Cerita Natal
Cerita Natal
PERSIAPAN
Daftar lagu yang akan dialunkan pada saat drama berlangsung. Anda bisa mengganti setiap
lagu yang ada dalam konsep ini dengan lagu-lagu yang lain.
KONSEP DRAMA
Puisi I dibacakan:
Kelompok penyanyi I menyanyikan lagu "Mary`s Boy Child". Seorang penyanyi didandani
sebagai Maria dan menggendong boneka bayi, seorang lagi sebagai Yusuf dan anak-anak lain
berperan sebagai bermacam-macam binatang.
Yusuf mendesak,
mengatakan bahwa istrinya perlu tempat untuk bersalin.
Pemilik penginapan itu memberitahu letak sebuah kandang
binatang dan jerami.
1
Malaikat turun dari surga,
dan mereka mulai memuji.
Para gembala di padang yang dingin,
Kelompok penyanyi II menyanyikan lagu "Hark the Herald Angels Sing". (Para penyanyi
didandani sebagai malaikat, gembala, dan kawanan domba.)
Kelompok III menyanyikan lagu "Away in a Manger" (penyanyi didandani sebagai tiga
raja/majus dan sebagai bintang). Untuk kostum bintang, gunakan gabus yang sudah dibentuk
bintang dan hiasi dengan bunga-bunga. Anak-anak yang masih TK bisa didandani dengan
kostum bintang.
Puisi IV dibacakan:
PENUTUP
Semua pemain menyanyikan lagu "Joy to the World". Dan setelah itu memberikan ucapan
selamat Natal kepada semua hadirin. (t/Ratri)
2
Bukan yang Aku Inginkan
Biarlah terangmu bercahaya dalam kegelapan, dan membebaskan tawanan.
Bahan-bahan:
1. Empat macam makanan ringan untuk makan siang.
2. Sebuah meja dan empat buah kursi.
3. Seorang anak sebagai narator.
4. Empat orang anak yang memeragakan cerita.
Durasi: 10 menit
Naskah Drama:
Narator: Cerita ini terjadi setelah liburan Natal. Empat anak sedang
makan siang di kantin sekolah sambil bercerita tentang apa
yang mereka dapatkan selama Natal.
Yuli: Jadi, apakah setiap orang mendapatkan apa yang mereka inginkan
saat Natal?
Mary: Natal ini adalah natal yang paling indah. Sangat menyenangkan!
Frank: Baiklah, siapa yang mau mulai dulu, ayo kita dengarkan semua
cerita yang menyenangkan!
Yuli: Aku yakin aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan untuk
natal ini. Nenekku memberi aku suatu kotak kayu yang sudah
tua. Katanya kotak itu adalah Kotak Harapan. Ya, benar, satu-
satunya harapan yang aku miliki adalah akan ada sesuatu yang
lebih baik di dalamnya. Tapi ternyata tidak ada!
Sam: Hmmmm, aku lanjutkan, tahun ini aku mendapat pakaian dan hanya
beberapa mainan. Orang tuaku pikir hadiah yang cocok untuk anak
seumuran aku adalah pakaian. Parahnya, pamanku, Jim, memberiku
tali penyelamat (menghela nafas). Tidak berguna....
Frank: (tertawa) Seperti yang aku katakan, kakek dan nenekku sangat
memanjakan aku! Mereka memberiku video game baru. Sayangnya,
hanya ada beberapa game saja sekarang ini, yang tentu aku
sudah punya tapi sekarang aku sudah bosan. Aku harap mereka
segera membuat game baru.
Yuli: Ayo Mary ceritakan apa yang kamu dapat, kamu pasti sudah
membuat harapan. Kamu bilang natal ini natal yang paling
indah!
3
Mary: Aku tidak mendapat banyak hadiah, tapi aku mendapat satu
hadiah yang benar-benar istimewa.
Mary: Alkitab yang diberikan oleh ayah dan ibuku benar-benar indah.
Sebenarnya ini adalah hadiah yang harus terus diberikan.
Alkitab adalah yang terbaik, Alkitab menunjukkan kepadaku
bagaimana aku bisa menjalin hubungan yang nyata dengan Tuhan,
betapa Yesus, Anak Allah mengasihi kita dan bagaimana kita
bisa ke surga. Ini seperti kotak harapan yang diisi dengan
kasih, sukacita, kedamaian dan kebijakan. Ceritanya
benar-benar nyata dan sangat menarik, kamu tidak akan bosan
membacanya.
Yuli: Wow, aku tidak pernah tahu Alkitab berisi seperti itu!
Sam: Hmm, hari ulang tahunku sebentar lagi. Aku rasa aku akan minta
hadiah Alkitab.
4
Andaikata Yesus Jadi Gubernur
Naskah berikut ini merupakan wawancara antara seorang wartawan dengan Yesus yang
diumpamakan saat itu sedang menjadi Gubernur di sebuah kota. Saat itu semua warga kota
memperingati hari ulangtahun- Nya yang selalu dirayakan pada tanggal 25 Desember,
khususnya warga gereja.
Pagi tadi sejumlah wartawan ibukota menunggu kedatangan Gubernur di tangga Balai Kota.
Seturunnya dari mobil Mercy hitam, Gubernur segera dikerumuni para wartawan yang
mengucapkan selamat berkenaan dengan ulang tahunnya pada hari ini, tanggal 25 Desember.
Dengan cepat pula para wartawan mengajukan pertanyaan kepada Gubernur yang tampaknya
sudah tergesa-gesa ingin masuk.
Wartawan kami merekam tanya jawab antara wartawan (W) dengan Gubernur (G) sebagai
berikut:
W : Pak Gub, kemarin malam dan hari ini semua Gereja di kota ini merayakan ulang tahun
Bapak. Bagaimana perasaan Bapak?
G : Biasa saja.
G : Satu pun tidak saya kunjungi. Kemarin malam saya diam di rumah.
G : Saya tidak senang melihat mereka yang suka duduk di sofa yang empuk dan bagus di
baris terdepan.
G : Mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang, padahal mereka
menelan rumah janda-janda dan menggusur rumah orang lain seenaknya.
G : Saya tidak mengatakan begitu. Maksud saya, saya membenci segala kumpulan dan
perayaan mereka. Jauhkan daripada Saya keramaian koor mereka, dan lagu-lagu nyanyian
jemaat mereka, tidak mau Saya dengar. Yang penting biarlah keadilan bergulung-gulung
seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.
G : Sebab Saya tahu, bahwa banyak perbuatan mereka yang jahat. Mereka menjadikan orang
benar terjepit. Mereka menerima uang suap. Mereka mengesampingkan orang miskin di pintu
pengadilan negeri. Mereka benci kepada yang memberi teguran di koran. Mereka menginjak-
injak orang yang kedudukannya lemah dan mengambil pajak dengan cara memeras. Mereka
rakus.
5
G : Maksud Saya, iman harus disertai perbuatan. Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka
iman itu pada hakikatnya adalah mati.
G : Asal saja semua sampah bekas pesta itu dibuang pada tempatnya. Kota ini harus bersih.
W : Ada gereja yang merayakan kelahiran Bapak (Natal) dengan anggaran lebih dari lima juta
rupiah, padahal ....
G : Peduli amat, itu uang mereka, asal saja uang halal, dan asal mereka ingat memberi kepada
yang susah.
W : Tapi Natal dengan biaya di atas 5 juta itu kan termasuk mewah, Pak!
G : Ah, mengapa Saudara melihat selumbar di puncak Monas sedangkan bis bertingkat di
dalam mata Saudara tidak Saudara ketahui. Jangan Saudara menghakimi orang lain mewah,
padahal Saudara sendiri sekarang memakai baju safari yang begini mewah.
G : Mengapa tidak? Asal saja jangan menebang pohon cemara. Pakai saja pohon plastik. Kota
ini perlu dihijaukan, sebab itu janganlah pohon cemara dikorbankan untuk Natal.
W : Menurut Bapak, kegiatan apa yang paling positif pada hari-hari Natal ini?
G : Ibadah yang murni di hadapan Allah ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda
dalam kesusahan mereka. Memberi bingkisan Natal kepada yang lapar, yang sakit, yang di
dalam penjara.
G : Segala sesuatu yang Saudara lakukan untuk salah seorang dari warga kota yang paling
hina ini, Saudara telah melakukannya untuk saya.
W : Pak, akhir-akhir ini kota kita sering banjir. Apa ini tanda akan kiamat?
G : Ah, Saudara ini sok beragama. Apa hubungan banjir dengan kiamat? Banjir ini karena
kita suka buang sampah sembarangan, lalu sampah itu masuk ke got dan kali. Nah, got dan
kali jadi dangkal. Akibatnya air meluap.
W : Pak, bagaimana caranya supaya lalu lintas di kota ini jangan macet?
G : Ah, sudah dulu. Marilah kita pergi ke tempat kerja kita masing- masing. Saya sekarang
harus mendatangi beberapa kantor kelurahan di desa-desa tertinggal, karena untuk itu saya
telah datang.
6
Catatan: Sebagian dari ucapan-ucapan tersebut di atas diangkat dari ayat-ayat Matius
23:6,7,14; Amsal 5:7-13; Yakobus 2:17; Matius 7:3; Yakobus 1:27; Matius 25:31-40; Kisah
Para Rasul 20:36; Markus 1:38 Published in e-BinaAnak, 04 December 2003, Volume 2003,
No. 155
PEMERAN:
Keterangan:
NARATOR:
MALAIKAT:
NARATOR:
7
MALAIKAT:
MARIA:
MALAIKAT:
"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu
disebut Kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu
itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari
tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul
itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
MARIA:
NARATOR:
ELISABET:
MARIA:
NARATOR:
[[Diiringin dengan musik instrumental lagu (Joy to the World) Masuklah beberapa prajurit
yang seakan-akan sedang membaca pengumuman dari raja Herodes. Sementara itu Narator
membacakan naskahnya.]]
NARATOR:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua
orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius
menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing
di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nasaret di Galilea ke Yudea, ke kota
9
Daud yang bernama Betlehem - karena ia berasal dari keluarga keturunan Daud - supaya
didaftarkan bersama-sama dengan Maria tunangannya yang sedang mengandung. Ketika
mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak
laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya dalam
palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
[[Lalu prajurit pergi dan masuklah Maria dan Yusuf berjalan perlahan- lahan mengitari
panggung dan terlihat lelah karena Maria sedang mengandung. Yusuf sesekali berhenti
menuju ke sebuah pintu (Jika memungkinkan panggung dihiasi dengan beberapa pintu rumah
untuk bisa diketuk oleh Yusuf) dan mengetuk rumah penginapan, namun pemilik penginapan
menolak mereka. Hal ini bisa dilakukan 2 kali sampai pemilik penginapan yang ke dua
menunjukkan kandangnya. Musikpengiring "Malam Kudus" (O Holy Night) mengalun
lembut. Spot light diarahkan kepada Maria dan Yusuf. Di salah satu sudut panggung telah
dihias dekorasi kandang yang telah tersedia palungan dan boneka bayi yang dibungkus
lampin. Setelah Yusuf dan Maria memandangi bayi lalu Maria menggendong bayi Yesus dan
masuk ke belakang panggung]]
ADEGAN 5: Gembala-gembala
NARATOR:
MALAIKAT:
NARATOR:
10
NARATOR:
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke Sorga, gembala itu
berkata seorang kepada yang lain:
GEMBALA:
"Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang
diberitahukan Tuhan kepada kita."
NARATOR:
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan Bayi itu, yang
sedang berbaring di dalam palungan. Dan Ketika mereka melihat-Nya mereka
memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang
yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
Tetapi Maria menyimpan segala perkara di dalam hatinya, dan merenungkannya. Maka
kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji Allah karena sesuatu yang mereka dengar
dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
NARATOR:
[[Lalu tiga orang Majus muncul ke panggung dan memberi hormat kepada
raja Herodes.]]
ORANG MAJUS:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan? Kami
telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk
menyembah Dia."
NARATOR:
11
AHLI TAURAT:
NARATOR:
HERODES:
NARATOR:
Kehadiran Natal
12
Tujuan: Drama pendek ini bertujuan untuk menunjukkan betapa Yesus merupakan hadiah
terbesar dari Allah untuk dunia, tanpa berusaha meremehkan nilai penting hadiah-hadiah
yang diterima anak-anak di hari Natal.
Pemain: Narator; Kate, gadis kecil yang agak manja, mengenakan piyama dan baju tidur
luar, mungkin dengan rambut dikepang dan bintik-bintik (bisa diperankan oleh anak kecil);
Doll, seorang dewasa atau anak kecil yang mengenakan pakaian bayi dan dibungkus dalam
kertas Natal; Ayah dan Ibu; Kakek dan Nenek (peran opsional).
Properti: Kertas kado untuk dua buah hadiah; perhiasan; boneka yang dibungkus dalam
selimut; kartu Natal; serbet; boneka; kain liur dan botol minum bayi yang berisi susu untuk
orang yang memerankan Doll; pohon Natal.
(Hadiah-hadiah ini sudah berada di atas panggung, di bawah pohon Natal. Apabila Anda
mampu mengusahakannya, Ayah dan Ibu, serta Kakek dan Nenek berdiri di sebelah hadiah
mereka masing-masing.)
Narator: "Saat ini hari Natal dan Kate sangat gembira! (Kate berlari dan terkejut melihat
hadiah-hadiah di bawah pohon.) Dia telah menanti-nanti hari Natal selama bulan Desember,
dan sekarang telah tiba! Dia berlari menuruni tangga dan membuka semua hadiahnya. (Kate
membuka hadiah pertamanya -- Doll -- dan melihat kartunya.) Dia merasa hadiah pertama
sungguh mengasyikkan. Kartu itu berbunyi: 'Untuk Kate, dengan cinta dari Ayah dan Ibu'.
Hadiah itu dibungkus dalam kertas berwarna sangat terang, dan terlihat sangat mahal. (Kate
mulai menyobek kertasnya). Membutuhkan waktu yang lama untuk melepaskan semua
kertasnya, tetapi ketika dia membukanya, di dalamnya ada boneka terbaru yang diiklankan di
TV. Boneka itu sangat pandai. Boneka itu menyebut namanya..."
Narator: "Boneka itu meminum susu dari sebuah botol... (Kate mengambil sebotol susu dan
menaruhnya ke mulut Doll. Doll meminum beberapa teguk.) Dan boneka itu mengompol...
(Doll menyilangkan kaki dan terlihat ingin ke toilet.) Boneka itu sangat mahal, dan ayah dan
ibu Kate telah menghabiskan banyak uang untuk membelinya. (Kate memeluk Ayah dan Ibu,
jika mereka ada.) Kemudian, Kate melihat hadiah keduanya. (Kate mendekati hadiah
keduanya, yang dibungkus dengan kertas yang tidak begitu terang, dan melihat kartunya.)
Hadiah kedua yang dia dapatkan juga mengasyikkan. Kartu itu berbunyi: 'Untuk Kate,
dengan cinta dari Kakek dan Nenek.' (Kate mulai menyobek kertasnya.) Dia mendapati
sebuah hadiah yang kecil, tetapi ketika dia membukanya, di dalamnya adalah sesuatu yang
sangat berharga. (Kate mengangkat sebuah perhiasan dari kotak tersebut.) Adalah sebuah
perhiasan yang dipakai oleh neneknya ketika dia menikah, dan nenek Kate ingin Kate
mengenakannya sekarang. Perhiasan itu sangat berharga, dan sangat berarti bagi Kate dan
neneknya. (Kate mengenakan perhiasan itu dan memeluk Kakek dan Nenek.) Kemudian, Kate
melihat hadiah yang ketiga. (Kate mengambil sebuah bingkisan kecil berbentuk bayi, yang
dibungkus dalam selimut, dan melihat kartunya.) Hadiah itu tidak terlihat mengasyikkan
seperti hadiah-hadiah yang lain. Kartu itu berbunyi: 'Untuk Kate, dan seluruh dunia, dengan
cinta dari Allah.' Hadiah itu tidak dibungkus dalam kertas Natal, tetapi dibungkus dalam
selimut. Dia membukanya dan melihat apa yang ada di dalam. (Kate membukanya.) Di
dalamnya ada bayi kecil. (Kate menemukan sebuah boneka di dalam selimut dan menolaknya
seolah dia tidak menyukai penampilannya.)
Kate: (Mendekati Doll dan menghentakkan kakinya ketika dia bicara.) "Tetapi aku
menginginkan hadiah yang mahal, seperti hadiah dari Ayah dan Ibu!"
Narator: "Ini adalah sebuah hadiah yang mahal, Kate. Allah mengorbankan segala yang Dia
miliki untuk memberikan hadiah ini kepada dunia!"
13
Kate: (Menunjukkan perhiasannya.). "Dan aku menginginkan sebuah hadiah yang berharga,
seperti hadiah dari Kakek dan Nenek!"
Narator: "Ini adalah sebuah hadiah yang berharga, Kate. Bayi ini adalah satu-satunya Putra
Allah."
Kate: (Memegang bayi tersebut di salah satu kakinya seolah dia akan menjatuhkannya.)
"Tetapi ia hanya seorang bayi biasa! Apa yang begitu spesial dari bayi itu?"
Pemeran: Boneka Salju yang dibebani rasa murung, Bapak Natal yang riang, Prajurit Coklat
yang bergaya militer dengan kertas perak di kakinya, Peri "kamp"(diperankan oleh seorang
wanita atau pria yang mengenakan pakaian wanita)dan Kelinci Paskah yang gembira dan
bersemangat. Semuanya mengenakan kostum yang tepat - semakin berlebihan semakin lebih
baik. Perawan Maria mengenakan jubah biru yang sudah usang.
(Boneka Salju dan Bapak Natal masuk, siap untuk digunakan lagi setelah disimpan lama.)
Boneka Salju: "Aku tidak percaya betapa kotornya loteng itu. Setiap tahun, aku bangun
tertutup berlapis-lapis barang."
Natal: "Ho, ho, ho! Kamu harusnya senang, boneka salju! Aku sangat menyukai saat ini --
bergantung di pohon dan melihat semua anak membuka hadiah-hadiah mereka."
Boneka Salju: "Hmph. Itu tidak menggantikan sebelas bulan yang kita habiskan disimpan
dalam kantong plastik dan dilupakan, kan?"
Natal: "Ooh, lihat. Kita punya anggota baru! Itu prajurit coklat yang lain!" (Prajurit Coklat
berbaris dan memberi hormat.)
Prajurit: (Dengan gaya ala militer.) "Prajurit coklat susu Cadbury, melapor untuk tur tugas
di pohon Natal, Pak!"
Natal: "Ho, ho! Tidak perlu memberi hormat padaku, prajurit! Bukan aku yang berkuasa di
sini. Yang berkuasa adalah peri yang duduk di puncak!"
Boneka Salju: (Menginspeksi Prajurit Coklat.) "Mereka tidak pernah bertahan lama,
dekorasi-dekorasi coklat itu, kan? Biasanya dimakan selama hari pertama setelah Natal."
Natal: "Ah, ya, tidak seperti kita -- dikeluarkan dan digunakan sctiap tahun! (Maria masuk.)
Apa kau tahu, aku ada di pohon setiap tahun sejak 1974!"
Boneka Salju: (Dengan muram menunjuk Maria.) "Oh, lihat. Ada dekorasi baru. Dia
mungkin akan mendapatkan dahan yang lebih baik daripada aku tahun ini...."
Maria "Aku kira aku tidak baru. Aku baru saja dikeluarkan dari sebuah kotak tua."
Boneka Salju: "Hmph. Yah, kau tidak terlihat begitu bersifat Natal. Di mana perada (kertas
emas, perak, dan timah untuk hiasan) dan saljumu?"
Maria "Aku tidak tahu. Aku hanya punya pakaian usang ini. Sudah lama sekali sejak aku
dipakai, bahkan aku juga tidak yakin aku harus jadi apa."
15
Natal: (Menggelengkan kepalanya.) "Oh astaga. Begini, aku tidak yakin kau akan sanggup
naik ke pohon ini, Nona Muda. Kami semua harus diinspeksi oleh peri untuk memastikan
kami cukup bersifat Natal sebelum kami diberi sebuah dahan, kau tahu."
Peri: "Ooh, hari yang melelahkan! Aku terus direpoti oleh jubahku ! Dan aku tidak dapat
berbuat apa pun pada rambutku!"
Natal: "Ho, ho, ho! Tetapi kau terlihat cantik dan bersifat Natal!"
Peri: (Dengan genit.) "Oh, Bapak Natal, kau panci besar! Tetapi lihat saja keadaan sayapku!
Tidak ada warna kemilau di mana pun!" (Kelinci Paskah berlari sambil melempar telur-telur
Paskah. Semua orang menatapnya.)
Peri: "Kelinci Paskah! Maukah kau kembali ke loteng itu! Masih ada tiga bulan lagi sebelum
kau keluar dari kotak!"
Peri: "Apa kita semua sudah siap? Setelah kita ada di atas pohon, mereka bisa menyalakan
lampu dan akan benar-benar terasa seperti Natal!(Melihat ke pohon.) Oh, lihat saja jarum-
jarum itu. Setiap kali aku bergerak, stockingku pasti rusak! (Bapak Natal mulai tertawa.) Kau
pikir lucu ketika daun cemara sepanjang sembilan sentimeter menempel di rokmu selama dua
belas hari Natal? Yah, tidak, aku beri tahu kau! Sekarang, ayo -- aku ingin melihat seperti apa
kalian sebelum kita semua naik ke pohon itu. (Bapak Natal, Prajurit Coklat, Boneka Salju,
dan Maria berbaris.) Bapak Natal! Apa kau sudah disemir tahun ini? "
Natal: "Belum."
Peri: "Kalau begitu, aku tidak dapat melihat senyumanmu yang riang karena debu. Prajurit
coklat!"
Prajurit: "Ya, Tuan. Seorang anak laki-laki merusaknya sebelum aku dipasang di pohon,
tuan!"
Peri: "Kalau begitu, berhentilah memamerkan dirimu dan pasang lagi kertas perakmu! Apa
kau ingin seluruh dunia melihat bagian dalammu yang lembut? (Prajurit berusaha untuk
memasang kertas perak ke kakinya dengan baik.) Dan lihat dirimu, boneka salju! Wol
kapasmu mulai kusut!"
Peri: "Kalau begitu, rapikan dirimu! (Mendatangi Maria dan melihat dia dari atas ke
bawah.) Lalu, apa semua ini? Kau bukan salah satu dari dekorasi biasa kami."
Maria "Bukan."
Peri: "Kau terlihat sangat tidak bersifat Natal! Di mana kemilaumu? Atau jubah merahmu?
Setidaknya, kau bisa mengenakan pakaianmu yang terbaik untuk digantung di pohon Natal!"
16
Maria (Sedih.) "Aku minta maaf. Aku rasa aku berada di tempat yang salah."
Peri: "Dan mana kawat yang digunakan untuk menggantungmu di dahan? Baik -- aku akan
mencari tahu apa yang salah. Kalian semua -- tolong mengambil posisi! Cepat, cepat! (Bapak
Natal, Prajurit Coklat, dan Boneka Salju mengambil posisi di dahan-dahan pohon, berdiri di
tangga dan kursi.)Ayo, perada dan lampu sudah ada di atas. (Mereka mulai menggantungkan
diri di dahan-dahan, mengulurkan tangan mereka dan berputar ke kiri dan ke kanan dengan
perlahan. Kepada Maria.) Dan aku akan mencari tahu di mana seharusnya kau berada!"
(Keluar.)
Prajurit: "Em ... aku diputar-putar oleh anak laki-laki ini. Aarrrgghh! (Dia mulai berputar-
putar dengan lebih cepat.) Tinggalkan aku sendirian!"
Natal: "Oh astaga! Kau tahu apa yang terjadi ketika mereka memutar kawatmu seperti itu?"
(Prajurit akhirnya berhenti, kemudian berputar-putar bahkan lebih cepat ke arah yang
berlawanan.)
Prajurit: "Aaarrghh! Tunggu saja kau! Aku akan memberimu salah cerna pada hari Natal!"
Boneka Salju: (Kepada Maria.) "Jadi -- aku tidak merasa kau terlihat seperti dekorasi Natal.
Kau tidak mempunyai daya tarik yang cukup untuk digantung di pohon bersama kami. Kau
mungkin sesuatu yang berhubungan dengan festival hasil panen atau yang lainnya!"
Maria "Mungkin. Aku tidak merasa sangat bersifat Natal." (Peri masuk dengan membawa
boneka bayi Yesus.)
Peri:(Sangat malu.) "Ah! Manis! Aku minta maaf! Tampaknya telah terjadi kesalahan sangat
buruk!"
Peri: "Aku baru saja membaca buku panduan." (Mengangkat buku berjudul `Cerita Natal'.)
Tampaknya, kau sebenarnya lebih bersifat Natal daripada kami semua! (Memberikan buku itu
kepadanya.) Apakah kau sudah membaca ceritanya?
Natal: "Lebih bersifat Natal? Bagaimana kau bisa lebih bersifat Natal daripada Bapak
Natal?"
Maria (Membaca buku tersebut.) "Oh Tuhanku! Mereka mengharapkanku untuk melahirkan
seorang bayi! Di tengah timbunan rumput kering! Bahkan tanpa epidural (penghilang rasa
sakit, biasanya digunakan ketika sedang melahirkan)! Dan kemudian, tiga raja datang
mengunjungiku -- aku yang mengenakan pakaian yang sudah tua dan usang ini!"
Peri: "Ini untukmu. (Memberinya boneka bayi Yesus.) Kelihatannya, kau seharusnya ada di
sana."(Menunjuk tempat tidur bayi.)
Maria (Mengangkat boneka.) "Maksudmu ini adalah...."
Peri: "Ya. Jika bukan karena dirimu, tidak ada seorang pun dari kami akan berada di sini!"
Maria "Orang-orang akan melihatku dan berpikir tentang bagaimana seorang Penyelamat
dilahirkan! Sungguh istimewa!" (Dia mendekati tempat tidur bayi.)
Boneka Salju: "Apa maksudmu, tidak ada seorang pun dari kami akan berada di sini? Apa
yang lebih penting daripada dekorasi yang baik di hari Natal?"
Peri: (Melihat tempat tidur bayi.) "Yang lebih penting, Boneka Salju, adalah apa yang kita
semua ingatkan kepada oranq-orang." (Semua diam.)
17