Anda di halaman 1dari 7

JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 30-36 ISSN 2303-1077

SINTESIS ASAM OKSALAT DARI GETAH BATANG TANAMAN SRI REJEKI (Dieffenbachia
seguine (Jacq.) Schott) MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ASAM FOSFAT

Winsen Irwanda1*, Andi Hairil Alimuddin1, Rudiyansyah1


1
Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
*email: winsen.irwanda@gmail.com

ABSTRAK
Asam oksalat merupakan bahan kimia pada industri di Indonesia, yang pemenuhannya masih
bergantung pada impor dari luar negeri. Sintesis asam oksalat secara mandiri dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan baku alami yang mengandung garam kalsium oksalat. Tanaman
Sri Rejeki (Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott) mengandung kalsium oksalat sehingga
berpotensi sebagai sumber penghasil asam oksalat. Penelitian ini dilakukan untuk
mengoptimalkan sintesis asam oksalat dari getah batang tanaman Sri Rejeki menggunakan
metode hidrolisis dengan variasi konsentrasi larutan asam fosfat yaitu 3; 4; 5 dan 6 M serta
variasi suhu reaksi yaitu 40; 50 dan 60oC. Sintesis asam oksalat dari getah batang tanaman Sri
Rejeki menggunakan metode hidrolisis secara optimum terjadi pada penggunaan larutan asam
fosfat konsentrasi 5 M dan suhu reaksi 50oC dengan nilai rendemen asam oksalat sebesar
30,25%. Proses hidrolisis kalsium oksalat pada getah batang Sri Rejeki menyebabkan
pemutusan ikatan antara ion kalsium dan ion oksalat, sehingga ion oksalat akan berikatan
dengan ion H+ menghasilkan asam oksalat. Asam oksalat sintesis dikarakterisasi dengan uji
resorsinol, titrasi asam basa dan titrasi permanganometri, menunjukkan bahwa asam oksalat
tersebut bersifat asam dan mengandung ion oksalat. Kadar ion oksalat dari hasil titrasi
permanganometri sebesar 24,75%. Karakterisasi asam oksalat ditegaskan dengan analisis
spektrofotometri infra merah, menunjukkan bahwa vibrasi rentangan dan puncak asam oksalat
sintesis mirip dengan asam oksalat standar.

Kata kunci: Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott, asam oksalat, asam fosfat, hidrolisis

PENDAHULUAN 2009 sebesar 1.183.856 ton dan pada tahun


2013 meningkat menjadi 1.469.626 ton.
Asam oksalat (C2H2O4) merupakan
Kebutuhan asam oksalat di Indonesia yang
senyawa turunan dari asam karboksilat yang
besar menyebabkan ketergantungan impor
mengandung 2 gugus karboksil yang terletak
asam oksalat.
pada bagian ujung rantai karbon yang lurus.
Sintesis asam oksalat dapat dilakukan
Beberapa sifat fisik asam oksalat
dengan menggunakan bahan baku alami
diantaranya tidak berbau, higroskopis,
yang mengandung selulosa maupun garam
berwarna putih sampai tidak berwarna, dan
oksalat, seperti kalsium oksalat. Tanaman
mempunyai berat molekul 90 gram/mol
Sri Rejeki (Dieffenbachia seguine (Jacq.)
(Hutapea, 2011). Asam oksalat banyak
Schott) mengandung garam kalsium oksalat
digunakan di industri, contohnya sebagai
pada getah batang tanamannya. Garam
bahan pelapis yang melindungi logam dari
oksalat tersebut melalui proses hidrolisis
kerak, bleaching, bahan pencampur zat
diubah menjadi asam oksalat (Drach dan
warna dalam industri tekstil atau cat serta
Maloney, 1963). Hasil sintesis asam oksalat
sebagai inisiator dalam pabrik polimer.
dengan proses hidrolisis sendiri dipengaruhi
Manfaat asam oksalat yang beragam
oleh suhu reaksi dan konsentrasi asam
menyebabkan kebutuhan asam oksalat di
fosfat sebagai larutan penghidrolisis. Oleh
Indonesia sangat besar. Berdasarkan data
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
Badan Pusat Statistik pada tahun 2009
mensintesis asam oksalat secara optimal
sampai dengan tahun 2013, kebutuhan
dari bahan baku alami, seperti tanaman Sri
asam oksalat dipenuhi melalui impor dari
Rejeki (Dieffenbachia seguine (Jacq.)
negara lain. Impor asam oksalat pada tahun
Schott) menggunakan metode hidrolisis

30
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 30-36 ISSN 2303-1077

asam fosfat sebagai salah satu solusi Sintesis dan Penentuan Kadar Asam
alternatif untuk mengurangi ketergantungan Oksalat dari Getah Batang Sri Rejeki
impor asam oksalat. Sintesis asam oksalat dari getah
Penelitian ini bertujuan untuk batang Sri Rejeki menggunakan metode
menentukan kondisi optimum sintesis asam hidrolisis larutan asam fosfat. Getah batang
oksalat dari getah batang tanaman Sri Rejeki Sri Rejeki sebanyak 10 mL ditempatkan ke
(Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott) dalam gelas beaker berukuran 100 mL dan
menggunakan metode hidrolisis larutan ditambahkan larutan asam fosfat dengan
asam fosfat dan mengetahui rendemen variasi konsentrasi 3; 4; 5 dan 6 M sebanyak
asam oksalat yang dihasilkan dari proses 10 mL, lalu dilakukan pengadukan dan
sintesis tersebut. pemanasan dengan variasi suhu 40; 50 dan
60 oC. Selanjutnya larutan dibiarkan sampai
METODOLOGI PENELITIAN dingin (suhu kamar) dan terbentuk endapan
asam oksalat. Endapan asam oksalat
Alat dan Bahan
disaring dengan kertas saring. Endapan
Alat-alat yang digunakan pada beserta kertas saring dikeringkan dengan
penelitian ini adalah alat pemanas, alat-alat menggunakan oven pada suhu 60 oC
gelas, botol semprot, bulb, spatula, statif, selama 1 jam sampai endapan kering.
termometer, timbangan, rotary evaporator Selisih antara massa endapan beserta
dan spektrofotometer FTIR Shimadzu. kertas saring dengan massa kertas saring
Bahan-bahan yang digunakan pada awal merupakan massa endapan asam
penelitian ini adalah akuades, getah oksalat, sehingga dapat dihitung persen
tanaman Sri Rejeki (Dieffenbachia seguine kadar asam oksalat atau rendemen asam
(Jacq.) Schott), larutan asam fosfat oksalat yang diperoleh. Kristal asam oksalat
(konsentrasi 3; 4; 5 dan 6 M), asam oksalat selanjutnya dianalisis menggunakan
standar, larutan Kalium Permanganat, spektrofotometer FTIR. Perhitungan kadar
larutan Natrium Hidroksida, larutan Asam asam oksalat menggunakan metode
Sulfat, indikator Fenolftalein, Resorsinol dan gravimetri:
serbuk Magnesium.

Preparasi Sampel Getah Batang Sri Keterangan:


Rejeki m awal: massa kertas saring awal
Tanaman Sri Rejeki (Dieffenbachia m akhir: massa kertas saring akhir +
seguine (Jacq.) Schott) dipotong dan diambil endapan
bagian batangnya. Bagian batang tersebut m kalsium oksalat: massa kalsium oksalat
selanjutnya diiris dan dikeruk hingga
mengeluarkan getah tanaman. Getah Karakterisasi Asam Oksalat
tanaman kemudian ditampung Uji Resorsinol (Vogel, 1985)
menggunakan gelas beaker. Total getah Larutan sampel asam oksalat
batang Sri Rejeki yang digunakan pada ditempatkan dalam tabung reaksi dan
penelitian sebanyak 360 mL. ditambahkan beberapa tetes asam sulfat
encer serta satu sampai dua butir logam
Penentuan Massa Kalsium Oksalat dari magnesium. Setelah bubuk magnesium
Getah Batang Sri Rejeki tersebut larut, ditambahkan bubuk resorsinol
Getah batang Sri Rejeki sebanyak 10 sebanyak 0,1 g dan dikocok sampai larut.
mL ditempatkan ke dalam labu rotary Campuran tersebut kemudian ditambahkan
evaporator berukuran 100 mL. Selanjutnya asam sulfat pekat sebanyak 3-4 mL pada
getah tersebut dipanaskan pada rotary sisi tabung. Hasil positif menandakan
evaporator untuk memisahkan komponen adanya ion oksalat apabila terbentuk suatu
getah yang mudah menguap dan garam lapisan (atau cincin) berwarna biru pada
kalsium oksalat. Pemanasan dilakukan pada bidang pertemuan kedua cairan.
suhu 35 oC selama 30 menit. Hasil
pemanasan berupa ekstrak kasar kalsium Titrasi Permanganometri
oksalat ditimbang dan dicatat massanya. Massa sampel asam oksalat sebanyak
0,1 g dilarutkan dalam 50 mL akuades.
Larutan sampel ditambahkan asam sulfat

31
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 30-36 ISSN 2303-1077

encer sebanyak 10 mL, kemudian larutan kalsium oksalat. Proses penguapan


dipanaskan hingga mencapai temperatur 70 dilakukan pada suhu 35 oC selama 30 menit,
– 80ºC. Selanjutnya larutan sampel yang yang mana pada kondisi tersebut terjadi
masih panas dan berwarna bening tersebut pengeringan garam kalsium oksalat yang
dititrasi dengan larutan kalium permanganat optimum. Akhir proses penguapan diperoleh
0,1 M. Hasil positif menandakan larutan massa kalsium oksalat sebesar 0,7247 g.
mengandung ion oksalat apabila terjadi Getah batang Sri Rejeki mengandung
perubahan warna larutan menjadi warna garam kalsium oksalat dan enzim proteolitik
merah muda yang tidak hilang selama 30 yang mana kandungan garam oksalat sulit
detik. Titrasi ini dilakukan triplo. menguap sehingga dengan proses
penguapan diharapkan terjadi pemisahan
Titrasi Asam Basa (Yenti, 2011) antara garam oksalat dan kandungan getah
Larutan sampel asam oksalat batang Sri Rejeki lainnya. Penentuan massa
sebanyak 10 mL ditempatkan dalam gelas kalsium oksalat ini bertujuan untuk
erlenmeyer berukuran 100 mL. Larutan menentukan nilai rendemen asam oksalat
sampel ditambahkan dengan indikator dari proses sintesis.
fenolftalein sebanyak 3 tetes, kemudian
dititrasi dengan larutan natrium hidroksida Sintesis dan Penentuan Kadar Asam
0,001N. Hasil positif menandakan larutan Oksalat dari Getah Batang Sri Rejeki
bersifat asam apabila larutan berubah warna Penelitian ini bertujuan untuk
menjadi merah muda. Titrasi ini dilakukan memsintesis asam oksalat dari getah batang
triplo. Sri Rejeki menggunakan metode hidrolisis
larutan asam fosfat dengan variasi
HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi 3; 4; 5 dan 6 M serta variasi
suhu reaksi 40; 50 dan 60 oC. Sampel getah
Preparasi Sampel Getah Batang Sri
setelah dilakukan penambahan asam fosfat
Rejeki
dan pemanasan membentuk endapan
Tanaman Sri Rejeki yang digunakan
berwarna putih yang merupakan endapan
pada penelitian dideterminasi di
asam oksalat. Endapan tersebut disaring
Laboratorium Biologi Fakultas MIPA
dan dikeringkan menggunakan oven pada
Universitas Tanjungpura Pontianak dan hasil
suhu 60 oC selama 1 jam. Pemanasan
determinasi menerangkan bahwa tanaman
bertujuan mengeringkan endapan sehingga
tersebut adalah tanaman Sri Rejeki
didapat kristal asam oksalat. Pemanasan
(Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott dari
oven pada suhu di atas 60 oC dikhawatirkan
famili Araceae dan genus Dieffenbachia.
akan mendestruksi endapan asam oksalat
Tanaman Sri Rejeki yang digunakan
menjadi gas karbondioksida dan asam
sebagai bahan baku pada penelitian
formiat.
diperoleh dari Jalan Sungai Raya Dalam,
Kristal oksalat ditimbang massanya
Komplek Griya Husada AA. 9 Pontianak,
dan dilakukan perhitungan nilai persen
Kalimantan Barat. Bagian tanaman yang
konversi atau rendemen asam oksalat. Nilai
digunakan pada penelitian ini adalah batang
persen konversi asam oksalat dari getah
tanaman. Setelah batang tanaman tersebut
batang Sri Rejeki melalui proses hidrolisis
didapat dan dibersihkan, batang tanaman Sri
mengguna-kan variasi konsentrasi asam
Rejeki diiris dan dikeruk sehingga getah
fosfat dan variasi suhu reaksi disajikan
tanamannya keluar. Getah batang tersebut
dalam Tabel 1.
ditampung ke dalam gelas beaker sebanyak
360 mL.
Tabel 1. Nilai Persen Konversi Asam Oksalat
Getah Batang Sri Rejeki
Penentuan Massa Kalsium Oksalat dari
Konsentrasi Suhu Reaksi
Getah Batang Sri Rejeki
Penentuan massa garam kalsium
Asam Fosfat 40oC 50oC 60oC
oksalat dari getah batang Sri Rejeki 3M 8,78 % 18,30 % 2,13 %
dilakukan melalui proses penguapan 4M 12,36 % 21,07 % 2,06 %
menggunakan rotary evaporator. Getah dari 5M 15,03 % 30,25 % 13,83 %
batang Sri Rejeki yang berbentuk cairan 6M 6,49 % 15,95 % 1,77 %
diuapkan sehingga tersisa padatan garam

32
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 30-36 ISSN 2303-1077

Berdasarkan Tabel 1 tersebut, seluruh asam fosfat dan variasi suhu reaksi disajikan
variasi konsentrasi asam fosfat dan suhu dalam Gambar 1.
reaksi menghasilkan nilai persen konversi
asam oksalat yang berbeda-beda. Nilai

Nilai Persen Konversi (%)


35
persen konversi dari masing-masing 30
konsentrasi mengalami pola kenaikan yang 25 Larutan Asam Fosfat
sama, yaitu nilai persen konversi asam 20 Konsentrasi 3 M
oksalat meningkat pada suhu reaksi 50oC. 15 Konsentrasi 4 M
Sedangkan penurunan nilai persen konversi 10 Konsentrasi 5 M
terjadi ketika suhu pemanasan mencapai 5
Konsentrasi 6 M

60oC. Hal ini disebabkan pada suhu diatas 0


60oC tersebut asam oksalat akan mengalami 40 50 60
destruksi atau kerusakan, sehingga hasil Suhu (oC)
akhir proses hidrolisis menunjukkan nilai Gambar 1. Grafik nilai persen konversi asam
persen konversi asam oksalat yang kecil. oksalat getah batang Sri Rejeki
Selanjutnya dari masing-masing Berdasarkan Gambar 1 tersebut,
konsentrasi larutan asam fosfat yang sintesis asam oksalat dari getah batang Sri
digunakan dalam proses sintesis pada Rejeki melalui proses hidrolisis secara
semua suhu reaksi, didapat bahwa optimum terjadi pada konsentrasi larutan
penggunaan asam fosfat dengan asam fosfat sebesar 5M dan suhu reaksi
konsentrasi 5 M merupakan konsentrasi 50oC. Persen hasil konversi asam oksalat
optimum asam fosfat dalam proses sintesis getah batang Sri Rejeki optimum sebesar
asam oksalat dari getah batang Sri Rejeki. 30,25% dengan rendemen sebesar 0,2192 g.
Hal ini disebabkan pada konsentrasi asam Hidrolisis getah batang Sri Rejeki
fosfat di atas 5 M, yang mana pada
merupakan proses sintesis asam oksalat
penelitian ini digunakan konsentrasi 6 M
dari kalsium oksalat pada getah batang Sri
suasana larutan terlalu asam dan asam Rejeki yang terdiri dari kalsium oksalat dan
oksalat mengalami destruksi sehingga hasil enzim proteolitik (Drach dan Maloney, 1963).
sintesis asam oksalat tidak maksimal dan
Proses hidrolisis tersebut akan menyebab-
hasil akhir sintesis menunjukkan nilai kan pemutusan ikatan antara ion kalsium
persen konversi asam oksalat yang kecil. dan ion oksalat. Reaksi yang terjadi dalam
Hasil penelitian sintesis asam oksalat dari proses hidrolisis kalsium oksalat getah
getah batang Sri Rejeki melalui proses batang Sri Rejeki menjadi asam oksalat
hidrolisis menggunakan variasi konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 2.

- -
O O O O
2+ C + 3- 2+ C + 2-
Ca + + 3H + PO4 Ca + + 2H + HPO4
C - C -
O O O O

O OH
C
+ CaHPO4
C
O OH

Gambar 2. Reaksi pembentukan asam oksalat

33
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 30-36 ISSN 2303-1077

Variasi konsentrasi larutan asam fosfat sintesis) dengan titran larutan permanganat
mempengaruhi hasil konversi kalsium secara kuantitatif. Larutan sampel uji yang
oksalat menjadi asam oksalat. Semakin didapat ditambahkan asam sulfat yang
tinggi konsentrasi larutan asam fosfat maka bertujuan untuk memberikan suasana asam.
semakin banyak pula ion oksalat dari Hal ini dilakukan karena titik akhir titrasi lebih
kalsium oksalat yang berikatan dengan ion mudah diamati bila reaksi dilakukan dalam
H+ dari asam fosfat menjadi asam oksalat. suasana asam dan reaksi dengan asam
Variasi suhu reaksi mempengaruhi sulfat tersebut tidak menghasilkan produk
kecepatan reaksi pada proses sintesis asam serta tidak bereaksi dengan titran. Pada
oksalat. Pemanasan tersebut bertujuan suasana asam zat ini akan mengalami
mempercepat reaksi. Asam oksalat mudah reduksi menghasilkan ion Mn2+ yang tidak
teroksidasi oleh pengaruh panas yang tinggi. berwarna sedangkan apabila reaksi
Panas menyebabkan asam oksalat terurai dilakukan dalam suasana pada pH netral
menjadi karbondioksida dan asam formiat. atau sedikit basa maka akan terbentuk
Reaksi ini diharapkan terjadi seminimal padatan MnO2 yang berwarna coklat yang
mungkin, karena akan mempengaruhi nilai dapat mengganggu dalam penentuan titik
rendemen asam oksalat (Kirk and Othmer, akhir titrasi. Fungsi pemanasan adalah untuk
1996). mempercepat reaksi antara kalium
permanganat dengan asam oksalat karena
Karakterisasi Asam Oksalat pada suhu kamar reaksi antara keduanya
Uji Resorsinol cenderung lambat sehingga akan sulit untuk
Uji resorsinol merupakan tahapan menentukan titik akhir reaksi.
awal dalam mendeteksi kandungan oksalat Selanjutnya dalam keadaan panas,
dengan menggunakan pereaksi bubuk larutan dititrasi dengan larutan kalium
resorsinol secara kualitatif. Hasil uji permanganat. Titrasi ini memanfaatkan
resorsinol dari asam oksalat getah batang larutan kalium permanganat sebagai
Sri Rejeki menunjukkan perubahan pada indikator (auto indicator). Titik akhir titrasi
larutan uji, yaitu terbentuknya lapisan (atau ditunjukkan dengan perubahan warna
cincin) biru pada bidang pertemuan kedua larutan uji menjadi merah muda yang tidak
cairan (larutan uji dan cairan pereaksi), yang hilang selama 30 detik, yang mana hasil ini
mana hal ini menunjukkan sampel uji (asam menandakan sampel uji positif mengandung
oksalat hasil sintesis) positif mengandung ion oksalat. Perubahan yang terjadi pada
oksalat di dalamnya (Vogel, 1985). Hasil reaksi ini disebabkan oleh kelebihan ion
positif uji resorsinol sampel asam oksalat permanganat. Rerata volume titran pada
getah batang Sri Rejeki dapat dilihat pada titrasi ini adalah 1,1 mL. Persen kandungan
Gambar 3. ion oksalat dalam 0,1 g sampel asam oksalat
hasil sintesis sebesar 24,75 %. Hasil positif
titrasi permanganometri sampel asam
oksalat getah batang Sri Rejeki dapat dilihat
pada Gambar 4.

Larutan merah bata


Cincin biru
Endapan putih

Gambar 3. Uji resorsinol

Titrasi Permanganometri
Titrasi permanganometri bertujuan Gambar 4. Uji titrasi permanganometri
untuk mengetahui adanya kandungan ion
oksalat dalam sampel uji (asam oksalat hasil

34
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 30-36 ISSN 2303-1077

Reaksi yang terjadi selama proses


titrasi permanganometri asam oksalat getah
batang Sri Rejeki adalah sebagai berikut:

MnO4-(aq) + 8H+(aq) + 5e– → Mn2+(aq) +4H2O(l) x 2


C2O42– (aq) → 2CO2 (g) + 2 e– x5

2MnO4-(aq) +16H+(aq) + 5C2O42–(aq) → 2Mn2+(aq) +10CO2(g)+8H2O(l)

Titrasi Asam Basa


Titrasi asam basa bertujuan untuk
mengetahui sifat asam suatu sampel secara
kualitatif. Titrasi ini menggunakan larutan Gambar 5. Uji titrasi asam basa
natrium hidroksida sebagai titran dan larutan
uji asam oksalat sebagai titrat. Rerata Reaksi yang terjadi selama proses
volume titran yang digunakan dalam titrasi titrasi asam basa dari asam oksalat getah
ini adalah 29,7 mL. Hasil titrasi asam basa batang Sri Rejeki adalah sebagai berikut
dari larutan sampel uji menggunakan larutan (Day dan Underwood, 1990):
natrium hidroksida menunjukkan perubahan NaOH(aq) + H2C2O4(aq) → Na2C2O4(aq) + 2 H2O(l)
warna merah muda pada larutan sampel uji,
yang mana hal ini menunjukkan bahwa Karakterisasi Asam Oksalat
sampel uji bersifat asam. menggunakan Spektrofotometer FTIR
Dasar dari reaksi ini adalah reaksi Karakterisasi asam oksalat
netralisasi asam-basa, yaitu reaksi ion H3O+ menggunakan spektrofotometer infra merah
dari asam dengan ion OH- dari basa bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi
menghasilkan molekul air (H2O). Proses dari sampel yaitu asam oksalat getah batang
titrasi asam dengan bahan baku basa Sri Rejeki. Hasil spektrofotometer FTIR
disebut alkalimetri. Titrasi asam oksalat berupa spektrum inframerah suatu senyawa
dengan natrium hidroksida akan uji, bilangan gelombang (cm-1) antara
menghasilkan garam yang berasal dari asam senyawa uji serta interpretasi gugus fungsi.
lemah dan basa kuat, selanjutnya garam Analisis ini dilakukan dengan membanding-
natrium oksalat akan mengalami proses kan spektrum dan interpretasi gugus fungsi
hidrolisis. antara asam oksalat sampel dengan asam
Proses hidrolisis adalah suatu reaksi oksalat standar.
setimbang, yang mana banyaknya asam Hasil FTIR asam oksalat standar
oksalat dan natrium hidroksida bebas pada menunjukkan vibrasi regangan gugus
titik ekivalen adalah sama. Asam oksalat hidroksil (O-H) asam oksalat standar
termasuk elektrolit lemah yang terionisasi terdapat pada bilangan gelombang 3200-
sedikit, sehingga dalam reaksi hidrolisis lebih 3700 cm-1. Gugus hidroksil (O-H)
banyak tinggal sebagai molekul asam dikarakterisasi pada serapan kuat dan tajam
oksalat atau sangat sedikit ion H+ yang pada 3425,56 cm-1. Vibrasi regangan gugus
dibebaskan. Basa natrium hidroksida C=O asam oksalat standar terdapat pada
merupakan elektrolit kuat dan berperan bilangan gelombang 1689,64 cm-1,
sebagai basa kuat, yang terionisasi hampir sedangkan vibrasi regangan gugus C-O
sempurna sehingga akan didapatkan asam oksalat standar terdapat pada
sejumlah besar ion hidroksil (OH-) dalam bilangan gelombang 1265,30 cm-1.
larutan. Jadi titrasi akan berakhir pada pH > Hasil FTIR sampel asam oksalat
7. Penentuan indikator yang digunakan pada memiliki vibrasi regangan gugus hidroksil
titrasi netralisasi asam oksalat dengan pada bilangan gelombang 3410,15 cm-1,
natrium hidroksida adalah indikator gugus C=O terdapat pada bilangan
fenolftalein yang memiliki kisaran pH 8,0-9,6 gelombang 1651,07 cm-1. Sedangkan gugus
(Day dan Underwood, 1990). Hasil positif C-O terdapat pada bilangan gelombang
titrasi asam basa dari asam oksalat getah 1157,29 cm-1. Bilangan gelombang spektrum
batang Sri Rejekidapat dilihat pada Gambar 5. FTIR 3410,15 cm-1 melebar menunjukkan
absorpsi O-H yang terikat hidrogen. Ikatan
hidrogen mengubah posisi dan penampilan
pita absorpsi infra red. Ikatan hidrogen juga

35
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 30-36 ISSN 2303-1077

menyebabkan puncak melebar dan terjadi KESIMPULAN


pergeseran ke arah bilangan gelombang Berdasarkan penelitian maka dapat
yang lebih pendek. Hal tersebut merupakan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
ciri dari O-H alkohol. (Fessenden dan 1. Sintesis asam oksalat dari getah batang
Fessenden, 1986). Spektrum infra merah tanaman Sri Rejeki (Dieffenbachia
asam oksalat sampel dan asam oksalat seguine (Jacq.) Schott) menggunakan
standar dapat dilihat pada Gambar 6. metode hidrolisis secara optimum terjadi
pada penggunaan larutan asam fosfat
konsentrasi 5 M dan suhu reaksi 50 oC.
2. Nilai persen konversi asam oksalat getah
batang Sri Rejeki optimum sebesar
C=O 30,25% dengan massa asam oksalat
sebesar 0,2192 g.
O-H

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2014, Impor Asam
C-O Oksalat di Indonesia, Badan Pusat
Statistik Republik Indonesia, Jakarta.
Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1990,
Analisa Kimia Kuantitatif, Alih bahasa,
Gambar 6. Gabungan spektrum FTIR asam
Sopyan, I., Edisi 4, Erlangga, Jakarta.
oksalat
Drach, G. dan Maloney W.H., 1963, Toxicity
Vibrasi rentangan antara asam oksalat
of the Common Houseplant
sampel dan asam oksalat standar memiliki
Dieffenbachia, Journal of the American
puncak yang tidak jauh berbeda. Hal ini
Medical Asociation, 184: 137
membuktikan bahwa sampel uji merupakan
Hutapea, S., 2011, Perancangan Pabrik
asam oksalat. Perbandingan interpretasi
Pembuatan Asam Oksalat dari Bahan
gugus fungsi antara asam oksalat sampel
Baku Enceng Gondok dengan
dan standar ditunjukkan pada Tabel 2.
Kapasitas 2500 ton per tahun,
Universitas Sumatera Utara, Fakultas
Tabel 2. Perbandingan Hasil FTIR Standar
Teknik, Sumatera Utara, Skripsi.
dan Sampel
Kirk, R.E. dan Othmer, D.F, 1996,
Bilangan Gelombang (cm-1) Interpretasi Encyclopedia of Chemical Engineering
Gugus Technology. Edisi Keempat. John
Asam Oksalat Asam Oksalat Wiley and Sons Inc., New York.
Sampel Standar Fungsi
Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi
3410,15 cm-1 3425,56 cm-1 O–H
Kelima, Alih Bahasa, Pudjaatmaka, A.
1651,07 cm-1 1689,64 cm-1 C=O
H., dan Setiono L., PT. Kalman Media
1157,29 cm-1 1265,30 cm-1 C–O
Pustaka, Jakarta.
Yenti, S.R., 2011, Kinetika Proses
Karakterisasi asam oksalat secara Pembuatan Asam Oksalat dari Ampas
kualitatif dengan uji resorsinol menunjukkan Tebu, Repository University of Riau,
hasil positif sampel mengandung oksalat dan Riau. Skripsi.
reaksi dari titrasi asam basa menunjukkan
hasil positif sampel bersifat asam.
Karakterisasi asam oksalat secara kuantitatif
dengan titrasi permanganometri menunjuk-
kan hasil positif sampel mengandung ion
oksalat. Karakterisasi asam oksalat
ditegaskan dengan analisis spektrofotometri
infra merah, yang menunjukkan bahwa
sampel merupakan asam oksalat yang
ditunjukkan dengan vibrasi rentangan antara
asam oksalat sampe dan standar, memiliki
puncak yang tidak jauh berbeda.

36

Anda mungkin juga menyukai