Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Genetika

Program Studi Biologi


Fakultas Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana 2016

Penentuan Frekuensi Alel Ganda Golongan Darah pada Mahasiswa


di Kampus Universitas Kristen Satya Wacana

Oleh :

Nancy M. O. Rumboirussi

NIM : 412014701

ABSTRAK
Frekuensi gen di dalam populasi dan dikenal sebagai prinsip ekuilibrium Hardy-
Weinberg yang mana di dalam populasi yang ekuilibrium (dalam keseimbangan), maka baik
frekuensi gen maupun frekuensi genotip akan tetap dari satu generasi ke generasi seterusnya.
Frekuensi adalah perbandingan antara banyaknya individu dalam suatu kelas dengan jumlah
seluruh individu. Perhitungan frekuensi alel golongan darah menggunakan rumus Hardy-
Weinberg (p + q + r) = 1 menunjukan bahwa frekuensi alel golongan darah sistem ABO
untuk frekuensi alel ii paling besar dibandingkan alel IA dan IB. Golongan darah pada
manusia itu keturunan (herediter) yang ditentukan oleh alel ganda. Ada 4 macam golongan
darah yaitu A, B, O dan AB. Penggolongan darah ini disebabkan oleh bermacam-macam
antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit
ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA, IB dan ii. Dimana alel i adalah resesip terhadap
IA dan IB, sedangkan IA dan IB merupakan alel kodominan sehingga IA tidak dominan
terhadap IB, demikian pula sebaliknya IB tidak dominan terhadap IA.
Kata kunci : Alel ganda, Penggolongan darah ABO, Rumus Hardy-Weinberg.

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam ilmu genetika dikenal istilah genetika populasi yang mempelajari gen-gen dalam
populasi, yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi.
Secara umum, populasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (adalah suatu kelompok atau
kumpulan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya di suatu daerah yang mempunyai
ciri-ciri sama. Sedangkan secara khusus populasi menurut Suryo (2013), ialah suatu
kelompok dari satu macam organisme, dan dari situ dapat diambil cuplikan (sampel).
Makhluk hidup dalam mempertahankan spesiesnya melakukan perkawinan antar spesies dan
mempunyai lengkang gen yang sama. Lengkang gen (gene pool) adalah jumlah dari semua
alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam anggota dari suatu populasi yang membiak
secara kawin (Suryo, 2013). Seperti yang sudah diketahui bahwa gen sebagai pembawa dan
penentu suatu sifat atau karakter. Gen dalam tubuh yang terletak pada kromosom tidak hanya
satu, tetapi banyak. Alel adalah gen-gen yang menempati atau terletak pada lokus yang sama
pada kromosom homolognya yang mempunyai tugas berlawanan untuk suatu sifat tertentu
(Dwidjoseputro, 1981). Misalnya T menentukan sifat tinggi pada batang, sedangkan t
menentukan batang kerdil, maka T dan t merupakan alel. Namun misalnya gen dominan T
(tinggi) mempunyai alel t (pendek), R (merah) mempunyai alel r (putih), B (bulat)
mempunyai alel b (oval), kenyataan ini menunjukkan bahwa sebuah gen dapat memiliki lebih
dari satu alel dan peristiwa ini disebut multipel alelomorfi, sedang alel-alelnya dinamakan
alel ganda (Suryo, 2013).
Alel ganda pada manusia bertugas mengawasi golongan darah. Golongan darah pada
manusia itu keturunan (herediter) yang ditentukan oleh alel ganda. Pada tahun 1900 dab 1901
K. Landsteiner menemukan 3 jenis golongan darah yaitu A, B dan O berdasarkan
penggumpalan darah (agglutinasi atau antigen) yang terjadi apabila eritrosit seseorang
dicampur dengan serum darah orang lain akan mengakibatkan penggumpalan darah dan ada
yang tidak mengalami penggumpalan darah. Sedangkan golongan darah AB ditemukan oleh
A.V. von Decastello dan A. Sturli pada tahun 1902, golongan darah ini jarang sekali dijumpai
(Suryo, 2013). Kemudian F. Bernstein pada akhir tahun 1925 menegaskan bahwa antigen-
antigen itu diwariskan oleh 3 alel dari sebuah gen. Gen ini disebutkan gen I, sedangkan alel-
alelnya ialah i, IA dan IB (Rondonuwu, 1989).
Seorang ahli matematika bangsa Inggris G.H. Hardy dan seorang dokter bangsa Jerman
W. Weinberg dalam tahun 1908 secara terpisah menemukan dasar-dasar yang ada
hubungannya dengan frekuensi gen di dalam populasi dan dikenal sebagai prinsip
ekuilibrium Hardy-Weinberg yang mana di dalam populasi yang ekuilibrium (dalam
keseimbangan), maka baik frekuensi gen maupun frekuensi genotip akan tetap dari satu
generasi ke generasi seterusnya (Stansfield, 1991). Frekuensi adalah perbandingan antara
banyaknya individu dalam suatu kelas dengan jumlah seluruh individu. Dari hukum
pemisahan menurut Mendel dapat dikemukakan secara matematis dengan menggunakan
rumus binomium (a+b)n, di mana a adalah kemungkinan bahwa suatu kejadian akan terjadi,
sedang b yang mungkin tidak akan terjadi. Perbandingan 1:2:1 pada perkawinan monohibrid
memperlihatkan pemisahan dari sepasang alel tunggal (Aa) dan dapat digambarkan sebagai
berikut : (a+b)n = (A+a)2 = 1AA+2Aa+aa. Untuk menunjukkan bahwa ini dapat diterapkan
untuk setiap pasang alel, maka simbol p dan q digunakan. Dalam keseimbangan, frekuensi
genotip menjadi p2(AA), 2pq(Aa) dan q2(aa). Sehingga andaikan frekuensi alel A = p dan
frekuensi alel a = q, maka dapat dibuat persamaan p + q = 1. Persamaan ini hanya berlaku
apabila terdapat dua alel pada suatu lokus tertentu pada autosom di dalam suatu populasi.
Namun jika banyak alel ikut mengambil peranan, maka dalam persamaan harus ditambahkan
lebih banyak simbol. Misalnya pada golongan darah sistem ABO dikenal 3 alel (IA, IB dan i),
maka dapat dibuat persamaannya menjadi p+q+r = 1, di mana p menyatakan frekuensi alel IA,
q untuk frekuensi alel IB dan r untuk frekuensi alel i. Alel ganda mengadakan ekuilibrium
dengan cara yang sama seperti yang berlaku untuk sepasang alel. Berhubung dengan itu
hukum ekuilibrium Hardy-Weinberg untuk golongan darah sistem ABO dapat ditulis dengan
persamaan : p2IAIA + 2prIAi + q2IBIB + 2prIBi + 2pqIAIB + r2ii (Suryo, 2013).

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pewarisan sifat berdasarkan golongan darah
dan frekuensi alel ganda golongan darah pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.

II. Bahan dan Metode


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 9 Februari 2016 pukul 12.00-14.00
bertempat di kampus Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Alat yang digunakan dalam
praktikum kali ini antara lain kertas dan bolpen. Bahan yang digunakan adalah mahasiswa
Universitas Kristen Satya Wacana.
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini, pertama-tama pengumpulan data
tipe golongan darah mahasiswa sebanyak 934 orang dan tipe golongan darah dari tiap
mahasiswa tersebut. Selanjutnya dihitung jumlah tiap tipe golongan darah dan dengan
persamaan Hardy-Weinberg dihitung frekuensi tiap tipe golongan darah dan alelnya. Adapun
persamaan dari tiap tipe golongan darah dan alelnya dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
Jumlah Golongan Darah O
Frekuensi Golongan Darah O : r2 =
Jumlah Mahasiswa

Frekuensi Golongan Darah A :


(p+r)2 = Jumlah Golongan Darah A + Jumlah Golongan Darah O
Jumlah Mahasiswa

Frekuensi Golongan Darah B : p+q+r = 1 Frekuensi Golongan Darah AB : 2pq

Frekuensi Genotip IAIA : p2 Frekuensi Genotip IAi : 2pr

Frekuensi Genotip IBIB : q2 Frekuensi Genotip IBi : 2qr

Frekuensi Genotip IBIB : q2

III. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil
Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi tiap golongan darah dan frekuensi tiap genotip
didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil perhitungan frekuensi golongan darah


Golongan Darah Frekuensi Persentase (%)
A = 194 0,14 14
B = 215 0,19 19
O = 424 0,67 67
AB = 101 - -
Jumlah = 934 p+q+r=1 100
Tabel 2. Hasil perhitungan frekuensi alel golongan darah
Alel Golongan Darah Frekuensi Jumlah Orang
IAIA 0,02 18
IAi 0,19 175
IBIB 0,04 34
IBi 0,25 238
IAIB 0,05 50
ii 0,45 419
Jumlah 1 934

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi tiap golongan darah ABO dan frekuensi tiap
genotip di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 934 orang mahasiswa Universitas Kristen Satya
Wacana diketahui yang bergolongan darah A sebanyak 194 orang memiliki golongan darah A
homozigot dengan frekuensi 0,02 sebanyak 18 orang dan golongan darah A heterozigot
dengan frekuensi 0,19 sebanyak 175 orang. Golongan darah B sebanyak 215 orang memiliki
golongan darah B homozigot dengan frekuensi 0,04 sebanyak 34 orang dan golongan darah B
heterozigot dengan frekuensi 0,25 sebanyak 238 orang. Golongan darah O sebanyak 424
orang dengan frekuensi 0,45 sebanyak 419 orang. Golongan darah AB sebanyak 101 orang
dengan frekuensi 0,05 sebanyak 50 orang.
Hasil perhitungan frekuensi alel golongan darah menggunakan rumus Hardy-Weinberg
(p + q + r) = 1 menunjukan bahwa frekuensi alel golongan darah sistem ABO untuk frekuensi
alel ii paling besar dibandingkan alel IA dan IB. Penggolongan darah ini disebabkan oleh
bermacam-macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen
di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA, IB dan ii. Dimana alel i adalah
resesip terhadap IA dan IB, sedangkan IA dan IB merupakan alel kodominan sehingga IA tidak
dominan terhadap IB, demikian pula sebaliknya IB tidak dominan terhadap IA. Dalam
Dwidjoseputro (1981) mengatakan bahwa golongan darah A yang memiliki alel IAIA dan IAi,
dimana IA adalah dominan atas i sehingga fenotip IAIA dan IAi itu sama. Begitu juga dengan
golongan darah B yang memiliki alel IBIB dan IBi, dimana IB adalah dominan atas i sehingga
IBIB dan IBi adalah sama. Sedangkan IA dan IB adalah sama-sama dominan. Dari sini dapat
dilihat anak dengan golongan darah O adalah hasil perkawinan dari orang tua yang
bergolongan darah (OxO), (AxO), (BxO), (AxA), (AxB) dan (BxB). Anak dengan golongan
darah A adalah hasil perkawinan dari orang tua yang bergolongan darah (AxA), (AxO),
(AxAB), (AxB), (BxAB), (ABxAB) dan (ABxO). Anak dengan golongan darah B adalah
hasil perkawinan dari orang tua yang bergolongan darah (BxB), (BxO), (BxAB), (BxA),
(AxAB), (ABxAB) dan (ABxO). Anak dengan golongan darah AB adalah hasil perkawinan
dari orang tua yang bergolongan darah (ABxAB), (AxB), (AxAB) dan (BxAB). Sehingga
dapat dikatakan golongan darah pada manusia bersifat herediter (keturunan) yang ditentukan
oleh alel ganda dan golongan darah seseorang.
IV. Kesimpulan
Frekuensi alel golongan darah tertinggi pada 934 mahasiswa Universitas Kristen Satya
Wacana sebesar 0,45 adalah alel golongan darah O, sedangkan frekuensi alel golongan darah
terendah sebesar 0,02 adalah alel golongan darah A. Ini disebabkan karena golongan darah
pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda dan golongan darah
seseorang.

V. Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D. 1981. Pengantar Genetika. Cetakan Kedua. Jakarta : Bhratara Karya
Aksara.
Rondonuwu, L.E.P.S. 1989. Dasar-Dasar Genetika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Suryo. 2013. Genetika untuk Strata 1. Cetakan Kelimabelas. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Stansfield, W.D. 1991. Genetika. Terjemahan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Jakarta :
Erlangga.
LAMPIRAN

1. Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sebanyak 934 orang di data golongan
darahnya menurut sistem ABO. Hasilnya ternyata golongan darah A 194 orang, golongan
darah B 215 orang, golongan darah O 424 orang dan golongan darah AB 101 orang.
Hitunglah frekuensi alel IA, IB dan i dalam populasi itu dan berapa mahasiswa diperkirakan
mempunyai genotip dari tiap golongan darah?

Jawabnya : Menurut hukum ekuilibrium Hardy-Weinberg:

Anda mungkin juga menyukai