Anda di halaman 1dari 3

Ketika mendengar lagu Roman Picisan

karya Dewa 19, aku tertegun sejenak.

Ada salah satu penggalan liriknya

yang berbunyi “Cintaku tak harus miliki

dirimu, meski perih mengiris-iris segala janji”.

Aku mencintaimu, itu tentu kau ketahui.

Begitu pula sebaliknya. Namun untuk

bersanding denganmu hingga maut memisahkan,

tentunya bukan kita yang menentukan.

Betul bahwa cinta perlu perjuangan. CInta juga

perlu pengorbanan. Dan itu semua telah kita lalui bersama-sama.

Tapi sebagaimana kita ketahui, ada tangan-tangan

kuat Yang Mahakuasa di atas sana.

Jika Ia telah menggariskan bahwa kita

tidak berjodoh, maka demikianlah adanya.

Kau tahu, masa-masa indah bersamamu

dulu tidak pernah pudar dari ingatanku.

Demikian pula pasang-surut ombak beserta

badai yang merintangi jalannya bahtera kita.

Namun sekali lagi aku percaya ucapan

Ahmad Dhani dan orang-orang bijak lainnya,


bahwa cinta memang tak harus memiliki.

Jika memang aku tak bisa memilikimu, maka

izinkanlah aku mencintaimu dengan caraku sendiri.

Cara tersebut adalah dengan mengikhlaskanmu

menjalani hidup baru dengan seseorang yang telah

digariskan untukmu. Aku tidak akan menyalahkanmu.

Tidak pula merutuki takdir. Aku berlapang dada

dan membuka lebar semua pintu kerelaan.

Maka dengan melihatmu bahagia bersamanya,

bahagia pula aku

Karena ketahuilah kasih, puncak kebahagiaanku

adalah dengan melihatmu tetap tersenyum

dan bahagia meski bukan bersamaku. Ketulusan

cinta mengajariku bahwa engkau, orang yang

kusayangi dan kucintai sepenuh hati, patut

hidup berbahagia. Dari kerelaan inilah nantinya

aku juga akan mendapatkan kebahagiaanku sendiri.

Aku yakin, aku bisa menjalani hari-hari baru dengan

orang lain tak kalah bahagianya denganmu.

Oleh karenanya, aku selalu mendoakanmu tetap

bahagia. Karena dari situlah sumber kebahagiaanku


berasal. Meski kita tidak bisa bersatu, tapi yakinlah

bahwa tidak ada mantan teman dalam kamus

kehidupanku. Maka sekali lagi jadilah temanku,

teman baik yang kusayangi sepenuh hati hingga

aku tak akan rela membiarkanmu merana.

Ingatlah bahwa merelakan bukan berarti

menyerah pada keadaan. Merelakan adalah

menyadari dan menerima bahwa ada hal-hal

yang tak bisa kita paksakan.

Anda mungkin juga menyukai