Anda di halaman 1dari 2

TUGAS REVIEW JURNAL KIMIA BAHAN ALAMA HAYATI

FAUZAN IBNU PRIHADIYONO / M0315023

Annonaceae merupakan famili pantropis yang memiliki sekitar 130 genum dan 2300 spesies pohon
dan semak belukar. Genus Amerika tropis Annona L. Terdapat 140 spesies, banyak diketahui dalam jenis
buah-buahan yang dapat dimakan, seperti A. muricata (graviola), A. squamosa , A. coriaceae (araticum)
dan A. cherimolia (cherimoya) yang tumbuh subur dengan genus Annona juga digunakan dalam pengobatan
tradisional antitumor, antiparasit,antimikrobio, antidiare, antiprotozoal, antiinflamasi, sitotoksik dan agen
ulcerogenik serta pada aplikasi lainnya. Beberapa spesies juga telah dipelajari secara farmakologis untuk
aktivitas anti agregasi dan antiulklerosis platelet (Rinaldi et. al.,2017)
Spesies Annona memiliki aplikasi yang luas dalam pengobatan tradisional berkenaan dengan
diabetes, malaria dan infeksi lainnya. Dari sudut pandang fitokimia, aktivitas ini pada awalnya hanya terkait
dengan isolasi alkaloid, unsur fitokimia yang sangat umum dari keluarga ini. Saat ini, terdapat beberapa
aktivitas biologis yang terkait dengan kelas senyawa alami lainnya yang diisolasi dari famili ini seperti
aseton annonaceous (Lima et.al.,2011)
Meskipun Annonas umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, juga dapat digunakan dalam
pengobatan tradisional. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat aktivitas farmakologis tanaman ini
karena senyawa bioaktifnya (terutama acetogenins, flavonoid dan alkaloid) ditemukan pada akar, daun,
kulit kayu, biji dan buah. Efek sitotoksik dari beberapa senyawa ini berpotensi menjadi agen anti-kanker.
Salah satu spesies yang dapat dimanfaatkan yaitu Annona diversifolia Saff. Selain digunakan sebagai
makanan namun daunnya dapat dimanfaatkan sebagai antikonvulan dan anagesik serta antiinflamasi pada
pengobatan tradisional Meksiko. Pada pengobatan tradisional Meksiko dilakukan maserasi dalam etanol
dan rebusan daun A. diversifolia biasanya digunakan untuk persiapan topik dan pemberian oral untuk
menyembuhkan nyeri spasmodik dan rematik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antinociceptive ekstrak kasar heksana dan etanol A. diversifolia Saff., serta aktivitas beberapa fraksi dan
sub-fraksi yang awalnya diperoleh dari fraksi yang paling aktif menggunakan fraksinasi yang diuji dengan
uji model Paininduced Functional Impairmentmodel Inrat (PIFIR) pada tikus biasa maupun tikus putih.
Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol A. diversifolia meningkat dengan dosis tertentu
dan keadaan signifikan, indeks fungsionalitas dianalisis pada tikus dengan model PIFIR. Respons
antinociceptive yang dihasilkan oleh ekstrak ini pada 100 mg / kg di kedua i.p. atau p.o. Rute yang mirip
dengan yang dihasilkan oleh acetylsalicylic acid (ASA), obat NSAID, diuji dengan dosis dan rute
pemberian yang sama. Ketika ekstrak etanol meningkat menjadi 600 mg/kg dosis, respons antinoketik
menerima khasiat 25% dari total antinociception (TA). Fraksinasi ekstrak kasar etanol menghasilkan
peningkatan efikasi untuk fraksi heksana (600 mg/kg) dan aseton (300 mg/kg) yang mempengaruhi efek
yang dihasilkan oleh ASA pada 300 mg/kg. Palmitone juga dievaluasi pada 100mg / kg, hal. menunjukkan
keefektifan yang sama pada pemulihan indeks fungsi seperti pada tikus yang menerima ASA (100mg/ kg).
Hasil ini menunjukkan bahwa palmitone adalah senyawa bioaktif yang sebagian berpartisipasi dalam efek
antinociceptive A. diversifolia dan khasiatnya bergantung pada jenis model nociceptive yang diuji.
Fraksinasi ekstrak kasar etanol memungkinkan pengamatan berbagai komponen dalam fraksi heksana dan
aseton yang menunjukkan partisipasi parsial dalam efek antinociceptive (Carballo et. al.,2010).
Penelitian lain terkait famili Annonaceae, masih dalam satu genus Annona namun berbeda spesies
yaitu Annona cornifolia A. St. -Hil. Spesies ini merupkan tanaman kecil yang ditemukan di padang rumput
Brasil dimana buahnya, apabila matang memiliki rasa manis dan aromatik sedangkan buah yang masih
berwarna hijau dapat digunakan dalam pengobatan ulkus. Belum ada laporan tentang studi tentang bagian
lain dari tanaman ini, termasuk studi fitokimia buah. Buah dari beberapa spesies Annona merupakan sumber
penting protein, karbohidrat dan asam amino. Penelitian spesies ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antijamur dari 9-hidroksi-folianin, asetat tetraidrofuran yang berdekatan, dan sukrosa oktasetat (diisolasi
menggunakan etanol) terhadap 16 strain jamur klinis, serta menguji interaksi kedua senyawa tersebut
dengan obat antijamur komersial (Lima et.al.,2011)
Gambar 1. Struktur dari 9-hidroksi-folianin dan sukrosa oktasetat (Lima et.al., 2011).
Aktivitas antijamur senyawa 9-hidroksi-folianin dan sukrosa oktasetat yang diperoleh dari biji A.
cornifolia dievaluasi terhadap 16 strain jamur kepentingan klinis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bakteri C. albicans, C. tropicalis, C. parapsilosis dan C. gattii tidak terpengaruh oleh senyawa. Hanya isolat
P. brasiliensis yang rentan terhadap senyawa 9-hidroksi-folianin dan sukrosa oktaasetat. Isolat P.
brasiliensis adalah yang paling rentan terhadap 9-hidroksi-folianin, dengan minimal inhibitory
concentration atau nilai konsentrasi hambat minimal (MIC) yang bervariasi dari 3,4 sampai 27,7 μg mL-1.
Isolat P. brasiliensis juga rentan terhadap sukrosa octaacetate. Selain itu, 9-hidroksi-folianin 22 kali lipat
lebih kuat daripada trimetropin-sulfamethoxazole, kelas pertama obat yang tersedia untuk mengobati pasien
dengan paracoccidioidomycosis (PCM,) dalam penghambatan pertumbuhan P. brasiliensis Pb-18 yang
terisolasi, Pb-2, Pb-01 , Pb-B339, Pb-8, dan Pb-18 virulen. Trimethropin-sulfamethoxazole juga 11 kali
lipat lebih poten daripada 9-hidroksi-folianin dalam menghambat pertumbuhan isolat P. brasiliensis Pb-3
dan Pb-4 dan 5 kali lipat lebih kuat daripada isolat P. brasiliensis Pb-ED01. , Pb-11 dan Pb-1578. Sukrosa
oktaasetat 3,5 kali lipat lebih berpengaruh daripada trimethropinsulfamethoxazole dalam pertumbuhan
penghambatan isolat P. brasiliensis Pb-8, dan 2,7 kali lipat lebih kuat daripada penghambatan isolat P.
brasiliensis Pb-18, Pb-01 dan Pb-18 virulen. Efek sukrosa oktaasetat pada isolat P. brasiliensis Pb-B339
kira-kira sama dengan trimetropinsulfametoksazol, sedangkan isolat strain P. brasiliensis lainnya lebih
rentan terhadap trimetropin-sulfamethoxazole (Lima et.al., 2011).
Penelitian lain menjelaskan tentang Annona hypoglauca Mart yang dikenal dengan nama beribá di
wilayah Amazon Brasil dimana spesies ini buahnya dimakan oleh penduduk setempat dan teh yang dibuat
dengan kulit kayu digunakan sebagai obat menyembuhkan parasit, anemia dan diare kronis.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hasil isolasi alkaloid apokorf dari batang A.hypoglauca. Hasil alkaloid dari
batang A. hypoglauca adalah 0,28%. Penelitian sebelumnya Debourges et al. menghubungkan hasil berkisar
antara 0,3% dan 0,2% untuk spesies Duguetia, sementara Fischer et al. menggambarkan hasil 0,5% untuk
Annona. Hasil alkaloid total yang diperoleh dari A. hypoglauca agak di antara nilai yang diharapkan. Fraksi
total alkaloid dianalisis dengan GC-MS, dan adanya empat alkaloid aporphine dapat ditentukan: isoboldine,
nornuciferine, anonaine, dan actinodaphnine. Senyawa tersebut juga menunjukkan aktivitas terhadap
bakteri Gram positif (S. aureus dan E. faecalis), dengan MIC serendah 70 dan 40 g / ml, masing-masing,
dan terdapat kemungkinan aktivitas antibakteri yang baik untuk actinodaphnine (Rinaldi et.al.,2017)

Daftar Pustaka
Carballo, A.I., Martinez, A. L, Gonzalez-Trujano, M.A., Pellicer, F., Ventura-Matinez, R., Diaz-Reval, M.I., Lopez-
Munoz, F.J., 2010. Antinociceptive activity of Annona diversifolia Saff. leaf extracts and palmitone as a
bioactive compound, Pharmacology, Biochemistry and Behavior 95: 6-12.
Lima, L.A.R.S., Johann, S., Cisalpino, P.S., Pimenta,L.P.S., Boaventura, M.A.D., 2011, Antifungal activity of 9-
hydroxy-folianin and sucrose octaacetate from the seeds of Annona cornifolia A. St. -Hil. (Annonaceae),
Food Research International 44: 2283-2288.
Rinaldi, M.V.N., Diaz, I.E.C., Suffredini, I.B., Moreno, P.R.H., 2017, Alkaloids and biological activity of beribá
(Annona hypoglauca), Revista Brasileira de Farmacognosia 27: 77–83.

Anda mungkin juga menyukai