Rumah Sakit Ibu Dan Anak Puri Bunda Malang merupakan salah satu rumah sakit swasta
dan juga rujukan bagi masyarakat Malang. Rumah Sakit Ibu Dan Anak Puri Bunda Malang
merupakan rumah sakit swasta yang berdiri sejak 29 November 2007, masih diperlukan berbagai
upaya dalam peningkatan mutu pelayanan. Salah satu faktor yang menunjang dalam peningkatan
mutu pelayanannya adalah IFRS, karena di IFRS terjadi kontak langsung dengan pasien dalam
pelayanan farmasi. Faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan mutu pelayanan di
Instalasi Farmasi RSIA PURI BUNDA MALANG salah satunya adalah pelayanan KIE
mengenai obat. Dimana tujuan dari KIE sendiri agar farmasis terampil berkomunikasi dengan
pasien pada saat penyampaian informasi dan edukasi mengenai obat yang bertujuan mencegah
terjadinya medication error dan adverse event (kejadian yang tidak diharapkan) dalam
menggunakan obat, karena sudah menjadi tanggung jawab seorang farmasis terhadap
keselamatan pasiennya. Idealnya, seorang farmasis baik diminta ataupun tidak harus selalu aktif
melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai obat sehingga tujuan terapi
pengobatan dapat tercapai dengan baik dan akan membuat pasien merasa aman dengan obat yang
dibeli.
Permasalahan di RSIA Puri Bunda ini yaitu Keterbatasan Fasilitas untuk konseling informasi
obat yaitu tidak ada ruangan terpisah antara ruang tunggu pasien, kasir dan penerimaan resep
yang menyebabkan kendala bagi pasien ketika di KIE oleh apoteker karena tidak adanya privasi
penyakit yang dideritanya selain itu jarak lama kerja tiap karyawan berbeda dan latar belakang
karyawan di instalasi farmasi juga berbeda ada yang DIII Farmasi, S1 farmasi, Apoteker, dan
SMKF yang menyebabkan tingkat pemahaman pasien terhadap KIE yang diberikan
Pelayanan farmasi yang diberikan di Instalasi Farmasi RSIA Puri Bunda Malang
khususnya pelayanan KIE, diharapkan pasien akan dapat memberikan penilaian tersendiri
terhadap pelayanannya di Instalasi Farmasi RSIA Puri Bunda Malang tersebut. Jika pelayanan
yang diberikan sesuai dengan yang dikehendaki, maka pasien akan merasa puas, jika yang terjadi
yang sebaliknya maka akan menyebabkan image negatif terhadap rumah sakit tersebut, yang
akan mengakibatkan menurunnya jumlah pasien akhirnya akan menyebabkan pengurangan
keuntungan. Pasien yang merasa puas dengan jasa pelayanan yang diterimanya akan
memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan
oleh pemberi jasa tersebut dimasa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Informasi Obat dengan resep oleh
tenaga farmasi di instalasi farmasi RSIA Puri Bunda Malang”.
Pariang, N.F.E. 2013. Peran dan Kesiapan Apoteker Dalam Menyongsong Diberlakukannya
Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2014. Palangka Raya : Ikatan Apoteker Indonesia.
Manurung, L.P. 2010. Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap
Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Minat Pasien Menebus Kembali Resep Obat Di Instalasi
Farmasi RSUD Budhi Asih . Jakarta : Universitas Indonesia.