Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS POTENSI KECELAKAAN KERJA PADA DEPARTEMEN PRODUKSI

SPRINGBED DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION AND RISK


ASSESSMENT (HIRA)
(Studi Kasus : PT. Malindo Intitama Raya, Malang, Jawa Timur)

ANALYSIS OF THE POTENTIAL OF A WORK ACCIDENTS ON THE PRODUCTION


SPRINGBED USING BY HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT
(HIRA)
(Case study: PT. Malindo Intitama Raya, Malang, Jawa Timur)

Eni Kurniawati1), Sugiono2), Rahmi Yuniarti3)


Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
E-mail : eny.industri2009@gmail.com1), sugiono_ub@ub.ac.id2) , rahmi_yuniarti@ub.ac.id3)

Abstrak

Masalah dalam kasus Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terjadi pada PT. Malindo Intitama Raya salah
satu perusahaan manufaktur di Kabupaten Malang yang memproduksi springbed. Terdapat sejumlah kasus
kecelakaan yang dialami oleh para pekerja pada tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada bagian produksi
yang sangat rawan terjadi kecelakaan kerja. Di mulai dengan identifikasi titik-titik apa saja yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja. Ini bertujuan untuk mengetahui sumber bahaya penyebab kecelakaan kerja
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan untuk periode selanjutnya. Proses identifikasi yang
dilakukan adalah dengan menggunakan metode Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA).
Berdasarkan proses identifikasi bahaya maka didapatkan 34 jenis temuan bahaya yang kemudian
dikelompokkan menjadi 6 sumber bahaya yaitu sumber bahaya Kondisi Lingkungan Kerja, Sikap Pekerja,
Material Kerja, Lantai Basah, Panel Listrik dan Pisau Pemotong. Sedangkan dari penilaian risiko maka
didapatkan nilai 4% bahaya dalam kategori Ekstrim, 81% bahaya dalam kategori Risiko Tinggi dan 15%
bahaya dalam kategori Risiko Sedang.

Kata kunci: Kecelakaan Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sumber Bahaya, Hazard Identification
and Risk Assessment, Penilaian Risiko.

1. Pendahuluan oleh para karyawan dibagian proses produksi


Masalah dalam kasus Keselamatan dan springbed yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Kesehatan Kerja (K3) secara umum di
Indonesia masih kurang diperhatikan. Hal ini Tabel 1. Daftar Kecelakaan Tahun 2012
ditunjukkan dengan masih tingginya angka No Jenis Kecelakaan Jumlah
kecelakaan kerja. Data PT. Jamsostek 1 Terpeleset Lantai Licin 3 Pekerja
menyebutkan pada tahun 2007 sampai tahun 2 Tertimpa Rangka 2 Pekerja
2011 terdapat rata-rata 414 kasus kecelakaan 3 Terjatuh dari Ketinggian 3 Pekerja
kerja per hari (Tri, 2012). Dari data ini dapat 4 Terkena Bahan Kimia 4 Pekerja
diketahui bahwa standar penerapan program K3 5 Tersandung material kerja 4 Pekerja
6 Tersengat aliran listrik 2 Pekerja
masih sangat rendah. PT. Malindo Intitama
7 Terbentur Mesin Foaming 5 Pekerja
Raya merupakan salah satu produsen springbed
8 Tergores Pisau Pemotong Busa 2 Pekerja
di Kota Malang. PT. Malindo Intitama Raya 9 Terbentur Meja Tembak 2 Pekerja
telah memiliki program K3, namun dalam Rangka
pelaksanaannya program K3 ini kurang begitu 10 Tertusuk Paku Penembak 4 Pekerja
diperhatikan dan tidak dijalankan dengan baik. Kasur
Dari survey awal pada PT. Malindo Intitama 11 Tertusuk Kawat Per 4 Pekerja
Raya didapatkan bahwa program pelaksanaan 12 Gangguan Pernafasan dan mata 4 Pekerja
K3 ini masih sering diabaikan oleh beberapa di foaming
pihak, baik dari pihak manajemen maupun dari 13 Terjatuh akibat hand rill 1 Pekerja
pihak karyawan. Ini dapat diketahui dari 14 Tersandung Rangka Sandaran 3 Pekerja
beberapa daftar kecelakaan yang pernah dialami Sumber: PT. Malindo Intitama Raya

11
Dari data kecelakaan diatas maka dapat 3) Kurangnya/ lemahnya pengetahuan
diketahui bahwa kondisi lingkungan kerja yang dan skill.
ada pada PT. Malindo Intitama Raya cukup 4) Motivasi yang tidak cukup/ salah.
membahayakan. Untuk itu perlu adanya metode b. Faktor kerja/lingkungan kerja (job work
untuk menyelesaikan kasus yang ada saat ini. enviroment factor)
Metode yang membantu dalam menganalisis 1) Faktor fisik, yaitu kebisingan, radiasi,
potensi kecelakaan kerja ini adalah Hazard penerangan, iklim, dan lain-lain.
Identification and Risk Assessment (HIRA) 2) Faktor kimia, yaitu debu, uap logam,
yaitu merupakan suatu proses mengidentifikasi asap, gas, dan seterusnya.
bahaya, mengukur, mengevaluasi risiko yang 3) Faktor biologi, yaitu bakteri, virus,
muncul dari sebuah bahaya, lalu menghitung parasit, dan serangga
kecukupan dari tindakan pengendalian yang ada 4) Ergonomi dan psikososial.
dan memutuskan apakah risiko yang ada dapat Sedangkan menurut Ashfal (1999) proses
diterima atau tidak (Helmidadang, 2012). kecelakaan kerja 88% disebabkan oleh tindakan
Pengendalian terhadap bahaya kecelakaan kerja – tindakan tidak aman (unsafe act) sebesar 10%
ini sangat penting untuk dilakukan demi dan kondisi yang lingkungan kerja tidak aman
keselamatan kerja para karyawan. Karena pada (unsafe condition) dan 2 % merupakan faktor
hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja alam (act of God). Berbagai tujuan dari
adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau (K3) adalah sebagai berikut (Ramli, 2010):
perusahaan agar selalu dalam keadaan selamat 1. Meningkatkan efektifitas perlindungan
dan sehat, serta agar setiap produksi digunakan keselamatan dan kesehatan kerja yang
secara aman dan efisien. Menurut Hutagaol terencana, terukur, terstruktur, dan
(2012), penyebab kecelakaan kerja dapat terintegrasi.
digolongkan menjadi 2 yakni: 2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
1. Penyebab Langsung (Immediate Causes) kerjadan penyakit akibat kerja dengan
Penyebab langsung kecelakaan adalah suatu melibatkan unsur manajemen,
keadaan yang biasanya bisa dilihat dan di pekerja/buruh, dan/atau serikat
rasakan langsung, yang dibagi dalam 2 pekerja/serikat buruh.
kelompok, yaitu: 3. Serta menciptakan tempat kerja yang
a. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe aman,nyaman, dan efisien untuk mendorong
acts), yaitu perbuatan berbahaya dari produktivitas.
manusia yang dalam beberapa hal dapat
disebabkan oleh: 2. Metode Penelitian
1) Cacat tubuh yang tidak terlihat (bodily Jenis penelitian yang digunakan dalam
defect). penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
2) Keletihan dan kelesuan (fatigue and Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
boredom). menggambarkan sejumlah data yang kemudian
3) Sikap dan tingkah laku yang tidak dianalisis dan dibandingkan berdasarkan
aman. kenyataan yang sedang berlangsung selanjutnya
4) Terbatasnya pengetahuan. mencoba untuk memberikan pemecahan
b. Kondisi yang tidak aman (unsafe masalah yang ada supaya memperoleh hasil
condition), yaitu keadaan yang akan yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian ini
menyebababkan kecelakaan, terdiri dari: memusatkan perhatian pada sistem manajemen
1) Mesin, peralatan, dan bahan. kesehatan dan keselamatan kerja dengan
2) Lingkungan dan proses pekerjaan. menggunakan metode Hazard Identification
3) Sifat dan cara bekerja. and Risk Assesment (HIRA). Proses identifikasi
2. Penyebab Dasar (Basic causes) menggunakan HIRA ini adalah sebagai berikut:
a. Penyebab dasar (basic causes), terdiri 1. Identifikasi Bahaya
dari 4 faktor yaitu: 2. Risk Assessment (Analisa resiko)
1) Faktor manusia/personal (personal 3. Determine Controls (Menetapkan tindakan
factor). pengendalian)
2) Kurangnya kemampuan fisik, mental 4. Documentation Socialization and
dan psikologi. Implementing Controls (Pendokumentasian,

12
sosialisasi dan pelaksanaan tindakan b. Cause (Penyebab)
pengendalian). Adalah sesuatu yang kemungkinan
besar akan mengakibatkan
Mengelola resiko harus dilakukan secara penyimpangan.
komprehensif melalui pendekatan manajemen c. Consequence (Akibat/Konsekuensi)
resiko sebagaimana terlihat dalam Risk Akibat dari deviation yang terjadi yang
Management Standard AS/NZS 4360 yang harus diterima oleh sistem.
meliputi penentuan konteks, identifikasi resiko, d. Action (Tindakan)
analisa resiko, evaluasi resiko, pengendalian Tindakan dibagi menjadi dua kelompok
resiko, komunikasi, dan pemantauan dan yaitu tindakan yang mengurangi atau
tinjauan ulang. menghilangkan akibat (konsekuensi).
Menurut peraturan pemerintah No. 50 Sedangkan apa yang terlebih dahulu
Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3 diputuskan hal ini tidak selalu
pasal 2 yang membahas mengenai menyusun memungkinkan terutama ketika
kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berhadapan dengan kerusakan
pengusaha paling sedikit harus: peralatan. Namun, pada awalnya selalu
1. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang diusahakan untuk menyingkirkan
meliputi: penyebabnya dan hanya dibagian mana
a. Identifikasi potensi bahaya, penilaian perlu mengurangi konsekuensi.
dan pengendalian risiko; e. Severity
b. Perbandingan penerapan K3 dengan Merupakan tingkat keparahan yang
perusahaan dan sektor lain yang lebih diperkirakan dapat terjadi.
baik; f. Likelihood
c. Peninjauan sebab akibat kejadian Adalah kemungkinan terjadinya
yang membahayakan; konsekuensi dengan sistem pengaman
d. Kompensasi dan gangguan serta hasil yang ada.
penilaian sebelumnya yang berkaitan f. Risk
dengan keselamatan; dan Risk atau risiko merupakan kombinasi
e. Penilaian efisiensi dan efektivitas kemungkinan likelihood dan severity.
sumber daya yang disediakan.
2. Memperhatikan peningkatan kinerja Penelitian ini dilaksanakan di PT
manajemen K3 secara terus-menerus; dan Malindo Intitama Raya. Sedangkan waktu
3. Memperhatikan masukan dari dilaksanakannya penelitian adalah selama bulan
pekerja/buruh dan/atau serikat Maret 2013 – Desember 2013.
pekerja/serikat buruh. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Metode identifikasi bahaya yang dapat 1. Survei Pendahuluan
dilakukan yaitu metode proaktif dimana metode Langkah awal yang perlu dilakukan adalah
tersebut merupakan pencarian bahaya sebelum melakukan survei untuk mendapatkan
bahaya tersebut terjadi. Serta menggunakan gambaran dari kondisi sebenarnya obyek
metode reaktif dimana metode tersebut yang akan diteliti yakni, di area produksi
merupakan pencarian bahaya setelah bahaya pembuatan springbed pada PT. Malindo
tersebut terjadi. Terdapat teknik identifikasi Intitama Raya. Aktivitas yang dilakukan
bahaya pada metode proaktif yang akan dipakai dalam tahap ini adalah mengamati situasi
untuk mengidentifikasi bahaya yaitu: dan kondisi yang terjadi di perusahaan,
1. Hazards and Operability Study (Hazop) mengetahui gambaran mengenai kebijakan
Digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan serta melakukan wawancara
suatu proses atau unit operasi baik pada dengan pihak perusahaan mengenai masalah
tahap rancang bangunan, konstruksi, yang terjadi di perusahaan khususnya
operasi maupun modifikasi. Konsep yang permasalahan mengenai Keselamatan dan
dilakukan untuk menggunakan HAZOP Kesehatan Kerja di perusahaan.
adalah sebagai berikut: 2. Studi Literatur
a. Deviation (Penyimpangan) Studi Literatur digunakan untuk
Hal – hal apa saja yang berpotensi mempelajari teori dan ilmu pengetahuan
untuk menimbulkan risiko. yang relevan dengan permasalahan yang

13
akan diteliti. Sumber literatur diperoleh dari 8. Rekomendasi Perbaikan
buku cetak, jurnal ilmiah, maupun sumber Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai
tulisan lainya. perancangan perbaikan yang dapat
3. Identifikasi Masalah diterapkan pada titik-titik yang dapat
Identifikasi Masalah dilakukan dengan menimbulkan bahaya kerja di area produksi
tujuan untuk mencari titik-titik bahaya yang springbed PT. Malindo Intitama Raya untuk
dapat menyebabkan kecelakaan kerja pada meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja
area produksi springbed PT. Malindo 9. Kesimpulan
Intitama Raya. Pada tahap ini akan ditarik beberapa
4. Perumusan Masalah kesimpulan sebagai jawaban dari
Setelah mengidentifikasi permasalahan permasalahan yang diangkat dalam
dilanjutkan dengan merumuskan masalah penelitian. Berdasarkan hasil pengambilan
mengenai bahaya apa saja yang terdapat kesimpulan maka dapat diberikan beberapa
pada kondisi sebenarnya di lapangan. saran ataupun usulan–usulan perbaikan
5. Penentuan Tujuan Penelitian dalam upaya meningkatkan kinerja dan
Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan produktifitas perusahaan dan untuk
perumusan masalah yang telah dijabarkan melakukan penelitian lebih lanjut.
sebelumnya. Tujuan penelitian diperlukan
untuk dapat merencanakan langkah yang 3. Pengumpulan Data
dapat diambil pada penelitian sehingga Pengumpulan data merupakan proses
penelitian dapat lebih terfokus dan dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
dijalankan dengan lancar. penelitian baik data sekunder yang dimiliki
6. Pengumpulan dan Pengolahan Data PT. Malindo Intitama Raya maupun data
Langkah–langkah yang dilakukan pada primer berdasarkan pengamatan langsung dan
tahapan pengumpulan dan pengolahan data wawancara dengan pihak manajemen dan
adalah: karyawan bagian produksi.
a. Mengidentifikasi adanya hazard pada 1. Data primer diperoleh melalui observasi dan
area produksi springbed dari proses awal wawancara kepada semua karyawan yang
sampai dengan proses akhir dengan berjumlah 40 orang dan beberapa pihak
melihat adanya segala penyimpangan manajemen di area produksi springbed PT.
yang terjadi. Malindo Intitama Raya. Adapun data primer
b. Melakukan risk assessment terhadap yang dibutuhkan dalam penelitian ini
hazard yang teridentifikasi untuk melihat meliputi
hazard apa saja yang memiliki risiko a. Data temuan potensi bahaya (hazard) di
terbesar. area produksi springbed PT Malindo
c. Melakukan perangkingan terhadap Intitama Raya.
hazard dari hasil risk assessment dan b. Data kecelakaan tahun 2012
menentukan permasalahan mana yang 2. Data Sekunder
nantinya segera diperbaiki. Data sekunder didapatkan dari arsip-arsip
7. Analisis dan Pembahasan dan dokumen yang berhubungan dengan
Tahap analisis yang dilakukan adalah proses produksi pada perusahaan yang
dengan mendefinisikan sumber-sumber dan berupa data historis perusahaan selama
akar penyebab masalah dari setiap beberapa periode tertentu. Data yang
kecelakaan kerja yang terjadi maupun dibutuhkan adalah:
gangguan proses. Langkah–langkahnya a. Profil PT Malindo Intitama Raya.
adalah: b. Struktur organisasi PT Malindo Intitama
a. Melakukan analisis terhadap akar Raya.
penyebab kecelakaan dan gangguan Data kasus kecelakaan telah dijelaskan
proses yang terjadi. sebelumnya pada pendahuluan pada Tabel 1.
b. Melakukan analisis penilaian risiko dan Disamping itu juga terdapat data identifikasi
kontrol menggunakan OHS Risk potensi bahaya pada area kerja pembuatan
Assessment and Control sehingga springbed.
diperoleh rekomendasi perbaikan yang
sesuai dan dapat diterapkan di objek
penelitian.

14
4. Hasil dan Pembahasan dengan mewawancari semua pekerja mengenai
4.1 Analisa Hasil Proses Identifikasi kecelakaan apa saja yang pernah dialami
Sebelum mengidentifikasi potensi bahaya mereka selama bekerja di PT. Malindo Intitama
apa saja yang terdapat pada proses produksi Raya. Adapun temuan hazard serta penilaian
springbed maka perlu diketahui proses risiko pada area produksi springbed dapat
pembuatan springbed. Adapun alur pembuaan dilihat pada Tabel 2 yang mana penilaian
springbed adalah sebagai berikut: dilakukan berdasarkan tabel criteria likelihood
1. Rakit Per dan consequences serta matriks risiko pada
Pada tahap ini yang dilakukan adalah Tabel 3 dan Tabel 4.
membuat kawat lilit dengan menggunakan
mesin combaining, kemudian merangkai per Tabel 2. Temuan Hazard dan Penilaian Risiko
bulat dengan kawat lilit.

2. Rehab dan Finishing


Pada tahap ini yang dilakukan adalah
merangkai list rangka (dari kawat lonjoran)
dengan kawat pinggir. Kemudian
menggabungkan rangka per dengan divan
yang disebut tembak rangka.

3. Potong dan Jahit


Pada tahap ini yang dilakukan adalah
memotong busa dan kain quilting kemudian
menjahit keduanya dan member list. Pada
tahap ini dibagi menjadi 2 departemen yaitu
menjahit untuk divan dan menjahit untuk
sandaran.

4. Sandaran
Pada tahap ini yang dilakukan adalah
merangkai mika sandaran stereofoamdan
kain quilting dengan busa yang sudah dijahit
pada departemen potong dan jahit dengan
menggunakan straples, mesin tembak dan
lem latex. Kemudian pada bagian belakang
dilapisi kain wofen dan direkatkan dengan
straples dan mesin tembak.

5. Finish Divan
Pada tahap ini biasanya disebut assembling.
Urutan prosesnya adalah memberi tatanan
busa pada sudut divan yang sudah siap
dirangkai. Kemudian merangkai kain
quilting, busa, dan menyatukan semua
komponen kasur sehingga menjadi
springbed seutuhnya beserta dengan
sandarannya.

Data untuk penelitian ini diperoleh dengan


mencari sumber data primer. Data primer
didapatkan dengan cara observasi langsung
diarea produksi springbed PT. Malindo
Intitama Raya dengan mengamati dan
mendokumentasikan hazard yang telah
ditemukan dilapangan. Disamping itu juga

15
Sebelum melakukan perangkingan maka
perlu adanya criteria-kriteria tingkat keparahan
atau perangkingan resiko dengan
mempertimbangkan kriteria risiko yang ada di
PT. Malindo Intitama Raya yaitu sebagai
berikut:
1. Likelihood (L) adalah kemungkinan
terjadinya kecelakaan .
2. Severity atau consequences (C) adalah
tingkat keparahan cidera dan kehilangan hari
kerja

Tabel 3. Kriteria Likelihood

Sumber: UNSW Health and Safety, 2008


16
Tabel 4. Kriteria Consequences/Severity Tabel 5. Hazard berdasarkan Sumbernya
No Sumber Bahaya
1 Kondisi Lingkungan Kerja
2 Material Kerja
3 Sikap Pekerja
4 Pisau Pemotong
5 Lantai Basah
6 Panel Listrik

Dari Tabel 2. maka dapat diketahui bahwa


terdapat 39 sumber bahaya dengan risiko tinggi,
2 sumber bahaya dengan risiko ekstrim dan 7
sumber bahaya dengan risiko sedang. Dengan
demikian maka dapat ditunjukkan dengan
grafik presentasenya:
Sumber: UNSW Health and Safety, 2008
Risk Level
Setelah menentukan nilai likelihood dan
concequences dari masing-masing sumber 4% Risiko
15% Tinggi
bahaya, maka selanjutnya adalah mengalikan
Risiko
nilai likelihood dan concequences sehingga Sedang
akan diperoleh tingkat bahaya/risk level pada 81% Ekstrim
risk matrix yang nanti akan digunakan untuk
melakukan perangkingan terhadap sumber
bahaya yang akan dijadikan acuan untuk
melakukan rekomendasi perbaikan apa yang Gambar 2. Pie Chart Risk Level
baik sesuai dengan permasalahan yang ada.
. Setelah melakukan pengumpulan dan
Penilaian Risiko dilakukan menggunakan pengolahan data temuan bahaya yang dapat
Matriks Risiko seperti pada Gambar 1. terjadi atau berpotensi pada kecelakaan kerja di
area produksi springbed maka selanjutnya
adalah analisis dan pembahasan.Terdapat 34
temuan potensi bahaya diarea pembuatan kasur
springbed yang kemudian digolongkan menjadi
6 jenis sumber bahaya meliputi Kondisi
Lingkungan Kerja, Material Kerja, Sikap
Pekerja, Pisau Pemotong, Lantai Basah dan
Panel Listrik. Disamping itu juga telah
diketahui dari 34 temuan potensi bahaya
terdapat risiko bahaya dalam kategori Ekstrim,
Risiko Tinggi dan Risiko Sedang. Menurut
UNSW Health and Safety (2008), risiko-risiko
Gambar 1. Risk Matrix yang memiliki predikat “Ekstrim” pada
Sumber: UNSW Health and Safety, 2008 penilaian risiko harus mendapatkan prioritas
untuk segera dilakukan perbaikan. Akan tetapi
Telah ditemukan 34 temuan bahaya seperti disini semua Risiko bahaya kan diberikan
yang dapat dilihat pada Tabel 1, maka Hazard perbaikannya dan tidak berdasarkan prioritas.
dapat dikelompokkan menjadi beberapa Untuk mempermudah dalam analisis dan
kelompok berdasarkan sumber bahayanya pembahasan data ini maka akan digunakan
seperti pada Tabel 5. Hazop Worksheet untuk menjabarkan lebih
detail mengenai penyimpangan-penyimpangan
yang mungkin terjadi serta melakukan analisis
penyebab dari penyimpangan tersebut yang
kemudian akan diketahui tindakan apa yang
baik dan cocok untuk mengatasi
17
penyimpangan-penyimpangan yang dapat 2. Material Kerja
menimbulkan kecelakaan ini. Perancangan Risiko bahaya selanjutnya adalah
rekomendasi atau usulan perbaikan dilakukan sumber bahaya dari material kerja.
berdasarkan hazard yang terjadi. Disini penulis Material kerja yang banyak berserakan
menganalisis dan memberikan rancangan dijalan atau lantai produksi sangat
perbaikan untuk semua sumber bahaya yang mengganggu jalannya proses produksi.
ada. Ini bertujuan agar semua permasalahan Selain itu juga banyak material yang
dari sumber bahaya yang ada didapatkan menumpuk berlebihan dan tidak tertata
solusinya. Dengan adanya usulan perbaikan dengan rapid an teratur. Hal ini disebabkan
yang akan diberikan nanti perusahaan dapat antara lain oleh kurangnya pemantauan
mengurangi tingkat kecelakaan dan mencegah dari pihak manajemen terhadap kondisi
adanya kecelakaan yang serupa lagi dengan lingkungan kerja. Tidak adanya prosedur
sebelumnya. Berikut merupakan analisis yang baik untuk mengatur mengenai
kejadian dari sumber bahaya dan usulan penataan dan peletakan material dengan
perbaikan yang akan diberikan: baik juga sangat berpengaruh terjadinya
1. Sikap Pekerja pelanggaran sehingga dilingkungan kerja
Pekerja sering kali bertindak tidak yang dapat mengakibatkan potensi
aman yang membahayakan keselamatan kecelakaan kerja akibat kondisi material
mereka kemudian juga pekerja tidak yang tidak teratur dan baik dalam
memakai APD (Safety helmet, Safety penataannya. Untuk lebih jelasnya dapat
goggles, Safety gloves, Masker, Ear plug, dilihat pada gambar RCA dibawah ini
Safety shoes,) dalam melakukan pekerjaan mengenai penyebab dari kecelakaan yang
maupun memasuki area kerja. Selain pekerja diakibatkan oleh material kerja yang
tidak memakai Alat Pelindung Diri juga banyak berserakan dan penataan yang
kondisi yang ada pada lingkungan kerja tidak beraturan pada lantai produksi.
yang tidak aman untuk melakukan Material Kerja
pekerjaan. Alat Pelindung Diri (APD)
adalah suatu alat yang mempunyai Kurangnya kesadaran
pekerja terhadap
kemampuan untuk melindungi seseorang kerapian lingkungan
Penataan material kerja
yang tidak teratur
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau kerja

seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat Tidak adanya


pengawasan rutin
kerja (Kemnakertrans RI, 2012). Dari mengenai peletakan
Tidak adanya prosedur
penataan yang baik
material yang
penjelasan diatas maka dapat dibuat Root sembarangan
Cause Analysis (RCA) untuk mempermudah
dalam perancangan perbaikannya. Berikut Tidak adanya prosedur
pemindahan material yang
adalah gambar dari Root Cause Analysis dari sudah tidak digunakan

sumber bahaya yang pertama yaitu Sikap


Pekerja: Gambar 4. RCA Sumber Bahaya Material Kerja

Sikap Pekerja 3. Kondisi Lingkungan Kerja


Ada beberapa jenis penyimpangan
yang terjadi dalam kategori kondisi
Kurang
disiplinnya
Rendahnya
Kesadaran Pekerja
Pekerja
bertindak tidak
lingkungan kerja yang membahayakan
terhadap
Sikap Pekerja
keselamatan kerja
aman karena akan timbul kecelakaan bagi para
pekerja. Kondisi lingkungan kerja yang
Tidak tegasnya
Kurangnya
pengetahuan
Tidak adanya
peraturan bekerja
membahayakan ini antara lain adalah
pihak manajemen
terhadap peraturan
tentang
Keselamatan Kerja
dengan baik kondisi pada kayu penyangga samping
pada area bahan baku sudah rusak
Tidak ada
Aturan tertulis Tidak adanya
kemudian rak penyimpanan tumpukan
yang
diberlakukan
pelatihan K3
material sudah tidak layak pakai akibat
kapasitas tumpukan yang lebih besar dari
Gambar 3. RCA Sumber Bahaya Sikap Pekerja kapasitas tampung rak, kondisi tangga
yang tidak memiliki hand rail dan
memiliki sudut kemiringan yang kurang
aman, pencahayaan yang tidak merata ke

18
setiap sudut ruang produksi dan yang terlepasnya pisau pemotong dari tempatnya
terakhir adalah area produksi yang berada adalah karena kurangnya inspeksi berkala
pada lantai 2 hanya terbuat dari kayu untuk mengecek apakah kondisi pisau
triplek yang tipis tanpa penyangga benar-benar sudah baik dan tepat pada
samping maupun depan padahal pekerjaan tempatnya atau belum. Tanggung jawab
yang dilakukan cukup berat dan jika terhadap pengecekan ini masih sangat
terjatuh dari ketinggian dapat berisiko rendah karena tidak adanya jobdesk yang
tinggi terhadap kesehatan para pekerjanya. jelas dari pihak manajemen untuk
Kondisi lingkungan yang seperti ini dilakukannya maintenance terhadap mesin
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya foaming. Pihak manajemen masih
adalah kurangnya inspeksi dari pihak mengambil alih semua kuputusan baik
manajemen terhadap kondisi kerja yang keputusan dalam masalah yang besar
baik dan aman. Kurangnya pengetahuan maupun kecil. Oleh sebab itu para pekerja
mengenai bahaya kerja juga sangat juga kurang memperhatikan pentingnya
berpengaruh terjadinya kecelakaan kerja dilakukan pengecekan terhadap pisau
meski mungkin hanya dianggap hal ini pemotong karena tidak ada aturan yang
aman dan biasa saja tapi menurut UU tegas dan tugas yang jelas dari pihak
Ketenagakerjaan hal-hal yang tidak aman manajemen. Pekerja akan melakukan
dalam bekerja harus segera diberikan tindakan jika sudah terjadi kecelakaan
solusinya. Berikut merupakan gambar kerja akibat terlemparnya pisau pemotong
RCA dari penyebab kecelakaan yang keluar dari tempatnya. Berikut merupakan
disebabkan oleh kondisi lingkuna kerja gambar dari RCA sumber bahaya yang
yang tidak aman: terjadi akibat pisau pemotong busa yang
keluar dari tempatnya:
Kondisi Lingkungan
Kerja yang Tidak aman

Pisau Pemotong

Tidak adanya hand rail Penyangga samping area


pada tangga untuk bahan baku yang sudah
pegangan ketika menaikkan rusak
material ke atas

Dirasa penggunaan hand Penyangga sudah tidak Pemasangan


Pemasangan
mampu menyangga pisau yang sudah
rail tidak maksimal pisau tidak rekat
rekat

Material yang
dipindahkan ke lantai Tumpukan bahan baku Kurangnya
pengecekan waktunya
atas terlalu besar terlalu banyak dan besar Kurangnya pengecekan
penggantian pisau
saat pemasangan

Gambar 5. RCA Sumber Bahaya Kondisi Tidak adanya jadwal


Pemasangan dilakukan oleh pengecekan secara
Lingkungan Kerja operator bukan maintanance rutin

4. Pisau Pemotong
Gambar 6. RCA Sumber Bahaya PIsau Pemotong
Sumber bahaya yang selanjutnya
adalah pada pisau pemotong busa. Pada
5. Lantai Basah
pisau pemotong busa memiliki dua bagian
Penyebab adanya kecelakaan kerja
yaitu pisau pemotong bagian horizontal
selanjutnya adalah terpelesetnya pekerja
dan pisau pemotong bagian vertikal.
akibat kondisi lantai produksi yang basah.
Beberapa kasus pernah terjadi kecelakaan
Genangan air pada area pembuatan busa
akibat pisau pemotong ini yaitu pisau
yang tercampur dengan oli serta bahan
pemotong terlempar keluar dari ruangnya.
baku kimia lainnya dapat membahayakan
Ini disebabkan karena tidak rapatnya
pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
pengait pisau dengan badan mesin
Pekerja dapat terpeleset dan terjatuh pada
pemotong sehingga pisau telepas dan
area pembuatan busa ini. Hal ini
terlempar keluar. Akibat dari terlemparnya
disebabkan karena kurang adanya
pisau keluar dari tempatnya adalah
kesadaran dari pekerja tentang kebersihan
terlukainya anggota tubuh dari pekerja
lingkungan. Ketika peralatan kerja telah
yang saat itu berada pada dekat mesin
selesai dilakukan sebaiknya dikondisikan
pemotong busa. Selain karena tidak
seperti semula agar tidak terjadi bahaya
rapatnya pengait pisau penyebab
kerja. Pengawasan terhadap kondisi seperti

19
ini juga masih sangat kurang. Ini 5. Kesimpulan
desebabkan karena aturan yang Kesimpulan yang dapat diambil dari
diberlakukan kurang tegas maka dari itu penelitian ini adalah:
masih sering terjadi pelanggaran yang 1. Titik-titik bahaya kecelakaan kerja yang
dilakukan yang dapat membahayan diri dapat terjadi pada area pembuatan springbed
mereka sendiri. Berikut merupakan gambar berasal dari sumber bahaya telah
dari RCA dari sumber bahaya yang digolongkan menjadi 6 sumber bahaya
disebabkan oleh lantai basah dan licin: meliputi: Sikap Pekerja, Material Kerja,
Kondisi Lingkungan Kerja, Pisau Pemotong,
Kondisi lantai basah
Lantai Basah dan Panel Listrik,.
2. Risiko bahaya yang ditimbulkan pada area
produksi springbed antara lain adalah risiko
Kurangnya kesadaran dari
pekerja terhadap kebersihan
Tidak tersedianya saluran Ektrim, risiko tinggi dan risiko sedang
pembuangan air
lingkungan dengan nilai dari matriks risiko dapat
diketahui bahwa risiko bahaya ekstrim
Gambar 7. RCA Sumber Bahaya Lantai Basah sebesar 4% terjadi pada material kerja yang
penataannya kurang rapi, risiko tinggi
6. Panel Listrik sebesar 81% terjadi pada kondisi lingkungan
Panel listrik yang sering kali terbuka kerja yang tidak aman, sikap pekerja, pisau
dan tidak ditutup kembali menjadi salah pemotong, lantai basah dan risiko sedang
satu penyebab risiko bahaya kecelakaan sebesar 15% terjadi pada panel listrik.
kerja. Jika ini terus menerus terjadi tanpa 3. Rekomendasi yang diberikan kepada
adanya pengawasan yang baik maka dapat perusahan berdasarkan sumber bahaya yang
terjadi hubungan arus pendek dalam lantai ada antara lain:
produksi yang mengakibatkan a. Berdasarkan sumber bahaya dari Sikap
terganggunya proses produksi. Disamping Pekerja adalah:
itu benda asing juga dapat masuk ke dalam 1) Pembuatan Standar Operating
panel listrik yang terbuka sehingga dapat Procedure (SOP) Penggunaan Alat
menyebabkan korsleting atau gangguan Pelindung Diri dan disiplin sikap
pada listrik. Perhatian khusus terhadap dalam bekerja.
sumber bahaya yang satu ini sangat perlu 2) Pembuatan Visual Display
dilakukan agar dapat mencegah adanya penggunaan Alat Pelindung Diri
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja diarea kerja untuk para pekerja agar
karena tersengat aliran listrik. Siapapun mengerti APD mana yang harus
bertanggung jawab atas hal ini karena ini digunakan sebelum melakukan
menyangkut keselamatan kerja. Berikut aktivitas kerja.
akan dijabarkan pada gambar RCA sumber 3) Pembuatan Standar Operating
bahaya dari panel listrik yang terbuka. Procedure (SOP) Pelatihan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Panel Listrik yang (K3) tentang penggunaan Alat
terbuka
Pelindung Diri (APD).
4) Pembuatan Contoh Jadwal Pelatihan
Tutup panel
berbentuk sliding
Operator lupa menutup
kembali tutup panel
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) tentang penggunaan Alat
Peindung Diri dalam kurun waktu
Gambar 8. RCA Sumber Bahaya Panel Listrik satu tahun kedepan.
5) Pembuatan Lembar Kontrol
Berdasarkan Root Cause Analysis (RCA) Pelanggaran penggunaan Alat
dari sumber bahaya yang ada maka dapat Pelindung Diri (APD) untuk para
dijelaskan secara ringkas dan dapat diketahui pekerja yang melakukan pelanggaran.
perbaikan apa yang sesuai dengan b. Berdasarkan sumber bahaya material
permasalahan yang ada. Penjelasana ini dapat kerja maka perlu dilakukannya prosedur
dilihat pada Hazop Worksheet (Tabel 6 pada pemindahan dan penataan material yang
Lampiran 1. menumpuk secara berlebihan agar
meminimalisasi terjadinya

20
ketidakteraturan penempatan material DAFTAR PUSTAKA
kerja. Anonim. UNSW Health and Safety. (2008).
c. Berdasarkan sumber bahaya Kondisi Risk Management Program. Canberra:
Lingkungan Kerja maka perlu dilakukan University of New South Wales.
pengecekan secara rutin terhadap kondisi http://www.ohs.unsw.edu.au/ohs-
peralatan maupun kondisi gedung, riskmanagement (diakses pada 20 Oktober
melakukan penataan dan perbaikan ulang 2013)
kondisi lingkungan kerja yang lebih
aman sehingga dapat mencegah Ashfal, Ray. (1999). Industrial Safety and
terjadinya bahaya yang ditimbulkan. Health Management. Fourth Edition. New
d. Berdasarkan sumber bahaya Pisau Jersey: Prentice Hall, Inc.
Pemotong maka perlu adanya inspeksi
rutin untuk memastikan apakah pisau Helmidadang. (2012). HIRA (Hazard
pemotong sudah terpasang dengan rekat Identification and Risk Assessment).
dan pisau pemotong masih dapat http://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/
digunakan atau sudah waktunya hira-hazard-identification-and-risk-assessment-
dilakukan penggantian pisau. and-sample-of-hira/. (diakses pada 15 Mei
Pemasangan pisau juga sebaiknya 2013)
dilakukan oleh pihak maintenance bukan
para operator kerja sendiri. Hutaganol, Felix. (2012). Penyebab
e. Berdasarkan sumber bahaya Lantai Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat
Basah maka diberikan saran perbaikan Kerja. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
untuk para pekerja agar selalu menjaga http://tuloe.wordpress.com.com/2010/02/20
kebersihan lingkungan kerja dan segera /penyebab-kecelakaan-kerja. (diakses pada
membersihkan peralatan kerja ketika
19 Mei 2013)
pekerjaan sudah selesai dilakukan.
Disamping itu juga perlu adanya
pembuatan parit kecil atau saluran Ramli, Soehatman. (2010). Sistem Manajemen
pembuangan air sehingga air yang Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
menggenang dapat langsung dialirkan 18001. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
keluar melalui saluran yang akan dibuat.
f. Berdasarkan sumber bahaya Panel Listrik Setiawan, Wisnu. Departemen Tenaga Kerja
maka dapat dilakukan pembuatan dan Transmigrasi R.I. Himpunan Peraturan
peringatan yang ditempel pada tutup Perundang-Undagan Keselamatan Dan
panel agar pekerja selalu membaca dan Kesehatan Kerja. (2010). Jakarta: Direktorat
ingat jika harus menutup panel yang Pengawasan Norma Kesehatan Dan
terbuka. Kemudian juga perbaikan dapat Keselamatan Kerja Dirjen Pembinaan
dilakukan dengan cara penggantian tutup Pengawasan Ketenagakerjaan.
panel yang berbentuk vertikal sehingga
ketika selesai menggunakan panel maka Tri, S. (2012). Angka Kecelakaan Kerja Lima
tutup dengan otomatis akan menutup Tahun Terakhir Cebderung Naik. Jakarta: Pos
dengan sendirinya. Kota News

21
Lampiran 1.

Tabel 6. Rencana Perbaikan Yang Diberikan Berdasarkan Sumber Bahaya


Sumber
No Deviation Cause Consequences Action
Hazard
1 Sikap 1. Pekerja bertindak 1. Kurang 1. Kepala terbentur 1. Membuat visual
Pekerja tidak aman disiplinnya sikap 2. Anggota tubuh display untuk
2. Pekerja tidak pekerja terluka mengingatkan
menggunakan 2. Rendahnya 3. Terjepit agar selalu
APD kesadaran dan 4. Tertembak menggunakan
- Safety helmet pengetahuan akan penembak APD
- Safety goggles keselamatan kerja rangka 2. Membuat prosedur
- Safety gloves 3. Kurangnya sikap 5. Tertusuk kawat kerja yang baik
- Masker tegas dari pihak besi 3. Melakukan
- Safety shoes manajemen 6. Gangguan pelatihan K3
4. Penyediaan APD pernafasan kepada para
yang sangat 7. Gangguan mata pekerja
minim sekali pedih 4. Menyediakan
8. Terjatuh dari APD dengan
ketinggian cukup
9. Tertimpa rangka
divan
10. Cacat anggota
tubuh
11. Terkena bahan
kimia
2 Material Kerja 1. Tumpukan bahan 1. Kuranngnya 1. Tersandung 1. Membuat prosedur
baku yang pemantauan material yang alat yang baik dan
overload terhadap berserakan teratur
2. Penataan bahan penempatan 2. Kejatuhan 2. Melakukan
baku yang tidak bahan baku material kerja inspeksi rutin
teratur 2. Kurangnya yang tidak teratur 3. Melakukan
3. Material kerja pengaturan 3. Tertimpa rangka pengaturan
berserakan prosedur yang divan maupun penempatan
dijalan baik sandaran rangka divan dan
4. Peletakan rangka 3. Kurangnya 4. Tersandung rangka sandaran
divan sembarang perhatian tumpukan rangka dengan baik
dapat terhadap sandaran 4. Melakukan
mengganggu pengaturan pemindahan
aktivitas rangka dengan material kerja
produksi teratur yang berlebihan
5. Penempatan sehingga tidak
rangka sandaran terjadi
yang tidak penumpukan
beraturan

3 Kondisi 1. Kayu penyangga 1. Kurangnya 1. Terjatuh dari 1. Melakukan


Lingkungan samping pada inspeksi dari ketinggian inspeksi berkala
Kerja bahan baku sudah pihak manajemen 2. Kejatuhan untuk mengecek
rusak 2. Kurangnya material kerja peralatan yang
2. Rak penyimpan perhatian yang sudah rusak
tumpukan terhadap kondisi bertumpukan 2. Memperbaiki
material sudah lingkungan kerja tidak teratur kondisi
rusak yang baik 3. Kejatuhan lingkungan yang
3. Area kerja gulungan- tidak aman
berlantai 2 dan gulungan kain 3. Melakukan
hanya terbuat dari dari tempat perancangan
kayu yang tipis penyimpanan peralatan kerja
4. Tidak adanya 4. Tertusuk paku yang sesuai
hand rail untuk 5. Kurang fokus dengan K3

22
Sumber
No Deviation Cause Consequences Action
Hazard
semua tangga dalam bekerja 4. Memasang
yang ada penerangan yang
5. Tangga hanya seimbang untuk
digantung dengan semua area kerja
tali
6. Panjatan tangga
kurang lebar dan
sempit
7. Pencahayaan
diarea kerja
tertentu kurang

4 Pisau Pemotong 1. Pemasangan pisau 1. Kurangnya 1. Tergores pisau 1. Membuat prosedur


pemotong yang pengecekan saat pemotong yang pengecekan pisau
tidak rapat pemasangan pisau terlempar keluar pemotong sebelum
2. Kurangnya mesin dinyalakan
inspeksi
penggantian pisau
pemotong

5 Lantai Basah 1. Terdapat 1. Setelah melakukan 1. Terpeleset 1. Segera


genangan air proses foaming genangan air mengeringkan
dilantai produksi lantai yang basah yang bercampur lantai yang basah
tidak segera dengan oli
dibersihkan 2. Membuat saluran
pembuangan air
yang menggenang

6 Panel Listrik 1. Tutup panel listrik 1. Kurangnya 1. Hubungan arus 1. Mengganti tutup
tidak ditutup inspeksi pendek panel dengan
kembali 2. Benda asing bentuk tutup buka
dapat masuk vertical
3. Tersengat aliran 2. Menempelkan
listrik tanda peringatan
untuk segera
menutup kembali
panel yang
terbuka pada
bagian tutup panel

23

Anda mungkin juga menyukai