Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Fraktur Dentoalveolar
2.1.1 Definisi
Traumatic injury adalah injury yang dapat bersifat fisik (badan) atau
emosional yang dihasilkan oleh luka luka fisik atau mental, atau shock. Traumatic
dental injury atau dental trauma merupakan injury yang terjadi pada mulut, termasuk
gigi, bibir, gusi, lidah, dan tulang rahang. Traumatic dental injury umumnya
merupakan kombinasi trauma jaringan lunak peri-oral, gigi, dan jaringan
pendukungnya.
Fraktur dentoalveolar adalah fraktur pada tulang alveolar dengan gigi yang
berhubungan.
2.1.2 Etiologi
Menurut frekuensi terjadinya antara lain:
1. kekerasan inter personal
2. sporting injuries (olahraga)
3. jatuh
4. kecelakaan lalu lintas
5. industrial trauma
Dentoalveolar injury dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, mulai dari
anak-anak, remaja, hingga dewasa. Pada masa kanak-kanak dan balita, penyebab
utamanya biasanya adalah jatuh, terutama pada usia setahun pertama. Penyebab
lainnya dapat berupa kekerasan yang dilakukan pada anak. Pada masa remaja,
penyebabnya umumnya adalah olahraga. Pada usia dewasa, biasanya penyebabnya
adalah karena kecelakaan dalam berkendara, assaults, jatuh, olahraga, dan kecelakaan
pabrik.
2.1.3 Prevalensi dan Insidensi
1 dari 5 anak dan 1 dari 4 dewasa memiliki bukti dental injuri pada gigi
anteriornya. Bahkan pada beberapa negara, prevalensi trauma dental lebih banyak
daripada dental karies. Laki-laki lebih sering mengalami trauma ini 2x lebih besar
dari perempuan. Insidensi puncak dari dental injuri yaitu pada usia 2-4 dan 8-10
tahun.
2.1.4 Klasifikasi Fraktur Dentoalveolar
2.1.4.1 Menurut WHO
1. Trauma pada Jaringan Keras Gigi dan Pulpa
 Infraksi Mahkota
Fraktur sebagian atau pecahnya enamel tanpa kehilangan substansi gigi
lainnya.
 Fraktur Mahkota
Fraktur yang mengenai enamel dan dentin tanpa mengenai pulpa.
 Komplikasi Fraktur Mahkota
Fraktur mahkota yang tidak hanya mengenai enamel dan dentin, namun juga
pulpa.
 Fraktur Mahkota-akar
Fraktur yang mengenai enamel, dentin dan sementum namun tidak mengenai
pulpa.
 Komplikasi Fraktur Mahkota-akar
Fraktur yang melibatkan kerusakan enamel, dentin, sementum dan pulpa.
 Fraktur Akar
Fraktur yang mengenai dentin, sementum dan pulpa.
2. Trauma pada Jaringan Periodontal
 Concussion
Trauma pada struktur jaringan pendukung gigi tanpa adanya kegoyangan atau
pergeseran gigi tetapi ditandai dengan reaksi perkusi.
 Subluxation
Trauma pada struktur jaringan sekitar gigi disertai adanya kehilangan jaringan
yang abnormal namun tidak ada peristiwa lepasnya gigi.
 Intrusive Luxation (central dislocation)
Lepasnya gigi dari tulang alveolar disertai dengan fraktur pada soket alveolar.
 Extrusive luxation (peripheral dislocation, Partial avulsion)
Lepasnya gigi sebagian diluar soket alveolar
 Lateral luxation
Lepasnya gigi pada arah selain axial, biasanya disertai dengan fraktur soket
alveolar.
 Retained Root Fracture
Fraktur dengan retensi pada segmen akar namun kehilangan segmen mahkota
diluar soket alveolar.
 Exarticulation (complete avulsion)
Lepasnya gigi secara keseluruhan dari alveolar soket
3. Trauma / Fraktur Dentoalveolar
 Comminution of the alveolar socket
 Fraktur soket alveolar
 Fraktur Processus alveolaris
 Fraktur Mandibula atau Maxilla

Sumber : Fonseca RJ. 2005.


Oral and Maxillofacial Trauma.
3rd ed. St. Louis : Elsevier saundesr. Hal:
440

Sumber : Fonseca RJ. 2005. Oral and Maxillofacial Trauma. 3 rd ed. St. Louis : Elsevier
saundesr. Hal: 441
2.1.4.2 Klasifikasi Ellis:
1) Klas I : Tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email dengan atau tanpa
memakai perubahab tempat
2) Klas II : Fraktur mengenai dentin dan belum mengenai pulpa dengan atau
tanpa memakai perubahan tempat.
3) Klas III : Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka dengan atau tanpa perubahan
tempat
4) Klas IV : Gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital dengan atau
tanpa hilangnya struktur mahkota
5) Klas V : Hilangnya gigi sebagai akibat trauma
6) Klas VI : Fraktur akar dengan atau tanpa hilangnya struktur mahkota
7) Klas VII : Perpindahan gigi atau tanpa fraktur mahkota atau akar gigi
8) Klas VIII : Fraktur mahkota sampai akar
9) Klas IX : Fraktur pada gigi desidui
2.1.5 Tanda – Tanda Klinis Fraktur Dentoalveolar
Tanda-tanda klinis fraktur alveolar diantaranya adalah adanya kegoyangan
dan pergeseran beberapa gigi dalam satu segmen, laserasi pada gingiva dan vermilion
bibir, serta adanya pembengkakan atau luka pada dagu. Untuk menegakkan diagnosa
diperlukan pemeriksaan klinis yang teliti dan pemeriksaan Radiografi .
Tanda-tanda klinis lainnya dari fraktur alveolar yaitu adanya luka pada
gingiva dan hematom di atasnya, serta adanya nyeri tekan pada daerah garis fraktur.
Pada kasus ini fraktur alveolar mungkin terjadi karena adanya trauma tidak langsung
pada gigi atau tulang pendukung yang dihasilkan dari pukulan atau tekanan pada
dagu. Hal ini biasa terlihat dengan adanya pembengkakan dan hematom pada dagu
serta luka pada bibir

Anda mungkin juga menyukai