Anda di halaman 1dari 11

Fungsi Kontinu

Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, kadang-kadang nilai lim f ( x ) sama
xc

dengan f (c ) , kadang pula tidak sama. Pada kenyataannya, meskipun f (c ) tidak

terdefinisikan akan tetapi lim f ( x ) mungkin ada. Apabila lim f ( x ) = f (c ) maka


xc xc

dikatakan fungsi f kontinu di c.

Definisi 3.7.1 Fungsi f dikatakan kontinu di a D f jika lim f ( x)  f (a).


x a

Definisi 3.7.1 di atas secara implisit mensyaratkan tiga hal agar fungsi f kontinu di a,
yaitu:
(i). f(a) ada atau terdefinisikan,
(ii). lim f  x  ada, dan
x a

(iii). lim f x f a 


x a

Secara grafik, fungsi f kontinu di x  a jika grafik fungsi f pada suatu interval yang
memuat a tidak terpotong di titik (a, f (a)) . Jika fungsi f tidak kontinu di a maka dikatakan f
diskontinu di a. Pada Gambar, f kontinu di x1 dan di setiap titik di dalam (a, b) kecuali di
titik-titik x2, x3, dan x4. Fungsi f diskontinu di x2 karena lim f ( x) tidak ada, diskontinu di x3
x x2

karena nilai lim f ( x) tidak sama dengan nilai fungsi di x3 (meskipun keduanya ada), dan
x x3

diskontinu di x4 karena nilai fungsi di titik ini tidak ada.

y  f x 




a x1 x2 x3 x4 b

Gambar 3.7.1
Fungsi f dikatakan kontinu pada interval I jika f kontinu di setiap titik anggota I.

Contoh 3.7.2

x 2 1
(a). Fungsi f dengan rumus f  x   diskontinu di x = 1 karena f (1) tidak terdefinisi.
x 1
(b). Fungsi Heavyside H yang didefinisikan oleh

 0 jika x  0
H x   
1 jika x  0
diskontinu di x = 0 sebab lim H x  tidak ada.
x 0

(c). Fungsi g dengan definisi:


 x2  4
 jika x  2
x2
g x   

 1 jika x  2

x2  4
diskontinu di x = 2 sebab g(2) = 3 sedangkan lim g x   lim  lim x  2  4 .
x 2 x2 x  2 x2

Namun demikian fungsi g kontinu di x = 1 sebab lim g x   3  g 1 .█


x 1

Berikut sifat-sifat dasar fungsi kontinu.

Teorema 3.7.3 Jika fungsi f dan g kontinu di a, dan k sebarang konstanta real, maka f+g,

kontinu di a asalkan g a   0 .
f
f – g, kf, dan fg kontinu di a. Demikian pula,
g

Seperti halnya pada hitung limit, dalam kekontinuan juga dikenal istilah kontinu satu
sisi. Hal itu diberikan pada definisi berikut ini.

Definisi 3.7.4 (i). Fungsi f dikatakan kontinu dari kiri di a jika lim  f a  .
x a 

(ii). Fungsi f dikatakan kontinu dari kanan di c jika lim f  x   f c .


x c
Contoh 3.7.5 Diberikan f x   1 x . Selidikilah kekontinuan fungsi f.
2

Penyelesaian:
Jelas f tidak kontinu pada   , 1 dan pada 1 ,  sebab f tidak terdefinisi pada interval
tersebut. Untuk nilai-nilai a dengan –1 < a <1 diperoleh:

lim f x   lim
x a xa
1 x 2 
xa
 
lim 1  x 2  1  a 2  f a 

Jadi, f kontinu pada (1, 1). Dengan perhitungan serupa didapatkan:


lim f x   0  f  1 dan lim f x   0  f 1
x  1  x 1

sehingga f kontinu dari kanan di x = 1 dan kontinu dari kiri di x = 1. Jadi, f kontinu pada
 1,1.█

INTEGRAL
I. Pendahuluan
Pokok bahasan
 Poligon Dalam
 Poligon Luar
 Jumlah Riemann

Tujuan
 Mengetahui luas daerah di bawah kurva menurut poligon-poligon dalam.
 Mengetahui luas daerah di bawah kurva menurut poligon-poligon luar.
 Mengetahui definisi dari integral tentu

II. Landasan Teori

Definisi:
catatan : definite integral sering disebut sebagai Integral Riemann.

Untuk menentukan nilai definite integral secara langsung dengan definisi di atas maka
kita harus menggunkan jumlah Riemann (jumlah Riemann akan dijelaskan dalam contoh).
Hal ini kurang efisien, terkadang dalam perhitungannya menemui kesalahan. Oleh karena itu,
nilai definite integral ditentukan dengan menggunakan teorema dasar integral kalkulus
berikut ini :

Sifat- Sifat Umum Definite Integral :


Misalkan f(x) dan g(x) merupakan fungsi-fungsi kontinu dalam interval tertutup
[a,b], maka definite integral memenuhi sifat-sifat umum sebagai berikut :
Menentukan Luas dengan Proses Limit
 Luasan Di Bawah Suatu Kurva
Bila digambarkan suatu persegi panjang pada suatu koordinat cartesius,luas persegi
panjang tersebut dengan mudah dapat dicari. Perhatikan gambar 5.1 Luas persegi
panjang adalah A=f(x)∆x.

Gambar 5.1
Bila jumlah persegi panjang kita perbanyak menjadi 4 dengan lebar yang sama namun
tinggi f(x)-nya berbeda-beda maka keadaannya akan terlihat seperti gambar 5.2.

Gambar 5.2

Luas keseluruhan persegi panjang adalah :


A=A1+A2+A3+A4=f1(X) Δx + f2(x) Δx +f3(x) Δx +f4(x) Δx
4
A   fi( x) Δx
i 1

Jika jumlah persegi panjangnya kita perbanyak lagi menjadi 10 dengan tinggi f(x)-nya
yang berbeda-beda dan dengan Δx –nya kita perkecil. Hasilnya akan menjadi seperti
ditunjukkan pada gambar 5.3.
Gambar 5.3
Luas totalnya dirumuskan sebagai :
10
A   fi( x)x
i 1

Jika jumlah persegi panjangnya kita perbanyak lagi menjadi 100 dengan tinggi f(x)-nya yang
berbeda-beda dan dengan Δx –nya kita perkecil lagi. Hasilnya akan menjadi seperti
ditunjukkan pada gambar 5.4.

Gambar 5.4
Pada gambar 5.1 sampai gambar 5.4 secara tidak disadari kita telah membuat tinggi persegi
panjang berubah memenuhi keteraturan mendekati pola persamaan :

f x    1 . Bila jumlah persegi panjang kita tambah lagi menjadi n   , dan seiring
2
x
dengan itu membuat x  0 , maka tinggi f(x) untuk setiap Δx berubah secara kontinu

f x    1 . Sehingga luas keseluruhan persegi panjangnya


2
mengikuti persamaan : x
dinyatakan sebagai :
x  1x
 
A  lim it  fnx x  lim 
2

x 0 n 1 x o n 1


Jika kita membuat Δx mendekati 0, maka penulisan lim  berubah menjadi ∫dan Δx
x o n 1

berubah menjadi dx. Sehingga selengkapnya ditulis menjadi :

A   f x dx   x  1dx
2

Karena batas-batas pembuatan persegi panjang tadi kita sebar dari 0 sampai 1, maka batas-
1
batas tersebut kita letakkan pada tanda ∫dan ditulis seperti :  . Tanda ∫ disebut sebagai
0

integral atau lambang integral. Bila integralnya tidak dibatasi, maka integral itu disebut

integral taktenu. Bila kita memberikan batasannya, seperti contoh di ∫10∫

atas di mana batas-batas integralnya adalah dari 0 sampai 1, maka tanda integralnya ditulis

sebagai ∫dan disebut sebagai integral tentu. 10

Fungsi f(x) pada contoh di atas adalah fungsi satu variable bebas, yaitu : variable x. Jika
fungsi yang diintegralkan adalah fungsi satu variable bebas maka hasilnya adalah merupakan
luasan (A) yang dibatasi oleh fungsi tersebut dengan sumbu-x. Maka untuk mencari suatu
luasan yang berada di bawah kurva suatu fungsi dapat dilakukan dengan cara integral.s
Misalkan kurva y = f(x) kontinu dalam interval a < x < b. Luas daerah yang dibatasi
oleh kurva y = f(x), sumbu x, dan garis-garis x = a dan x = b, dapat ditentukan dengan
menggunakan proses limit sebagai berikut :

(1) Mula-mula interval [a,b] dibagi menjadi n buah sub-interval (panjang tiap sub
interval tidak perlu sama) dengan cara menyisipkan (n-1) buah titik. Misalkan titik-titik
itu adalah 1, 2 ,  3 ... n 1 Ditetapkan pula bahwa a   0 dan b   n , sehingga

a   0  1   3 ...   n  b . Dengan demikian, panjang setiap sub-0 1 2 ninterval adalah

x1  1   0 , x2   2  1 ,............, xi   i   i 1 ,.............., xn   n   n1 . Dalam setiap

sub-interval xi   i   i 1 , kita tentukan titik dengan absis xi dan koordinatnya f ( xi ) .

Kemudian dibuat persegi panjang - persegi panjang dengan lebar xi dan tinggi f ( xi ) ,
seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Perhatikan bahwa banyaknya persegi
panjang yang dibuat dengan cara seperti itu ada n buah, dan luas masing-masing persegi
panjang itu adalah:
(2) Luas daerah L didekati dengan jumlah semua luas persegi panjang tadi,
Jadi, L  f ( x1 )x1  f ( x2 )x2  f ( x3 )x3  .....  f ( xn )xn

Dengan menggunakan notasi sigma   bagian ruas kanan dari bentuk di atas dapat
dituliskan menjadi :
n
L   f ( xi )  xi
i 1

Untuk menunjukkan bahwa penjumlahan tersebut mencakup ujung-ujung interval a dan b,


maka hubungan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
x b
L   f ( x)  x
xa

n
Bentuk penjumlahan L   f ( xi )  xi disebut sebagai jumlah Reimann.
i 1

(3) Luas daerah L yang sebenarnya diperoleh dengan mengambil nilai n yang
Cukup besar (n6) . Ini berarti baha nilai x menjadi kecil sekali (x60) . Dengan
demikian, luas daerah L ditentukan dengan :
n x b
L  lim  f ( xi )  xi atau L  lim  f ( x)  x
n  i 1 x 60 x  a

Untuk menyederhanakan cara penulisan, bentuk-bentuk limit di atas dapat dituliskan


menjadi :
n x b b

lim  f ( xi )  xi  lim  f ( x)x   f ( x)dx


n i 1 x 60 x  a a

Jadi, luas daerah L ditentukan oleh rumus :


b
L   f ( x)dx
a

 Menentukan Luas Daerah Antara Dua Kurva


Misalkan dua kurva masing-masing dengan persamaan y = f(x) dan y = g(x),
merupakan kurva-kurva yang kontinu dan f(x) > g(x) dalam interval a < x < b. Daerah yang
dibatasi oleh kurva y = f(x), kurva y = g(x), garis x = a dan garis x = b diperlihatkan pada
gambar di bawah. Kita dapat menentukan luas daerah yang
diarsir (ABCD) dengan cara sebagai berikut :

Luas ABCD = Luas EFCD – Luas EFBA

b b
=  f ( x)dx   g ( x)dx
a a
b
=   f ( x)  g ( x)dx
a

Jadi, luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x) dan y = g(x), garis x = a dan garis x = b,
ditentukan dengan rumus :

b
L    f ( x)  g ( x)dx
a
Dengan catatan bahwa f(x) > g(x) dalam interval a < x < b

Anda mungkin juga menyukai