GATAL
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. SKENARIO
Seorang wanita 20 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan gatal dan bercak
kemerahan disertai sisik pada daerah badan yang telah dialami sejak 2 minggu yang
lalu. Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama tidak ada. Hasil
B. KATA KUNCI
1. Wanita 20 tahun
2. Gatal dan bercak kemerahan disertai sisik pada badan
3. Gejala dialami 2 minggu yang lalu
4. Tidak ada riwayat keluarga
5. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
C. PERTANYAAN
1. Bagaimana Anatomi, Fisiologi, dan Histologi kulit?
2. Bagaimana mekanisme gatal pada skenario?
3. Bagaimana mekanisme terbentuknya sisik?
4. Anamnesis tambahan untuk menujang diagnosis?
5. Bagaimana mekanisme bercak kemerahan?
6. Apa saja DD dari scenario diatas?
D. Jawaban
1. Anatomi , histology, dan fisiologi dari kulit :
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama, yaitu:
Fisiologi Kulit
Kulit manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang
menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetik,ras,indikator
sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan yang lain.
2. Patomekanisme gatal
3. Patomekanisme sisik
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit kronik yang umum dijumpai, bersifat rekuren
dan melibatkan beberapa factormisalnya; genetik, system imunitas, lingkungan serta hormonal.
Psoriasis ditandai dengan plak eritematosa yang berbatas tegas dengan skuama berlapis berwarna
keputihan. Penyakit ini umumnya mengenai daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan
lutut, kulitkepala, lumbosakral,bokongdan genitalia.
Epidemiologi :
Walaupun psoriasis terjadi secara universal, namun prevalensinya pada tiap populasi
bervariasi di berbagai belahan dunia. Studi epidemiologi dari seluruh dunia memperkirakan
prevalensi psoriasis berkisar antara 0,6 sampai 4,8%. Prevalensi psoriasis bervariasi berdasarkan
wilayah geografis serta etnis.Di Amerika Serikat, psoriasis terjadi pada kurang lebih 2%
populasi dengan ditemukannya jumlah kasus baru sekitar 150,000 per tahun. Pada sebuah studi,
insidensi tertinggi ditemukan dipulau Faeroe yaitu sebesar 2,8%. Insidensi yang
rendahditemukandi Asia(0,4%) misalnya Jepang dan pada ras Amerika- Afrika (1,3%).
Sementara itu psoriasis tidak ditemukanpadasuku Aborigin Australia dan Indian yang berasal
dari Amerika Selatan. Terdapatnya variasi prevalensi psoriasis berdasarkan wilayah geografis
dan etnis menunjukkan adanya peranan lingkungan fisik ( psoriasis lebih sering ditemukan pada
daerah beriklim dingin), faktor genetik, dan pola tingkah laku atau paparan lainnya terhadap
perkembangan psoriasis. Pria dan wanita memiliki kemungkinan terkena yang sama besar.
Beberapa pengamatan terakhir menunjukkan bahwa psoriasis sedikit lebih sering terjadi
pada pria di banding wanita. Sementara pada sebuah studi yang meneliti pengaruh jenis kelamin
dan usia pada prevalensi psoriasis, ditemukan bahwa pada pasienyang berusia lebihmuda(<20
tahun)prevalensipsoriasisditemukanlebihtinggi padawanita dibandingkan pria.
Pada psoriasis, selT CD8+ terdapat di epidermis sedangkan makrofag, sel T CD4+ dan
sel-sel dendritik dermal dapat ditemukan di dermis superfisial. Sejumlah sitokin dan reseptor
permukaan sel terlibat dalam jalur molekuler yang menyebabkan manifestasi klinis penyakit.
Psoriasis dianggap sebagai suatu penyakit yang di perantarai oleh sistem imun yang ditandai
dengan adanya sel T helper (Th) 1 yang predominan pada lesi kulit dengan peningkatan kadar
IFN-γ, tumornecrosingfactor-α (TNF-α), IL-2 dan IL-18. Baru-baru ini jalur Th17 telah
dibuktikan memiliki peranan penting dalam mengatur proses inflamasi kronik. Sebagai pusat
jalur ini terdapat sel T CD4+, yang pengaturannya di atur oleh IL-23 yang di sekresikan oleh sel
penyaji antigen (sel dendritikdermal). Sel Th17 CD4+ mensekresikan IL-17 dan IL-22 yang
berperan pada peningkatan dan pengaturan proses inflamasi dan proliferasi epidermal.
Gambaranklinis
Diagnosis
Diagnosis psoriasis biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis lesi
kulit. Pada kasus-kasus tertentu, dibutuhkan Pemeriksaan penunjang yang paling umum
dilakukan untuk mengkonfirmasi suatu psoriasis ialah biopsi kulit dengan menggunakan
pewarnaan hematoksilin-eosin. Pada umumnya akan tampak penebalan epidermis atau akantosis
serta elongasi reteridges. Terjadi diferensiasi keratinosit yang ditandai dengan hilangnya stratum
granulosum. Stratum korneum juga mengalami penebalan dan terdapat retensi inti sel pada
lapisan ini yang disebut dengan parakeratosis. Tampak neutrofil dan limfosit yang bermigrasi
dari dermis. Sekumpulan neutrofil dapat membentuk mikro abses Munro. Pada dermis akan
tampak tanda-tanda inflamasi seperti hipervaskularitas dan dilatasi serta edema papila dermis.
Infiltrat dermister diri dari neutrofil, makrofag, limfosit dan sel mast.
Selain biopsy kulit, abnormalitas laboratorium pada penderita psoriasis biasanya bersifat
tidak spesifik dan mungkin tidak ditemukan pada semua pasien. Pada psoriasis vulgari yang luas,
psoriasis pustular generalisata, dan eritroderma tampak penurunan serum albumin yang
merupakan indicator keseimbangan nitrogen negatif dengan inflamasi kronis dan hilangnya
protein pada kulit. Peningkatan marker inflamasi sistemik seperti C-reactiveprotein, α-
2makroglobulin, dan erythrocyte sedimentationrate dapat terlihat pada kasus-kasus yang berat.
Pada penderita dengan psoriasis yang luas dapat ditemukan peningkatan kadar asam urat serum.
Selain daripada itu penderita psoriasis juga menunjukkan gangguan profil lipid
(peningkatan high density lipoprotein, rasio kolesterol-trigliserida serta plasma apolipoprotein-
A1. Pada beberapa studi yang dilakukan akhir-akhirini,tampak peningkatan kadar prolaktin
serum pada penderita psoriasis dibandingkan dengan kelompok control.
Diagnosis banding
Plak psoriasis yang kronis seringkali menyerupai dermatitis kronis dengan likenifikasi
pada daerah ekstremitas. Tetapi biasanya pada dermatitis kronis lesinya tidak berbatas tegas serta
skuama yang terdapat pada permukaan lesi tidak setebal pada psoriasis.
Pada kasus psoriasis gutata, perlu di pertimbangkan diagnosis pityriasis rosea serta sifilis
sekunder. Pityriasis rosea biasanya ditandai dengan makula eritematosa berbentuk oval dengan
skuama tipis yang tersusun seperti pohon cemara pada daerah badan, lengan atas serta tungkai
atas. Sebagian besar kasus diawali dengan lesi inisial yang disebut herald patch. Pada sifilis
sekunder biasanya disertai dengan adanya keterlibatan telapak tangan dan kaki serta riwayat
chancreoral atau genital yang tidak terasa nyeri.
Terapi
Pengobatan anti psoriasis berspektrum luas baik secara topikal maupun sistemik telah
tersedia. Sebagian besar obat-obatan ini memberikan efek sebagai imuno modulator. Pada
dasarnya, mayoritas kasus psoriasis terbagi menjadi tiga bagian besar yaitu gutata,
eritrodermik/pustular, dan plak kronis yang merupakan bentuk yang paling sering ditemukan.
Psoriasis gutata biasanya mengalami resolusi spontan dalam waktu 6 sampai 12 minggu.
Kasus psoriasis gutata ringan seringkali tidak membutuhkan pengobatan, tetapi pada lesi yang
meluas fototerapi dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV) B sertaterapi topical dikatakan
memberikan manfaat.
Psoriasis eritrodermik/pustular biasanya disertai dengan gejala sistemik, oleh karena itu
diperlukan obat-obatan sistemik yang bekerja cepat. Obat yang paling sering digunakan pada
psoriasis eritrodermik/pustular adalah asitretin. Pada beberapa kasus psoriasis pustular tertentu,
penggunaan kortikosteroid sistemik mungkin diperlukan.
Pada psoriasis plak yang kronis, pemberian terapi dilakukan berdasarkan perluasan
penyakit. Untuk psoriasis plak yang ringan (<10%luaspermukaantubuh), terapi topical
linipertamadapat digunakanemolien,glukokortikoid atauanalog vitaminD3sedangkan lini kedua
dapat dilakukan fototerapi dengan menggunakan sinar UVB.
Padapsoriasis plak yang sedang (>10%luas permukaantubuh) dapat diberikan terapi lini
pertama seperti pada psoriasis ringan sedangkan lini keduanya dapat berupa pengobatan sistemik
misalnya metotreksat, asitretin, serta agen-agen biologi seperti alefacept dan adalimumab. Untuk
plak psoriasis berat (>30% luas permukaan tubuh), terapi terutama menggunakan obat-obat
sistemik.
Prognosis
Prognosisinya baik bila pasien mendapat pengobatan yang efektif. Namun kekambuhan
sering terjadi 3-6 bulan setelah pasien dipulangkan dari rumah sakit atau bila pengobatan
dihentikan. Maka pasien dengan psoriasis perlu mendapatkan terapi seumur hidup.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Scenario di atas sangat belum lengkap jadi kita harus banyak anamnesis lagi,
DAFTAR PUSTAKA
1) Mehta D, Lim HW. Ultraviolet B Phototherapy for Psoriasis: Review of Practical Guidelines.
Am J Clin Dermatol. 2016 Feb 12. [Medline]
2) Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 7, Cetakan Pertama. 2015.
3) Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
4) Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
5) https://emedicine.medscape.com/article/1943419-overview