tangki bergerak naik atau turun, level cairan dalam
sight glass juga bergerak naik dan turun, shg level dapat dibaca pada skala.
Cairan dalam sight glass boleh tidak sama dengan cairan dalam tangki.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES – DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 51
2.4 Pengukuran Level
Batasan:
Panjang glass ≤ 900 mm.
Jika lebih; 2 atau lebih sight
glass harus disediakan
untuk level yang berbeda.
Untuk tekanan tinggi, sight glass harus dihubungkan dgn tangki pada bagian
atas dan bawah (Gb. 2.4.2). Jika tidak perbedaan tekanan antara tangki dan
sight glass akan menyebabkan kesalahan pembacaan.
Valve dipasang untuk mencegah pecahnya glass.
Kekurangan:
1. Hanya dapat dibaca di lokasi tangki.
2. Cairan di dalam sight glass mungkin membeku pada musim dingin,
sehingga menyebabkan kesalahan pembacaan.
3. Cairan yang mengandung padatan tak-larut atau cairan kental
(viscous) tidak dapat diukur levelnya dengan baik.
4. Akurasi tergantung pada kebersihan glass dan cairan.
Kekurangan:
1. Terbatas untuk pengukuran level menengah (moderate).
2. Bentuknya disesuaikan dengan geometri tangki.
• Level cairan:
Gb. 2.4.5. Open Tank Pressure Indicator
P
h= …. (2.4.2)
Dimana: ρ Sg
P = tekanan: psi atau N/m2
• Jika tangki tertutup:
ρ = densitas air
Sg= specific gravity
P = ρ h S g + Pext …. (2.4.3)
h = tinggi cairan
Pext = tekanan cairan eksternal (tangki tertutup)
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES – DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 57
2.4 Pengukuran Level
Air Bellows
Ketika instrumen tidak dapat
diletakkan di datum tertentu, dipilih
air bellows
Bellows element dihubungkan dengan
press indicator menggunakan pipa.
Ketika tangki kosong, udara tidak
tertekan dan menunjukkan tekanan
nol.
Gb. 2.4.6. Flexible air bellows
Saat tangki terisi cairan, udara dalam bellows tertekan, dan pointer bergerak
menunjukkan tekanan cairan dalam tangki. Tekanan ini dikalibrasikan
menjadi tinggi cairan (level).
Air Bellows
• Aplikasi Industri.
• Liq seal digunakan
untuk pengukuran
level cairan yang
korosif atau viscous.
• Bubbler tube
• Cocok untuk semua
cairan
• Jika tangki kosong,
udara keluar dari
tube, dan tidak ada
tekanan balik
sehingga tekanan
nol.
Gb. 2.4.8. Air purge system
• Jika tinggi cairan bertambah, aliran udara terhambat oleh ketinggian cairan
tsb, menghasilkan tekanan balik yang menyebabkan pointer bergerak.
• Pergerakan pointer dikalibrasikan menjadi besaran tinggi cairan.
Kekurangan:
1. Kinerjanya dipengaruhi oleh pengotor fluida, karena pengotor dapat
mengubah konstanta dielektrik.
2. Sensitif terhadap perubahan suhu.
3. Fluida tertentu harus menggunakan Prob yang cocok.
4. Panjang prob harus sesuai dengan panjang dinding tangki.
• Jika tangki berisi cairan: cairan dalam tangki mengurangi radiasi γray .
Besarnya radiasi berbanding terbalik dengan volume cairan dalam tangki.
Kekurangan:
1. Pembacaannya dipengaruhi oleh perubahan densitas cairan.
2. Source holder mungkin sangat berat.
3. Harga relatif mahal
Laju volumetrik
1
⎡ 2( p1 − p2 ) ⎤ 2
q = cd . A2 ⎢
⎣ ρ (1 − β )
4 ⎥
⎦
…. (2.5.1)
cd
C= = cons tan t
1− β 4
cd = discharge coefficient
Gb. 2.5.3. Venturi tubes: (a) Classic ; (b) Eccentric ; (c) Rectangular
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES – DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 69
A copper aspirator. The water inlet
and outlet are at the top and
bottom, respectively; the air inlet is
on the side.
Turbine Flowmeter
Aplikasi:
+ Militer
+ Sistem pencampuran
(industri petroleum)
+ Aerospace and airborne
Gb. 2.5.5. Turbine Flowmeter + Cryogenic (liq. O2 and N2)
Cocok untuk pengukuran cairan dan gas dengan laju alir sangat rendah.
Orifice Plates
Thermal Flowmeter
Sangat populer untuk pengukuran aliran gas tidak tunak.
Ada 2 : heat transfer flowmeter dan hot-wire flowmeter.
Q
W= …. (2.5.4)
CP (T2 − T1 )
Dimana:
Q = perpindahan panas
Gb. 2.5.6. Heat transfer flowmeter W = laju alir massa fluida
CP = Kapasitas panas fluida
T1 = suhu fluida sebelum dipanaskan
T2 = suhu fluida setelah dipanaskan
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES – DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 75