Anda di halaman 1dari 2

TINDAKAN MANUAL PLASENTA

No. Dokumen :
Terbitan :1
SPO No. Revisi : 0
Tgl. Mulai Berlaku : Januari 2016
Halaman :1
PUSKESMAS dr. Muis Abdulah Lihawa
PAGUAT NIP. 19770802 201101 1 001
Placenta manual adalah pengeluaran placenta yang belum lahir setelah 30 menit
1. Pengertian
janin lahir, dengan menggunakan tangan.
2. Tujuan 1. Untuk mengeluarkan plasenta dan koteledon dalam uterus
2. Untuk mengurangi perdarahan berlanjut
3. Kebijakan 1. Sarung tangan panjang dan steril
2. Cairan infus RL/NACL,blood set,abocath
3. Obat uterotonika,spuit,bengkok,klem,kocher.
4. Obat antibiotika,diazepam,tensimeter,termometer,arloji
4. Referensi 1. Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Tim Penyusun. 2002. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. JNPK-KR
5. Prosedur 1. Persiapan alat
a. Bengkok
b. Sarung tangan
c. Peartus set, spuit
d. Air DTT, Larutan klorin
e. Oxytoxin injeksi
f. Metil Ergometrin injeksi
g. Tempat tidur bersih
h. Tempat sampah
i. Celemek
j. Penerangan yang cukup
k. Cairan infus RL, abocath, slang infus, plester
l. Sumber air bersih dan mengalir
m. Kassa, bethadin
2. Pelaksanaan
a. Memberitahu kepada ibu akan dilakukan pengeluaran placenta secara
manual.
b. Menyiapkan ruangan, menutup pintu.
c. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat.
d. Menyiapkan posisi ibu dengan posisi lithotomi.
e. Menaruh kain diatas paha ibu.
f. Memberitahu ibu akan dipasang infus.
g. Petugas cuci tangan.
h. Petugas mamakai sarung tangan.
i. Mendesinfektan vulva dan sekitarnya.
j. Labia dibuka dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan dimasukkan
secara obstetrik kedalam vagina. Kemudian tangan kiri menahan fundus
untuk mencegah kolporeksi, tangan kanan dengan posisi obstetrik menuju
ke ostium uteri dan terus ke lokasi placenta, tangan dalam ini menyusuri
tali pusat agar tidak terjadi salah jalan (false route).
k. Setelah tangan dalam sampai ke placenta maka tangan tersebut dipindahkan
kepinggir placenta dan mencari bagian placenta yang sudah lepas untuk
menentukan bidang pelepasan yang tepat, kemudian dengan sisi tangan
kanan sebelah kelingking (ulner) placenta dilepaskan pada bidang antara
bagian placenta yang sudah terlepas dan dinding rahim dengan gerakan
yang sejajar dengan dinding rahim.
l. Setelah seluruh placenta terlepas, placenta dipegang dan dengan perlahan-
lahan ditarik keluar.
Kesulitan yang mungkin dijumpai pada waktu pelepasan placenta
secara manual ialah adanya lingkaran kontriksi yang hanya dapat dilalui
dengan dilatasi oleh tangan dalam secara perlahan-lahan dan dalam
nekrose yang dalam. Lokasi placenta pada dinding rahim juga sedikit lebih
sukar dilepaskan daripada lokasi di dinding
belakang. Ada kalanya placenta tidak dapat dilepaskan secara
manual seperti halnya pada placenta akreta, dalam hal ini tindakan
dihentikan.
m. Setelah placenta dilahirkan dan diperiksa bahwa placenta lengkap, segera
dilakukan kompresi bimanual uterus dan disuntikkan metil ergometrin 0,2
mg IM atau IV sampai kontraksi uterus baik. Pada kasus retensio placenta,
resiko atonia uteri tinggi, oleh karena itu harus segera dilakukan tindakan
pencegahan perdarahan postpartum. Apabila kontraksi uterus tetap buruk,
dilanjutkan dengan tindakan sesuai prosedur pada tindakan atonia uteri.
Placenta akreta di tangani dengan histerektomi oleh karena itu harus
dirujuk ke Rumah Sakit.
n. Ibu diposisikan dengan kaki lurus kemudian dibersihkan.
o. Pantau perdarahan , Kontraksi uterus dan tanda vital (tensi, nadi, suhu).
p. Membersihkan alat-alat, alat-alat direndam kadalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Cuci dengan sabun, kemudian dibilas dengan air bersih.
q. Alat-alat disterilkan.
r. Petugas cuci tangan.
6. Unit Terkait 1. Ruang Persalinan
2. Rawat Inap

7. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai