Anda di halaman 1dari 3

Membentuk Pola Kepribadian Islam

DYSA NOOR DHIANI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
Dalam sejarah peradaban, Umat Islam pernah menguasai tiga perempat
dunia selama 1300 tahun dimulai sejak Rasulullah hijrah ke Madinah untuk
menerapkan Islam secara kaffah. Saat itu umat Islam menjadi mercusuar
peradaban karena berhasil maju diberbagai bidang seperti teknologi , kesehatan,
pendidikan, ekonomi dan sosial. Keberhasilan ini adalah hasil dari penerapan
Islam baik secara fikrah maupun thariqah. Penerapan Islam inilah yang menjadi
kekuatan umat muslim hingga membuat umat muslim saat itu menjadi umat yang
berwibawa. Kekuatan ini bukan sekedar kekuatan biasa, kekuatan ini juga yang
membuat umat muslim mampu merebut Konstatinopel, Palestina bahkan
memenangka perang salib. Kemenangan Umat Islam di perang salib inilah yang
menyadarkan Bangsa Barat bahwa untuk menghancurkan Umat Islam bukan
dengan perang fisik, tapi dengan perang pemikiran. Karena sesungguhnya
kekuatan Umat Islam berada di pemikiran yang berlandaskan aqidah dan
ukhuwah yang diikat oleh aqidah yang dijaga kekuatan nya oleh penerapan Islam
secara kaffah.

Kekuasaan umat Islam selama 1300 tahun ini kemudian runtuh pada tahun
1924. Keruntuhan ini dimulai dari kemunduran berfikir umat Islam akibat mulai
masuknya pemikiran Barat yang menggerogoti secara perlahan. Pemikiran Barat
yang menyerang Umat Islam bukanlah pemikiran yang membuat Umat Islam
murtad. Pemikiran Barat yang menyerang Umat Islam adalah pemikiran yang
membuat umat Islam menggap hukum buatan barat lebih baik daripada hukum
yang berada di dalam Al-Qur’an dan Hadist. Umat Islam mulai menjauh dari
hukum Islam dan sedikit demi sedikit menggunakan Hukum Barat baik secara
individu maupun kehidupan bermasyarakat. Saat itu Umat Islam silau dengan
mulai bangkitnya Bangsa Eropa sehingga menganggap hanya dengan Hukum
Barat kehidupan nya akan lebih baik. Terlebih saat itu pintu ijtihad ditutup dan
akhirnya membuat umat Islam binggung dalam menyelesaikan masalah.
Bangsa Barat tidak pernah berhenti menyerang pemikiran umat Islam.
Bahkan mereka selalu mencari cara agar pemikiran Umat Islam tetap jauh dari
Islam dan tetap bercokol didalam nya Pemikiran Barat. Pemikiran Barat saat ini
dikemas sedemikian rupa hingga tidak disadari kerusakan nya oleh Umat Islam.
Realitas saat ini menunjukan individu muslim menjadikan Pemikiran Barat
sebagai pemikiran mereka. Dalam Islam kepribadian seseorang ditentukan oleh
pemikirannya. Ketika seseorang memakai pemikiran Barat kepribadiannya akan
menjadi kepribadian Barat. Maraknya pergaulan bebas adalah salah satu contoh
dari kepribadian Barat yang telah menyelimuti individu umat Islam. Bila
fenomena ini dibiarkan maka akan menyebabkan umat muslim semakin mundur.
Selain itu kemaksiatan akan ada dimana-mana dan mengundang murka Allah.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik.
Tidak sampai disitu, dijelaskan juga bahwa tugas umat muslim adalah amal
ma’ruf nahi munkar. Ketika melihat kemunduran kondisi umat muslim maka yang
harus dilakukan adalah amal ma’ruf nahi munkar . Amal ma’ruf nahi munkar
yang dilakukan adalah dengan mengembalikan pola pikir individu umat Islam
kembali kepada pola pikir Islam sehingga terbentuklah pola kepribadian Islam.
Pola kepribadian Islam terdiri dari aqliyah dan nafsiyah. Aqliyyah (pola pikir) cara
yang digunakan untuk memikirkan sesuatu. Ketika seseorang memikirkan sesuatu
untuk mengeluarkan keputusan hukum terhadapnya dengan menyandarkan kepada
pemikiran Islam, maka aqilyah-nya merupakan aqilyah Islamiyah (pola pikir
Islam).Karena itu, aqliyyah juga bisa dideskripsikan sebagai cara manusia untuk:
(1) menghukumi atau menyimpulkan, dan (2) mengasosiasikan antara realitas
dengan informasi berdasarkan standar (kaidah) tertentu.Standar (kaidah) tertentu
yang digunakan untuk mengasosiasikan antara realitas dengan informasi tersebut
bisa jadi merupakan standar perbuatan (miqyâs al-amal), atau kaidah syara’
(Abdurrahman,1998). Sedangkan nafsiyah (pola sikap) adalah cara yang
digunakan seseorang untuk memenuhi kebutuhan nya. Jika cara pemenuhan
kebutuhannya didasarkan kepada pemikiran Islam maka nafsiyah-nya disebut
nafsiyah Islam. Ketika kepribadian seseorang sudah terbentuk kepribadian Islam
yaitu aqliyah dan nafsiyah nya didasarkan pada pemikiran Islam maka akan
terbentuk sosok individu muslim yang tahan dari serangan pemikiran asing.
Karena Kepribadian Islam yang akan mendorong nya menjadi seseorang yang
selalu terikat dengan hukum syara’. Aqidah yang kuat dan keterikatan dengan
hukum syara’ lah yang akan membuat pemikiran seorang muslim agar selalu
menjadi pemikiran Islam.
Umat Islam saat ini memerlukan pendidikan karakter yang menguatkan
aqidah umat muslim sehingga umat muslim mengadopsi secara menyeluruh
pemikiran islam yang akan digunakan dalam pola pikir dan pola sikap nya. Pola
pokir dan pola sikap yang bersumber dari pemikiran islam akan membuat
seseorang bisa membedakan mana yang salah dan benar. Islam adalah agama
yang sempurna dan menyeluruh, sehingga tidak ada perkara yang tidak dapat
diselesaikan oleh islam. Seseorang yang menjadikan islam sebagai
kepribadiannya tidak akan mudah terbawa arus karena memiliki identitas yang
kuat dan jelas dasarnya. Permasalahan apapun yang dihadapi oleh seorang dengan
kepribadian muslim dapat terselesaikan karena islam memiliki solusi untuk
seluruh permasalahannya. Ketika pemikiran barat datang menawarkan solusi,
dengan cerdik dia mengetahui bahwa itu adalah solusi yang bersifat menjauhkan
dirinya dari aturan Allah. Dirinya menyadari ketika hidupnya jauh dari aturan
Allah akan menjadi rusak.

Anda mungkin juga menyukai