Plasenta Praevia
Plasenta Praevia
Setelah mengikuti kuliah maka mahasiswa dapat memahami cara menegakkan diagnosis
dan prinsip penatalaksanaan PLASENTA PRAEVIA
PLASENTA PREVIA
Plasenta previa adalah plasenta yang ber implantasi pada SBR - segmen bawah rahim
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Derajat plasenta previa tergantung pada dilatasi servik saat pemeriksaan. Plasenta letak
rendah pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa partialis pada dilatasi 8 cm.
Sebaliknya plasenta previa yang terlihat menutupi seluruh ostium uteri internum sebelum
terdapat dilatasi servik, pada pembukaan 4 cm ternyata adalah plasenta previa partialis.
Vaginal toucher untuk menegakkan diagnosa dan menentukan jenis plasenta previa harus
dlakukan di kamar operasi yang sudah siap untuk melakukan tindakan SC ( “Double
Setup”).
ETIOLOGI
Faktor Resiko
1. Separasi mekanis plasenta dari tempat implantasinya saat pembentukan SBR atau
saat terjadi dilatasi dan pendataran servik
2. Plasentitis
3. Robekan kantung darah dalam desidua basalis
DIAGNOSIS
Semua kasus yang diduga plasenta previa harus dirawat di rumah sakit rujukan.
Hindarkan pemeriksaan vaginal atau rektal untuk menghindari perdarahan masif lebih
lanjut
B. Pemeriksaan Ultrasonografi
Pada pertengahan trimester II, plasenta menutup ostium internum pada 30% kasus.
Dengan perkembangan segmen bawah rahim, sebagian besar implantasi yang rendah
tersebut terbawa ke lokasi yang lebih atas.
USG transvaginal secara akurat dapat menentukan adanya plasenta letak rendah pada
segmen bawah uterus.
P = Plasenta ; F : Fetus
DIAGNOSA BANDING
1. Solusio plasenta
2. Plasenta sircumvalata
TERAPI
Pada kehamilan 24 – 34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau banyak dan keadaan ibu
dan anak baik maka kehamilan sedapat mungkin dipertahankan dengan pemberian :
Bila hasil vaginal toucher teraba adanya plasenta, maka diputuskan untuk melakukan
seksio sesar.
Bila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya plasenta pada ositium uteri, lakukan
amniotomi dan observasi kemajuan persalinan selanjutnya.
Oksitosin drip pada kasus implantasi plasenta di segmen bawah rahim adalah tindakan
berbahaya oleh karena bagian tersebut merupakan bagian dengan jumlah miometrium
minimal dan pada plasenta previa sangat rapuh sehingga mudah berdarah.
Pemilihan tehnik operasi pada seksio sesar sangat penting.
Seksio sesar dengan menembus plasenta pada SBR depan akan menyebab kan janin
banyak kehilangan darah.
Bila plasenta berada SBR belakang, SC jenis transperitoneal profunda dapat dilakukan
dengan tanpa kesulitan.
Bila perlu dapat dilakukan insisi uterus secara vertikal [seksio sesar klasik].
KOMPLIKASI
A. MATERNAL
Perdarahan
Syok
Kematian
B. FETAL.
Prematuritas akibat plasenta previa adalah penyebab dari 60% kematian pada masa
perinatal
Asfiksia intrauterin
Perdarahan janin akibat manipulasi obstetrik
Jumlah darah berhubungan langsung antara rentang waktu antara kerusakan
kotiledon dan penjepitan takipusat
PROGNOSIS
A. MATERNAL
Tanpa melakukan tindakan Double setup, langsung melakukan tindakan seksio sesar dan
pemberian anaestesi oleh tenaga kompeten, maka angka kematian dapat diturunkan
sampai < 1%
B. FETAL
Mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa kira-kira 10%
Meskipun persalinan prematur, solusio plasenta, cedera talipusat serta perdarahan yang
tak terkendali tak dapat dihindari, angka mortalitas dapat sangat diturunkan melalui
perawatan obstetrik dan neonatus yang ideal.
Rujukan :