Simposium: Pascakolonial.... i
...........
SIMPOSIUM:
PASCAKOLONIAL
DAN ISU-ISU MUTAKHIR LINTAS DISIPLIN
Hilmar Farid, Seno Gumira Ajidarma,
Katrin Bandel, Neng Dara Affiah, F. Rahardi
Sri Margana, Bondan Kanumoyoso
Penyunting:
Niduparas Erlang
Cetakan Pertama:
September 2018
Gambar Sampul:
Freepic.com
Desain Sampul:
Tim Simposium
Tata Letak:
Tim Simposium
ISBN: xxx
____________
Diterbitkan oleh
.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak
Jalan Siliwangi Pasir Ona, Telp. (0252) 280786, Fax. (0252) 280911
PO BOX 21 Rangkasbitung 42313
Sambutan
Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lebak
.
Drs. H. Wawan Ruswandi
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lebak
......................................................................
Simposium: Pascakolonial.... ix
Daftar Isi
........... Sambutan-sambutan
Direktur Sejarah Direktorat Jenderal
Kebudayaan Kemdikbud RI .......................... iii
Bupati Lebak ...................................................... v
Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kab. Lebak ....................... vii
........... MEMBA
MEMBAC CA jejak feodalisme di Nusantara
melalui kacamata sastra berarti menjalankan
pemeriksaan atas segala dampak yang
ditimbulkan kolonialisme pada sensibilitas
artistik bangsa Indonesia. Multatuli telah
mengawali upaya tersebut melalui Max
Haavelar. Dari kisah tentang lelang kopi di
Negeri Belanda, kita dibawa masuk menyelami
pergulatan batin bangsa terjajah: ketertindasan
kaum tani dan penindasan berlapis hierarki
feodal yang menghamba pada kuasa kolonial.
Multatuli merupakan salah seorang pelopor
kesusastraan antikolonial dan antifeodal.
Melalui Max Haavelar, kita menyaksikan
bagaimana kolonialisme dan feodalisme
.....................................................................
2 Festival Seni Multatuli 2018
Motif Kesusastr
Kesusastr aan di Negeri Bekas Jajahan
traan
Kita mulai dengan kutipan dari sebuah esai Amir
Hamzah. Dalam salah satu esainya, ia meriwayatkan
sejarah perpuisian Melayu dalam satu ayunan dengan
sejarah kolonialisme:
“Setelah runtuhnya kota Melaka dihumbalangkan
peluru d’Alfonso, panglima Peranggi itu, maka
melayanglah semangat kesusastraan pujangga
Melayu. Sultan Ahmad undur ke Hulu Muar, didatangi
Peranggi pula, lari ke Paguh, dari Paguh menuju
Pahang, dari Pahang menyeberang ke Bintan, tiada
boleh bertahan lagi, sebagai kijang dihambat
harimau. Cerai-berailah rakyat Melayu, lari
membawa diri, menyusur pantai, merenangi sungai,
kian kemari bagai daun diterpa angin. Sunyilah dada
anak Melayu, padamlah api Syair, keringlah mata
Pantun.”
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 3
Insiden Lebak*
Seno Gumira Ajidarma
Gumira
(Institut Kesenian Jakarta)
BUNG,
Kita tidak pernah hidup pada masa Multatuli
menjadi asisten residen di Lebak selama tiga
bulan, dari 21 Januari 1856 sampai 29 Maret
1856, dan namanya adalah Douwes Dekker.
Namun berlimpahnya data tentang apa yang
disebut Peristiwa Lebak, atau Hikayat Lebak,
atau—kalau dengan istilah kita sekarang—
Insiden Lebak, dalam bentuk arsip, catatan
resmi, bahkan foto-foto, membuat masa itu
selalu bisa dihidupkan kembali.
.....................................................................
12 Festival Seni Multatuli 2018
Bung,
Atas pembelaan orang-orang Indonesia terhadap
pelecehan orang Belanda kepada para petinggi
bumiputera, saya teringat Anda bertanya kepada guru SD
kita, “Memangnya, kalau sudah jadi adat, lantas
pemerasan itu boleh?” Saya sudah lupa apa jawaban
guru SD kita, karena saya hanya teringat ceritanya
tentang komentar bupati itu terhadap Douwes Dekker;
“Tuan Dekker,” demikian bupati kemudian suka
bercerita, “Ia seorang yang baik, tapi sedikit sinting. Di
sini ia selalu saja duduk di kantornya, kepalanya
dikompres karena selalu sakit kepala.”
Sampai perkara Lebak berakhir tahun itu juga, bupati
Lebak Raden Adipati Karta Nata Negara tidak pernah
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 15
___________
*) Sumber: Surat dari Palmerah; Indonesia dalam Politik
Mehong: 1996-1999, Kepustakaan Populer Gramedia,
Cetakan Pertama (April 2002), h. 104—105.
.....................................................................
16 Festival Seni Multatuli 2018
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 17
........... DI INDONESIA
INDONESIA, kisah Saijah dan Adinda lebih
populer dibanding “induknya”, novel Max
Havelaar, karya Multatuli. Masyarakat
Indonesia, terutama yang tinggal di Pulau Jawa,
senang mengambil hal-hal ringkas yang datang
dari masyarakat benua (Asia, Eropa, dan
Amerika).
2. Aliran-alir
Aliran-alir an dalam F
an-aliran eminisme
Feminisme
Sebagaimana disebut di atas, feminisme tidaklah
tunggal. Ia mempunyai beragam corak dan aliran. Di
antaranya adalah:
1) Feminisme Radikal. Aliran ini melihat kategori
Feminisme
sosial “seks” sebagai dasar pembedaan dalam
masyarakat, sedangkan “kelas” dan “ras” sebagai faktor
kedua. Ideologi patriarki dilihat sebagai akar persoalan
subordinasi dan diskriminasi terhadap perempuan secara
universal, karena itu ia harus dilawan. Sebagai gantinya,
solidaritas di antara sesama perempuan (sisterhood)
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 39
_______________
1
RA Kartini menjadikan rumah orang tuanya untuk sekolah perempuan. Ia
menulis surat-suratnya yang kemudian dibukukan berjudul: “Habis Gelap
Terbitlah Terang”. Dalam surat-suratnya tersebut, ia merumuskan gagasan
yang unsur pokoknya sebagai berikut: 1) memandang pendidikan
perempuan sebagai salah satu syarat penting untuk memajukan rakyatnya,
karena ibu yang terpelajar bisa diharapkan kemampuannya mendidik anak-
anak lebih baik; 2) Tidak hanya perempuan kalangan miskin, perempuan
kalangan atas pun harus diberi kesempatan mencari nafkah sendiri dan
mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka, misalnya menjadi perawat,
bidan, dan guru. 3) Poligami harus dihapuskan, karena merendahkan
martabat perempuan.
.....................................................................
48 Festival Seni Multatuli 2018
LSM-LSM Gerakan P
Gerakan er
Per empuan
erempuan
Sebagai gerakan penyeimbang terhadap organisasi-
organisasi yang dikendalikan oleh pemerintah dan
mencari model gerakan pembangunan alternatif,
sejumlah aktivis perempuan mendirikan LSM-LSM
perempuan atau organisasi nonpemerintah (Ornop) yang
_______________
2
Konsep gender adalah sebuah konsep yang pertama kali digunakan oleh
Ann Oakley (1972) untuk membedakannya dengan pengertian “seks”.
Gender diartikan sebagai sebuah identitas yang diperoleh melalui proses
belajar dan proses sosialisasi melalui kebudayaan masyarakat
bersangkutan, dan karena itu ia dapat berubah dari waktu ke waktu dan
dari satu tempat ke tempat yang lain, sementara pengertian “seks”
berkaitan dengan ciri-ciri biologis antara laki-laki dan perempuan, terutama
menyangkut prokreasi (hamil, melahirkan dan menyusui) (Stevi Jackson:
1998: 225; A. Hadar: 1989: 36-37). Dengan kata lain, sudah semenjak lahir
seseorang belajar apa gendernya dan bagaimana ia harus berprilaku agar
dilihat orang lain sebagai feminin atau maskulin. Sepanjang hayatnya, hal
itu diperkuat oleh kedua orang tuanya, guru, teman sebaya, masyarakat
dan lingkungan budayanya. Dalam hal ini, maskulinitas atau “kejantanan”
dan feminitas atau “kewanitaan” tidak semata-mata ditentukan oleh jenis
kelamin (sex), tetapi yang paling utama adalah pada proses belajar dan
proses sosialisasi sepanjang hayat (Hadar: 1989: 37). Karena itu, pembagian
kerja dalam masyarakat, misalnya, dapat diterangkan dengan sangat baik
berdasarkan gender dan bukan berdasarkan perbedaan biologis.
.....................................................................
58 Festival Seni Multatuli 2018
_______________
3
Dalam draft yang dibuatnya, pemerintah menyatakan bahwa ia
mempunyai hak untuk membekukan pengurus maupun berbagai
kegiatan LSM jika aktivitasnya merugikan bangsa dan menghambat
pelaksanaan program pembangunan. Lebih jauh lagi, pemerintah merasa
memiliki hak untuk mengintervensi seluruh aktifitas LSM, mulai dari proses
pembentukan lembaga, penyusunan pengurus, pelaksanaan program dan
pengelolaan bantuan. Lihat pada catatan penutup yang ditulis oleh
Triwijati, Endah. 1996. LSM Perempuan Transformatif: Gerakan Alternatif
Pemberdayaan Perempuan, dalam Oey-Gardiner, Mayling (et.all).
Perempuan Indonesia Dulu dan Kini. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama. Cetakan ke-1. h. 375.
.....................................................................
64 Festival Seni Multatuli 2018
_______________
4
Wawancara dengan Yefri Heryani, Direktur Nurani Perempuan, Padang,
Sumatera Barat, 2 November 2013.
.....................................................................
74 Festival Seni Multatuli 2018
Konteks Sejarah
Novel Max Havelaar
Bondan Kanumo
Kanumoyyoso
(Universitas Indonesia)
........... Pengantar
engantar
Karya sastra yang ditulis dengan kekritisan
yang tinggi terhadap kondisi masyarakat
memiliki kemampuan menginspirasi dan
bahkan memengaruhi jalannya sejarah. Jika kita
mencari di dalam sejarah Indonesia karya
sastra semacam itu tentu kita akan sampai
kepada karya Eduard Douwes Dekker yang
berjudul Max Havelaar. Keistimewaan karya
Dekker ialah karya ini tidak hanya memengaruhi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa
selanjutnya di Hindia Belanda, tetapi lebih
daripada itu, karya ini juga menjadi sumber
inspirasi bagi pelaksanaan perbaikan dalam
masyarakat-masyarakat yang mengalami
.....................................................................
80 Festival Seni Multatuli 2018
_______________
1
Pramoedya Ananta Toer, “Kisah Terbaik: Buku Yang Membunuh
Kolonialisme” pengantar dalam novel Multatuli, Max Havelaar (terjemahan
H.B. Jassin), Yogyakarta: Media Pressidno, 2018.
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 81
Akar Kolonialisme
Kolonialisme
Kolonialisme di Asia dimulai dengan usaha bangsa
Eropa untuk menemukan daerah utama penghasil
rempah-rempah. Komoditi ini sejak abad ke-15 memiliki
harga yang sangat tinggi dalam perdagangan dunia.
Rempah-rempah dipandang sebagai mata dagangan yang
bernilai karena dapat digunakan untuk berbagai
kepentingan, mulai dari bumbu masakan, obat-obatan,
hingga sebagai pengawet bahan makanan. Daerah utama
penghasil rempah-rempah di dunia adalah kepulauan
Nusantara. Rempah-rempah yang terutama sangat
diminati adalah: lada, cengkeh, dan pala. Daerah penghasil
lada antara lain ialah Aceh, Sumatera bagian selatan, dan
Banten. Sementara cengkeh terutama dihasilkan di Pulau
Ternate dan Ambon. Sedangkan pala merupakan produk
dari Pulau Banda. Selain ketiga jenis rempah-rempah
tersebut terdapat pula komoditi kayu manis dan kayu
cendana yang dihasilkan oleh kepulauan Nusa Tenggara.2
Hingga pertengahan abad ke-17 jalur perdagangan
rempah-rempah dari Nusantara ke berbagai tempat di
Asia dan Eropa dikuasai oleh para pedagang Islam.
Rempah-rempah diperdagangkan oleh para pedagang
Islam dengan menggunakan jalur maritim yang
membentang antara Laut Cina Selatan, Samudera Hindia,
hingga ke Laut Mediterania. Jaringan perdagangan ini
tidak hanya melibatkan bangsa Arab, tetapi juga suku dan
_______________
2
Djoko Marihandono dan Bondan Kanumoyoso, “Rempah, Jalur Rempah,
dan Dinamika Masyarakat Nusantara”, Jakarta: Direktorat Sejarah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, hlm. 6.
.....................................................................
84 Festival Seni Multatuli 2018
_______________
3
F.S. Gaastra, “Organisasi VOC”, hlm. 29-30, diunduh dari: https://sejarah-
nusantara.anri.go.id/media/userdefined/pdf/brillvocinventaris_
gaastraid.pdf, pada tanggal 10 Agustus 2018, Jam 16: 55 WIB.
.....................................................................
86 Festival Seni Multatuli 2018
_______________
4
Penerapan sistem perk di Banda dibahas dalam Willard A. Hanna,
Kepulauan Banda. Kolonialisme dan Akibatnya di Kepulauan Pala, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1983, hlm. 63- 85.
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 87
_______________
5
R.Z. Leirissa, G.A. Ohorella, dan Yuda B. Tangkilisan, “Sejarah
Perekonomian Indonesia”, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 1996, hlm. 53.
.....................................................................
90 Festival Seni Multatuli 2018
_______________
6
Tentang penerapan sistem indirect rule dalam pemerintahan lokal di
wilayah sekitar Batavia di akhir abad ke-17 lihat Bondan Kanumoyoso,
Beyond the City Wall. Society and Economic Development in the
Ommelanden of Batavia, 1684-1740, Disertasi yang tidak diterbitkan,
Leiden: Leiden University, 2011, hlm. 61-65.
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 91
_______________
7
R.E. Elson, “Kemiskinan dan Kemakmuran Kaum Petani Pada Masa Sistem
Tanam Paksa di Pulau Jawa”, dalam Anne Booth, William J. O’maley, Anna
Widemann (Penyunting), Sejarah Ekonomi Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1988,
hlm. 41.
.....................................................................
92 Festival Seni Multatuli 2018
_______________
8
Leirissa et.al, Sejarah Perekonomian Indonesia, hlm. 56.
9
Elson, “Kemiskinan dan Kemakmuran…”, hlm. 50.
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 93
Douwes Dekk
Douwes er dan Masy
Dekker ar
Masyar akat Lebak
arakat
Penulis novel Max Havelaar atau Lelang Kopi
Maskapai Dagang Belanda adalah Multatuli. Nama itu
adalah nama samara dari Eduard Douwes Dekker. Kata
Multatuli berasal dari Bahasa Latin yang artinya adalah
“aku yang menderita”. Nama samaran tersebut
digunakan oleh Douwes Dekker sebagai penggambaran
penderitaan masyarakat Lebak di bawah sistem Tanam
Paksa yang menjadi tema pokok pembahasan novelnya.
Douwes Dekker lahir pada tahun 1820 di Amsterdam dan
berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah
seorang nakhoda kapal yang bernama Engel Douweszoon
Dekker, sedangkan ibunya bernama Sytske Eeltje Klein.
Douwes Dekker diharapkan menjadi pendeta oleh orang
tuanya. Namun menjadi pendeta tampaknya tidak cocok
untuknya, karena watak Douwes Dekker yang dikatakan
.....................................................................
94 Festival Seni Multatuli 2018
_______________
10
G. Termorshuizen, “Pendahuluan” dalam Multatuli, Max Havelaar, hlm. xviii.
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 95
Kesimpulan
Roman Max Havelaar menjadi sumber inspirasi bagi
para pendukung gagasan etis di Belanda dan di tanah
jajahan untuk melakukan perubahan-perubahan.
Berbagai penderitaan rakyat yang digambarkan dalam
roman ini dengan tepat telah mengangkat masalah
utama yang dihadapi oleh penduduk bumiputera di masa
penerapan sistem tanam paksa, yaitu kemiskinan,
ketidakadilan, dan perlakuan yang sewenang-wenang.
Rakyat Lebak tidak bisa membela dirinya sendiri karena
mereka memang tidak diberi hak dan kesempatan untuk
mengajukan pembelaan.
Sistem pemerintahan kolonial telah menempatkan
rakyat bumiputera secara langsung berada di bawah
birokrasi tradisional. Sistem ini lebih dikenal dengan
nama sistem indirect rule atau pemerintahan tidak
langsung yang sebenarnya telah diterapkan di Indonesia
sejak masa VOC. Dalam sistem indirect rule terdapat
kecenderungan ketika birokrasi tradisional berlaku
sewenang-wenang, birokrasi kolonial akan menutupinya.
Hal ini terjadi karena tanpa dukungan birokrasi
tradisional maka birokrasi kolonial yang jumlahnya
terbatas tidak akan bisa memerintah rakyat bumiputera
yang berjumlah jutaan.
Hingga saat ini buku Max Havelaar tetap terus
dicetak. Fakta ini menunjukkan bahwa kisah yang
disajikan dalam roman ini tetap relevan hingga saat ini.
Kisah tentang penderitaan rakyat kecil yang menjadi
korban dari eksploitasi yang dilakukan oleh pihak yang
.....................................................................
98 Festival Seni Multatuli 2018
Daftar Sumber
Daftar
Elson, R.E., “Kemiskinan dan Kemakmuran Kaum Petani
Pada Masa Sistem Tanam Paksa di Pulau Jawa”,
dalam Anne Booth, William J. O’maley, Anna
Widemann (Penyunting), Sejarah Ekonomi Indonesia,
Jakarta: LP3ES, 1988.
Gaastra, F.S., “Organisasi VOC”, hlm. 29-30, diunduh dari:
https://sejarah-nusantara.anri.go.id/media/
userdefined/pdf/brillvocinventaris_gaastraid.pdf,
pada tanggal 10 Agustus 2018, Jam 16: 55 WIB.
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 99
........... AD
ADAA sebuah pertanyaan sederhana bagaimana
Belanda yang letaknya ribuan mil dan luasnya
tidak lebih besar dari Jawa Barat itu dapat
menguasai wilayah yang begitu luas di seberang
lautan, yang membentang dari Afrika Selatan,
India, Srilangka, Indonesia, Formosa, hingga
Desima? Pertanyaan yang sama juga dapat
diajukan untuk negara-negara imperialis dan
kolonialis lain seperti Portugis yang pada abad
ke-16-17 termasuk negara miskin di Eropa,
Inggris dan juga Spanyol yang masing-masing
dapat menguasai wilayah-wilayah jajahannya di
belahan dunia yang lain. Menurut catatan
sejarah dari 193 negara yang tercatat sebagai
anggota PBB 165 di antaranya pernah dikuasai
.....................................................................
102 Festival Seni Multatuli 2018
Akar Kolonialisme
Kolonialisme
Memasuki abad ke-17 wilayah Nusantara telah
terbagi-bagi dalam kekuasaan kerajaan-kerajaan besar
dan kecil yang jumlahnya ratusan. Mereka itulah para
pemegang otoritas politik atas wilayah Nusantara yang
sangat luas. Kata Indonesia masih jauh dari impian dan
bayangan mereka. Mereka hidup dalam suatu situasi
politik yang rumit yang diwarnai oleh peperangan dan
penaklukan antar kerajaan-kerajaan itu. Belum lagi
masalah politik internal masing-masing kerajaan itu, dari
persoalan pemberontakan para vassal hingga konflik
suksesi di antara keluarga-keluarga kerajaan itu sendiri.
Kerajaan-kerajaan itu mengembangkan sistem
politik yang feodalistik yang pada umumnya
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 103
Prakt
Prakt ek dan Kar
aktek akt
Karakt eris
akteristik Kol
eristik onialisme Belanda di
Kolonialisme
Indonesia
Warisan teritorial yang luas dari VOC kepada Belanda
menjadi modal penting untuk mengembalikan utang-
utang VOC yang diambil alih oleh pemerintah Belanda.
Tidak ada cara yang lebih efektif untuk mengontrol dan
menguasai wilayah yang begitu luas di seberang lautan
itu kecuali menjadikannya sebagai sebuah koloni dengan
struktur pemerintah sendiri yang kuat. Mendirikan
Negara Kolonial menjadi satu-satunya alternatif untuk
menangani wilayah koloni. Pada awal abad XIX inilah
kolonialisme yang sebenarnya berawal, di mana sebuah
lembaga politik dibentuk dengan seperangkat
.....................................................................
108 Festival Seni Multatuli 2018
Kesimpulan
Memahami kolonialisme hendaknya tidak hanya
dilihat dari tindakan-tindakan eksploitatif dan eskpresif
dari Negara Kolonial dan juga dari perlawanan yang
dilakukan oleh masyarakat jajahan. Cara memahami
kolonialisme ini hanya akan mendapat dua hal, yaitu
pahlawan dan pecundang. Namun, memahami
kolonialisme juga harus dari akar-akar dan kelompok-
kelompok yang memberi celah bagi tumbuh dan
berkembangnya kolonialisme itu sendiri. Bagaimana
sifat-sifat politik lokal yang rawan intervensi dan juga
sikap-sikap kolaboratif elit lokal yang menjadikan sifat-
sifat kolonialisme itu lebih eksploitatif dari seharusnya.
Dengan cara ini akan didapatkan pemahaman baru
bahwa konflik lokal memiliki kontribusi penting bagi
hadirnya intervensi asing. Aspek moralistik yang dapat
diambil dengan mengakui keterlibatan lokal dalam
tumbuhnya kolonialisme di Indonesia adalah akan
munculnya kesadaran terhadap bahaya konflik-konflik
.....................................................................
Simposium: Pascakolonial.... 115