Pembahasan
2.1.1.2 Radiodiagnostik
Prinsip dasar digunakannya penunjang diagnostik di bidang radiologi adalah
penggunaan pesawat radiologi sebagai sumber tertutup (Tungsten), dengan energi
yang besar (kV) untuk menghasilkan sinar x (sinar pengion) yang mengenai tubuh
pasien. Transmisi radiasi yang mengenai tubuh tersebut bergantung dari kepadatan
organ yang dilalui, makin padat akan memberikan gambaran putih (opakue) hal ini
juga dapat ditimbulkan dengan pemberian kontras bubur barium pada pemeriksaan
traktus intestinal (saluran cerna), juga pada pemeriksaan traktus urinarius (saluran
kemih). Sedangkan sebaliknya akan memberikan warna hitam (lusence). Penggunaan
kontras ini harus menggunakan persyaratan yang cukup ketat karena sifat alergik yang
mungkin timbul pada diri pasien, sehingga diperlukan uji alergi dan juga ada kontra
indikasi tertentu yang dipersyaratankan pada diagnsotik menggunakan kontras. Hasil
pencitraan dalam bentuk gambaran anatomi. Pesawat sinar x ini juga dapat
dimanfaatkan untuk menentukan umur suatu fosil maupun mummi, juga digunakan di
bandara, industri dengan berbeda radiasi pengion yangdihasilkan. Hasil pencitraan
pada saat ini mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat direkam dalam film,
kertas printer maupun dalam bentuk CD maupun DVD.
Fluoroscopy
CT Scan
2.1.1.3 Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi Radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat
pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker.
Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua
dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan
menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan
untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan
yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk
jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan
paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target.
Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang
metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya
(gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau
dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau
gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting
tanpa merusak jaringan di luar target.
2.1.2.2 PemuliaanTanaman
Mutasi buatan pada tanaman dapat dilakukan dengan mengiradiasi organ reproduksi
tanaman seperti biji, stek batang, serbuk sari, akar rhizome, kalus dan sebagainya.
Radiasi dapat dimanfaatkan untuk pemuliaan tanaman dalam rangka meningkatkan
keragaman genetic sehingga memungkinkan untuk melakukan seleksi genotip sesuai
dengan aspekpemuliaan yang dikehendaki. Mutasi buatan dapat menimbulkan
perubahan genetic tanaman baik kearah positif maupun negatif, dan bersifat baka
(dapat diwaris kanpada generasi berikut). Mutasi yang terjadi kearah “sifat positif”
merupakan mutasi yang dikehendaki oleh pemulia tanaman pada umumnya, dan sifat
positif yang dimaksud tergantung pada tujuan pemuliaantanaman.
Pemuliaan tanaman dengan teknik nuklir dapat diawali dengan
mengiradiasi materi genetik tanaman misalnya biji, stek batang, serbuk sari, akar
rhizome, kalus atau yang lainnya dengan sinar gamma. Setelah perlakuan irradiasi
akan terjadi beberapa kemungkinan pada materi genetic tanaman tersebut yait umutasi
kearah positif, mutasi kearah negatif, atau tanpa mutasi. Dari varias ifenotip yang
timbul dilakukan seleksi sifat yang lebih baik untuk dikembangkan menjadi varieta
sunggul. Tanaman yang telah mengalami perubahan akibat terjadinya mutasi genetic
disebut mutan sedangkan zat yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen.
Radiasi terhadap materi genetic tanaman tidak mengakibatkan tanaman atau produk
tanaman tersebut menjadi bersifat radioaktif sehingga semua hasil pemuliaan tanaman
dengan radiasi aman untuk dikonsumsi manusia.
Kemungkinan variasi fenotip yang muncu lsetelah perlakuan iradiasi pada materi
genetic tanaman.
Plastik PVC yang dibuat dari bahan polimer hasil irradiasi dapat mempertahankan
kepadatannya pada temperatur yang jauh lebih tinggi dibandingkan plastik PVC biasa
(hasil proses kimia). Dengan teknologi irradiasi ini, bahan isolasi kabel menjadi lebih
kuat, lebih elastis, dan lebih tahan terhadap minyak serta larutan kimia lainnya.
Kelebihan ini dapat dicapai tanpa menyebabkan perubahan sifat kelistrikan maupun
daya isolasinya.
2.1.3.2 Penentuan Keausan Alat
Semua alat yang dipakai lama-kelamaan akan menjadi aus. Keausan ini biasanya
disebabkan oleh gesekan sehingga permukaan yang bergesekan berkurang. Namun
keausan ini terjadi dalam jumlah yang sangat kecil sehingga sangat sulit untuk
dievaluasi. Teknik nuklir dapat mengatasi kesulitan tersebut. Teknik yang digunakan
untuk memeriksa keausan ini adalah dengan mengaktivasi bagian permukaan alat
yang diteliti. Dengan proses aktivasi ini maka bahan pada permukaan alat menjadi
radioaktif sehingga mampu memancarkan radiasi. Aktivasi dilakukan dengan cara
irradiasi neutron di dalam teras reaktor penelitian.
Setelah proses aktivasi, tingkat aktivitas bagian alat yang akan diperiksa keausannya
diukur dengan alat cacah radiasi. Pengukuran ini akan menghasilkan data cacahan
radiasi pada alat sebelum dipakai. Pengukuran yang sama dilakukan lagi setelah alat
tersebut dipakai. Dari pengukuran ini diperoleh data cacahan radiasi pada alat setelah
dipakai. Berkurangnya hasil cacahan radiasi antara sebelum dan setelah pemakaian ini
disebabkan karena terjadinya keausan pada alat. Tingkat pengurangan hasil cacahan
radiasi itu dapat dikorelasikan dengan tingkat keausan. Metode penelitian ini banyak
dilakukan pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui apakah alat tersebut bekerja
sesuai dengan fungsinya.
Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat dan akan berulang sehingga rantai atom C
(R’) satu demi satu akan berubah menjadi CO2.
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan di Eropa dan Jepang tentang degradasi
senyawa trikloroetilen (TCE) dan klorofenol dalam air minum menunjukkan bahwa
pada dosis 140 Gy senyawa TCE dapat terdegradasi sebesar 93%. Degradasi tersebut
dipengaruhi oleh konsentrasi awal dan laju dosis yang digunakan. Produk radiolisis
yang terbentuk dari TCE adalah ion klor dan asam oksalat.
Untuk senyawa 4-klorofenol, pada dosis 10 kGy, telah terdekomposisi sebesar 92%.
Hasil dekomposisi klorofenol adalah ion klor, pirokatekol, hidrokuinon, dan mungkin
juga hidroksihidrokuinon. Tiga senyawa tersebut terakhir ini, pada radiasi lebih lanjut
akan terurai menjadi asam maleat, asam oksalat dan atau asam formiat yang
merupakan senyawa tidak berbahaya. Penggunaan mesin berkas elektron untuk
penelitian penguraian zat warna azo yang larut dalam air juga telah banyak dilakukan,
antara lain oleh Suzuki dkk. dari Lembaga Penelitian Tenaga Nuklir Jepang dengan
hasil yang efisien, misalnya penguraian zat warna azo Acid Red 265 dengan iradiasi
pada dosis 6,3 kGy akan menguraikan senyawa tersebut secara sempurna. Iradiasi
menggunakan berkas elektron terhadap senyawa BTS (benzen, toluen, dan silen)
dalam bahan baku air minum yang dilakukan oleh Nichelsen dkk menunjukkan bahwa
pada dosis 4,66 kGy senyawa benzen, toluen, m-silen, dan o-silen telah
terdekomposisi secara sempurna pada dosis 7,87 kGy.
Menurut Arai dari Lembaga Penelitian Tenaga Atom Jepang, kombinasi penggunaan
radiasi berkas elektron dengan metode lain (konvensional), misalnya kombinasi
radiasi dan koagulasi menggunakan Fe+3 untuk mengeliminasi senyawa deterjen,
polivinil alkohol, atau senyawa lainnya; kombinasi dengan ozonisasi; atau kombinasi
dengan penyerapan menggunakan arang aktif juga memberikan hasil yang lebih baik.
Pada metode terakhir ini, maka pertama cairan limbah maupun bahan baku air minum
dialirkan melalui arang aktif sehingga bahan pencemar terserap, selanjutnya arang
aktif yang sudah jenuh diregenerasi dengan cara diiradiasi menggunakan berkas
elektron. Dengan demikian, pencemar yang terserap pada arang aktif akan
terdekomposisi dan arang aktifnya dapat digunakan kembali dengan recovery sekitar
91%.
Beberapa keuntungan pengolahan limbah menggunakan iradiasi yaitu:
Oksidasi yang dipicu oleh radiasi tidak tergantung pada berat molekul zat terlarut.
Mengurangi toksisitas, warna, dan bau.
Meningkatkan biodegradabilitas melalui perubahan struktur kimia.
Memperbaiki sifat pengendapan dan filtrasi dari partikel-partikel pencemar.
Pada proses degradasi sempurna, tidak menghasilkan sludge yang merupakan problem
lanjutan pada proses berikutnya (proses biologi), karena limbah organik akan terurai
menjadi CO2 dan H2O, sehingga BOD dan COD menurun.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Tenaga Nuklir Jepang,
desinfektasi effluent sekunder dari sewage plant menggunakan berkas elektron untuk
skala 100.000 m3/hari diperlukan biaya Rp 100 per m3, lebih ekonomis dibandingkan
metode lainnya (ozonisasi Rp.128 dan lampu UV Rp. 108).
Berbagai penelitian penguraian senyawa fenol, insektisida, dan zat warna tekstil telah
dilakukan di BATAN menggunakan iradiator gamma memberikan hasil yang
memuaskan pada skala laboratorium, namun belum dicoba untuk skala yang lebih
besar. Dengan demikian, teknik nuklir merupakan salah satu alternatif untuk
mengolah limbah industri yang mengandung berbagai senyawa organik yang
berbahaya, namun studi kelayakan sosial-ekonomi perlu dilakukan secara mendalam
agar manfaatnya lebih besar dibandingkan risikonya. Instalasi pengolahan limbah
dengan nuklir ini, baik dengan sumber gamma maupun berkas elektron sebaiknya
dibangun secara in situ dan terpadu untuk beberapa industri yang berdekatan,
sehingga efektif dan efisien.
BAB III
Kesimpulan
Pemanfaatan teknik nuklir dimasa sekarang ini telah digunakan secara luas dalam
berbagai bidang oleh masyarakat Indonesia. Diantaranya dalam bidang kesehatan,
bidang pangan, bidang industri, dan bidang pengolahan lingkungan.
Aplikasi teknik nuklir dalam bidang kesehatan antara lain, kedokteran nuklir,
Radiodiagnostik, Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt), Penentuan
Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer , Teknik Pengaktivan Neutron, dan
Sterilisasi Alat Kedokteran
Aplikasi teknik nuklir dalam bidang pangan dikembangkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mengatasi masalah kekurangan pangan. Aplikasi nuklir
dalam bidang industri dapat digunakan untuk pengawetan bahan
makanan melalui prosses irradiasi dan pemuliaan tanaman.
Aplikasi teknik nuklir dalam bidang industri digunakan untuk modifikasi
bahan. penentuan keausan alat dan radiografi indusstri.
Aplikasi teknik nuklir dalam bidang pengolahan lingkungan digunakan untuk
mengolah limbah industry melalui proses irradiasi. Beberapa keuntungan
pengolahan limbah menggunakan iradiasi yaitu:
Oksidasi yang dipicu oleh radiasi tidak tergantung pada berat molekul zat terlarut.
Mengurangi toksisitas, warna, dan bau.
Meningkatkan biodegradabilitas melalui perubahan struktur kimia.
Memperbaiki sifat pengendapan dan filtrasi dari partikel-partikel pencemar.
Pada proses degradasi sempurna, tidak menghasilkan sludge yang merupakan problem
lanjutan pada proses berikutnya (proses biologi), karena limbah organik akan terurai
menjadi CO2 dan H2O, sehingga BOD dan COD menurun.