Anda di halaman 1dari 24

Jl. Pramuka No. 249 Telp (0281) 635424 / 632637 Fax.

632514 Kode
Pos. 53147

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNDA PURWOKERTO
NOMOR : 200/1.1/004/I/2017

TENTANG
PEDOMAN SECURITY RUMAH SAKIT UMUM BUNDA PURWOKERTO
DIREKTUR RSU BUNDA PURWOKERTO :

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan dan


profesionalisme karyawan Rumah Sakit Umum
BUNDA Purwokerto, maka diperlukan kebijakan
tentang Panduan Security di Rumah Sakit Umum
Bunda Purwokerto;
b. Bahwa untuk merealisir hal tersebut di atas perlu
diatur dengan Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum BUNDA Purwokerto.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum BUNDA
Purwokerto.

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia No. 1 tahun


1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang - Undang Republik Indonesia No. 24
tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 472 / Menkes /
Per / V / 1996 tentang pengamanan barang
berbahaya bagi kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 TAHUN
2014 tentang Rumah Sakit Kelas D Pratama;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah
Sakit;
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 /
Menkes / SK / IV / 2007 tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di rumah sakit;
9. Surat Keputusan Yayasan BUNDA Purwokerto
Nomor : 01/YABUN/ VIII/96 tertanggal 01
Agustus 1996 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Bunda.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUNDA
TENTANG PANDUAN SECURITY RUMAH SAKIT
UMUM BUNDA PURWOKERTO
KEDUA : Panduan Security di Rumah Sakit Umum Bunda
Purwokerto sebagaimana dictum pertama tercantum
di dalam lampiran Surat Keputusan ini
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal
ditetapkan dan apabila dikemudian hari ditemukan
ada hal-hal yang tidak sesuai akan dilakukan
perbaikan sebagaimanamestinya.

DITETAPKAN DI : PURWOKERTO

PADA TANGGAL : 06 Januari 2017

Direktur RSU BUNDA Purwokerto

dr. Teguh Saefudin


Lampiran : Surat Keputusan Direktur
tentang Panduan Security
RSU Bunda Purwokerto

Nomor : 200/1.10/004/I/2017

Tanggal : 06 Januari 2017

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai tempat umum terpapar oleh berbagai


resiko keamanan. Baik terhadap pasien, pengunjung, karyawan,
ataupun terhadap properti rumah sakit, pasien, pengunjung dan
karyawan. Untuk itu RSU BUNDA perlu membuat perencanaan di
bidang pengaturan keamanan untuk mengantisipasi berbagai hal
yang tidak diinginkan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan
segala proses di bidang pengelolaan aspek keamanan di RSU
BUNDA.
2. Tujuan Khusus
a. Melindungi keselamatan dan keamanan pasien, karyawan,
pengunjung.
b. Melindungi property rumah sakit dari pengrusakan,
pencurian dan ancaman lain
c. Jiwa dan benda milik karyawan, pengunjung dan tamu dari
bahaya pencurian, perampokan, kebakaran, bencana alam
dan gangguan kemanan lainnya
d. Membantu kelancaran operasional
e. Melindungi property pasien , karyawan, pengunjung dari
ancaman pengrusakan, pencurian dan ancaman lain.
f. Menurunkan angka kriminalitas di RSU BUNDA
g. Menjamin ketertiban di RSU BUNDA
h. Membantu penyelenggaraan peraturan-peraturan RSU
BUNDA.

C. LANDASAN & REFERENSI

1. Undang-Undang No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit


2. SE Dirjen Yanmed No.YH02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman Hak
& Kewajiban Pasien

D. RUANG LINGKUP

1. Planning
2. Identifikasi resiko keamanan ( Security Risk Assessment )
3. Penyusunan pedoman keamanan rumah sakit
4. Penyusunan alur dan SOP terkait dengan bidang keamanan
5. Kerangka kerja pengelolaan keamanan di RSU BUNDA
6. Upaya-upaya pencegahan / preventif di bidang keamanan
sehubungan dengan resiko yang ada
7. Upaya-upaya penanggulangan berbagai gangguan keamanan
sesuai yang telah diidentifikasi
8. Koordinasi dengan :
a. Kepolisian (Polsek Purwokerto selatan)
b. Penduduk sekitar rumah sakit (melalui RT/RW/ Kelurahan
Purwokerto kidul)
c. Keperawatan, dalam hal melindungi keamanan pasien dan
properti pasien maupun properti RS
d. Unit-unit pelayanan dan penunjang medic
e. Unit Cleaning Service selaku pemegang kunci
f. Pihak pengelola parkir, selaku penanggung jawab area parkir
g. HRD sehubungan dengan peraturan perusahaan
E. ACTION

1. Penyelenggaraan sistem keamanan aktif dan pasif


2. Menjaga ketertiban dan menegakan peraturan perusahaan
3. Meningkatkan partisipasi seluruh karyawan RSU BUNDA dalam
penyelenggaraan kemanan di RSU BUNDA

F. MONITORING
Memonitor indikator keamanan sesuai pada bab 5

G. EVALUATION
Evaluasi terhadap indikato-indikator keamanan

H. Continuous Improvement
Melakukan perubahan kebijakan dan prosedur sehubungan dengan
hasil evaluasi. Perubahan ini bertujuan agar kejadian yang sama
tidak terulang lagi, sehingga rumah sakit ini dapat menjadi
organisasi yang belajar dari pengalaman untuk senantiasa menjadi
lebih baik.

BAB 2
PENGORGANISASIAN

A. STRUKTUR ORGANISASI
1. Direktur RS
2. Kepala Bagian Umum
3. Supervisor Bagian Umum
4. SDM
5. Bidang Pelayanan
6. Bidang Keperawatan
7. Bagian Umum
8. Bagian Marketing
9. Seluruh Karyawan
10. Kepala Unit Pelayanan Umum
11. Anggota Regu Security
B. URAIAN TUGAS
1. Supervisor
a. Tugas & Wewenang
1) Menyusun perencanaan di bidang keamanan rumah
sakit
2) Melakukan pengorganisasian di bidang keamanan
rumah sakit, termasuk berkoordinasi dengan semua
pihak terkait sehubungan dengan masalah keamanan
3) Melakukan penggerakan terhadap segala aspek sistem
keamanan rumah sakit
4) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem
keamanan rumah sakit
5) Melakukan evaluasi dan perbaikan berkesinambungan
terhadap system keamanan rumah sakit
b. Kualifikasi
Menguasai sistem keamanan rumah sakit
2. Kepala Unit Security
a. Tugas :
1) Membuat laporan mingguan untuk anggota regunya
2) Mengevaluasi dan menganalisa kinerja kerja danru dan
anggota regunya
3) Mengatur semua kegiatan operasioanal security,
sehingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien
4) Melaksana kerjasama yang baik dengan departemen –
departemen maupun instansi pemerintahan yang
terkait
5) Mengumpulkan danru dan anggota regunya untuk
melaksanakan apel pagi setiap hari
6) Memonitor setiap ada pasien meninggal dengan
bekerjasama dengan pengurus kamar jenazah dibantu
oleh anggota regu lainnya
7) Perlindungan terhadap manusia dan harta benda serta
pencegahan tindak kejahatan
8) Pemeliharaan tingkat kinerja yang professional dari
anggotanya
9) Pemeliharaan pencatatan kinerja dan prosedur
pengawasan
10) Pembuatan laporan yang lengkap, akurat dan tepat
waktu bila terjadi suatu insiden
11) Penyediaan fungsi–fungsi pendukung pelatihan dan
administrasi terbatas
12) Penyediaan saran–saran tekhnis, pengetahuan,
kemampuan dan keahlian kepada personil–personil di
lokasi.
13) Memelihara hubungan dengan manajemen dan personil
14) Pelaksanaan tindakan–tindakan koretif dan prosedur–
prosedur untuk memperbaiki kekurangan–kekurangan
dijajaran anggota security
15) Pelaksanaan tindakan–tindakan disipliner berkaitan
dengan personil– personil dilapangan dimana
diperlukan
16) Berkoordinasi dengan kepolisian setempat
17) Tugas–tugas lain sesuai dengan instruksi manager
operasi dan atau managemen pelanggan, yang terkait
maupun tidak dengan kegiatan– kegiatan yang
ditetapkan.
b. Wewenang :
1) Memberi masukan dan informasi kepada Internal
Supervisor Supervisor Bagian Umum tentang
perencanaan suatu pekerjaan dan juga perencanaan
pengamanan secara berkala
2) Melakukan pembinaan terhadap bawahannya.
3) Memberikan usulan peringatan terhadap karyawan
dibawahnya jika melakukan suatu kesalahan
4) Memberikan instruksi langsung kepada danru dan
anggota regunya
c. Kualifikasi :
1) Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara
2) Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya
3) Persyaratan kepribadian :
a) Sehat jasmani dan rohani
b) Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung
jawab
c) Memiliki jiwa kepemimpinan
d) Bijaksana dan berwawasan luas

3. Komandan Regu Security


a. Tugas :
1) Mengatur dan mengkondisikan anggota regunya untuk
bertugas di masing – masing pos yang dijaganya
2) Mengumpulkan anggota regunya untuk melakasanakan
apel pagi
3) Membuat laporan harian untuk dilaporkan ke
supervisornya
4) Meroling / back up anggota yang sedang istirahat
5) Survey ke setiap tempat yang dijaga anggota regunya
6) Membantu pemulasaraan jenazah
7) Bertanggung jawab atas kekuatan security officer yang
bertugas setiap hari
8) Memantau, mencatat dan melaporkan kinerja setiap
personil dalam pelaksanaan tugasnya
9) Memantau, mencatat dan melaporkan kelengkapan
penunjang tugas ( pakaian, pet, sangkur dll ) yang telah
ditetapkan
10) Menindaklanjuti kebutuhan personil dilapangan
(ATK, radio, HT, formulir static site security officer
report dll )
11) Mengatur dan mengarahkan kegiatan – kegiatan
untuk seluruh anggota
12) Menindaklanjuti instruksi yang diberikan oleh
atasan
13) Melaporkan seluruh kegiatan yang telah
dilakukan
14) Berkoordinasi dengan kepolisian setempat
b. Wewenang :
1) Memberi masukan dan informasi kepada supervisor
mengenai kedaansituasi di lapangan
2) Memberikan peringatan atau teguran kepada anggota
regunya jika terjadi kesalahan atau pelanggaran yang
merugikan kesatuannya.
c. Kualifikasi :
1) Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara
2) Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya
3) Persyaratan kepribadian :
a) Sehat jasmani dan rohani
b) Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung jawab
c) Memiliki jiwa kepemimpinan
d) Bijaksana dan berwawasan luas
4. Anggota Regu
a. Tugas & wewenang :
1) Menjaga situasi keamanan disekitar pos yang dijaganya
2) Membantu operasional kegiatan di RSU BUNDA
3) Membantu transportasi pasien dari kendaraan ke IGD
begitu juga sebaliknya.
b. Kualifikasi :
1) Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara
2) Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya
3) Persyaratan kepribadian :
a) Sehat jasmani dan rohani
b) Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung jawab
c) Memiliki jiwa keberanian dilapangan
BAB 3
IDENTIFIKASI RESIKO

A. IDENTIFIKASI

Resiko keamanan di RSU BUNDA dibagi menjadi :


1. Berdasarkan Jenis korban
a. Karyawan
Karyawan dapat menjadi korban keamanan langsung,
ataupun aset milik karyawan dapat menjadi korban dari
suatu ancaman kemanan. Karyawan dapat menjadi korban
penganiayaan yang dilakukan pasien / pengunjung
(misalkan petugas IGD saat berhadapan dengan pasien
mabuk, ataupun keluarga yang marah-marah. Aset
karyawan dapat juga menjadi korban pencurian dsb.
b. Pengunjung
Kejadian juga dapat menimpa pengunjung yang berada di
sekitar area RSU BUNDA, mungkin ancaman itu
dikarenakan pencurian baik di ruang rawat inap atau area
parkir area RSU BUNDA.
c. Pasien
Kemanan terhadap pasien mungkin timbul dikarenakan
adanya pencurian diranap, disebabkan tidak ada keluarga
yang menunggu, ( misalkan pasien sedangistirahat,
pengunjung yang datang bukan dari keluarganya, padahal
untuk melihatkelengahan pasien yang sedang tidur)
d. Properti RSU BUNDA
Properti RSU BUNDA berupa equipment (medical dan non
medical), maupun data, baik elektronik maupun paper.
Properti Karyawan, Pasien dan Pengunjung Yang termasuk
adalah properti karyawan meliputi benda berharga (Laptop,
tas,dompet berisi identitas dan uang), kendaraan
(mobil/motor). Walau telah dijelaskan bahwa kehilangan
merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing, namun
RSU BUNDA tetap mengupayakan pengawasan terhadap
properti karyawan, pasien dan pengunjung
2. Berdasarkan Lokasi
a. Unit-unit Rawat inap (Tulip, Vip, Bougenville, Anggrek,
Cattelya, Anyelir, Lili, Aglonema, Melati, Dahlia, HCU)
b. Instalasi gawat Darurat (IGD)
c. Loker karyawan
d. Ruang tunggu (HCU, ruang tunggu, lobby, out patient,
radiologi, lab)
e. Tempat parkir
f. Ruang-ruang kosong
g. Ruang-ruang sistem RSU BUNDA (Panel, Janitor, Dumb
Waiter, IT & Rg Server,Office, Genset, Logistik Farmasi/Non
farmasi, Unit Farmasi, Unit Laboratorium,Gudang-gudang
lain)
h. Unit Operating Theatre/ Kamar Operasi

B. PENDEFINISIAN AREA BERISIKO

Area beresiko merupakan salah satu dasar perhitungan kebutuhan


sistem keamanan. Untuk itu pendefinisian area beresiko adalah
sebagai berikut : Suatu area (lantai atau unit) yang memiliki resiko
keamanan dengan keberadaaan pasien,aset SBIH dengan nilai aset
diatas 100 juta rupiah per unit, atau data penting perusahaan atau
suatu area lantai atau unit yang mana tidak dapat dilakukan
pembatasan terhadap hilir mudiknya orang, baik karyawan
ataupun pengunjung.

1. Berdasarkan Jenis risiko keamanan


a. Pencurian

Resiko yang paling besar yang terjadi di rumah sakit adalah


masalah tindak pencurian, sistem keamanan yang masih
belum terpenuhi menjadi kendala dalam Monitoring
pengawasan dilapangan, minimnya SDM security
mengakibatkan kontrolling dilapangan sangat terbatas. Area
yang menjadi sasaran pencurian seperti : ruang rawat inap,
area parkir Basement 1.
b. Perusakan

Fasilitas yang tampak diarea luar merupakan resiko


perusakan yang bisa terjadi kapan saja, seperti kendaraan
dan fasilitas umum lainnya, kejadian perusakan pun bisa
terjadi di dalam gedung seperti fasilitas umum yang tidak
bisa dijaga keindahannya. Dalam hal ini security pun harus
selalu memonitor area–area yang kemungkinan terjadi
perusakan.

c. Pelecehan

Kemanan pasien, pengunjung dan staff yang berada di SBIH


merupakan tanggung jawab security yang bertugas,
pelecehan merupakan resiko keamanan angka kecil yang
terjadi di RSU BUNDA, akan tetapi antisipasi untuk
menghindari hal tersebut sangat diperlukan.

d. Kontak fisik / kekerasan

Keamanan staff dan pengunjung harus selalu diutamakan,


terutama staff yang bekerja dalam keadaan mendapat
complain harus selalu diawasi, hal yang tidak terduga bisa
saja terjadi, seperti keluarga pasien marah – marah yang
pada ujungnya menimbulkan kontak fisik.

e. Penganiayaan terhadap pasien

Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien terhadap


penganiayaan fisik dari pengunjung, pasien lain atau staff.
Tanggung jawab ini terutama atas bayi,anak-anak, lansia,
dan individu lainyang tidak dapat mempertahankan dirinya
sendiri. Rumah sakit berupaya untuk mencegah
penganiyaan melalui prosesproses seperti menyelidiki orang
tanpa identitas dilingkungan rumah sakit,memonitor area
yang sepi atau terpencil, dan segera bertindak jika ada
seseorang yang diduga berada dalam bahaya atau
dianiaya.Proses pertama yang harus dilakukan security
adalah memonitor area-area yangbisa menimbulkan bahaya
dan memonitor pengunjung yang masuk ke area RSU
BUNDA dengan memperhatikan idenitas diri (name tag),
setiap pengunjung yang memasuki area rumah sakit wajib
memakai identitas diri, terkecuali keluarga dan atau
pasien.Memonitor area tidak terjangkau dengan
menggunakan CCTV, seperti area-area parkir dan area luar
lobby.

f. Perlindungan terhadap barang-barang pasien dan keluarga

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya


mengenai tanggung jawab rumah sakit atas barang-barang
milik pasien. Jika rumah sakit bertanggung jawab atas
seluruh barang yang dibawa oleh pasien ke rumah sakit, ada
proses untuk melaporkan barang milik, serta memastikan
barang yang dilaporkan tersebut tidak hilang atau dicuri.
Proses ini mempertimbangkan pasien dalam keadaan gawat
darurat, pasien one day surgery, pasien rawat inap, dan
pasien yang tidak dapat mengamankan barang-barangnya
sendiri, serta mereka yang tidak dapat mengambil
keputusan atas barang-barangnya sendiri.Rumah sakit
menyediakan tempat untuk menyimpan barang-barang milik
pasien dan keluarganya yang tersedia diruangan rawat inap
dan HCU dalam bentuk loker dan safety box.Untuk
mengurangi angka pencurian di ruangan setiap pasien yang
mau masuk keruangan selalu diberitahu di bagian
pendaftaran rawat inap untuk menyimpan barang di locker
yang sudah tersedia, untuk di ICU penyimpanan barang
untuk pasien dan penunggu pasien sudah tersedia di ruang
tunggu perawatan ICU.

g. Perlindungan terhadap anak-anak, penderita cacat, lansia


dan individu lain yang beresiko.

Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien yang


berisiko dan menetapkan proses melindungi hak-hak
mereka. Kelompok pasien yang berisiko dan apa tanggung
jawab rumah sakit atas mereka diatur dalam peraturan
perundangan. Staf mengetahui tanggung jawab mereka
dalam proses ini. Yang termasuk kelompok pasien berisiko
minimal meliputi anak-anak, penderita cacat fisik dan
mental, lansia, pasien koma atau tidak sadar. Perlindungan
yang diberikan meliputi perlindungan dari serangan fisik
sampai pada area keselamatan seperti perlindungan dari
perawatan yang tidak layak, penundaan pemberian
pelayanan maupun bantuan saat terjadi kebakaran.

h. Seluruh pasien,keluarga, pengunjung lainnya ( lansia, anak-


anak, penderitacacat fisik ) mempunyai perlindungan yang
sangat khusus, utamakan keselamatan pengunjung dari
situasi bahaya seperti gempa dan huru hara lainnya.
2. Berdasarkan jenis pengunjung dan penghuni

a. Karyawan

Identifikasi untuk karyawan yaitu dengan memakai tanda


pengenal (name tag) dan seragam sesuai dengan peraturan
yang berlaku di RSU BUNDA.

b. Pengunjung

Pengunjung dibagi dibagi dua yaitu :

1) Keluarga pasien

Setiap kegiatan jam kunjung keluarga memperoleh kartu


kunjung yang diberikan oleh security dengan cara
menukarkan identitas diri untuk ditukarkan dengan
kartu pengunjung tersebut dibatasi maksimal 3 orang.
Untuk penunggu pasien juga akan mendapatkan kartu
tunggu pasien yang berlaku untuk 1 orang dan boleh
bergantian dengan menukarkan identitas diri dan
mengisi formulir dari keperawatan.

2) Vendor atau kontraktor

Vendor atau kontraktor yang berkunjung ke bagian


farmasi, logistik umum dan maintenance harus memakai
tanda pengenal visitor, dengan menyimpan kartu
identitas diri di security basement 1 dan mengisi buku
tamu.
c. Pemantauan terhadap medical representatif dan pengunjung
luar

Memelihara kondisi yang aman selain program identifikasi


penghuni dan pengunjung dengan memakai kartu
pengunjung dan penunggu serta kartu visitor, kita memiliki
pemantauan yang sifatnya langsung dan menggunakan
pemantauan CCTV

Area beresiko dapat dibatasi / dilokalisir dengan


menggunakan peralatan keamanan sebagaimana dibahas di
BAB 4.

Berikut adalah matrik resiko keamanan dan lokasi :


Lokasi Security Methode Property Property Data Data Lain Petugas RS Pasien Pengunjun
pasien /staf RS /Reka Bunda g
pengunjung Bunda m
Medis
LANTAI 3
Ruang HRD Manual lock
Ruang Direktur Manual lock
Ruang Pertemuan Manual lock
LANTAI 2
Ruang Perawatan Manual
Ruang Bidan lock,CCTV
Ruang Bayi Manual lock,
Ruang rawat inap CCTV,Manual
Ruang Gizi lock
Mushola Manual lock
Manula lock
LANTAI 1 CCTV,Manual
Kasir lock
Administrasi Manual lock
Rekam Medik CCTV,Manual
IGD lock
IBS Manual
Laboratorium lock,CCTV
Loundry Manual lock
Ruang Poli Manual lock
Kantin Manual lock
Gudang RM CCTV,Manual
Parkir lock
Manual lock
Manual lock
CCTV
BAB 4
UPAYA PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN

A. PETUGAS

1. Jumlah

Jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap unit pelayanan


disesuaikan dengan tingkat hunian, jumlah pengunjung,
tingkat resiko keamanan yang ada.

.2. Kualifikasi

Pelatihan BHD dan pelatihan penanggulangan kebakaran

B. PERLENGKAPAN MONITORING DAN KEAMANAN

1. CCTV (Closed Circuit TV)

Merupakan metoda surveillans yang dilakukan disetiap area


beresiko yang tidak terawasi penuh oleh petugas security.

2. Metal detector

Alat Chek body ini sangat membantu sistem keamanan ketika


pengunjung memasuki area RSU BUNDA, terutama dilakukan
di pintu masuk sebelum area parkir Basement, antisipasi ini
bertujuan untuk mengurangi resiko ancaman bom.

3. Miror

Alat ini sebenarnya sangat minim dalam pemeriksaannya,


akan tetapi sangat membantu untuk pemeriksaan tambahan di
semua kendaraan yang masuk area RSU BUNDA.

4. Buku tamu

Buku ini diisikan oleh petugas security di masing-masing pintu


masuk denganmencatatkan data orang yang masuk disertai
kartu pengunjung yang ditukarkan dengan KTP pengunjung.
5. Amano

Sistem kontroling yang dilakukan security diseluruh lantai,


dengan menggunakan watch man clock (Amano), yang hasil
laporannya akan dilaporkan ke HRD.

6. Safety Deposit Box

Di beberapa lokasi penyimpanan data penting akan disediakan


safety deposit box,termasuk untuk kepentingan penyimpanan
barang berharga pasien, di kelas president suite disediakan
pula safety deposit box.

7. Sistem Kunci Pintu

Beberapa pintu dikunci dengan konci elektronik maupun


manual. Kunci elektronik dipergunakan di unit perawatan
intensif dan jalur masuk petugas kamar bedah.

8. Uniform & ID card

9. Lemari, meja terkunci

C. PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN KENDARAAN


BERMOTOR

1. Pemeriksaan karcis parkir

2. Pemeriksaan STNK

Untuk kendaraan roda dua wajib dilakukan pemeriksaan


STNK. Dilakukan oleh petugas yang berdinas di area parkir
motor terhadap semua staff dan pengunjung.

3. Patroli & Pencatatan

Patroli ini dimaksudkan untuk mengecek barang – barang yang


menempel dikendaraan seperti jaket, helm dll.

D. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

Berbagai issue keamanan dapat di-manage dengan berbagai


kebijakan yang diberlakukan, antara lain pembatasan waktu
berkunjung, pembatasan jumlah pengunjung, kartu
pengunjung,kebijakan penggunaan seragam dan ID Card terhadap
seluruh staf, pemberian pengumuman dan penjelasan kepada
setiap pasien dan pengunjung agar mengawasi barang-barang
berharga miliknya sendiri.

E. PROSEDUR PENANGANAN KEJADIAN ANCAMAN KEAMANAN

Jika terjadi suatu pelanggaran keamanan ataupun ancaman


pelanggaran keamanan, maka akan diproses sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, pertama dengan membuat berita acara
kejadian di TKP, dengan mengumpulkan berbagai macam bukti
setelah kejadian, penelusuran lebih lanjut bisa dengan meminta
bantuan dari pihak kepolisian setempat
BAB 5
MONITORING EVALUASI STAFF DEVELOPMENT

A. MONITORING

Memonitor sistem keamanan RSU BUNDA dilakukan oleh


manajemen dengan mengawasi berbagai indikator sesuai kerangka
keamanan yang ada di RSU BUNDA.

INPUT : PROSES : OUTPUT :

Man Patroli Angka kecurian pada staff

Method Pemeriksaan tas karyawan Angka kecurian pada tamu

Mater Inisiatif Petugas Angka gangguan keamanan pada asset RS

Ada 3 komponen yang dimonitor yakni input, proses dan output.

Indikator untuk input :

1. Man

Angka kecukupan petugas keamanan RSU BUNDA

Jumlah petugas keamanan

Jumlah area beresiko yang tidak memiliki sistm keamanan lain

Target angka adalah : diatas 100%

2. Method

Jumlah revisi SOP dengan menggunakan RCA (Root Cause


Analisis) Minimal terdapat dua revisi SOP dengan
menggunakan RCA

3. Material

Jumlah kamera CCTV kualitas kamera dan CCTV system


Indikator untuk proses :

1. Patroli

Frekuensi patroli yang diamati pada satu periode waktu


tertentu pada petugas – petugas yang memang berdasarkan
uraian tugasnya harus melakukan ronde / patroli keliling.

Judul Angka ketaatan petugas dalam melakukan control


area
Dimensi Mutu Keamanan
Tujuan Tergambarnya tingkat keamanan di Rumah sakit
umum Bunda
Definisi Operasional Ketaatan petugas dalam melakukan control area
adalah kegiatan control area yang dilakukan
sesuai dengan ketentua yang berlaku(setiap 2 jam )
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali
Data
Periode Analisa 3 bulan sekali
Numerator Jumlah kegiatan control area dikurangi jumlah
kegiatan control area yang tidak tepat waktu
Denominator Jumlah kegiatan control area setiap bulannya
Sumber Data Bagian HRD
Standart ≥ 80%
Penanggung jawab Bagian HRD
pengumpul data
2. Pemeriksaan tas karyawan

Prosentase jumlah tas karyawan yang diperiksa. Pengawasan


dilakukan secara random oleh manager, berupa surveillance 1
– 2 menit, beberapa kali tiap bulannnya pada jam pulang
karyawan baik pagi maupu siang / sore. Saat aktivitas sedang
tinggi.

Jumlah Karyawan yang diperiksa tasnya

Jumlah karyawan yang pulang melewati security membwa tas


Target kepatuhan pemeriksaan tas karyawan adalah 90%

3. Inisiatif Petugas

Dibebaskannya pengunjung untuk menjenguk diluar jam


kunjung, diawasi oleh perawat ruangan masing–masing,
dengan pelaporan kepada manager / asisten manager, dan
rekap setiap bulannya. Jumlah kasus pembebasan pengunjung
diluar jam kunjung diharapkan tidak melebihi 10% dari jumlah
pasien rawat inap setiap bulannya. Misalkan jumlah pasien
rawat inap per bulan 900 pasien, maka jumlah pembebasan
berkunjung diharapkan tidak melebihi 90 kasus dari seluruh
unit rawat inap per bulannya.

Indikator untuk output :

a) Angka kecurian pada staff

Jumlah insiden absolut diharpakan tidak ada ( nol )

b) Angka kecurian pada tamu

Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )

c) Angka gangguan keamanan pada aset RSU BUNDA

Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )

B. EVALUASI

Hasil Data Monitoring

Sembilan indikator diatas merupakan parameter yang dimonitor


dan dilaporkan oleh manager /sisten manager terhadap performa
security di RSU BUNDA. Berdasarkan hasil monitoring tersebut,
dibuat suatu laporan bulanan security yang terdiri atas angka dari
kesembilan parameter tersebut diatas, ditampilkan dalam suatu
bentuk grafik kurva. Laporan tersebut dianalisis oleh direktur, dan
trend yang negatif dilakukan intervensi bekerja sama dengan
jajaran direksi lainnya.
Hasil process monitoring

Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga


dilakukan terhadap data subyektif hasil pengawasan (Observasi)
pelaksanaan SOP di lapangan. Adapun proses-proses yang
esensial untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh Manager :

1.Ketanggapan petugas security untuk membantu pelayanan


pasien

2.Kelengkapan pemakaian identitas karyawan

Insiden/Kejadian

Setiap insiden, dicatat, kemudian dilakukan analisa insiden.


Untuk kejadian atau insiden keselamatan baik pasien, pengunjung
maupun staf, akan dilakukan grading oleh tim K3RS atau KPPI-
Pasien safety. Bila grading biru atau hijau, maka analisa
dilakukan oleh Manager dengan cara investigasi sederhana. Hasil
analisa tersebut berbuah pada kesimpulan / rekomendasi.

Analisa Prospektif

Apabila RSU BUNDA memiliki suatu program baru atau rencana


perubahan alur proses, maka dapat dilakukan analisa prospektif
untuk alur proses yang akan dibuat / diterapkan. Analisa
prospektif dapat dilakukan dengan metode Failure Mode & Effect
Analysis (FMEA)dengan salah satu risk point yang diikut sertakan
adalah di bidang keamanan.

Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada


manager setiap bulannya,untuk ditindak lanjuti.

C. STAFF DEVELOPMENT

Pelatihan yang dilakukan di RSU BUNDA dibagi menjadi 2


kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Internal

Pelatihan terhadap sistem keamanan CCTV yang dilakukan


oleh unit maintenance,dengan melakukan pengoprasian
program keamanan terhadap CCTV, password yangdipilih
harus diketahui pula oleh anggota security di lapangan.

Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) diselenggarakan oleh


Diklat RSU BUNDA terhadap seluruh petugas security, dan
dilakukan penyegaran sedikitnya setahun sekali.

Orientasi umum karyawan (modified untuk outsourcing)

2. Eksternal

Pendidikan yang langsung di lapangan dilakukan oleh security


, dengan berbagai pengawasan terhadap monitor CCTV, selain
itu pula cara pengoprasian pun harus bias dilaksanakan
dengan baik. Secara kontinyu pelatihan ini terus dilakukan,
supaya kegiatan dilapangan pun semakin lancar.

Direktur RSU BUNDA Purwokerto

dr. Teguh Saefudin

Anda mungkin juga menyukai