(Minggu 3 / Sesi 3)
Oleh Kelompok 2 :
Aghnia Filanti Rizky (2101785392)
Fahrul Reviki Asta (2101782831)
Paskalia Chrissanty Akoit (2101788223)
Ronny Dwikusuma Putra (2101784906)
Stella Caroline Laurensia (2101779414)
Keterhubungan antarnegara juga terjadi dalam perdagangan komoditas dan jasa yang
memunculkan persaingan. Komoditas dan jasa mengincar pasar yang sanggup menyerap
produk, di manapun berada. Di lain sisi masyarakat di berbagai belahan dunia berupaya
mendapatkan barang dan jasa berkualitas dengan harga terjangkau.
Lalu, bagaimana agar kita bisa ikut dalam percaturan tersebut dan memenangkan
persaingan? Meningkatkan daya saing!
Ketika bertatap muka dengan 1.300 Diaspora Indonesia yang berkumpul di Ballroom
Lotte Hotel, Seoul, Korea Selatan, 15/5/2016, Presiden Joko Widodo mengatakan persaingan
antar negara saat ini sangat ketat sehingga tiap negara beradu strategi. Tidak cukup dengan
hanya menyederhanakan pelayanan perizinan, menarik investasi, dan mengatur strategi.
Salah satu ukuran daya saing berinvestasi adalah kemudahan membuka usaha (ease of
doing business) yang dilansir oleh Bank Dunia. Sederhananya, semakin konduksif peraturan
di sebuah negara dalam mendukung pembukaan sebuah usaha, peringkatnya semakin tinggi.
Ada 10 hal yang dijadikan indikator kemudahan berbisnis. Diantaranya kemudahan memulai
bisnis, izin konstruksi, penyediaan listrik, kemudahan mendapatkan kredit, pajak, dsb.
Paket kebijakan ekonomi XII adalah paket yang fokus pada peningkatan kemudahan
memulai usaha. Misalnya dalam memulai usaha. Kalau sebelumnya untuk mendirikan
Perseroan Terbatas (PT) dikenakan biaya Rp 50 juta, sekarang besarannya berdasar
kesepakatan antara pendiri PT yang dituangkan dalam akta pendirian PT. Kemudian soal
prosedur, kalau sebelumnya ada 13 prosedur, waktu 47 hari, biaya Rp 6,8 juta-Rp 7,8 juta
dengan lima izin. Sekarang cukup 7 prosedur, waktu 10 hari, biaya Rp 2,7 juta, dan 3 izin.
Soal kemudahan dalam pendirian bangunan juga terjadi kemajuan. Dari sebelumnya
17 prosedur dan waktu 210 hari menjadi 14 prosedur dengan waktu 52 hari. Biaya dari Rp 86
juta jadi Rp 70 juta. Izin dari empat menjadi tiga.
Itu hanyalah 2 contoh dari 10 hal yang sudah dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan peringkat kemudahan bisnis. Delapan lainnya meliputi penyederhanaan
prosedur dalam pendaftaran properti, pembayaran pajak, akses perkreditan, penegakan
kontrak, penyambungan listrik, perdagangan lintas negara, penyelesaian kepailitan dan
perlindungan terhadap investor minoritas.
Jika 10 poin di atas disimpulkan, maka akan ada pengurangan prosedur dalam membuka
usaha dari 94 prosedur menjadi 49 prosedur. Waktu menyelesaikan pendirian usaha dari
1.566 hari menjadi 132 hari. Jumlah izin dari 9 menjadi 6 izin.
Keseriusan pemerintah untuk menaikkan peringkat investasi, ditunjukkan ketika 10 Mei 2015
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Delegasi Standard & Poors Rating
Services di Istana Merdeka, Jakarta. Standard & Poors merupakan perusahaan besar dalam
industri pemeringkatan perdagangan efek, dalam kunjungan dibicarakan capaian reformasi
ekonomi termasuk pelaksanaan paket kebijakan ekonomi Indonesia.
Pemerintah sadar peringkat dari lembaga ini sangat penting. Soalnya, peringkat yang
dikeluarkan masih dipandang oleh investor sebagai salah satu pedoman untuk berinvestasi di
Indonesia.
Kalau dua hal tersebut berhasil dilakukan, niscaya akan muncul kebangkitan daya saing
Indonesia. Sebuah cita-cita yang dicanangkan para penggagas Kebangkitan Nasional 108
tahun lalu.
1) Lakukanlah audit eksternal, deskripsikan peluang dan ancaman bagi microreneur. Berilah
contoh micropreneur di bidang apa atau perusahaan apa?.
Jawab:
Micropreneur adalah 'Key Player' dari usaha yang dimilikinya atau disebut dengan istilah
Micro-Enterprise. Micro-Enterprise dalam bahasa Indonesia berarti Usaha Mikro yaitu
usaha produktif perorangan WNI dan memiliki pendapatan maksimal Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) pertahun dan memiliki aset maksimal Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah).Microprenuers adalah seseorang yang dalam proses merintis bisnis untuk
menjadi seorang pengusaha dan memulai usahanya tersebut dari nol. Modal penting untuk
keberhasilan seorang microprenuer yaitu dari berbagi pengetahuan satu sama lainnya,
saling support, saling membuka peluang.Micropreneur memiliki nilai-nilai dan latar
belakang serta alasan yang berbeda dalam memasuki dunia bisnis dengan para wirausaha
(entrepreneur) konvensional. Contoh seorang micropreneur yaitu konsultan, produsen,
arsitek, dll.
Untuk menjadi seorang Micropreneur adapun dapat memperhatikan saran oleh Michael
LeBoeuf, Ph.D. dalam bukunya yang berjudul 'The Perfect Business' diantaranya yaitu:
a. Fokus pada peluang, bukan pada rasa aman;
b. Fokus pada apa yang laku, bukan pada apa yang Anda tahu;
c. Fokus pada mendapatkan hasil, bukan pada menjalani rutinitas;
d. Fokus pada perolehan keuntungan, bukan pada perolehan gaji;
e. Fokus pada mencoba ide-ide baru, bukan pada bagaimana menghingdari kesalahan;
f. Fokus pada visi, bukan pada jangka pendek.
Keuntungan Micropreneur:
a. Kemampuan untuk dapat segera memulai bisnis;
b. Suasana dan kondisi saat bekerja bisa disesuaikan;
c. Rendah resiko dari percobaan dan kesalahan;
d. Modal dalam memulai bisnis tidak selalu besar.
Kelemahan Micropreneur:
a. Susah untuk menyesuaiakan kebiasaan kerja baru;
b. Terbatasoleh dukungan sistem jika baru memulai bisnis;
c. Terisolasi;
d. Ruang kerja yang terbatas karena belum memiliki modal yang cukup untuk menyewa
atau memiliki gedung atau tempat usaha yang nyaman;
e. Keberhasilan didasarkan dari berapa persen dari upaya sendiri (micropreneur).
d. Highly energetic: Anda harus mampu dalam menangani Emosi,mental, dan fisik untuk
bekerja keras dan panjang.
Disini saya akan memberikan contoh micropreneur seorang Wiraswasta. Dalam memulai
bisnis nya, seorang wiraswasta pasti memiliki kesulitan-kesulitan yang terjadi dan
menangung resiko dari permulaan dalam mengelola bisnis tersebut. Contoh dari
wiraswasta yaitu misalnya: pengusaha, penulis, arsitek, konsultan, dll.
Seperti dalam Perusahan Mary Kay Inc. Kita ketahui bahwa Kay yaitu pemilik dari
perusahaan bukanlah orang yang berasal dari jurusan yang sama seperti bisnis yang dia
jalani, namun karena ketekunan dia dalam memulai bisnis, sehingga sampai sekarang
usaha produk kosmetik yang dia jalani sudah sangat berkembang pesat di dunia, meskipun
di Indonesia produknya belum masuk pasaran.
Selain itu contoh Micropreneur lainnya yaitu sesorang yang memiliki usaha online shop.
Seperti yang kita ketahui, seseorang yang memiliki usaha tidak hanya saja harus berasal
dari sesorang dengan latar belakang pendidikan yang sama, namun melainkan yang
terpenting kita fokus dan giat dalam menjalankan usaha tersebut. Seperti halnya bisnis
online shop, bagaimana disini kita dapat menjual produk-produk yang bagus dan
berkualitas, respon cepat kepada pelanggan agar pelanggan dapat mempercayakan online
shop kita ketika dia ingin berbelanja. Kepuasan satu pelanggan akan berdampak kepada
pelanggan yang lainnya, karena biasanya sesorang jika telah menemukan online shop yang
terpercaya maka ia akan meng-share nya kepada teman-teman terdekat mereka.