Anda di halaman 1dari 79

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 1

SEDIAAN PADAT

TRY OUT 1
84 Suatu industry farmasi mengembangkan a. Bahan pengisi Kecepatan disolusi zat aktif dari sediaan tablet dapat
sediaan tablet amoxicillin 500mg. hasil b. Bahan Pelican dipengaruhi oleh bahan pengisi tablet yang digunakan.
pengujian sifat alir menunjukkan tablet c. Bahan pengikat Pemakaian amilum sebagai bahan pengisi dengan
hancur selama 14 menit dan laju disolusi d. Bahan Pewarna konsentrasi 5-20% diketahui dapat meningkatkan kecepatan
tablet masih mendekati batas bawah e. Bahan penghancur disolusi zat aktif karena adanya amilum berfungsi juga
spesifikasi yang ditentukan. Jika sebagai disintegran. Bila waktu hancur lebih cepat dapat
diharapkan kecepatan disolusi juga meningkat. Underwood
dilakukan reformulasi tablet tersebut,
dan Cadwallader meneliti kemampuan beberapa jenis
apakah bahan tambahan yang harus amilum dalam meningkatkan disolusi zat aktif dari sediaan
ditingkatkan konsentrasinya ? tablet, dan hasilnya adalah kemampuan meningkatkan
disolusi pada amilum kentang >amilum jagung>amilum
garut (ararut)> amilum beras , bila pengujian disolusi
menggunakan pengaduk tipe ‘stirring’. Sedangkan bila
digunakan pengaduk tipe ‘oscillating’ maka kemampuan
meningkatkan kecepatan disolusi pada amilum
jagung>amilum beras>amilum garut>amilum kentang.

Sumber : Liquisolid technique as a tool for enhancement of


poorly water-soluble drugs and evaluation of their
physicochemical properties.
85 Seorang apoteker di suatu industri a. Akurasi  Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat
farmasi sedang melakukan b. Presisi kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang
pengembangan metode analisis untuk c. Linearitas sebenarnya.
identifikasi vitamin B6 dalam tablet B d. Spesifisitas  Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kompleks menggunakan instrumen e. Limit deteksi kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui
KCKT. Validasi metode analisa vitamin penyebaran hasil individual dan rata-rata jika prosedur
B6 tersebut harus dilakukan untuk diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang
diambil dari campuran yang homogen.
menjamin kesesuaian metode. Apakah
 Linearitas adalah kemampuan metode analisisuntuk
parameter validasi yang harus dipastikan
memberikan respon proporsional terhadap konsentrasi
agar yang terukur hanya vitamin B6 saja?
analit dalam suatu sampel.
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 2
SEDIAAN PADAT

 Spesifisitas adalah kemampuan suatu metode analisa


untuk membedakan senyawa yang diuji dengan
derivat atau metabolitnya.
 Limit deteksi adalah jumlah analit terkecil yang masih
bisa dideteksi namun tidak perlu dapat terukur.
(Riyanto, 2014, Validasi dan Verifikasi Metode Uji.,
deepublish, Yogyakarta).
92 Suatu industri farmasi akan membuat A. 1 mg
tablet glimepirid 4 mg dengan bobot B. 5 mg
tablet sebesar 200 mg. Hasil Jumlah sodium starch glycolate dalam tiap tablet =
C. 10 mg 5
pengembangan formulasi menunjukkan
D. 15 mg 100𝑥 200 𝑚𝑔 = 10 𝑚𝑔
konsentrasi optimum sodium starch
glycolate dalam formula tiap tablet E. 20 mg
adalah 5%. Berapakah jumlah sodium
starch glycolate dalam tiap tablet
tersebut?

94 Seorang pasien, laki-laki dewasa a. Netralisasi Pada proses pelarutan effervescent terjadi reaksi antara
menerima multivitamin dari apoteker b. Reduksi senyawa asam dan senyawa karbonat untuk menghasilkan
dalam bentuk tablet effervescent. Pada c. Kompleksasi gas karbondioksida yang memberikan efek sparkling atau
label, tertulis bahwa tablet tersebut d. Sedimentasi rasa seperti pada soda. Reaksi ini dikehendaki terjadi secara
mengandung multivitamin, asam sitrat e. Oksidasi spontan ketika effervescent dilarutkan dalam air (Harler,
dan natrium hydrogen karbonat 1997).
Menurut Ansel (1989), formula effervescent terdiri dari
(NaHCO3). Pasien kemudian
53% sodium bikarbonat, 28% asam tartat dan 19% asam
memasukkan tablet tersebut ke dalam sitrat. Reaksi antara asam sitrat dan asam tartarat dengan
segelas air. Reaksi kimia apakah yang natrium bikarbonat adalah sebagai berikut:
terjadi?
H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3 menjadi Na3C6H5O7
+ 4H2O + 3CO2
asam sitrat Na-bikarbonat menjadi Na-sitrat + air
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 3
SEDIAAN PADAT

+ C. dioksida

Bila tablet ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi


reaksi kimia antara asam dan natrium bikarbonat sehingga
terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan gas
karbondioksida serta air. Reaksi yang menghasilkan garam
dan air disebut reaksi netralisasi (Banker dan Anderson,
1986).
124 Seorang apoteker pada bagian QC sebuah A. 0,1 mg Perhitungan =
industri farmasi akan melakukan kadar B. 1 mg
C. 10 mg 1 ppm = 0,001 mg/mL
zat aktif dari tablet paracetamol. Sebagai
tahapan awal, kurva baku paracetamol D. 100 mg 100 ppm = 0,1 mg/mL
dibuat dengan cara pengenceran berulang E. 1000 mg
dari larutan stok paracetamol 100 ppm Larutan stok paracetamol 100 ppm dilarutkan dalam 100
sebanyak 100 mL. Berapakah mL
paracetamol yang harus ditimbang untuk Jadi paracetamol yang harus ditimbang adalah
membuat larutanstok tersebut?
0,1 mg/mL x 100 mL = 10 mg
125 Seorang apoteker di industri farmasi A. 20%
bertugas memimpin produksi tablet B. 30%
asetosal 81 mg. Asetosal bersifat C. 40%
higroskopissehingga perlu pengaturan D. 50%
kelembaban udara dalam proses E. 70%
produksinya. Berapakah kelembaban
minimal (RH) ruangan produksi yang
akan ditetapkan?
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 4
SEDIAAN PADAT

141 Seorang apoteker yang bertugas pada a. < 0,5 % Kriteria penerimaan SBR Menurut Jurnal Penilitian Eko
bagian QC suatu industri farmasi sedang b. < 1,0 % Priyono, Drs. Agus Taufiq, M.Si. dan Ade Heri Mulyati,
mengukur akurasi alat KCKT dalam c. < 2,0 % M.Si. dengan judul Validasi Metode Penetapan Kadar
rangka validasi penetapan kadar CTM d. < 2,5 % Klorfeniramina Maleat dan Fenilpropanolamina dalam
pada produk tablet obat influenza dengan e. < 5,0 % Sediaan Tablet Paratusin secara Kromatografi Cair Kinerja
indikator Simpangan Baku Relatif Tinggi
(%SBR). Berapakah kriteria penerimaan
Parameter validasi Kriteria penerimaan
SBR yang ditetapkan pada taraf
kepercayaan 99,0% ? Uji kesesuaian sistem - asimetri : 0,5 - 2,0
- SBR waktu retensi : ≤ 2%
- SBR area : ≤ 2%
Spesifitas Tidak muncul peak pada material yang l
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 5
SEDIAAN PADAT

Linearitas Koefisien korelasi (r) ≥ 0,998


Presisi SBR ≤ 2,0%
Akurasi % perolehan kembali 98 – 102 %
Rentang (range) -SBR ≤ 2%
-Nilai koefisien korelasinya (r) ≥ 0,998
Karena % perolehan kembali 98 -102 % maka kriteria
penerimaan SBR pada taraf kepercayaan 99 % adalah <
1%.
143 Seorang apoteker yang bertugas pada a. Dispersi padat Dispersi padat adalah campuran yang homogeni dari satu
bagian R&D suatu industri farmasi b. Pembentukan senyawa atau lebih bahan aktif dalam matriks yang inert dengan
sedang melakukan optimasi formula kompleks tujuan untuk meningkatkan bioavailabilitas oral dari bahan
c. Co-kristalisasi
tablet hidroklortiazida (HCT). HCT obat yang sukar larut (Serajuddin, 1999)
d. Hidrotrophi
adalah senyawa yang sukar larut dalam e. Solubilisasi
air sehingga apoteker tersebut
menambahkan tween 60 dalam formula Retnowati, Dini, Dwi Setyawan 2010
untuk meningkatkan kelarutannya.
Peningkatan Disolusi Ibuprofen dengan Sistem Dispersi
Metode apakah yang digunakan apoteker
Padat Ibuprofen – PVP 90
tersebut?
Universitas Airlangga

177 Seorang apoteker pada bagian R&D a. Pengikat Dalam Formula tablet tujuanpenggunaan Natrium laurel
suatu industry farmasi sedang b. Penghancur sulfatsebagai pelican.
mengoptimasi formula tablet diazepam. c. Pelicin
Dalam formula tersebut, terdapat d. Pengisi
e. Pewarna
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 6
SEDIAAN PADAT

Natrium laurel sulfat sebagai bahan Sumber :Background review for sodium laurilsulfate used
tambahan. Apakah fungsi Natrium laurel as an excipient page 4.
sulfat dari dalam formula tablet tersebut?
192 Seoarang pasien, perempuan,usia 65 a. Tablet salut selaput Kaptopril merupakan senyawa aktif yang berfungsi sebagai
tahun penderita Hipertensi memiliki b. Tablet sublingual inhibitor Angiontensin Converting Enzyme (ACE inhibitor)
masalah suka lupa minum obat (captoril c. Tablet sustain release yang banyak digunakan untuk pengobatan gagal jantung
25 mg 2 x 1 hari) sehingga tekanan d. Tablet salut film dan hipertensi.Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis
drahnya sulit terkontrol. Dokter yang e. Tablet imediete release satu sampai tiga jam dengan dosis sekali pakai 12,5-25 mg
menangani pasien meminta saran kepada dua sampai tiga kali sehari, dosis maksimum 150 mg sehari.
Kaptopril mudah larut dalam air dan mudah teroksidasi
apoteker mengenai bentuk sediaan yang
pada pH usus, sehingga perlu diperhatikan strategi
tepat diberikan kepada pasien.apakah pengembangan tablet kaptopril lepas lambat yang cukup
bentik sediaan yang tepat untuk kuat menahan pelepasan obat dan dapat bertahan dalam
disarankan kepadfa dpkter? lambung dalam waktu yang cukup lama, karena itu
sediaanlepas lambat dari kaptopril dianggap dapat
memberikan manfaat yaitu dapat mengurangi frekuensi
pemberian obat sehingga kepatuhan pasien dapat
ditingkatkan, keefektifan pengobatan dapat tercapai, dan
mengurangi efek samping (Pratiwi,melinda. Optimasi
formula tablet lepas lambat kaptopril menggunakan metode
desain faktorial.2010.Fakultas Farmasi Unika Widya
Mandala Surabaya).
TRY OUT 2
2 Sebuah industri farmasi ingin memproduksi tablet a. Granulasi Karena metode kempa langsung tidak menggunakan air
hisap vitamin C 1000 mg untuk pasien dewasa. basah sehingga sifat terhidrolisis vit C tidak akan terjadi serta
Dari data CoA dan MSDS diperoleh informasi sifat b. Granulasi tidak ada pemanasan pada metode kempa langsung
fisika kimia vit C sebagai berikut. Berbentuk kering karena vit C tidak tahan pemanasan, karena pada metode
granulat, sifat kompresiblitasnya baik, mudah c. Kempa kempa langsung semua bahan harus mempunyai sifat alir
terhidrolisis, dan tidak tahan pemanasan tinggi. langsung baik atau kompresibilitas yang baik, Sedangkan granulasi
Metode apakah yang tepat digunakan untuk d. Fast melt basah terdapat penambahan air dan pemanasan sehingga vit c
pembuatan tablet hisap tersebut? granulation dapat terhidrolisis dan vit c tidak tahan panas dan granulasi
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 7
SEDIAAN PADAT

e. Foam kering digunakan untuk bahan obat dengan dosis besar dan
granulation memiliki sifat alir yang jelek (Siregar dan wikarsa, 2010).
44. Seorang Apoteker di industri farmasi sedang a. High friability Pada buku Drs.Syamsuni, Apt. tahun 2005. “Farmasetika
melakukan pengujian tehadap formula produk b. Mottling Dasar dan Hitungan Farmasi”
tablet yang akan dibuat. Pada saat dicetak, tablet c. Sticking Macam-macam kerusakan pada pembuatan tablet:
terpecah menjadi 2 bagian. Apakah nama d. Capping 1. Binding : kerusakan tablet akibat massa yang akan
kerusakan pada tablet tersebut? e. Low hardness dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.
2. Sticking/picking : pelekatan yang terjadi pada punch
atas dan bawah karena permukaan punch tidak licin,
pencetak masih ada lemaknya, zat pelicinnya kurang, atau
massanya basah.
3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas dengan
ruang cetakan sehingga terjadi pelelehan zat aktif saat
pencetakan pada tekanan tinggi. akibatnya, pada
penyimpanan dalam botol-botol, sisi-sisi tablet yang
berlebihan akan lepas dan menghasilkan bubuk.
4. Splitting/Capping : Splitting adalah lepasnya lapisan
tipis dari permukaan tablet, terutama pada bagian
tengah; Capping adalah membelahnya tablet di bagian
atas. penyebabnya yaitu:
a. kurangnya daya pengikat dalam massa tablet
b. massa tablet terlalu banyak fine atau terlalu banyak
mengandung udara sehingga udara akan keluar setelah
dicetak;
c. tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlau
besar sehingga udara berada di atas massa yang akan
dicetak sukar keluar dan ikut tercetak;
d. formulanya tidak sesuai;
e. die dan punch tidak rata

5. Motling : terjadi karena zat warna tersebar tidak


merata pada permukaan tablet.
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 8
SEDIAAN PADAT

6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh.


penyebabnya adalah kurangnya tekanan pada pencetakan
tablet dan kurangnya zat pengikat.
49. seorang apoteker di industri farmasi sedang a. Menolak hasil Pada jurnal penelitian Alegantina, pudji lastari dan
melakukan uji disolusi dari produk tablet valsartan. pengujian dan D.Mutiatikum mencantumkan kriteria penerimaan hasil
Hasil uji disolusi tahap 1 dari 6 tablet yang diuji melakukan uji disolusi untuk tahap pertama yaitu % zat aktif yang
selama 45 menit menyimpulkan bahwa rata-rata ulang sudah larut dari tiap tablet tidak kurang dari Q + 5 %
kelarutan valsartan adalah 76,50 % (data berkisar b. Menambah 3 Q = % zat aktif yang sudah harus terlarut seperti yang
antara 75,55% - 77,20%). Hasil uji disolusi tersebut sampel tablet tertera pada masing-masing monografi yang dihitung
lebih besar dari nilai disolusi yang diklaim pada valsartan untuk terhadap kadar zat aktif dalam sediaan yang tertera pada
brosur produk obat tersebut, yaitu sebesar 75,00%. uji lebih lanjut etiket.
Apakah tindak lanjut dari hasil pengujian tersebut? c. Menerima hasil
karena disolusi
tablet
memenuhi
syarat
d. Melanjutkan
pengujian
dengan uji
disolusi tahap
2
e. Apoteker harus
melakukan uji
disolusi tahap
2 dan 3
50 Seorang apoteker di industri farmasi menambahkan a. Pendekatan pro Teknik likuisolid adalah salah satu metode untuk
gliserin dan propilen glikol dalam formula tablet drugs meningkatkan disolusi obat dengan kelarutan dalam air
ibu profen untuk meningkatkan laju disolusi tablet b. Pembentukan yang rendah. Teknik likuisolid dibuat dengan melarutkan
tersebut. Metode apakah yang digunakan oleh kompleks bahan aktif yang lipofil atau sukat larut dalam air
apoteker tersebut ? c. Teknik likuisolid kedalam pelarut non volatile seperti propilen glikol,
d. Disperse padat polietilen glikol (PEG) 200 dan 400, gliserin, dan
e. Sintesis bentuk polisorbat 80 menjadi suspensi atau bentuk bentuk cair
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 9
SEDIAAN PADAT

garam yang kemudian diubah menjadi bentuk serbuk yang


mudah mengalir, non-adherent dan siap di kompresii
setelah penambahan bahan pembawa dan bahan bahan
coating (Hadisoewignyo, L., Hadi, E., dan Wibowo, N.,
2011) .
12 Sebuah industri farmasi sedang membuat tablet Cairan penyalut terlalu kental : Tablet melekat dengan
1 salut film tamoksifen. Hasilnya tablet melekat a. Cairan penyalut yang lain, Orange peel (penyebaran larutan penyalut
dengan yang lainnya. Apakah faktor yang terlalu kental tidak seimbang)
menyebabkan hal tersebut? b. Cairan penyalut Cairan penyalut kurang kental : Edge chipping
kurang kental (rendahnya kekuatan mekanik tablet), tablet terlalu rapuh
c. Cairan penyalut Cairan penyalut terlalu banyak : menghambat hancurnya
terlalu banyak tablet, dan memperlama kecepatan pelarutan tablet
d. Cairan penyalut Cairan penyalut terlalu sedikit : permukaan tablet
terlau sedikit menjadi kasar
e. Cairan penyalut (Anief, 2008, Ilmu meracik obat, Yogyakarta, Gajah Mada
mudah menguap University)
165 Seorang apoteker industri a. Membandingkan profil studi BA/BE dilakukan pada subyek manusia (suatu uji klinik) sehingga
farmasi sedang melakukan uji absorpsi kedua formula protokol studi harus lolos kaji etik terlebih dahulu sebelum studi dapat
BA/BE formula sediaan obat dimulai. Biasanya dilakukan pada subyek yang sama (dengan desain
generik tablet glipizid dengan b. Membandingkan menyilang) untuk menghilangkan variasi biologik antar subyek (karena
sediaan patennya bioavailabilitas kedua setiap subyek menjadi kontrolnya sendiri), hal ini sangat memperkecil
menggunakan rancangan formula obat jumlah subyek yang dibutuhkan. Jadi untuk membandingkan 2 produk obat,
c. Membandingkan
random lengkap menyilang dilakukan studi menyilang 2-way (2 periode untuk pemberian 2 produk obat
kecepatan absorpsi
dua arah ( randomized 2- pada setiap subyek). Pemberian produk obat yang pertama harus dilakukan
kedua formula obat
periods, 2 sequences, cross d. Membandingkan profil secara acak agar efek urutan (order effect) maupun efek waktu (period
over design (silang lengkap distribusi kedua formula effect), bila ada, dibuat seimbang.
dua arah) pada 14 orang obat (BPOM, 2004, Pedoman Uji Bioekivalensi, Badan Pengawas Obat dan
sukarelawan sehat. Apa e. Menbandingkan profil
Makanan Republik Indonesia, Jakarta)
tujuan uji tersebut ? eliminasi kedua formula
obat
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 10
SEDIAAN PADAT

178 Seorang apoteker di industri a. Bulan pertama


farmasi sedang melakukan uji b. Bulan ke-2
stabilitas yang dipercepat c. Bulan ke-3
(accelerated time) produk d. Bulan ke-4
tablet allopurinol. Kapankah e. Bulan ke-5
di lakukan pengambilan
sampel ?
(Asean Guideline On Stability Study Of Drug Product, 2013)
184 Seorang apoteker di Industri a. Uji homogenitas IPC untuk sediaan tablet dilakukan pada saat granul, tablet, dan
farmasi akan melakukan In b. Uji kebocoran pengemasan.
Process Control (IPC) pada c. Uji keseragaman
bobot Pada granul dilakukan pengujian kadar air dan homogenitas
pembuatan Dexamethason 0,5
mg. Uji dilakukan setelah d. Uji kadar air Pada sediaan tablet dilakukan pengujian keseragaman bobot pada saat tablet
tablet keluar dari mesin cetak. e. Uji keutuhan kemasan
keluar dari mesin pencetak tablet.
Apakah uji yang dilakukan
oleh Apoteker tersebut ? Pada saat pengemasan tablet dilakukan pengujian kebocoran kemasan dan
keutuhan kemasan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 11
SEDIAAN PADAT

(Purwa Indah, 2013, Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT


Glaxo Wellcome Indonesia Jakarta, Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia)
185 Seorang apoteker di suatu a. Kempa langsung  Metode yang tepat untuk membuat tablet yang memiliki kompresibilitas
industri farmasi sedang b. Granulisasi basah baik dan daya alir yang baik yaitu metode kempa langsung. Dimana
melakukan riset formulasi c. Granulisasi kering kempa langsung adalah pembuatan tablet dengan mengempa langsung
tablet amoksisilin. Dari d. Fast melt granulation campuran zat aktif dan eksipien kering, tanpa melalui perlakuan awal
literatur diketahui bahwa e. Foam granulation terlebih dahulu.secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode
amoksisilin memiliki kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik,
kompresibilitas yang baik dan bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas
dalam massa tablet.
daya alir yang baik. Metode
 Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
apakah yang tepat untuk
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi
membuat tablet tersebut? massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Metode ini
digunakan dalam kondisi-kondisi yaitu kandungan zat aktif dalam tablet
tinggi, zat aktif susah mengalir dan zat aktif sensitif terhadap panas dan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 12
SEDIAAN PADAT

lembab
 Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi.Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas.
(Lannie hadisoewignyo, 2015, Bahan Ko-Press Dalam Metode Kempa
Langsung, Surabaya Vol. 28, No. 1 )
186 Seorang apoteker ingin a. Validasi prospektif  Validasi prospektif adalah validasi yang dilakukanuntukproduksibaru
melakukan validasi pada b. Validasi konkruen yang belumdipasarkanatauproduk lama yang mengalamiperubahan yang
proses pembuatan tablet ibu c. Validasi retrospektif besar, dantransfer product yaituproduk yang sudahpernahdiproduksi di
profen yang telah rutin di d. Validasi ulang satusite danditransferkesite lain.
produksi dan dipasarkan. e. Validasi pembersihan  Validasi konkruen adalah proses validasi yang dilakukan untuk produk
Proses validasi tetap dapat yang sudah berjalan dengan tingkat produksi rendah dan produk yang
dilakukan karena tidak ada rutin diproduksi.
Keputusanuntukmelakukanvalidasikonkurenhendaklahdijustifikasi,
perubahan formulasi dan
didokumentasikan, dandisetujuiolehkepalabagianQuality Unit.
peralatan yang digunakan.
 Validasi retrospektif adalah Validasiyang dilakukanuntukproduk-produk
Apakah jenis validasi yang
yang sudah lama dipasarkan, tetapibelumdivalidasisehinggamemerlukan
dilakukan? data validasiuntukregistrasiulang.
 Validasi ulangadalah validasiyang dilakukan secara berkala terhadap
fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan untuk
mengkonfirmasi bahwa validasi masih absah.
 Validasi pembersihan adalah Validasi prosedur pembersihan yang
dilakukan hanya untuk permukaan alat yang bersentuhan langsung
dengan produk
(BPOM, 2006, Cara Pembuatan Obat yang Baik)
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 13
SEDIAAN PADAT

TRY OUT 3
1 Sebuah industri farmasi a. Cairan penyalut A. Cairan penyalut terlalu kental.
akan membuat tablet terlalu kental
salut film tamoksifen.
b. Cairan penyalut
Hasilnya, tablet melekat
kurang kental
satu dengan yan lainnya.
Faktor apakah yang c. cairan penyalut
menjadi penyebab terlalu banyak
kejadian tersebut? d. cairan penyalut
terlalu sedikit
e. cairan penyalut
mudah menguap
2 Sebuah industri farmasi a. Granulasi Granulasibasah (Wet Granulation) :zatberkhasiat, pengisi,
akan membuat suatu basah danpenghancurdicampurhomogen, laludibasahidenganlarutanpengikat,
sediaan tablet dari
b. Granulasi bilaperluditambahkanpewarna.
ekstrak umbi bawang
kering Diayakmenjadigranuldandikeringkandalamlemaripengeringpadasuhu 40-50oC.
putih dengan sifat
kompresibelitas buruk, c. Dicetak Setelahkeringdiayaklagiuntukmemperolehgranuldenganukuran yang
mudah terhidrolisis dan langsung diperlukandanditambahkanbahanpelicindandicetakdenganmesin tablet.
tidak tahan panas dan d. Granulasi Metodeinibisadilakukanapabilazataktiftahanlembabdantahanpanasdansifatalirnyaburuk
lembab. Metode apakah terpisah (Anief, 1994). Keuntungandarimetodeiniadalahmemperolehaliran yang lebihbaik,
yang tepat untuk e. Kempa langsung meningkatkankompresibilitas, mendapatkanberatjenis yang sesuai,
membuat tablet
mengontrolpelepasan, mencegahpemisahankomponenselama proses,
tersebut?
meningkatkandistribusikeseragamankandungan (SiregardanWikarsa, 2010).
Granulasikering (Slugging) :proses pembuatan tablet
dengancaramencampurkanzataktifdanbahandalamkeadaankering,
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 14
SEDIAAN PADAT

untukkemudiandikempa, laludihancurkanmenjadipartikel yang lebihbesar,


laludikempakembaliuntukmendapatkan tablet yang memenuhipersyaratan.
Prinsipnyamembuatgranul yang baikdengancaramekanis, tanpapengikatdanpelarut.
Metodeinidigunakanpadazataktifyang memilikisifataliran yang buruk (tidakamorf),
zataktifsensitifterhadappanasdanlembab, kandunganzataktifdalam tablet tinggi.
Keuntunganmetodeiniadalahperalatanlebihsedikitdibandinggranulasibasah,
cocokdigunakanpadazataktiftidaktahanpanasdanlembab,
mempercepatwaktuhancurobatdalamtubuhkarenatidakmenggunakanpengikat
(Lachmandkk, 1994).
Cetak langsung : Proses pembuatan tablet dengan cara pengempaan zat aktif dan
bahan tambahan secara langsung tanpa perlakuan awal terlebih dahulu.Metode ini
digunakan pada beberapa bahan obat yang bersifat alirnya baik, dosis kecil, rentang
dosis terapi zat tidak sempit, zat aktif tidak tahan pemanasan dan lembab (Ansel, 1989).
Keuntungan dari metode ini adalah lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit,
lebih singkat prosesnya karena proses yang dilakukan lebih sedikit maka waktu yang
diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat tenaga dan mesin yang
dipergunakan juga lebih sedikit, dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas
dan tidak tahan lembab, waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati
proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. Modifikasi lanjut dari proses cetak
langsung adalah penggunaan penggerusan pencampur zat aktif keras dengan satu atau
lebih pengisi dan penambahan pengisi dan pengikat lain sebelummengontrolpelepasan,
mencegahpemisahankomponenselama proses,
meningkatkandistribusikeseragamankandungan (SiregardanWikarsa, 2010).
Granulasikering (Slugging) :proses pembuatan tablet
dengancaramencampurkanzataktifdanbahandalamkeadaankering,
untukkemudiandikempa, laludihancurkanmenjadipartikel yang lebihbesar,
laludikempakembaliuntukmendapatkan tablet yang memenuhipersyaratan.
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 15
SEDIAAN PADAT

Prinsipnyamembuatgranul yang baikdengancaramekanis, tanpapengikatdanpelarut.


Metodeinidigunakanpadazataktif yang memilikisifataliran yang buruk (tidakamorf),
zataktifsensitifterhadappanasdanlembab, kandunganzataktifdalam tablet tinggi.
Keuntunganmetodeiniadalahperalatanlebihsedikitdibandinggranulasibasah,
cocokdigunakanpadazataktiftidaktahanpanasdanlembab,
mempercepatwaktuhancurobatdalamtubuhkarenatidakmenggunakanpengikat
(Lachmandkk, 1994).
Cetak langsung : Proses pembuatan tablet dengan cara pengempaan zat aktif dan bahan
tambahan secara langsung tanpa perlakuan awal terlebih dahulu.Metode ini digunakan pada
beberapa bahan obat yang bersifat alirnya baik, dosis kecil, rentang dosis terapi zat tidak
sempit, zat aktif tidak tahan pemanasan dan lembab (Ansel, 1989). Keuntungan dari metode ini
adalah lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit, lebih singkat prosesnya karena
proses yang dilakukan lebih sedikit maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode
ini lebih singkat tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit, dapat digunakan untuk
zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab, waktu hancur dan disolusinya lebih
baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. Modifikasi lanjut
dari proses cetak langsung adalah penggunaan penggerusan pencampur zat aktif keras dengan
satu atau lebih pengisi dan penambahan pengisi dan pengikat lain sebelum campuran akhir
dicetak langsung( siregar dan wikarsa 2010)

3 Suatu industri farmasi Uji kandungan senyawa aktif : untuk menentukan kandungan senyawa aktif dari produk obat
akan memproduksi
fenofibrate 200 mg a. Uji kandungan Uji disolusi terbanding : digunakan untuk memastikan kemiripan kualitas dan sifat-sifat produk
merupakan senyawa aktif obat dengan perubahan minor dalam formulasi atau pembuatan setelah izin pemasaran obat
pengembangan dari b. Uji disolusi (Contoh : Dosis obat)
produk fenofibrate 100 terbanding Uji Bioavailabilitas in vitro : untuk menetap kan bahwa kadar obat sama dengan obat
mg. Agar produk c. Uji pembandingnya, yang ditetapkan dengan uji kadar obat di dalam darah
tersebut dapat di
bioavaibilitas in
edarkan maka harus Uji permeabilitas in vitro : berpengaruh terhadap tingkat penyerapan obat, profil kelarutan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 16
SEDIAAN PADAT

dilakukan uji ekivalensi. vitro obat terhadap pH


Uji ekivalensi apakah d. Uji
yang harus dilakukan?
permeabilitas
in vitro
e. Uji absorbs in
situ

4 Suatu industry farmasi a. Ditanam dalam Berdasarkan permenkes no 3 2015 tentang peredaran penyimpanan, pemusnahan dan
melakukan recall produk tanah pelaporan narkotika, psikotropika dan precursor farmasipasal 39 yaitu :
(penarikan kembali b. Dibakar denga Pemusnahan narkotika, psikotropika dan precursor farmasi harus dilakukan dengan :
produk) incenerator
tabletalprazolam karena a. Tidak mencemari lingkungan dan
c. Dihancurkan,
tidak memenuhi syarat b. Tidak membahayakan kesehatan masyarakat
Proses limbah
kadar. Produk tersebut Alprazolam merupakan obat golongan psikotropika obat ini sering disalahkangunakan sehingga
padat
harus dimusnahkan harus dimusnahkan dengan cara yang benar. Apabila terjadi recall alprazolam maka pabrik
sesuai dengan peraturan d. Dilarutkan, proses tersebut harus memusnahkannya dalam skala besar sehingga alat yang mudah dan efisien
yang berlaku. limbah cair dalam ruang lingkup industry farmasi adalah dengan menggunakan incinerator.
Bagaimanakah cara e. Dibuang ketempat
pemusnahan produk yang aman
tersebut?

5 Seorang pasien anak a.1 tablet Paracetamol


perempuan, usia 4 Th,
b.2 tablet = 125 mg x 20= 2500mg
mengalami demam dan
batuk, mendapat resep c.3 tablet
dengan obat :
d.4 tablet 2500mg: 500 mg = 5 tablet
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 17
SEDIAAN PADAT

R/ Paracetamol 125 mg e.5 tablet

Ctm 2 mg

Codein 10 mg

m.f.pulv.dtd no XX

S.t.d.d pulv I

Sediaan Paracetamol
yang tersedia adalah
PARACETAMOL 500 MG.
Berapa tablet
Paracetamol yang
dibutuhkan ?

6 Seorang apoteker di A. Pengisi Capping adalah membelahnya tablet dibagian atas (Farmasetika dasar dan hitungan farmasi,
industri farmasi sedang Syamsuni, 2006)
membuat tablet B. Pengikat
asetosal dan pada saat C. Penghancur
pencetakan tablet
tersebut mengalami D. Pelicin
capping. Eksipient
E. Air
apakah yang harus
ditambahkan untuk
mengatasi
permasalahan tersebut
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 18
SEDIAAN PADAT

7 Industri farmasi akan a. sukrosa dan Al Sukrosa : sebagai zat pemanis


membuat sediaan tablet hidroksida
Manitol : sebagai pengisi
sediaan kunyah antasida
dengan formula b. sukrosa dan Mg
AL hidroksida : sebagai zat aktif
almunium hidroksida, hidroksida
magnesium hidroksida, Mg hidroksida : sebagai zat aktif
c. sukrosa dan manitol
sukrosa, manitol,
Gliserin : sebagai zat pembasah
providone, mg stearat, d. sukrosa dan
peppermint oil dengan providone
metode
granulasi.manakah yang e. sukrosa dan gliserin
berfungsi sebagai
pengisi dan pemanis
dalam formula tersebut?

8 suatu industri farmasi a. Herbal herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam
telah mengembangkan pengobatan. jamu adalah ramuan atau bahan-bahan alami yang digunakan dalam pengobatan
kapsul ekstrak kunyit b. Jamu untuk menjaga kesehatan, khasiatnya berdasarkan warisan turun temurun/empirik. Obat
sebagai agent co- c. OHT herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan kemanan dan
chemotherapy dalam khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi.
pengobatann kanker d. Fitofarmaka fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
payudara. Produk secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di
e. Obat keras
tersebut telah lolos standarisasi. obat keras adalah obat yang hanya dapat diberli di apotek dengan resep dokter,
dalam tahapan uji pra- termasuk dari resep dokter gigi dan dokter hewan. (peraturan BPOM RI nomer :
klinik, uji toksisitas, uji HK.00.05.41.2384 tentang "kriteria dan tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal
klinik fase I, II dan III. terstandar dan fitofarmaka)
Apakah nama
penggolongan yang
tepat bagi produk
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 19
SEDIAAN PADAT

tersebut?

9 Suatu industri farmasi a. QC  PPIC (Production Planning and Inventory Control): merencanakan produksi dan
akan memproduksi b. QA mengendalikan keseimbangan antara persediaan dengan permintaansehingga tidak
tablet Paracetamol 500
c. Produksi terjadi overstock maupun understock. PPIC biasanya bergabung dengan bagian
mg. Oleh karena itu,
d. PPIC gudang (gudang bahan baku, bahan kemas, dan produk jadi).
perlu dibuat
perencanaan e. R&D  QC: bertanggungjawab penuh dalam seluruh tugas pengawasan mutu mulai dari
produksi,perhitungan bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi.
kebutuhan bahan baku  QA: bertugas memverifikasi seluruh pelaksanaan proses produksi, pemastian
dan bahan pengemas. pemenuhan persyaratan seluruh sarana penunjang produksi, dan pelulusan produk
Bagian apakah di
jadi.
Industri farmasi yang
bertanggungjawab  Produksi: bertugas menjalankan proses produksi sesuai prosedur yang telah
untuk membuat ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan CPOB.
perencanaan tersebut?  R&D (Research & Development): bagian penelitian dan pengembangan, baik untuk
obat baru ataupun me product, menentukan formula, teknik pembuatan, dan
menentukan spesifikasi bahan baku yang digunakan, produk antara, dan produk jadi.
(sumber: pekerjaan apoteker di Industri oleh Rika Febriyanti, via wordpress.com)

10 Seorang apoteker pada a. UV/Vis Adanya gugus kromofor yang dimiliki paracetamol menyebabkan senyawa ini dapat menyerap
bagian RnD sebuah sinar UV. Sehingga detektor yang tepat adalah UV/Vis.
b. fluorometer
industri farmasi akan
melakukan pengukuran c. diode array
kadar paracetamol
setelah uji disolusi d. photo diode array
produk tablet
paracetamol. Pemilihan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 20
SEDIAAN PADAT

detektor pada e. elektrokimia


instrumen analisis
disesuaikan dengan sifat
fisika kimia zat yang
akan dianalisis.
Paracetamol diketahui
memiliki gugus
kromofor. Detektor
apakah yang tepat untuk
pengukuran kadar
paracetamol tersebut?

11 Seorang apoteker pada a. Selektivitas - Selektivitas adalah kemampuan metode untuk mengukur dengan tepat dan spesifik
bagian QC subuah b. Sensitivitas suatu analit tertentu disamping komponen-komponen lain yang terdapat dalam
industri farmasi sedang
c. Linieritas sampel.
melakukan validasi
d. Akurasi - Sensitifitasadalahkemampuan untuk mengukur analit dengan akurat tanpa adanya
metode analisi kadar
PCT dalam tablet dan e. Presisi gangguan dari komponen matriks dalam
sirup. Apoteker sedang sampelataumenunjukkanbatasdeteksidarimetodeanalisis yang
menguji kadar terkecil merupakanjumlahterkecildarianalit yang terkandungdalamsampel yang
analit yang dapat dapatdideteksi,
dideteksi oleh metode - Linieritasadalahkemampuan dari suatu metode uji untuk menghasilkan hasil uji yang
tersebut sebagai salah
proporsional terhadap kepekatan analit dalam contoh dalam jangkauan kepekatan
satu parameter
persyaratan validasi. tertentu.
Parameter apakah yang - Akurasi adalah kesesuaian hasil uji yang didapat dari metode tersebut dengan nilai
sedang diuji apoteker yang sebenarnya, dengan kata lain akurasi ukuran ketepatan dari hasil suatu metode
tersebut? analitik.
- Presisi adalah kedekatan beberapa nilai pengukuran seri sampel yang homogen pada
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 21
SEDIAAN PADAT

kondisi normal (sampel yang sama dan diuji secara berurutan), dan penentuan presisi
ini pada umumnya mencakup pemeriksaan.
(BPOM, 2006. Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar)

12 Seorang apoteker pada a. 0,1 mg 1 ppm = 0,001 ml/liter


bagian QC sebuah b. 1 mg
industri farmasi akan 100 ppm = 0,1 ml/liter
c. 10 mg
melakukan pemeriksaan 100 ppm dilarutkan 100 ml
d. 100 mg
kadar zat aktif dari
tablet parasetamol. e. 1000 mg
Sebagai tahapan awal, 0,1 ml
kurva baku parasetamol Jadi larutan stok = X 1000 mL = 1 mg
100 ml
dibuat dengan cara
pengenceran berulang
dari larutan stok
parasetamol 100 ppm
sebanyak 100 mL.
Berapakah parasetamol
yang harus ditimbang
untuk membuat larutan
stok tersebut?

13 Seorang apoteker a. Granulasi kering  Metode yang tepat untuk membuat tablet yang memiliki sifat tahan panas dan
bekerja di industri ingin b. Garnulasi basah lembab yaitu metode Granulasi Basah. Granulasi Basah yaitu memproses campuran
membuat tablet
c. Kempa langsung partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
ibuprofen dengan sifat
d. Dry spray granul menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
bahan baku tahan panas
dan lembab serta jika e. Granulasi lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif
diberikan tekanan maka Terpisah tahan terhadap lembab dan panas.
ada bagian tablet yang  Kempa langsung adalah pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 22
SEDIAAN PADAT

akan rapuh. Manakah zat aktif dan eksipien kering, tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Secara
metodepembuatan umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya
tablet yang tepat
baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas
digunakan untuk bahan
dan kohesifitas dalam massa tablet.
tersebut?
 Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari
serbuk semula (granul). Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi yaitu kandungan
zat aktif dalam tablet tinggi, zat aktif susah mengalir dan zat aktif sensitif terhadap
panas dan lembab
(Lannie hadisoewignyo, 2015, Bahan Ko-Press Dalam Metode Kempa Langsung, Surabaya
Vol. 28, No. 1 )

14 Seorang apoteker a. 20%


bekerja di industri b. 30%
bertugas memimpin c. 40%
produksi tablet asetosal d. 50%
81 mg. Asetosal bersifat
e. 70%
higroskopis sehingga
perlu pengaturan
kelembaban udara
dalam proses
produksinya. Berapakah
kelembaban maksimal
(RH) ruangan produksi
yang akan ditetapkan?
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 23
SEDIAAN PADAT

15 Sebuah industri farmasi a. 20 + 20 oC dan Stabilitas jangka panjang, sampel disimpan pada kondisi :
akan melakukanbuji 50+5%
stabilitas jangka panjang  Ruangandengansuhu 30+_20 oCdan Rh 75+_5% untukmenyimpanproduk-
b. 25 + 20 oC dan
untuk tablet asetosal. produkdenganklaimpenyimpananpadasuhukamar.
55+5%
Uji ini dilakukan untuk  Ruangandengansuhu 25+_20 oCdan Rh 75+_5% untukmenyimpanproduk-
melihat stabilitas obat c. 30 + 20 oC dan
produkdenganklaimpenyimpananpadasuhusejuk.
terhadap lingkungan, 60+5%
(moko.wordpress)
baik suhu dan d. 35 + 20 oC dan
kelembaban. Berapakah 65+5%
suhu dan kelembabab e. 40 + 20 oC dan
relatif yang ditetapkan
75+5%
untuk uji tersebut?

16 Sebuah industri farmasi a. Lingkaran berwarna


sedang hijau
mengembangkan tablet
b. Lingkaran berwarna
amoxicilin 500 mg.
biru
Sebagai standar
persyaratan,harus c. Lingkaran merah
dibuat kemasan dengan tanda K
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 24
SEDIAAN PADAT

luar/karton dan diberi d. lingkaran putih


logo. Mana logo yang bergaris merah
harus dicantumkan
e. lingkaran hijau
dalam kemasan?
bergaris

Sumber:

Rahayuda,I Gede S. 2016. Identifikasi Jenis Obat berdasarkan Gambar Logo Pada Kemasan
Menggunakan Metode Naive Bayes; Jurnal sisfo vol. 06 No.01 (2016)17-32.STIMIK
STIKOM;Bali.

5&6
NO SOAL JAWABAN PEMBAHASAN
1 Seorang apoteker yang a. Crospovido Sukralosa merupakan senyawa berbentuk
bekerja pada bagian R&D n kristal, berwarna putih, tidak berbau, mudah
suatu industri farmasi akan b. Manitol larut dalam air, metanol, alkohol, sedikit larut
merancang formula sediaan c. Mg stearat dalam etil asetatserta berasa manis tanpa
tablet kunyah antasida d. PVP purna rasa yang tidak diinginkan. Sukralose
dengan komposisi bahan e. Sukralose memiliki tingkat kemanisan yang relatif
tambahan manitol, PVP, sebesar 600 kali tingkat kemanisan
crospovidon, sukralose, mg sukrosadengan tanpa nilai kalori. ( SNI NO.
stearat. Apakah bahan 995 )
tambahan yang berfungsi
Manitol berbentuk kristal berwarna outih,
sebagai pemanis dalam
tidak berbau, larut dalam air, sangat sukar
formula tersebut?
larut dalam alkohol, dan tidak larut hampir
dalam semua pelarut organik. Manitol berasa
manis dengan tingkat kemanisan 0,7 kali
tingkat kemanisan sukrosa. ( SNI No. 421)
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 25
SEDIAAN PADAT

Standar Nasional Indonesia ( SNI-01-69993-


2004)
2 Suatu industri farmasi a. Bahan Disolusi merupakan proses melarutnya suatu
mengembangkan sediaan pengisi zat kimia atau senyawa obat dari sediaan
tablet amoksisilin 500 mg. b. Bahan padat kedalam suatu medium tertentu. Uji
Hasil pengujian sifat fisik pelicin disolusi berguna untuk mengetahui seberapa
menunjukkan tablet hancur c. Bahan banyak obat yang melarut dalam medium
selama 14 menit dan laju pengikat asam atau basa ( lambung dan usus halus ). (
d. Bahan
disolusi tablet masih Ansel, 1989 ).
pewarna
mendekati batas bawah
e. Bahan Bahan pengisi ditambahkan dengan tujuan
spesifikasi yang ditentukan. penghancu untuk memperbesar volume dan berat tablet.
Jika dilakukan reformulasi r
tablet tersebut, apakah Bahan pengikat membantu perlekatan
bahan tambahan yang harus partiket dalam formulasi, memungkinkan
ditingkatkan konsentrasinya? granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil
akhir tabletnya.
Bahan penghancur ditambahkan untuk
memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet
ketika kontak dengan cairan saluran cerna.
Bahan penghancur akan menarik air dalam
tablet, mengembang dan menyebabkan
tabletnya pecah menjadi bagian-bagian kecil
sehingga memungkinkan larutnya obat dan
tercapainya bioavaibilitas yang diharapkan.
(Ansel, 1989, Buku Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi)s
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 26
SEDIAAN PADAT

3 Seorang apoteker yang a. 44 gram pembahasan:


bekerja pada industri obat
b. 144 gram komposisi tiap kapsul : 24%
tradisional akan
memproduksi jamu dalam c. 244 gram bobot bahan : 600mg
bentuk kapsul untuk
d. 4.440 gram 24/100 x 600 mg= 144 mg
membantu pengobatan diare.
Bahan baku yang digunakan e. 14.400 gram Per batch 1000 kapsul = 144 mg x 1000=
adalah ekstrak daun jambu 144.000 mg = 144 gram
biji dengan komposisi
sebanyak 24% dalam tiap
kapsul. Bobot bahan tiap
kapsul adalah sebesar 600
mg dan dalam 1 batch
produksi kapsul
menghasilkan 1000 kapsul.
Berapakah jumlah ekstrak
daun jambu biji yang
dibutuhkan dalam 1 batch
produksi sediaan jamu
tersebut?

4 Seorang Apoteker yang a. Aspartame Aspartam = Pemanis sintesis


bekerja pada bagian R&D b. Batasiklode
kstrin β-siklodekstrin = Keunggulan dari β-
suatu industri farmasi akan
c. Crospovido siklodekstrin tersebut memberikan alasan
merancang formula orally
n penggunaan senyawa ini untuk
distegrating tablet ketoprofen
d. Manitol menginkorporasikan ketoprofen pada bagian
dengan komposisi bahan
e. Mg sterarat rongga siklodekstrin. Selain diharapkan dapat
tambahan crospovidon,
menutupi rasa pahit dari ketoprofen, β-
betasiklodekstrin, manitol,
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 27
SEDIAAN PADAT

aspartam, mg strearat, dan siklodekstrin juga diharapkan berperan


talk. Apakah bahan meningkatkan kelarutan ketoprofen. Selanjut-
tambahan yang berperan nya dilakukan pengembangan sediaan tablet
sebagai solubilizer dalam dari ketoprofen-β-siklodektrin untuk tujuan
formula tersebut? penggunaan di rongga mulut. Oleh karena
rasa dan waktu hancur merupakan persyaratan
utama yang harus dipenuhi untuk sediaan
tablet hancur cepat (fast disintegrating tablet),
maka dalam proses pengembangannya
dilakukan kajian pengisi yang paling optimal
untuk menghasilkan tablet hancur cepat
ketoprofen yang memenuhi persyaratan mutu
(majalah farmasi Indonesia,2011).

Untuk waktu hancur tablet dalam tubuh,


bahan tambahan yang
berperan adalah bahan penghancur. Suatu
sediaan obat akan menunjukkan efek terapi
yang baik setelah sediaan tersebut diabsorpsi
oleh tubuh. Bahan aktif dalam produk obat
mengalami pelepasan melaluiproses
disintegrasi, disolusi untuk kemudian obat
siap diabsorpsi oleh tubuh (Shargel &Yu,
1988). Contoh bahan penghancur adalah
mikrokristali
n selulosa, Na starch glycolate, crosprovidon,
dan Ac-Di-Sol (Agoes, 2006).
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 28
SEDIAAN PADAT

Manitol = manitol berasa manis dengan


tingkat kemanisan relative sebesar 0,5-0,7 kali
tingkat kemanisan sukros (SNI.No.421) .
Mg strearat = berfungsi sebagai lubrikan
tablet dan kapsul 0,25-5%. Mg stearat bersifat
hidrofob dan bisa menahan disolusi zat aktif
dari bentuk sediaan padat. Oleh karena itu
dalam formulasi diusahakan seminimal
mungkin (wade,2013).

Jawaban : b
5 Suatu industri farmasi akan a. Mengendalika Area produksi hendaklah diventilasi secara
membuat sediaan tablet n suhu efektif dengan
Rosuvastatin 40 mg dalam produksi
b. Mengendalikan menggunakan sistem pengendali udara
fasilitas produksi multi-
kelembaban termasuk filter udara dengan
produk. Bahan aktif yang
digunakan memiliki sifat alir nisbi ruang
tingkat efisiensi yang
produksi
yang baik sehingga
c. Mengendalikan dapat
digunakan metode kempa
tekanan ruang
langsung. Proses pembuatan produksi mencegah pencemaran dan pencemaran
tersebut beresiko d. Mengendalikan
menimbulkan pencemaran silang(CPOB,2016)
penerangan
silang terhadap produk lain. ruang produksi
Apakah langkah pencegahan e. Mengendalika
yang tepat untuk dilakukan? n pertukaran
udara ruang
produksi
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 29
SEDIAAN PADAT

6 Seorang apoteker di industry D.Spesifikasi


farmasi sedang melakukan
pengembangan metode
analisis untuk identifikasi
vitamin b6 dalam tablet
Bkomplek menggunakan
metode KCKT. Validasi
metode analisa vitamin b6
tersebut harus dilakukan
untuk menjamin kesesuaian
metode. Apakah parameter
validasi yang harus
dipastikan agar yg terukur
hanya vitamin B6 saja?

(Riyanto,phd. Metode validasi dan verifikasi)

7 Seorang apoteker pada a. pengikat Dalam formula tablet tujuan pengguanaan


bagian R n D suatu industry natrium lauril sulfatsebagai pelican
b. penghancur
farmasi sedang
mengoptimasi formula tablet c. pelicin
diazepam. Dalam formula Sumber: background review for sodium lauril
tersebut terdapat natrium d. pengisi
sulfat as an excipient page 4
lauril sulfat sebagai bahan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 30
SEDIAAN PADAT

tambahan . Apakah fungsi e. pewarna


natrium lauril sulfat dri
dalam formula tersebut?
8 Seorang apoteker yang a. <0,5% Nilai standar deviasi relatif (RSD) respon ≤
bertugas pada bagian QC b. <1,0% 2,0 %.
suatu industri farmasi sedang c. <2,0%
mengukur akurasi alat d. <2,5%
KCKT dalam rangka validasi e. <5,0%
penetapan kadar CTM pada
produk tablet influenza
dengan indikator Simpangan
Baku Relatif (%SBR)
berapakah kriteria
penerimaan SBR yang
ditetapkan pada taraf
kepercayaan 99,0% ?
9 Suatu Industri Farmasi a. A Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana
sedang melakukan produksi b. B masing-masing memiliki spesifikasi tertentu:
tablet vitamin C dengan c. C
d. D a. Unclassified Area
bentuk kemasan strip. Agar
memenuhi aturan CPOB, e. E Area ini merupakan area yang tidak
pengemasan vitamin C dikendalikan tetapi untuk kepentingan
menggunakan blister perlu tertentu ada beberapa parameter yang
dilakukan pada kelas ruang dipantau. Termasuk didalamnya adalah
yang sesuai. Apakah kelas laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang
ruangan yang tepat untuk (suhu terkontrol untuk cold storage dan cool
melakukan proses tersebut room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang
berdasarkan CPOB? teknik.
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 31
SEDIAAN PADAT

b. Black area (kelas E)


Ruangan ataupun area yang termasuk dalam
kelas ini adalah koridor yang menghubungkan
ruang ganti dengan area produksi, area
staging bahan kemas dan ruang kemas
sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan
sepatu dan pakaian black area (dengan
penutup kepala)
c. Grey area (kelas D)
Ruangan ataupun area yang masuk dalam
kelas ini adalah ruang produksi produk non
steril, ruang pengemasan primer, ruang
timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang
preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi),
ruang sampling di gudang. Setiap karyawan
yang masuk ke area ini wajib mengenakan
gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara
black area dan grey area dibatasi ruang ganti
pakaian grey dan airlock.
d. White area (kelas A, B, C/dibawah LAF)
Ruangan yang masuk dalam area ini adalah
ruangan yang digunakan untuk penimbangan
bahan baku produksi steril, ruang mixing
untuk produksi steril, background ruang
filling, laboratorium mikrobiologi (ruang uji
sterilitas). Setiap karyawan yang akan
memasuki area ini wajib mengenakan pakaian
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 32
SEDIAAN PADAT

antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak


melepas partikel). Antara grey area dan white
area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian
white dan airlock.
(BPOM. 2012. Pedoman Cara Pembuatan
Obat Yang Baik. Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI: Jakarta.)
10 seorang apoteker pada a. Campuran Produk Ruahan adalah campuran bahan
bagian R&D suatu industri massa tablet yang telah selesai diolah yang masih
farmasi ingin memproduksi b. Granul memerlukan tahap pengemasan
tablet salut metronidazol kering untukmenjadi produk jadi.Contoh : hasil
menggunakan metode c. Tablet inti pencetakan tablet, hasil pengisian kapsul,
granulasi basah. Proses d. Tablet yang suppositoria.
sudah
pembuatan dimulai dari
disalut Sumber : BPOM. 2006. Pedoman Cara
proses penimbangan hingga e. Tablet salut Pembuatan Obat Yang Baik
pengemasan. Makanakah dalam
yang termasuk produk kemasan
ruahan?

11 Seorang apoteker di industri a. zat aktif berdosis Jawab : c. Zat aktif peka terhadap panas
farmasi sedang melakukan besar
Granulasi kering (Slugging) :proses
optimasi tablet asetosal 500
b. Zat aktif sukar pembuatan tablet dengan cara mencampurkan
mg dengan metode zat aktif dan bahan dalam keadaan kering,
larut dalam air
granulasi kering. untuk kemudian dikempa, lalu dihancurkan
Karakteristik dari senyawa c. Zat aktif peka menjadi partikel yang lebih besar, lalu
asetosal adalah sukar larut terhadap panas dikempa kembali untuk mendapatkan tablet
dalam air, polimorf, tidak yang memenuhi persyaratan. Prinsipnya
higroskopis, pKa 3,5, sifat d. Zat aktif
membuat granul yang baik dengan cara
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 33
SEDIAAN PADAT

alir jelek, tidak tahan mempunyai sifat mekanis, tanpa pengikat dan pelarut. Metode
pemanasan. Apakah dasar alir yang jelek ini digunakan pada zat aktif yang memiliki
pertimbangan yang sifat aliran yang buruk (tidak amorf), zat aktif
e. Zat Aktif bersifat sensitif terhadap panas dan lembab,
digunakan oleh apoteker
asam lemah kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
untuk menggunakan metode
granulasi tersebut. Keuntungan metode ini adalah peralatan lebih
sedikit dibanding granulasi basah, cocok
digunakan pada zat aktif tidak tahan
panas dan lembab, mempercepat waktu
hancur obat dalam tubuh karena tidak
menggunakan pengikat (Lachman dkk, 1994).

12 Seorang apoteker di industri a. zat aktif berdosis Jawab : c. Zat aktif peka terhadap panas
farmasi sedang melakukan besar
Granulasi kering (Slugging) :proses
optimasi tablet asetosal 500
b. Zat aktif sukar pembuatan tablet dengan cara mencampurkan
mg dengan metode zat aktif dan bahan dalam keadaan kering,
larut dalam air
granulasi kering. untuk kemudian dikempa, lalu dihancurkan
Karakteristik dari senyawa c. Zat aktif peka menjadi partikel yang lebih besar, lalu
asetosal adalah sukar larut terhadap panas dikempa kembali untuk mendapatkan tablet
dalam air, polimorf, tidak yang memenuhi persyaratan. Prinsipnya
higroskopis, pKa 3,5, sifat d. Zat aktif
membuat granul yang baik dengan cara
alir jelek, tidak tahan mempunyai sifat mekanis, tanpa pengikat dan pelarut. Metode
pemanasan. Apakah dasar alir yang jelek ini digunakan pada zat aktif yang memiliki
pertimbangan yang e. Zat Aktif bersifat sifat aliran yang buruk (tidak amorf), zat aktif
digunakan oleh apoteker sensitif terhadap panas dan lembab,
asam lemah
untuk menggunakan metode kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
Keuntungan metode ini adalah peralatan lebih
granulasi tersebut.
sedikit dibanding granulasi basah, cocok
digunakan pada zat aktif tidak tahan
panas dan lembab, mempercepat waktu
hancur obat dalam tubuh karena tidak
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 34
SEDIAAN PADAT

menggunakan pengikat (Lachman dkk, 1994).

13 Seorang apoteker di industri a. Chapping Macam-macam kerusakan pada pembuatan


farmasi baru sedang b. Chipping tablet
melakukan uji stabilitas c. Laminating
d. Mottling 1. Binding : kerusakan tablet akibat
dipercepat dan jangka
e. Sticking massa yang akan dicetak melekat pada
panjang tablet Flunarizine 10 dinding ruang cetakan.1
mg tablet yang akan 2. Sticking/Picking : pelekatan yang
digunakan untuk terapi terjadi pada punch atas dan bawah
pencegahan migraine. karena permukaan punch tidak licin,
Setelah satu bulan pengujian, pencetak masih ada lemaknya, zat
tablet Flunarizine tersebut pelicinnya kurang atau massanya
mengalami perubahan warna basah. 1
dan timbul warna yang tidak 3. Whiskering : terjadi karena pencetak
rata (terdapat bintik-bintik tidak pas dengan ruang cetakan
berwarna merah tua). sehingga terjadi pelelehan zat aktif
Apakah istilah yang tepat saat pencetakan pada tekanan tinggi.
untuk menggambarkan Akibatnya pada penyimpanan dalam
botol-botol, sisi-sisi tablet yang
permasalahan ketidakstabilan
berlebihan akan lepas dan
tablet tersebut? menghasilkan bubuk.1
4. Splitting/Capping : Splitting adalah
lepasnya lapisan tipis dari permukaan
tablet, tertutama pada bagian tengah;
Capping adalah membelahnya tablet
di bagian atas, Penyebabnya yaitu :
a. Kurangnya daya pengikat dalam
massa tablet,
b. Massa tablet terlalu banyak fine
atau terlalu banyak mengandung
udara sehingga udara akan keluar
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 35
SEDIAAN PADAT

setelah dicetak,
c. Tenaga yang diberikan pada
pencetakan tablet terlalu besar
sehingga udara yang berada di atas
massa yang akan dicetak sukar
keluar dan ikut tercetak,
d. Formulanya tidak sesuai,
e. Die dan punch tidak rata.1
5. Mottling : terjadi karena zat warna
tersebar tidak merata pada
1
permukaan tablet.
6. Crumbling : tablet menjadi retak dan
rapuh, penyebabnya adalah kurangnya
tekanan pada pencetakan tablet dan
kurangnya zat pengikat.1
7. Laminating : pemisahan tablet
menjadi dua atau lebih lapisan karena
udara terjebak dalam massa granul.2
8. Chipping : keadaan dimana bagian
bawah tablet terpotong. Penyebabnya
ujung punch bawah tidak rata dengan
permukaan atas die.2

SUMBER :
1. Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan
Hitungan
Farmasi, EGC, Jakarta, 84-85
2. Rana A. S., dan Kumar S. L. H., 2013,
Manufacturing
Defect of Tablets : A Review, Journal of
Drug Delivery& Therapeutics, 3(6), 200-206
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 36
SEDIAAN PADAT

14 Seorang apoteker di suatu A. Tokoferol


industri obat tradisional B. Propilen glikol
sedang mengembangkan C. Tween 80
formulasi sediaan kapsul D. Span 60
lunak minyak ikan untuk Na-benzoat
membantu meningkatkan
nafsu makan anak-anak.
Komposisi formula tersebut
terdiri dari minyak ikan.
Tokoferol, propilenglikol,
tween 80, span 60, Na-
benzoat. Apakah bahan
dalam formula tersebut yang
berfungsi sebagai pengawet?

15 Seorang apoteker yang a. Polimer Secara umum, mukoadhesif merupakan


bekerja di industri farmasi membuat tablet bentuk sediaan bioadhesif yang membentuk
sedang mengembangkan obat mengapung ikatan dengan membran mukosa lambung
Diltiazem dalam bentuk dilambung sehingga bertahan pada membran tersebut
sediaan tablet mukoadhesif b. Polimer dalam satu periode waktu yg diperlama.
untuk memperlama waktu berikatan Contohnya adalah hidroksil metil selulosa dan
dengan mukosa
tinggal obat dilambung carbopol (Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia,
lambung
dengan menggunakan 2007
c. Polimer
polimer carbopol. Apakah menignkatkan
yang dapat menyebabkan densitas tablet
obat tersebut dapat bertahan dan mengendap
lama dilambung? dilambung
d. Polimer
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 37
SEDIAAN PADAT

menyebabkan
tablet pecah
dilambung
e. pH lambung
sesuai dengan
polimer yang
digunakan

16 Seorang apoteker diindustri a. Tablet bukal


farmasi sedang merancang b. Tablet
formula tablet yang efferfesent
mengandung antibiotic c. Tablet hisap
Dequalinium Bromide untuk d. Tablet salut
pengobatan infeksi local e. Tablet
sublingual
pada tenggorokan. Apakah
bentuk sediaan yang tepat
untuk antibiotic tersebut?
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 38
SEDIAAN PADAT

17 Seorang apoteker yang a. CMC


bekerja pada bagian RnD b. Etil selulosa
suatu industry Farmasi akan c. Galaktomannosa
merancang formula sediaan d. Hidroksi
tablet lepas lambat etilselulosa
Verapamil Hcl yang e. Na. alginat
kelarutannya tinggi
menggunakan matriks tidak
larut dalam air. Bahan
matriks yang tersedia adalah
CMC, Etil Selulosa,
Galaktomannosa, Hidroksi
etil selulosa, dan Na alginate.
Apakah matriks yang tepat
digunakan untuk pembuatan
formula tersebut

R.C. Rowe, Paul J.S., and arian E.Q., 2009,


Handbook of Pharmaceutical
Excipients sixth Edition, Published by
the pharmaceutical Press.London

18 Seorang Apoteker yang a. Linieritas X Rentang : interval antara konsentrasi atas dan
bertugas pada bagian QC konsentrasi bawah suatu analit yang telah
b. Spesifisitas /
suatu industri farmasi sedang ditetapkan tingkat presisi dan akurasi yang
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 39
SEDIAAN PADAT

melakukan validasi alat selektivitas dapat diterima.


KCKT untuk pemeriksaan
c. Akurasi Sensitivitas : kemampuan untuk mengukur
fenilpropanolamin (PPA)
analit dalam konsentrasi yang sangat kecil.
dalam produk tablet obat d. Presisi
(LOD / LOQ). Sensitivitas/ Kepekaan
influenza. Apoteker tersebut (Ketepatan)
yaitusuatu istilah yang menjelaskan batas
memastikan apakah terdapat
e. Rentang X deteksi dari reaksi spesifik yang
puncak lain (peak) yang
menggunakan bahan pereaksi atau sistem tes.
dihasilkan oleh eksipien dan
Dokumen menetapkan tingkat kepekaan yang
pelarut selain peak yang
harus dicapai.
yang dihasilkan oleh PPA
dalam kromatogram. Linieritas : kemampuan untuk menunjukkan
Parameter apakah yang bahwa nilai hasil uji langsung atau setelah
sedang dianalisa oleh diolah secara matematika, proporsional
Apoteker tersebut ? dengan konsentrasi analit dalam sampel
dalam batas rentang konsentrasi tertentu. (y =
bx + a). Linearitas yaitukemampuan metode
memberikan hasil (dalam batas rentang yang
ditetapkan) yang langsung atau tidak langsung
sebanding dengan konsentrasi analit yang
terdapat dalam sampel.
Selektivitas : kemampuan metode untuk
mengukur analit secara akurat dan spesifik
bila analit berada dengan komponen lain
dalam matriks sampel seperti pengotor,
produk degradasi dan komponen matriks.
Selektivitas seringkali dapat dinyatakan
sebagai derajat penyimpangan metode yang
dilakukan terhadap sampel yang mengandung
bahan yang ditambahkan. Pada metode
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 40
SEDIAAN PADAT

analisis yang melibatkan kromatografi,


selektivitas ditentukan melalui perhitungan
(𝑡𝑅2−𝑡𝑅1)
daya resolusinya (Rs). R =2 𝑊1+𝑊2)

Spesifisitas :Kemampuan untuk menilai


dengan jelas analit di antara adanya
komponen lain di dalam suatu sampel.
Komponen ini biasanya merupakan impuritas,
hasil urai atau matriks sampel dll.
Akurasi : ukuran derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit sebenarnya. (%
𝐴−𝐵
recovery atau % perolehan kembali = x
𝐶
100 % ). Kedekatan hasil yang diperoleh
terhadap nilai sesungguhnya dari suatu
pengukuran atau analisis. Bias adalah
penyimpangan sistematis dari nilai
sesungguhnya.
(Watson, David G., 2010, Analisi farmasi,
Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran /
PK.BPOM No. HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun
2012 tentang Penerapan Pedoman CPOB)
19 Seorang Apoteker di industry a. 3 Kriteria peneriman menurut FI IV :
farmasi akan melakukan uji b. 6
disolusi tablet paracetamol c. 12
secara in vitro USP-NF telah d. 18
menetapkan syarat untuk e. 24
pengujian produk tablet
dengan menggunakan
metode keranjang atau
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 41
SEDIAAN PADAT

dayung, dan criteria


penerimaan masing-masing
unit tidak kurang dari Tingkat Jumlah Kriteria
Q+15%. Berapakah jumlah pengujia yang diuji penerimaan
tablet yang harus diuji pada n
pengujian tersebut?
S1 6 Tiap unit ≥ Q
+5%
S2 6 Rata-rata dari ke
12 unit sediaan
(S1+S2) ≥Q dan
tidak satu unit
pun < Q-15
S3 12 Rata-rata dari
24 unit sediaan
(S1+S2+S3) ≥
Q tidak lebi dari
2 unit sediaan <
Q-15% dan
tidak satu unit
pun <Q-25%
20 Seorang apoteker pada a. Mencari Waktu operasional atau operating time
bagian QC suatu industri waktu merupakan waktu yang dibutuhkan suatu
farmasi akan melakukan tercepat senyawa untuk bereaksi dengan senyawa lain
pengukuran kadar dalam hingga terbentuk senyawa produk yang stabil.
kloramfenikol dalam sediaan pengukuran Kestabilan senyawa produk diketahui dengan
tablet dengan menggunakan b. Menentukan mengamati absorbansi mulai dari saat
waktu reaksi
metode spektrofotometri direaksikan hingga tercapai serapan yang
yang stabil
visibel. Seblum dilakukan stabil. Pengukuran serapan ini dilakukan pada
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 42
SEDIAAN PADAT

pengukuran terhadap sampel, c. Mencari panjang gelombang maksimal teoritis.


apoteker tersebut melakukan waktu
terjadinya (Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4
proses penetapan operating
warna No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 – 2493)
time. Apakah tujuan dari
proses tersebut? pertama kali
d. Menentukan
waktu awal
terjadinya
reaksi
e. Mencari
waktu
terbentuknya
warna

21 Apoteker yang bekerja di a. tablet salut gula. Tablet salut gula :


bagian RnD suatu industri
b. tablet Tablet salut biasa / salut gula (dragee),
farmasi akan membuat
konvensional. Adalah tablet kempa yang disalut dengan
formulasi untuk tablet
beberapa lapisan gula baik berwarna maupun
natrium diklofenak yang c. tablet lepas
tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi
bersifat iriatif terhadap lambat.
dalam air mengandung serbuk yang tidak
terhadapa lmbung. Apakah
d. tablet salut film. larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau
bentuk sediaan tablet yang
titanium dioksida yang disuspensikan dengan
tepat untuk tablet natrium e. tablet salut gom akasia atau gelatin.
diklofenak tersebut ? enterik.

Tablet konvensional :
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan
siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri
dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 43
SEDIAAN PADAT

bahan eksipien.
Tablet Lepas Lambat :
Tablet yang pelepasan zat aktifnya
dimodifikasi sehingga tablet tersebut
melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek
terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau
konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk
beberapa waktu tertentu. (misal tablet lepas
lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
Tablet salut fim :
Tablet salut selaput (film-coated tablet),
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
bewarna atau tidak dari bahan polimer yang
larut dalam air yang hancur cepat di dalam
saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-
kali. Disalut dengan hidroksi propil metil
selulosa, metil selulosa, hidroksi propil
selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa
asetat ftalat dengan PEG yang tidak
mengandung air atau mengandung air.
Tabletsalut enterik:
Tablet salut enteric (enteric-coated tablet),
atau lepas tunda, Adalah tablet yang dikempa
yang disalut dengan suatu zat yang tahan
terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi
terlarut dalam usus halus. maka diperlukan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 44
SEDIAAN PADAT

penyalut enterik yang bertujuan untuk


menunda pelepasan obat sampai tablet
melewati lambung. Bahan yang sering
digunakan adalah alol, keratin, selulosa acetat
phtalat.
(Farmakope Edisi III)

22 Seorang apoteker di apotek a. -5o sd 0 o C semua suhu di dalam FI dinyatakan dalam


menemukan beberapa b. 0 o sd 4 o C derajat Celcius
sediaan suppositoria yang c. 5 o sd 15 o C
disimpan dalam lemari d. 15 o sd 20 o C Dingin adalah suhu tidak lebih dari 2- 8
penyimpanan berubah e. 20 o sd 25 o C derajat.
menjadi lembek. Kesalahan
tersebut diduga akibat Lemari pendingin memiliki suhu antara 2 - 8
kesalahan pengaturan suhu derajat sedangkan lemari pembeku
mempunyai suhu antara -20 s/d -10 derajat.
penyimpanan, dimana
sediaan suppositoria harus
Sejuk adalah suhu antara 8 s/d 15 derajat.
disimpan pada tempat yang
Kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada
sejuk. Berapakah suhu
suhu sejuk dapat disimpan dilemari
penyimpanan yang tepat
pendingin.
untuk sediaan tersebut ?
Suhu kamar terkendali adalah suhu yang
diatur antara 15 s/d 30 derajat.

Hangat adalah suhu antara 30 s/d 40 derajat

Panas berlebih adalah suhu diatas 40 derajat


FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 45
SEDIAAN PADAT

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI,


2014, Farmakope Indonesia edisi V, Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia

23 Seorang apoteker di industry a. Presisi


farmasi sedang b. Akurasi
melakukan validasi c. Spesifisitas
metode analisa tablet d. Lineritas
valsartan dengan metode e. Robustness
HPLC. Salah satu
parameter validasi
metode analisis yang
diterapkan adalah
metode tersebut harus
menunjukan derajat
kedekatan hasil analisa
dengan kadar analit yang
sebenarnya. Parameter
apakah yang ditetapkan
oleh apoteker tersebut?
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 46
SEDIAAN PADAT
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 47
SEDIAAN PADAT

(Riyanto,phd. Metode validasi dan verifikasi)

24 Suatu apoteker di suatu a. Kurkuminoid Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa
industri obat tradisional tidak stabil suhu pengeringan memberi pengaruh yang
mendapatkan penurunan oleh panas nyata (significant) pada kelarutan kukurmin.
kadar kurkuminoid dalam b. Kurkuminoid Sedangkan suhu air pelarut memberi
bahan baku kunyit untuk menguap pengaruh yang sangat nyata (higly significant)
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 48
SEDIAAN PADAT

bahan baku kapsul obat bersama uap terhadap kelarutan kukurmin. Selanjutnya
kolesterol. Pemasuk bahan air untuk interaksi dari kedua faktor perlakuan di
baku tersebut mrngatakan c. Kurkuminoid atas memberi pengaruh sangat nyata terhadap
bahwa sebelum dikirim, terurai menjadi kelarutan kukurmin. Semakin tinggi suhu air
kunyit didihkan dengan air asam ferulat pelarut yang digunakan, semakin besar
kapurterlebih dahulu untuk d. Kurkuminoid jumlah kukurmin yang terlarut. Secara visual
membentuk
menghentikanreaksi dapat dilihat dari tingkat kekuningan air
polimer
enzimatis. Apakah yang pelarut yang semakin pekat sejalan dengan
e. Reaksi
menyebabkan penurunan enzimatis tetap kenaikan suhu air pelarut.
kadar kurkuminoid dalam berlangsung PENGARUH SUHU PENGERINGAN
bahan baku kunyit tersebut?
TERHADAP KELARUTAN KUKURMIN
DARI TEPUNG KUNYIT (Cucurma
domestica Val ) PADA BERBAGAI SUHU
AIR (Medan 202314, Indonesia)
25 Seorang Apoteker yang a. < 0.5 % Kriteria penerimaan untuk persen standar
bertugas pada bagia QC b. < 1.0 % deviasi relatif adalah < 2,0%
suatu industri farmasi sedang c. < 2.0 %
d. < 2.5 % (Eko Priyono. 2012. Validasi Metode
mengukur akurasi alat
e. < 5.0 % Penetapan Kadar KlorfeniraminaMaleat Dan
KCKT dalam rangka validasi
Fenilpropanolamina Dalam Sediaan
penetapan kadar CTM pada
TabletParatusin® Secara Kromatografi Cair
produk tablet obat influenza
Kinerja Tinggi)
dengan indikator Simpangan
Baku Relatif (SBR).
Berapakah kriteria
penerimaan SBR yang
ditetapkan pada taraf
kepercayaan 99.0%?
26 Suatu industry farmasi akan f. 1 mg Diket. Starch glycolate 5%
g. 5 mg
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 49
SEDIAAN PADAT

membuat tablet glimepiride 4 h. 10 mg Bobot tab 200 mg


mg dengan bobot tablet i. 15 mg
j. 20 mg Ditanya: jml starch glycolte/tab
sebesar 200mg hasil
pengembangan formulasi
menunjukan konsentrasi
Jawab:
optium sodium starch
glycolate dalam formula tiap (5/100)x 200
tablet adalah 5%. Berapakah
jumlah sodium starch =10 mg
glycolate dalam tiap tablet
tersebuT?

27 Seorang apoteker dibagian a. 1,92% Rumus kerapuhan tablet :


QC suatu industry farmasi
b. 1,99%
akan melakukan uji
kerapuhan tablet Na- c. 0,44%
Diklofenak sebelum tablet
d. 0,22%
tersebut dikemas. Data uji
kerapuhan tablet tersebut e. 0,19%
mendapatkan bobot awal dari
20 tablet sebelum diuji adl
11,435g dan bobot tablet
setelah diuji adalah 11,215
.berapakah nilai kerapuhan
tablet tersebut?
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 50
SEDIAAN PADAT

Sumber: pratiwi, melinda.,2010, optimasi


formula tablet lepas lambat kaptopril
menggunakan metode desain faktoral,
fakultas farmasi unka widya mandala
surabaya.

((Wo-W)/Wo) x 100%))
((11,435-11,215)/11,435)x100%))
=1,92%

28 Seorang apoteker disuatu a. Pengisi


industri farmasi akan b. Penghancur
memproduksi tablet c. Pelicin
paracetamol 500 mg. Bahan d. Pelincir
excipient yang digunakan e. Pengikat
dalam formula tablet tersebut
adalah lactose , CMC-Na,
Mg.stearat, dan talcum.
Apakah fungsi CMC-Na
pada formula tersebut? R.C. Rowe, Paul J.S., and arian E.Q., 2009,
Handbook of Pharmaceutical
Excipients sixth Edition, Published by
the pharmaceutical Press.London
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 51
SEDIAAN PADAT

29 seorang apoteker pada 3. Kekerasan Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan


bagian QC di suatu industri 4. Kandungan sebagai uji kekuatan tablet. Alat yang biasa
farmasi melakukan evaluasi lembab digunakan yaitu Hardness tester.
sifat fisik tablet asetosal 5. Organoleptis
6. Kerapuhan Kerapuhan merupakan parameter yang
dengan menggunakan alat
7. Bobot jenis digunakan untuk mengukur ketahanan
berikut
permukaan tablet terhadap geekan. Alat yang
digunakan yaitu dengan friabilator.
Jawabannya
d. kerapuhan
(Menurut FI edisi III)

Apakah sifat fisik yang diuji


oleh apoteker tersebut?

30 Seorang apoteker di industri a. Menganti zat Mottling = terjadi migrasi zat warna sehingga
farmasi melakukan produksi warna dengan warna granul tidak merata
sediaan tablet antasida yang yang tidak
larut air Permasalahan :
dibuat dengan metode
granulasi basah. Agar b. Menaikan Aliran kurang baik
tampilan tablet lebih suhu
pengering a. Distribusi ukuran granul yang tidak tepat,
menarik, maka tablet diberi
granul sebab dengan demikian mungkin saja
warna hijau aroma mint. c. Melakukan timbul porositas tinggi, yang tidak dapat
Setelah dilakukan granulasi pengadukan menjamin keseragaman bobot karena
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 52
SEDIAAN PADAT

basah, granul yang selama proses adanya distribusi baru pada saat
dikeringkan dengan tray pengeringan pencetakan.
dryer. Hasil yang diperoleh d. Melakukan b. Sistem pencampuran yang tidak benar,
ternyata terjadi migrasi zat pengeringan sehingga mesin harus terkunci baik
warna sehingga warna granul secara terutama pons bawah karena dapat
tidak merata. Bagaimana bertahap berubah-ubah sehingga bobot berbeda-
e. Memperkecil beda.
cara yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut?
ukuran granul Penyelesaian masalah :
yang
dikeringkan - Perbaiki atau ulangi
proses pembuatan
granul, perbaikan
ukuran granul, pengikat,
granulasi, perbaikan
pencampuran massa
cetak.
- Perbaikan mesin tablet
yaitu validasi mesin
tablet.
- Kecepatan aliran dapat
menyebabkan bobot
tablet yang berbeda-
beda. Penyebab
kecepatan aliran :
kandungan air tinggi
sehingga adesivitas
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 53
SEDIAAN PADAT

tinggi dan aliran


menjadi kurang ;
porositas tinggi, udara
terjebak banyak karena
fines dan pengikat yang
tidak cocok atau kurang.
Jumlah fines meningkat,
porositas meningkat,
aliran tidak baik.

Anieanif, Moh, 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan


Praktik, Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
Ansel. Howard C, 1989, Pengatar Bentuk
Sediaan, UI-Press: Jakarta.
Aulton, M, E, 1988, Pharmaceutics: The
Science of Dosage Form Design, Churchill
Livingstone Inc: New York.
Martin, A., James, S., & Arthur, C, 1993,
Farmasi Fisik, UI-Press: Jakarta.

Siregar. Charles J. P, 2010.


Teknologi Farmasi Sediaan
Tablet. EGC: Jakarta.
Syamsuni. H. A, 2006, Ilmu
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 54
SEDIAAN PADAT

Resep, EGC: Jakarta.

31 Seorang apoteker di suatu a. Wet Jawabannya A (Wet granulation) karena


industri farmasi akan granulation teofili mempunyai sifat alir jelek dan
memproduksi obat teofili. b. Dry granulation kompaktibilitas yang rendah, dan
Formula tablet teofilin c. Direct mempunyai kelarutan, mudah larut dalam
tersebut memiliki daya alir compression air panas. sehingga lebih cocok digunakan
(fluiditas) dan d. Foam metode granulasi basah pada proses
granulation
kompaktibilitas yang pembuatannya.
e. Fluid bed
rendah, sehingga diperlukan granulation
pemilihan metode yang tepat
dalam produksinya hingga a. Wet granulation (metode granulasi
menghasilkan tablet dengan basah) merupakan metode yang
sifat fisik yang baik. Apakah digunakan untuk membuat tablet yang
metode yang tepat dengan zat aktif yang mempunyai
digunakan untuk karakteristik tidak
memproduksi tablet kompaktibel/kompaktibilitas,
teofilin tersebut ? mempunyai waktu alilr (fluiditas) yang
jelek, tahan panas, dan tahan
lembab/pembasahan.

b. Dry granulation (metode granuladi


kering), merupakan metode yang
digunakan untuk membuat tablet dengan
zat aktif yang mempunyai karakteristik
tidak kompaktibel/kompaktibilitas,
mempunyai waktu alilr (fluiditas) yang
jelek, tahan panas, dan tahan
lembab/pembasahan.
(www.pharmasindo.com/2016/09/metode-
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 55
SEDIAAN PADAT

pembuatan-tablet.html?m=1)

c. Direct compression (metode kempa


langsung) metode yang digunakan untuk
membuat tablet dengan zat aktif yang
mempunyai karakteristik kompaktibel/
kompaktibilitas, mempunyai waktu alilr
(fluiditas) yang baik
(www.pharmasindo.com/2016/09/metode-
pembuatan-tablet.html?m=1)

d. Foam granulation (granulasi busa),


termasuk granulasi basah dimana pengikat
yang ditambahkan berupa busa air.
(Karen Hapgood.2010.foam granulation.
Monash University, Faculty of
Engineering. Deot.of chemical
engineering. Autralia)

e. Fluid bed granulation (metode spray


granulasi), untuk bahan aktif yang
memiliki dosis yang besar, sifat alir dan
kompaktisibilitas yang buruk. Mtode ini
digunkan untuk memperbaiki
permasalahan fluiditas dan
kompaktisibilitas serta disolusi dari bahan
aktif.
(Rahmawati Firman. 2014. Fluid Bed
Granulation.Universitas Sebelas Maret,
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 56
SEDIAAN PADAT

Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam. Surakarta)
32 Seorang apoteker di industri a. Sealing-sub
farmasi akan memproduksi coating-
tablet salut teofilin. smooting-
Pembuatan sediaan tersebut coloring-
bertujuan untuk mengurangi finishing-
rasa oahit dari teofilin. polishing
b. Sealing-sub
Bagaimana tahapan yang
coating-
tepat pada proses dalam smooting-
pembuatan tablet salut gula finishing-
tersebut? coloring-
polishing
c. Sealing-sub
coating- “Coating By Dr. Robert O. (Bill) Williams
smooting- and Ms. Vorapann Mahaguna”
polishing-
coloring-  Sealing (penyegelan tablet inti) bertujuan
finishing untuk menutup tablet inti dari pengaruh air
d. Sealing- yang dipakai untuk proses penyalutan
smooting-sub  Sub coating (pelapisan dasar) = untuk
coating- menutupi bagian tepi tablet sehingga
finishing- membentuk tablet salut
coloring-  Smoothing (penghalusan) = untuk
polishing melicinkan permukaan tablet yang telah di
e. Sealing- sub coat
smooting-sub  Coloring (pewarnaan) = untuk
coating- memberikan warna tablet sesuai dengan
finishing- warna yang dikehendaki
polishing-  Finishing = Untuk memperlicin
permukaan tablet salut yang telah diberi
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 57
SEDIAAN PADAT

coloring warna
 Polishing (pengkilapan) = untuk
menjadikan permukaan tablet salut
mengkilat dan indah

33 Seorang apoteker di suatu a. Stabilitas Stabilitas adalah


industri farmasi akan b. Presisi Presisi adalah kedekatan beberapa nilai
melakukan proses validasi c. Akurasi pengukuran seri sampel yang homogen pada
metode analisis HPLC untuk d. Selektivitas kondisi normal (sampel yang sama dan diuji
pengujian senyawa aktif e. sensitivitas secara berurutan) dan penentuan presisi ini
dalam produk tablet pada umumnya menakup pemeriksaan.
kaptopril. Apoteker tersebut
AKURASI adalah kesesuaian hasil uji yang
akan mengukur kemampuan
didapat dari metode tersebut dengan nilai
metode untuk mengukur
yang sebenarnya, dengan kata lain akurasi
kadar kaptopril dengan
ukuran ketepatan dari hasil suatu metode
keberadaan senyawa
analitik.
eksipient pada matriks tablet.
Apakah parameter yang Selektivitas adalah kemampuan metode
ditetapkan oleh apoteker untuk mengukur dengan tepat dan spesifik
tersebut ? suatu analit tertentu disamping komponen –
komponen lain yang terdapat dalam sampel.
Sensitivitas merupakan ukuran kualitas
metode yang menggambarkan kemampuan
metode untuk mendeteksi adanya suatu
komponen (analit)
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 58
SEDIAAN PADAT

To 7

7. Apoteker yang bertugas pada bagian R&D suatu a. Uji absorpsi ex vivo Uji ekivalensi in vitro yang juga disebut uji disolusi
industri farmasi sedang mengembangkan terbanding adalah uji disolusi komparatif yang dilakukan
b. Uji absorpsi in situ
sediaan copy tablet furosemid 20 mg dari untuk menunjukkan similaritas profil disolusi antara obat uji
sediaan furosemid 40 mg yang sudah dimiliki c. Uji absorpsi in vitro dengan obat innovator/ komparator. Obat copy wajib
oleh industri tersebut. Agar produk copy tablet dilakukan uji ekivalensi.
furosemid 20 mg tersebut berdasarkan d. Uji bioavailabilitas in
permintaan bagian marketing. Sediaan tersebut vivo Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan RI
harus melalui uji bioekivalensi agar dapat e. Uji disolusi No.HK.03.1.23.12.11.10217 Tahun 2011 Tentan Obat Wajib
didaftarkan dan diedarkan. Apakah uji terbanding Uji Ekivalensi.
bioekivalensi yang tepat dilakukan oleh
Apoteker tersebut ? Uji disolusi terbanding : digunakan untuk memastikan
kemiripan kualitas dan sifat – sifat produk obat dengan
perubahan monitor dalam formulasi atau pembuatan setelah
izin pemasaran obat. (contoh: produk obat copy yang hanya
berbeda kekuatan)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan RI No.


HK.00.05.3.1818 Tentang Pedoman Uji Bioekivalensi.

8. Seorang Apoteker di bagian R&D sebuah a. 3 jam


industri farmasi sedang merancang protocol uji
b. 6 jam
bioekivalen in vivo untuk produk copy tablet
furosemid 40 mg yang mempunyai t ½ eliminasi c. 9 jam
selama 3 jam. Salah satu yang harus dilakukan
d. 12 jam
dalam protocol tersebut adalah sampling time.
Berapakah waktu sampling minimal untuk uji e. 15 jam
tersebut ?
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 59
SEDIAAN PADAT

FDA
16. Sebuah apoteker di industri farmasi akan a. 50 g Bobot acetosal tiap tablet nya 80 mg, sekali produksi
membuat sediaan tablet hisap untuk penurun b. 60 g menghasilkan 1000 tablet. Jadi, acetosal yang dibutuhkan
panas dengan formula acetosal 80 mg, PVP 2%, c. 70 g untuk sekali produksi adalah :
talcum 2%, aerosol 2%, aspartame 2%, dan d. 80 g
e. 90 g 80 mg x 1000 tablet = 80.000 mg = 80 gram
laktulosa. Bobot tablet tersebut adalah 250 mg
dan 1 bets produksi menghasilkan 1000 tablet.
Berapakah jumlah acetosal yang harus
ditimbang dalam 1 kali siklus produksi ? Jawaban : d

17 Seorang apoteker di industri farmasi akan a. +++/++/+/0 Pedoman CPOB edisi 2012merekomendasikan sistim korodor
memimpin produksi sediaan tablet untuk obat b. ++/+/0/++ bersih (untuk sediaan padat nonsteril) dimana tekanan udara
flu yang berisi paracetamol, fenilpropanolamin c. 0/+/0/+ dikoridor lbih tinggi dari pada tekanan udara diruang proses
dan CTM, sarana produksi haruslah didesain d. +/0/+/0 produksi, sehingga aliran udara terjadi dari koridor keruang
secara khusus untuk memenuhi aturan CPOB. e. ++/+/0/+ produksi semua barang yang dibawa melalui koridor tetap
Salah satunya adalah kaskade tekanan udara di tetap dalam keadaan bersih/ tidak terkontaminasi oleh
area pengemasan untuk mencegah kontaminasi. (partikel) bahan/ produk dari ruang-ruang produksi. Untuk
Baik di ruangan pengemasan primer- ruang sediaan steril direkomendasikan koridor bertekanan udara
antara- ruang pengemasan sekunder dan luar. negatif relatif terhadap ruang produksi demi perlindungan
Bagaimanakah kaskada tekanan udara antar terhadap proses kritis yang sensitif terhadap kontaminan
ruang untuk pengemasan produk tersebut? mikroorganisme.
http://www.pom.go.id/files/faq/faq_CPOB
18 Seorang apoteker pada bagian produksi sebuah a. Uji keseragaman
industri farmasi akan mmbuat tablet bobot
metilprednisolon dengan dosis 8 mg tiap b. Uji keseragaman
tabletnya. Dosis mtilprednisolon tersebut kandungan
sangata kecil dibandingkan dengan komponen c. Uji disolusi
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 60
SEDIAAN PADAT

47 eksipien
Seoranglainnya
apoteker sehingga
yang bertugas
penting didilakukan
bagian RnD a.d.WetUji
Granulation
kekerasan  Granulasi basah (Wet Granulation) : zat berkhasiat, pengisi,
beberapa pengujian
suatu industri pada produk
farmasi tersebut. untuk
merencanakan e. Uji waktu hancur dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan
b. Dry Granulation larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak
Berdasarkan
mengembangkan hal tersebut,
tabletapakah nama uji
acetosal 80 yang
mg.
menjadi
Berdasartitik kritis dan
literatur, perlu dimonitor
asetosal merupakan secara
kristal c. Direct Compresion menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering
ketat pada pengujian
berwarna putih, tidak sediaan metilprednisolon
kompresibel, 8
tidak free pada suhu 40-50oC. Setelah kering diayak lagi untuk
mg tersebut?
flowing, terurai oleh air. Apakah metode d. Fast melt Granulation memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan
ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin
pembuatan tablet yang tepat untuk produksi e.FoamGranulationGran tablet. Metode ini bisa dilakukan apabila zat aktif tahan
tablet asetosal tersebut? ulation lembab dan tahan panas dan sifat alirnya buruk (Anief,
20 seorang apoteker di industri farmasi sedang a. hasiluji Tujuan
1994).utama penilaian
Keuntungan bioekivalensi
dari metode adalah
ini adalah untuk
memperoleh
menyiapkan dokumen untuk mendaftarkan keseragaman menghitung perbedaan
aliran yang lebih bioavailabilitas antara produk
baik, meningkatkan uji dan
kompresibilitas,
produk tablet salut selaput clopidogrel 75 mg kandungan produk
mendapatkanpembanding,
berat jenisdan untuk
yang menunjukkan bahwa
sesuai, mengontrol
yang sedang dikembangkanya. Dokumen b. hasil uji disolusi tidak ada perbedaan yang bermakna secara klinik.
tersebut digunakan sebagai persaratan regestrasi terbanding
yang berupa hasil pengujian ketersediaaan hayati c. hasil uji waktu Sumber : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
hancur PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
tablet clopidogrel yang dibandingkan dengan
d. hasil uji DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK
produk tablet komparator. Apakah dokumen bioekivalensi .00.05.3.1818 TENTANG PEDOMAN UJI
pengujian yang di persaratkan tersebut ? e. hasil uji klinik BIOEKIVALENSI
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 61
SEDIAAN PADAT

pelepasan, mencegah pemisahan komponen selama proses,


meningkatkan distribusi keseragaman kandungan (Siregar
dan Wikarsa, 2010).
 Granulasi kering (Dry Granulation) : proses pembuatan
tablet dengan cara mencampurkan zat aktif dan bahan
dalam keadaan kering, untuk kemudian dikempa, lalu
dihancurkan menjadi partikel yang lebih besar, lalu
dikempa kembali untuk mendapatkan tablet yang
memenuhi persyaratan. Prinsipnya membuat granul yang
baik dengan cara mekanis, tanpa pengikat dan pelarut.
Metode ini digunakan pada zat aktif yang memiliki sifat
aliran yang buruk (tidak amorf), zat aktif sensitif terhadap
panas dan lembab, kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
Keuntungan metode ini adalah peralatan lebih sedikit
dibanding granulasi basah, cocok digunakan pada zat aktif
tidak tahan panas dan lembab, mempercepat waktu hancur
obat dalam tubuh karena tidak menggunakan pengikat
(Lachman dkk, 1994).
 Cetak langsung (Direct Compresion) : Proses pembuatan
tablet dengan cara pengempaan zat aktif dan bahan
tambahan secara langsung tanpa perlakuan awal terlebih
dahulu.Metode ini digunakan pada beberapa bahan obat
yang bersifat alirnya baik, dosis kecil, rentang dosis terapi
zat tidak sempit, zat aktif tidak tahan pemanasan dan
lembab (Ansel, 1989). Keuntungan dari metode ini adalah
lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit, lebih
singkat prosesnya karena proses yang dilakukan lebih
sedikit maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan
metode ini lebih singkat tenaga dan mesin yang
dipergunakan juga lebih sedikit, dapat digunakan untuk zat
aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab, waktu
hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati
proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. Modifikasi
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 62
SEDIAAN PADAT

lanjut dari proses cetak langsung adalah penggunaan


penggerusan pencampur zat aktif keras dengan satu atau
lebih pengisi dan penambahan pengisi dan pengikat lain
sebelum campuran akhir dicetak langsung (siregar dan
wikarsa 2010)

50. Seorang apoteker diindustri farmasi ssedang a. Bahan pengikat Capping/Laminating


melakukan formulasi tablet vitamin c dengan kering terlalu banyak
b. Kekurangan fines Capping : bagian atas tablet terpisah dari bagian utamanya
metode granulasi kering. Setelah dikempa tablet
tersebut mengalami capping. Apakah penyebab didalam granul Laminating : tablet memisah dan menjadi 2 bagian saat proses
c. Posisi punch bawah
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 63
SEDIAAN PADAT

dari rusaknya tablet vitamin c tersebut? saat ejection terlalu pengeluaran dari die
rendah.
d. Bahan lubrikan Penyebab :
dalam formula Terjebaknya udara dalam granul sehingga tertekan dalam die
terlalu banyak selama pengempaan dan kemudian mengembang pada saat
e. Permukaan punch
gaya kempa dilepaskan (Jeratan udara disebabkan jumlah fine
terlalu datar dan
dalam granul)
kecepatannya rendah
Kadar air granul terlalu tinggi
Terlalu banyak/ terlalu sedikit lubrikan
Punch dan die masih baru sehingga menyatu sangat rapat pada
saat pengempaan (gaya tekan terlalu besar)
Zat pengikat yang kurang tepat.
Fudholo A., 2013,sediaan solida, pustaka pelajar, yogyakarta
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 64
SEDIAAN PADAT

84. Seorang apoteker di bagian kontrol kualitas a. 7 Berdasarkan FI IV, data uji kesesuaian sistem dari hasil
industri farmasi akan menyusun protokol b. 6 penyuntikan (HPLC/KCKT) berulang 5-6 kali, baik larutan
penetapan kadar aminofilin dalam sediaan tablet c. 5 baku maupun larutan uji.
dengan metode KCKT. Agar memenuhi d. 4
persyaratan ICH, apoteker tersebut harus e. 3
menetapkan jumlah seri konsentrasi yang
digunakan untuk pembuatan kurva baku sebagai
salah satu tahap metode kuantifikasinya.
Berapakah jumlah seri konsenterasi minimum
yang harus ditetapkan dalam protokol tersebut?

86 Seorang apoteker di industri farmasi sedang a. Tablet salut gula  Tablet salut enteric :
melakukan formulasi tablet omeprazol. Sifat b. Tablet salut enteric
dari bahan aktif omeprazol yaitu tidak tahan c. Tablet salut film Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda,
terhadap lingkungan asam dan memiliki pKa:4. d. Tablet salut selaput Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat
Apa jenis sedian tablet yang tepat untuk e. Tablet salut kempa yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi
formulasi sediaan tersebut? terlarut dalam usus halus. maka diperlukan penyalut enterik
yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet
melewati lambung. Bahan yang sering digunakan adalah alol,
keratin, selulosa acetat phtalat.
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 65
SEDIAAN PADAT

 Tablet salut gula :

Tablet salut biasa / salut gula (dragee), Adalah tablet kempa


yang disalut dengan beberapa lapisan gula baik berwarna
maupun tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut, seperti pati, kalsium
karbonat, talk, atau titanium dioksida yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin.

 Tablet konvensional :

Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi


tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau
kombinasi dengan bahan eksipien.

 Tablet salut film :

Tablet salut selaput (film-coated tablet), Tablet kempa yang


disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan
polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam
saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali. Disalut
dengan hidroksi propil metil selulosa, metil selulosa, hidroksi
propil selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat
dengan PEG yang tidak mengandung air atau mengandung air.

(Farmakope Edisi III)


FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 66
SEDIAAN PADAT

118 Seorang apoteker di suatu industri farmasi a. Inspeksi diri Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak
sedang melakukan proses granulasi untuk b. Kesiapan ruang dilakukan secara bersamaan atau bergantian dalam ruang
pembuatan tablet paracetamol 500 mg. Selain timbang kerja yang sama kecuali tidak ada risiko terjadinya campur
itu, apoteker juga melakukan proses c. Kesiapan area baur ataupun kontaminasi silang. Maka diperlukan area
pengeringan terhadap granul asam mefenamat di pencampuran pencampuran
ruang produksi yang sama. Hal tersebut menjadi serbuk CPOB 2012
d. Kesiapan ruangan
temuan saat ada audit di perusahaan. Apakah
pencetakan tablet
daftar periksa yang harus diperbaiki untuk
e. Kesiapan jalur
mencegah temuan tersebut terulang kembali? pengemasan

130 Seorang apoteker pada bagian kontrol kualitas a.Keseragaman IPC tablet meliputi (Depkes,1995)
suatu industri farmasi melakukan in process kandungan 1.keseragaman bobot
control pada tiap tahapan produksi tablet b.Keseragaman bobot 2.kekerasan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 67
SEDIAAN PADAT

metilprednisolon 4 mg untuk menjamin mutu c.Waktu hancur 3.kerapuhan


obat dengan dosis tersebut. Apakah parameter d.Tingkat kerapuhan 4.kandungan zat aktif
kritis yang harus dikontrol secara ketat pada e.Laju disolusi 5.waktu hancur
produksi obat tersebut

131 Seorang apoteker di industri farmasi ingin a.Tablet salut gula * Tablet salut gula: sering disebut dragee ,penyalutan dengan
memproduksi tablet natrium diklofenak. Salah b.Tablet salut enterik larutan gula untuk menutupi rasa yg tidak enak .
satu karakteristik yang diinginkan adalah tablet c.Tablet salut selaput *Tablet salut enterik:tablet yang disalut dengan zat penyalut
tersebut tidak hancur di dalam lambung namun d.Tablet salut film yang relatif tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dalam
pecah di usus. Apakah jenis tablet yang akan e.Tablet salut tipis usus halus
diproduksi oleh apoteker tersebut? *Tablet salut selaput: Tablet yang dilapisi selaput tipis dan zat
penyalutnya disemprotkan pada tablet
*Tablet salut film: Tablet kempa yang disalut dengan lapisan
tipis berwarna/tidak berwarna tidak larut air dari larutan bahan
polimer yang hancur dengan cepat dalam saluran pencernaan.
*Tablet salut tipis: Tablet inti yang disalut dengan lapisan
relative tipis dari material yang cocok.
Hapalkan juga proses tahapan penyalutan,
Manfaat/tujuan penyalutan!!!
Sumber: Syamsuni,A.,2007.Ilmu Resep.Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
132 seorang apoteker di industri farmasi akan a. ibuprofen Varma V., 2016, Excipients used in the Formulation of
memproduksi tablet ibu profen. Formula tablet Tablets, Research and Review International Journals,
tersebut terdiri dari ibu profen, povidon, laktosa, b. laktosa 5, 144
magnesium stearat dan explotab. Apakah bahan
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 68
SEDIAAN PADAT

yang berfungsi sebagai bahan pelicin dalam c. povidon


formula tersebut ?
d. Mg Stearat
e. explotab
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 69
SEDIAAN PADAT

133 seorang apoteker pada bagian QC suatu industri a. mempunyai atom


farmasi harus melakukan uji kualitatif untuk fosfor dan flour
memastikan kebenaran bahan baku obat
ibuprofen yang datang dari suplier dg b. mempunyai gugus
menggunakan instrumen spektroflourometri. karbonil
Apakah alasan yang mendasari bahwa obat
c. mempunyai gugus
tersebut bisa di ukur dengan instrumen tsb ?
kromofor dan coplanar
d. mempunyai gugus
karbonil dan koplanar
e. mempunyai gugus
kromofor dan halogen
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 70
SEDIAAN PADAT

TO 4&8
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 71
SEDIAAN PADAT

30 Seorang apoteker di industri farmasi akan melakukan a. Bayi Studi bioekivalensi(BE adalah studi bioavailabilitas (BA)
uji bioekuivalensi pada tablet Nifedipine 10 mg. b. Ibu hamil untuk menunjukkan bioekivalensi antara produk uji (sua
Prosedur pengujian bioekivalensi dilakukan menurut c. Kelinci dengan produk obat inovator/pembandingan. Caranya deng
panduan yang berlaku. Siapakah subjek uji yang tepat d. Manusia dewasa kadar obat dalam darah atau urin antara produk-produk
ditetapkan pada pengujian tersebut? sehat subyek manusia.
e. Pasien hipertensi

Kriteria seleksi
Kriteria inklusi dan ekslusi harus dinyatakan dengan jelas da
- Sukarelawan sehat (untuk mengurangi variasi antar subyek
- Sedapat mungkin pria dan wanita jika wanita pertimbangk
subur.
- Umur antara 18-55 tahun;
- Berat badan dalam kisaran normal: \
(IMT = BB (KG) = 18-25
2 (M)
TB
- Kriteria Sehat berdasarkan uji laboratorium klinis yang buk
hati, fungsi ginjal, gula darah, dan urinalisis), riwayat p
fisik);
- Pemeriksaan khusus mungkin harus, dilakukan sebelum
selesai, bergantung pada kelas terapi dan profil keam
misalnya, untuk obat dari kelas fluorokuinolon yang diket
interval QT, harus dilakukan pemeriksaan EKG;
- Sebaiknya bukan perokok. Jika perokok sedang (kuran
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 72
SEDIAAN PADAT

diikutsertakan, harus disebutkan dan efeknya pada hasil st


- Tidak mempunyai riwayat ketergantungan pada alkohol ata
- Tidak kontra indikasi atau hipersensitif terhadap obat yang
- Untuk obat yang terlalu toksik untuk diberikan kepada
sitostatik, antiaritmia), maka digunakan penderita dengan
- Untuk obat yang terlalu toksik untuk diberikan kepada
sitostatik, antiaritmia), maka digunakan penderita dengan
- Uji serologis terhadap Hepatitis B (HBsAG), Hepatitis C(ant
optional.
(Badan Pengawas Obat dan Makanan peraturan kepala bada
makanan
republik indonesia
nomor : hk .00.05.3.1818
tentang PEDOMAN UJI BIOEKIVALENSI DENGAN R
MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN

124 Seorang apoteker yang bekerja pada bagian Quality a. Diluent Menurut Farmakope Edisi III , bahwa waktu hancur tablet ad
Control suatu industri farmasi melakukan in process b. Glidant menit. Waktu hancur tablet parasetamol 500 mg adalah 20 m
control pada saat proses produksi tablet Parasetamol c. Antiadherent memenuhi syarat tablet yang baik. Maka perlu ditambahkan
500 mg.Hasil pengujian tersebut menyimpulkan d. Lubricant
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 73
SEDIAAN PADAT

bahwa waktu hancur tablet sebesar 20 menit. Apakah e. Disintegrant bahan penghacur atau Disintegrant
bahan tambahan dalam formulasi tablet tersebut yang
perlu dievaluasi?
160 Seorang apoteker yang bertugas pada bagian produksi a. Mengecek standar Tujuan dilakukan validasi pembersihan adalah untuk membu
suatu industri farmasi menemukan tablet digoksin operating prosedur yang ditetapkan untuk membersihkan suatu peralatan pengol
yang tertinggal pada mesin striping ketika akan b. Melakukan validasi primer mampu membersihkan sisa bahan aktif obat dan deter
memulai proses pengemasan (striping) tablet captopril clearing proses pencucian dan juga dapat mengendalikan cemaran mi
25 mg. Apakah tindakan yang tepat untuk dilakukan c. Melakukan general dapat diterima.(Priambodo, 2006)
oleh bagian produksi sebelum memulai proses chek up
d. Membuat laporan
pengemasan tablet captopril tersebut?
temuan
e. Melakukan validasi
prospektif
161 Seorang apoteker bagian RnD suatu industri farmasi a. Amilum penggunaan crospovidone sebagai superdisintegrant lebih ba
akan mengembangkan produk ibuprofen FDT yang b. Aerosil memiliki aktivitas kapiler yang tinggi dan kapasitas terbasah
dapat hancur dalam beberapa detik ketika deletakkan c. Crospovidon mampu melarut dalam air saliva dalam beberapa detik (Row
di atas lidah. Apa bahan pengisi yang tepat untuk d. HPMC
formula tablet tersebut? e. Laktosa

162 Seorang apoteker pada bagian RnD suatu industri a. Chewable tablet First past effect adalah metabolisme secara cepat dari obat-o
farmasi ingin mengembangkan formulasi tablet b. Effervescent tablet secara oral sebelum mencapai sirkulasi sistemik.
nitrogliserin. Apoteker menghendaki tablet c. Enteric coated tablet
d. Fast disintegrating Sediaan sublingual dapat menghindari efek lintas pertama /fi
nitrogliserin memiliki efek yang cepat dan terhindar
tablet yang diserab langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
dari first pass effect. Apakah bentuk sediaan yang
tepat untuk tablet nitrogliserin tersebut? e. Sublingual tablet

163 Seorang apoteker pada bagian R&D suatu industry a. Campuranmassa Produk ruahan adalah bahan atau campuran bahan yang telah
farmasi ingin memproduksi tablet salut metronidazole tablet memerlukan tahap pengemasan utuk menjadi produk jadi.
menggunakan metode granulasibasah. Proses b. Granulkering
pembuatan dimulai dari proses penimbangan hingga c. Tablet inti (BPOM no: HK.00.05.4.1380 Pedoman Cara Pembuatan Ob
pengemasan. Manakah yang termasuk produk ruahan? d. Tablet yang
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 74
SEDIAAN PADAT

sudahdisalut
e. Tablet
salutdalamkemasan
178 Seorang apoteker di bagian produksi sebuah industri a. Uji keseragaman Syarat – syarat tablet menurut Syamsuni (2007) adalah seba
farmasi akan membuat tablet metilprednisolon dengan bobot
dosis 8 mg tiap tabletnya. Dosis metilprednisolon b. Uji keseragaman 1. Keseragaman ukuran
tersebut sangat kecil dibandingkan komponen kandungan 2. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kura
eksipien lainnya sehingga penting dilakukan beberapa c. Uji disolusi tebal tablet.
pengujian pada produk tersebut. Berdasarkan hal d. Uji kekerasan 3. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan
e. Uji waktu hancur Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif
tersebut, apakah nam auji yang menjadi titik kritis dan
perlu dimonitor secara ke tata pada pengujiab sediaan dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan.
mtilprednisolon 8mg tersebut? merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandunga
bagian terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula. O
farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet mengan
kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50 % bobot
syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dila

4. Waktu hancur
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan pe
harus dikunyah sebelum ditelan. Uji ini dimaksudkan untu
batas waktu hancur yang ditetapkan pada masing – ma
hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifny
Pada pengujian waktu hancur, tablet dinyatakan hancur ji
yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal
dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancu
lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak
tablet bersalut.

5. Disolusi
Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat d
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 75
SEDIAAN PADAT

larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahu


terlarut dan memberikan efek terapi di dalam tubuh.
tergantung pada pemberian yang dikehendaki dan jug
frekuensi pemberian obat.

6. Penetapan kadar zat aktif


Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui ap
terkandung didalam suatu sediaan sesuai dengan yang
memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing – masin
obat tidak memenuhi syarat maka obat
tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak la
179 Seorang apoteker di indusstri farmasi sedang a. 50 Parasetamol 500mg
membuat formula sediaan tablet parasetamol sebagai b. 75
c. 100 Avicel 5% 
berikut:
d. 125 5
𝑥 600 𝑚𝑔 = 30𝑚𝑔
e. 150 100

Parasetamol 500mg PVP 5% 


Avicel 5% 5
𝑥 600 𝑚𝑔 = 30 𝑚𝑔
100
PVP 5%
Mg Stearat 1%
Mg Stearat 1% 
Talk 1% 1
𝑥 6600 𝑚𝑔 = 6 𝑚𝑔
100
Amylum sampai 600 mg
Talk 1% 
Berapakah jumlah total baha tambahan tiap tablet?
1
𝑥 6600 𝑚𝑔 = 6 𝑚𝑔
100
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 76
SEDIAAN PADAT

Amylum ad sampai 600 mg, maka:


= 600 – ( 500+ 30 + 30 + 6 + 6)
= 28 mg
Jadi total bahan tambah;
Avicel = 30 mg
PVP = 30 mg
Mg stearat = 6 mg
Talk = 6 mg
Amylum = 28 mg +
100 mg
191 Seorang apoteker di suatu industri farmasi sedang a. 20 kg Amilum solani 5/100 x 600 mg = 30 mg
melakukan persiapan produksi tablet parasetamol.Satu b.21 kg
c. 22 kg 1 bacth produksi =700.00 tablet paracetamol
batch produksi terdiri dari 700.000 tablet paracetamol.
Formula yang digunakan dalam produksi tablet d. 23 kg Jadi amilum solani yang dibutuhkan untuk produksi paraseta
tersebut adalah sebagai berikut : e. 24 kg 700.000=21.000.000 mg

Paracetamol 500 mg 21.000.000 mg = 21 kg


Gelatin 10 %
Amilum solani 5%
Mg stearat 3%
Laktosa sampai bobot 600 mg
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 77
SEDIAAN PADAT

Berapakah amlilu solani yang harus ditimbang untuk


produksi parasetamol tersebut ?
192 Seorang apoteker pada bagian QC suatu industri a. < 1 % Alat yang digunakan untuk uji kerapuhan tablet adalah f
farmasi melakukan uji kerapuhan tablet pada produk b. < 1,5 % dinyatakan sebagai masa partikel yang dilepas dari tablet aki
paracetamol 500 mg. Kerapuhan merupakan c. < 2 % Kerapuhan tablet yang baik tidak lebih dari 1% (Parrot, E
parameter yang menggambarkan ketahanan tablet d. < 2,5 % Technology
terhadap guncangan, benturan, dan terjadi keretakan e. < 3 %
Fundamental Pharmaceutics. Burgess Publishing Com
tablet selama pengemasan dan penyimpanan.
America.).cara pengujian : dua puluh tablet di bebasdeb
Berapakah persyaratan yang dapat diterima dari
Tablet dimasukkan kedalam friabilator, diputar selama 4 m
parameter tersebut ?
rpm. Tablet dibebas debukan dan ditimbang kembali. Pe
tablet menyatakan nilai kerapuhannya.
194 Suatu industri farmasi akan membuat sediaa tablet a. Ruang penimbangan Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-ma
antalgin. Ruangan produksi sebagai tempat b. Ruang stripping tertentu:
berlagsungnya pembuatan obat dibedakan c. Ruang kemas primer
d. Ruang kemas a. Unclassified Area
berdasarkan jumlah partikel dan tingkat
kebersihannya, salah satunya adalah ruangan black sekunder Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan tetapi untu
area manakah ruanga di bawah ini yang termasuk e. Ruang pengisian
beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya
dalam kelas ruang tersebut? (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold stora
kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
b. Black area (kelas E)
Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas
menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, ar
dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib
pakaian black area (dengan penutup kepala)
c. Grey area (kelas D)
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 78
SEDIAAN PADAT

Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini adalah r


steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laborato
preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling d
yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaia
black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey da
d. White area (kelas A, B, C/dibawah LAF)
Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan
penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixin
background ruang filling, laboratorium mikrobiologi (ru
karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan
dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area
oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.
(BPOM. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.
Makanan RI: Jakarta.)
200 Suatu industri farmasi sedang melakukan proses a. Produksi Produksi : bertugas menjalankan proses produksi sesuai pros
produksi tablet asetosal 80 mg. Salah satu upaya b. QA dan sesuai dengan ketentuan CPOB
penjaminan mutu yang dilakukan untuk menjaga c. PPIC
d. QC QA : bertugas memverifikasi menjalankan seluruh pelaksana
kualitas produk adalah dengan melakukan
e. R&D pemastian pemenuhan persyaratan seluruh sarana penunjang
pemeriksaan kualias bahan baku, pemantauan
poduk jadi
parameter kualitas produk selama proses produksi dan
pada produk jadi. Apakah departemen yang bertugas PPIC : merencanakan produksi dan mengendalikan keseimba
melakukan proses tersebut? dengan permintaan sehingga tidak terjadi maupun understoc
QC : bertanggung jawab penuh dalam seluruh tugas pengawa
awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi.
R&D : bagian penelitian dan pengembangan baik untuk oba
metoo, menentukan formula, teknik pembuatan, dan menentu
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN 79
SEDIAAN PADAT

baku yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai