Disusun oleh:
Kelas Tutor B
S1.KEPERAWATAN
UPN”VETERAN” JAKARTA
2018/2019
ACS
1. Pengertian ACS
ACS (Acute Coronary Syndrome) adalah manifestasi akut dari plak ateroma Commented [AWJ2]: Lihat lagi arti dari sindrome
pembuluh darah koroner yang koyak/pecah, terjadi karena adanya disrupsi dari plak
aterosklerotik yang diikuti agregasi trombosit sehingga terbentuk trombus pada
pembuluh darah koroner.
Anamnesis
Pemeriksaan data subyektif didapatkan dari anamnesis riwayat pasien
yang merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. Riwayat pasien
meliputi keluhan utama, riwayat masalah kesehatan sekarang, riwayat medis,
riwayat keluarga, sosial, dan system Commented [AWJ5]: Ini Namanya secondary survey
Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari
pasien dan keluarga (Emergency Nursing Association, 2007):
A : Alergi (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan, plester,
makanan)
M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti
sedang menjalani pengobatan atau penyalahgunaan obat )
P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti
penyakit yang pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan
obat-obatan herbal)
L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi,
dikonsumsi berapa jam sebelum kejadian, selain itu juga periode
menstruasi termasuk dalam komponen ini)
E : Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera
(kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama)
PQRST ini digunakan untuk mengkaji keluhan nyeri pada pasien yang
meliputi :
Provokes/palliates : apa yang menyebabkan nyeri? Apa
yang membuat nyerinya lebih baik? apa yang menyebabkan nyerinya
lebih buruk? apa yang anda lakukan saat nyeri? apakah rasa nyeri itu
membuat anda terbangun saat tidur?
Quality : bisakah anda menggambarkan rasa
nyerinya?apakah seperti diiris, tajam, ditekan, ditusuk tusuk, rasa
terbakar, kram, kolik, diremas? (biarkan pasien mengatakan dengan
kata-katanya sendiri.
Radiates : apakah nyerinya menyebar? Menyebar
kemana? Apakah nyeri terlokalisasi di satu titik atau bergerak?
Severity : seberapa parah nyerinya? Dari rentang
skala 0-10 dengan 0 tidak ada nyeri dan 10 adalah nyeri hebat
Time : kapan nyeri itu timbul?, apakah
onsetnya cepat atau lambat? Berapa lama nyeri itu timbul? Apakah
terus menerus atau hilang timbul?apakah pernah merasakan nyeri ini
sebelumnya?apakah nyerinya sama dengan nyeri sebelumnya atau
berbeda?
SKA tidak dapat ditentukan dengan jelas, maka pemeriksaan hendaknya diulang
6-12 jam setelah pemeriksaan pertama.
Kadar CKMB normal adalah ≤ 24 U/L dan ketika terjadi miokardial
infark maka kadar CKMB akan meningkat >24 U/L. CKMB terdeteksi dimulai
pada 4-6 jam setelah adanya cedera dan mencapai puncak pada 12-24 jam,
kemudian akan kembali normal setelah 48-72 jam. Kecepatan kembali ke
normal pada CKMB dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya infark berulang.
Troponin T (nilai normal 0,1 ng/mL) suatu kompleks protein yang
terdapat pada flamen tipis otot jantung. Troponin T akan terdeteksi dalam darah
beberapa jam sampai dengan 14 hari setelah nekrosis miokard. Selain troponin
T pemerikasaan lain yang lebih spesifik adalah troponin I, karena troponin I
merupakan penanda adanya kerusakan otot miokard dengan nilai normal 0,04
ng/L
Pemeriksaan di ruang darurat atau ruang rawat intensif jantung (point of
care testing) pada umumnya berupa tes kualitatif atau semikuantitatif, lebih
cepat (15-20 menit) tetapi kurang sensitif. Point of care testing sebagai alat
diagnostik rutin SKA hanya dianjurkan jika waktu pemeriksaan di laboratorium
sentral memerlukan waktu >1 jam. Jika marka jantung secara point of care
testing menunjukkan hasil negatif maka pemeriksaan harus diulang di
laboratorium sentral.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Data laboratorium, di samping marka jantung, yang harus dikumpulkan
di ruang gawat darurat adalah tes darah rutin, gula darah sewaktu, status
elektrolit, koagulasi darah, tes fungsi ginjal, dan panel lipid. Pemeriksaan
laboratorium tidak boleh menunda terapi SKA
4) Pemeriksaan Foto Polos Dada
Mengingat bahwa pasien tidak diperkenankan meninggalkan ruang
gawat darurat untuk tujuan pemeriksaan, maka foto polos dada harus dilakukan
di ruang gawat darurat dengan alat portabel. Tujuan pemeriksaan adalah untuk
membuat diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit penyerta.
Nitrat Dosis
b) Morfin
Morfin sulfat, suatu analgetik narkotik, biasanya digunakan
untuk mengobati angina yang berkaitan dengan infark miokardium akut.
Morfin dapat memperlebar pembuluh vena, dan mengurangi beban
jantung.
Dosis standar morfin sulfat adalah 2-5 mg intravena (IV),
diulang setiap 5-30 menit sampai sakit dada hilang.
Perawat harus waspada terhadap depresi pernapasan dan
hipotensi yang merupakan reaksi merugikan yang sering timbul.
Pemantauan yang ketat perlu dijalankan. Bisa diberikan antagonis
narkotik naloxon (narcan) untuk melawan kerja morfin jika reaksi
merugikan yang timbul membahayakan klien. Dosisnya 0,1- 0,2 mg
setiap 2-3 menit sesuai indikasi.
c) Penyekat Beta (Beta blocker)
Keuntungan utama terapi penyekat beta terletak pada efeknya
terhadap reseptor beta-1 yang mengakibatkan dapat mengurangi denyut
jantung dan kontraktilitas miokardium
Obat-obat ini digunakan sebagai antiangina, antiaritmia, dan
antihipertensi.
Penyekat beta direkomendasikan bagi pasien UAP atau
NSTEMI, terutama jika terdapat hipertensi dan/atau takikardia, dan
selama tidak terdapat indikasi kontra
Terapi hendaknya tidak diberikan pada pasien dengan gangguan
konduksi atrio-ventrikler yang signifikan,asma bronkiale, dan disfungsi
akut ventrikel kiri. Pada kebanyakan kasus, preparat oral cukup
memadai dibandingkan injeksi.
Bisoprolol 10 mg/hari
maksimum 2x25
mg/hari
2) Antiplatelet
a) Aspirin
Fungsi aspirin adalah efek anti trombotik (menghambat aktivasi
trombosit) yang merupakan efek yang sangat berguna pencegah
serangan berulang pada pasien dengan nyeri dada akibat sumbatan pada
arteri coroner jantung dan juga pada pasien yang sedang mengalami
kejadian nyeri dada akibat sumbatan pada arteri coroner jantung.
Dosis untuk penyakit jantung kororner :
Akut : 160 -325 mg saat serangan
Dosis pemeliharaan : 81 mg per hari
Efek samping : iritasi pada lambung, gangguan pencernaan, mual
Kontra indikasi :
b) Penghambat reseptor ADP
Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin
sesegera mungkin dan dipertahankan selama 12 bulan kecuali ada
indikasi kontra seperti risiko perdarahan berlebih
Dosis awal ticagrelor yang dianjurkan adalah 180 mg dilanjutkan dengan
dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang
direncanakan untuk reperfusi menggunakan agen fibrinolitik
Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 75 mg/hari (pada pasien yang direncanakan untuk terapi
reperfusi menggunakan agen fibrinolitik, penghambat reseptor ADP
yang dianjurkan adalah clopidogrel)
3) Fibrinolitik
Fibrinolitik bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan
plasminogen untuk membentuk plasmin , yang mendegradasi fibrin untuk
kemudian memecah trombus.
Fibrinolisis merupakan strategi reperfusi yang penting, terutama pada
tempat-tempat yang tidak dapat melakukan IKP pada pasien STEMI dalam
waktu yang disarankan. Terapi fibrinolitik direkomendasikan diberikan dalam
12 jam sejak awitan gejala pada pasien-pasien tanpa kontra indikasi
Indikasi Fibrinolitik:
Sakit dada khas IMA ≤ 12 jam
EKG : ≥ 1 mm elevasi seg ST pada ≥ 2 sandapan yang ektremitas yang
berhubungan ≥ 2mm elevasi seg ST pada ≥ 2 sandapan precordial
Syok kardiogenik pd IMA ( bila kateterisasi dan revaskularisasi tdk dapat
dilakukan )
Kontraindikasi PCI
Mutlak: peralatan dan fasilitas yang kurang memadai Commented [AWJ11]: Jangan pakai symbol dalam penulisan
ilmiah
Relatif:
CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia
Gagal ginjal
Perdarahan saluran cerna akut/anemia
Stroke baru (<1 bulan)
Intoksikasi obat-obatan (seperti:kontras)
Pasien yang tidak kooperatif
Usia kehamilan kurang dari 3 bulan
2) CABG
CABG adalah kependekan dari Coronary Artery Bypass Graft yang merupakan
prosedur operasi untuk mengobati penyakit jantung koroner. Prosedur ini dilakukan
khusus bagi mereka yang mengalami penyumbatan atau penyempitan arteri serius.
Secara sederhana bisa digambarkan bahwa prosedur CABG adalah membuat rute baru
di sekitar arteri yang menyempit atau tersumbat. Rute baru ini dibutuhkan agar aliran
darah tetap lancar sehingga otot jantung tetap mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi.
CABG adalah konstruksi jalur baru antara aorta (atau arteri mayor lainnya) dan bagian
arteri lain yang mengalami iobstruksi atau stenosis
Indikasi CABG
Angina dengan oklusi lebih dari 50% pada cabang utama arteri
Unstable angina dengan gangguan 2 pembuluh darah
Iskemik dengan gagal jantung
Myocardiac infark acute
Tanda-tanda iskemik setelah PCI
Perubahan-perubahan elektrokardiografi
STEMI didiagnosis dengan munculnya karakteristik nyeri dada yang lebih dari
30 menit dan elevasi segmen-ST ≥ 2mV (2mm) pada dua atau lebih lead perikordial
atau > 1mV (1mm) pada dua atau lebih lead adjacent limb atau blok berkas cabang
baru. Pada pasien dengan tipe infark miokard yang berkembang:
Elevasi ST berkembang cepat (30 sampai 60 detik) setelah oklusi koroner, dan
biasanya berkaitan dengan oklusi total yang panjang dari arteri koroner.
Elevasi ST selesai selama beberapa jam dalam merespon reperfusi koroner
spontan atau terapeutik. ST elevasi yang bertahan merupakan tanda dari gagalnya
reperfusi, dan berkaitan dengan infark yang besar dan prognosis yang parah.
Inversi gelombang-T, patologi gelombang Q dan hilangnya gelombang R sering
berkembang dalam zona infark ketika reperfusi terlambat atau tidak lengkap,
mengindikasi munculnya nekrosis miokard luas. Ketika reperfusi berhasil muncul
dengan cepat, dalam perjalanan waktu infark miokard elevasi ST berkembang,
akan ada sedikit nekrosis miokard, preservasi gelombang R dan tanpa formasi
gelombang Q. Kadang, terapi reperfusi bisa diberikan sangat cepat dimana infark
dibatalkan.
Sesuai dengan kondisi dan tanda gejala yang muncul , pasien dikategorikan
kedalam label merah, karena pasien yang berlabel merah adalah semua pasien yang
mengalami gangguan Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure. Pasien
mengalami gangguan Breathing karena sensasi dada seperti tertindih dan peningkatan
RR selain itu peningkatan TD Nadi, dan terdapatnya ST Elevasi menandakan gangguan
pada circulation.
Pada kasus keluhan utama yang dikatakan keluarga pasien adalah mengeluh
nyeri dada sebelah kiri, menjalar ke tangan kiri ke leher kiri, menembus ke punggung
kiri, dan sensasinya seperti tertindih beban berat, pasien tampak mudah lelah,
diaphoresis dan mengatakan mual. Hasil TTV menunjukkan TD: 185/110 mmHg, Nadi:
115x/menit, RR: 28x/menit. Terdapat peningkatan troponin dan CKMB, ditemukan
hasil EKG ST Elevasi.
9. Jelaskan persiapan apa saja yang harus dilakukan dalam menerima pasien gawat
darurat dengan ACS
Pada saat dirumah sakit dilakukan evaluasi primer cepat dan resusitasi fungsi vital,
survey sekunder yang lebih detail dan pemberian perawatan pasti.
Persiapan alat :
- Alat pelindung diri (masker, handscoon, scort)
- Saturasi oksigen
- Pemeriksaan EKG
- Pemeriksaan Marka Jantung (cardiac biomarkers) / Pemeriksaan Troponin
- Oksigen set
- Insuf set & monitor
- Terapi preparat nitrat
- Terapi Trombolik
11. Jelaskan Interpretasi Yang Kalian Dapatkan Dari Kondisi Kesadaran & Respon
Pasien Terkait Dengan Proses Patologis Yang Sedang Terjadi ?
Berdasarkan kondisi pasien, pasien datang dengan keluhan nyeri di bagian dada
sebelah kiri menjalar ke tangan, leher dan menembus punggung kiri. Pasien tampak
mudah lelah dan diaphoresis. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD : 185/110 mmhg,
Nadi : 115 x/menit, RR : 28X/menit, Suhu : 37 C.
ACS diawali dengan rusaknya plak aterosklerosis di dalam arteri koroner, yang
menstimulasi agergasi platelet dan pembentukan trombus. Trombus menyebabkan
penyumbatan arteri koroner dan menurunkan perfusi miokardium. Sel otot jantung
(miokardium) memerlukan oksigen dan ATP untuk mempertahankan kontraktilitas dan
stabilitas kelistrikan untuk kondisi listrik jantung yang normal. Ketika sel miokardium
kekurangan oksigen, metabolisme anaerob terjadi sehingga produksi ATP lebih sedikit,
yang menyebabkan pompa natrium-kalium dan pompa kalsium serta terjadinya
penumpukan ion hidrogen dan laktat yang mengakibatkan asidosis.
Pada tahap ini akan terjadi kematian sel (infark). Jika perfusi miokard tidak
dikembalikan dalam waktu 20 menit, maka akan terjadi nekrosis dan kerusakan otot
jantung menjadi ireversibel. Kondisi ini menyebabkan terganggu nya kontraktilitas
miokardium, penurunan curah jantung, penurunan perfusi ke organ vital dan perifer,
yang ujungnya menyebabkan timbul tanda dan gejala syok.
12. Jelaskan Tindakan Utama Yang Harus Dilakukan Untuk Menangani Masalah
ACS Pasien!
Tahap Awal Pengobatan ACS
Terapi Awal:
MONA (Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin)
Pemberiannya tidak harus dilakukan secara bersamaan. Dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang terarah, MONA dapat diberikan pada kemungkinan atau
definitf ACS sesegera mungkin di layanan primer sebelum dirujuk
O2
Diberikan pada pasien dengan:
- Hipoksemia (Sa O2 < 90% atau Pa O2 < 60 mmHg)
- Sesak
- Tanda distress pernapasan (+)
Fungsi:
Intravena : Untuk pasien yang tidak responsif setelah diberikan 3x NTG. Dapat diulang
setiap 10 – 30 menit