Anda di halaman 1dari 5

PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

METODE TIM

I. Pendahuluan
Manajemen adalah proses bekerja melalui upaya orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga atau
masyarakat (Gillies, 1982).

Proses manejemen meliputi kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi


melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
manusia, fisik dan teknologi. Manajemen keperawatan merupakan suatu tugas khusus
yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif dan baik.

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan pada klien, sangat ditentukan pada


pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan Iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus
efektif dan efisien. Mac Laughin, Thomas dan Bartrem (1995) mengidentifikasi 8 model
pemberian asuhan keperawatan tetapi, model yang umum digunakan di Rumah sakit
adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan primer. Tetapi
setiap unit keperawatan mempunyai riwayat dalam menyeleksi model dalam
pengelolaan asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana,
dan prasarana serta kebijakan rumah sakit.

II. Model Tim


Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap kelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 grup yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling membantu. Perawat tim merespon kebutuhan pasien dan
staf. Anggota tim distimulasi oleh ketua tim untuk belajar dan mengembangkan
keterampilan yang baru. Ketua tim memberi instruksi pada anggota tim, mensupervisi
mereka dan memberikan penugasan yang memungkinkan perkembangan / kemajuan
mereka.

Tim memberikan pelayanan keperawatan pada kelompok klien yang dikaji oleh
anggota tim berdasarkan kompleksitas kebutuhan klien. Ketua tim bertanggungjawab
untuk mengkoordinasikan semua aspek dan mendelegasikan perawatan pasien
tertentu pada anggota tim yang lain.

Kelebihan dari metode tim yaitu memungkinkan pelayanan keperawatan yang


menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan
komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan
kepada anggota tim. Adapun kelemahan dari metode ini yaitu, membutuhkan keahlian,
pimpinan tim harus berpengalaman, membutuhkan staf yang memadai dan
membutuhkan gabungan keahlian yang sesuai.
Kepala Ruang

Kepala Tim Kepala Tim Kepala Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien

Diagram Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan ”Team Nursing”


(Marquis & Huston, 1998,p.1149)

III. Pengorganisasian Model Asuhan Keperawatan Tim


Dalam konsep metode tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Komunikasi yang efektif sangat penting
agar kontinuitas rencana terjamin. Peran kepala ruanganpun penting dalam model ini.
Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.

A. Tanggung jawab kepala Ruangan.


Perencanaan:
- Menunjuk ketua tim dan ketua shift yang akan bertugas di ruangan masing-
masing berdasarkan kompetensi dan kapabilitasnya.
- Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien / pasien bersama dengan ketua tim, mengatur penugasan /
penjadualan.
- Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
- Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di Rumah Sakit

Pengorganisasian:
- Mengkoordinasikan tanggung jawab tiap tim terhadap jumlah ruangan yang
akan dipegang.
- Mengatur pelaksanaan kolaborasi antara perawat dan tenaga kesehatan
lainnya guna memberikan asuhan yang komprehensif dan menyeluruh.
- Mengkoordinasikan / mengendalikan sistim komunikasi antar tim keperawatan
dan antar tim dengan tenaga kesehatan lainnya.
- Mengikuti proses timbang terima yang dipimpin oleh ketua shift sebelumnya
guna mengetahui gambaran umum kondisi pasien.
- Mengendalikan logistik ruangan.
Pengarahan:
- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
- Memberi reinforcement positif kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
- Meminta informasi yang berhubungan dengan Askep pasien, kemudian
memberikan umpan balik terhadap hal-hal yang dianggap penting.
- Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
- Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lainnya.
- Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Pengawasan:
- Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien.
- Melalui supervisi:
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki / mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga.

Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
- Evaluasi: mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim yang meliputi
proses dan hasil / pencapaian dari tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.

B. Tanggung jawab Wakil Kepala Ruangan.


- Menggantikan tugas dan tanggungjawab kepala ruangan apabila tidak ada di
tempat.
- Melaporkan kegiatan dan kejadian selama kepala ruangan tidak di tempat.

C. Tanggung jawab Kepala Shift.


- Mengorganisasikan seluruh kegiatan yan telah direncanakan oleh kepala
ruangan.
- Melakukan identifikasi tingkat ketergantungan pasien berdasarkan kriteria
LOD.
- Mengambil keputusan yang bersifat situasional dan mendesak demi
kelancaran pelayanan asuhan keperawatan.
- Memimpin proses timbang terima dalam shift yang menjadi tanggung
jawabnya.
- Menerima laporan dari tiap ketua tim dalam shift yang dipimpinnya yang
berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan.
- Melakukan pendistribusian anggota tim dari satu tim ke tim lainnya sesuai
dengan kebutuhan.
- Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien.
- Melalui supervisi:
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki / mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
- Evaluasi: mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim yang meliputi
proses dan hasil / pencapaian dari tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.

D. Tanggung jawab Ketua Tim.


- Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
- Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.
- Membuat penugasan, supervisi, evaluasi dan umpan balik terhadap seluruh
kegiatan anggota tim.
- Mengenal / mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
- Mengembangkan kemampuan anggota.
- Mengetahui kondisi pasien yang menjadi tanggungjawabnya.
- Melakukan Case Conference sesuai jadual yang telah ditentukan namun
bersifat fleksibel dan dilakukan bila dinilai perlu dilakukan.
- Memberikan laporan mengenai kondisi dan perkembangan pasien yang
menajdi tanggungjawabnya, serta intervensi yang telah dilaksanakan oleh
timnya kepada kepala shift.

E. Tanggung jawab Anggota Tim.


- Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya.
- Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
- Melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.
- Memberikan laporan tentang kondisi klien yang menajdi tanggung jawabnya.

IV. Pedoman Supervisi.


Supervisi dalam praktek keperawatan adalah proses pemberian sumber-sumber
yang dibutuhkan perawat untuk menelesaikan tugas-tugas dalam pencapaian tujuan
organisasi. Supervisi harus dapat menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan
supervisi dan bantuan. Kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang
diberikan. Kontrol yang kurang juga berdampak buruk terhadap delegasi, dimana staf
yang tidak produktif melaksanakan tugas limpahan dan berdampak secara signifikan
terhadap hasil yang diharapkan.

V. Pedoman Timbang Terima.


Timbang terima / operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Tujuan dari proses timbang
terima yaitu menyampaikan kondisi / keadaan klien secara umum, menyampaikan hal-
hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, tersusunnya rencana kerja
untuk dinas selanjutnya.

Prosedur timbang terima meliputi: Kedua tim shift dalam keadaan sudah siap dan
shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal yang
akan disampaikan.

Kepala tim menyampaikan kepada kepala tim penanggungjawab shift yang selanjutnya
meliputi identitas dan diagnosa medis pasien, masalah keperawatan yang
kemungkinan masih muncul, intervensi dependensi dan kolaboratif, kondisi pasien,
tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan, rencana kerja untuk dinas yang
menerima operan.
Kepala tim dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat
keadaan klien.
Skema Timbang terima Pasien

Pasien

Diagnosa medis Rencana tindakan

Tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan keadaan pasien

VI. Prosedur Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan kerpawatan. Tujuan dari ronde
keperawatan yaitu, menumbuhkan cara berpikir secara kritis, menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien, meningkatkan validitas
data klien, meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

Anda mungkin juga menyukai