Anda di halaman 1dari 1

05

-“Surat Permintaan Maaf”-


-Surat ini aku tuliskan karena aku ingin meminta maaf kepadamu. Kau ingat, ketika dulu
kita berpacaran lalu putus dan kau menangis. Yaa, karena alasan itulah aku menuliskan
permintaan maafku ini padamu. Aku tahu, pada saat itu kau menangis bukan karena putus
denganku, tapi kau menangis karena kau kecewa denganku, kecewa dengan janji yang sudah aku
buat denganmu. Tentang aku tidak akan memberitahukan kepada siapapun bahwa kau adalah
kekasihku (Pacar). Tapi menurutku itu adalah hal yang sangat wajar terjadi, kau tahu?. Kau
adalah cinta pertamaku, kau adalah cahaya pelita yang menerangi hari-hari gelapku. Dan karena
kaulah aku dapat merasakan yang namanya cinta.

-Maaf, karena aku dulu pernah mengecewakanmu,

-Maaf karena aku dulu pernah melanggar janjiku padamu

-Dan maaf karena aku tidak bisa menjaga perasaanmu.

-Oky, aku akan menjelaskan tentang alasan kenapa aku sampai melanggar janjiku
padamu. Yaa, kau tahu. Seperti yang ku katakan di awal. Bahwa kau merupakan cinta pertama di
hidupku.

-Kau tahu, ketika seorang manusia sudah berambisi untuk mendapatkan sesuatu,
terkadang manusia itu menjadi salah jalan, sesat, atau bahkan menjadi kelewatan. Hal seperti
itulah yang aku rasakan ketika aku baru pertama kalinya merasakan cinta. Aku kelewat batas,
sampai-sampai lupa dengan janji yang sudah aku ucapkan padamu.

-Aku harap kau faham dengan apa yang coba ku jelaskan ini. Dan sekali lagi aku mohon
kepadamu, maafkanlah aku. Aku meminta maaf seperti ini hanya karena aku tidak mau kau
meneteskan air mata lagi hanya untuk seseorang yang belum pasti akan menjadi pendamping
hidupmu nanti.

-Karena ketika seorang wanita itu berada di suatu tempat entah itu di manapun dirinya
berada, wanita itu akan memanggul sebuah kehormatan. dan aku hanya tidak mau kehormatanmu
kau jatuhkan (Dalam bentuk air mata) hanya karena seseorang yang belum pasti akan menjadi
pendamping hidupmu nanti. Cukup aku seorang saja yang kau tangisi, jangan sampai ada orang
lain lagi selain diriku yang kau tangisi.

-Bukan magsudku untuk melarangmu menangis atau lain sebagainya. Tapi aku
menuliskan ini karena aku sayang dan peduli padamu. Apakah kau tahu?. Mungkin kau sekarang
sudah menjadi mantanku, tapi. Perlu kau tahu, meskipun begitu rasa sayang dan cintaku padamu
tak pernah luntur sedikitpun.

-Yaa, aku tahu. Apa yang aku tuliskan ini mungkin terlihat lebay jika kau baca. Tapi,
perlu kau tahu, aku menuliskan ini hanya karena supaya kau tahu perasaan dan isi hatiku
padamu. Tidak lebih dari itu.

-“I LOVE U”-

Anda mungkin juga menyukai