Tugas I
Tugas I
NIM : 1641320017
KELAS : 3 MRK 6
TUGAS : BETON PRATEGANG
TUGAS I
MEMBUAT MAKALAH / ATRIKEL TENTANG :
- END BLOCK
- ANCHORAGE
- SPALLING ZONE
- BURSTING STEEL
- KONTROL DI TUMPUAN
Akibat stressing, maka pada ujung balok terjadi tegangan yang besar dan untuk
mendistribusikan gaya prategang tersebut pada seluruh penampang balok, perlu suatu
bagian ujung blok yang panjangnya sama dengan tinggi balok dengan seluruhnya merata
selebar flens balok.
Daerah end blockatau Anchorage zone memiliki konsentrasi tegangan yang sangat
tinggi dan sangat berpotensi terjadinya bahaya retak. Diperluakan analisa khusus pada
penulangan ujung balok untuk memikul gaya pencar (bursting), belah dan pecah (spalling)
yang timbul akibat pengangkuran tendon.Tendon yang ditinjau merupakan tendon lurus
dan tendon melengkung (drapped).Untuk mengukur tegangan-tegangan yang cukup rumit,
metode analisis linear yang diberikan oleh Guyon, Magnel, dan Zeilensky dan Roe cukup
dapat digunakan untuk memahami tingkat tegangan yang terjadi pada end block.
Elemen struktur yang akan dianalisis pada studi ini adalah daerah pengangkuran
(anchorage zone) atau end block pada beton prategang Pemindahan gaya dari tendon
kepada beton dilakukan dengan mentransfer gaya pada beton atau dengan pengangkuran.
Daerah di ujung balok sepanjang h yaitu tinggi balok, merupakan daerah terganggu yang
merupakan daerah peralihan dari gaya prategang terpusat menjadi tegangan normal di
daerah EF, sedangkan daerah CDEF disebut daerah end block.
Gambar 1.2 Balok Beton Prategang (a) End Block pada Ujung Kiri (b) Detail End Block
[Winarni Hadipratomo, 2008].
Sistem Perencanaan End block (Daerah Ujung balok), Pembebanan pada Ujung Balok:
(1) Transfer Prategang pada Batang Pratarik
(2) Sistem pascatarik daerah pengangkuran
(3) Profil Baja Prategang
(4) Distribusi Tegangan pada Beton Pascatarik
(5) Penulangan Daerah Ujungdan Dapped-end
Tegangan-tegangan pada block akhir, mempunyai karakter tersendiri yang bersifat
sangat kompleks. Penyederhanaannya adalah sebagai uraian berikut :
A B
p a
N
x x
A B b
p
a
x x
D
z T
Dengan idealisasi seperti pada gambar, ternyata pada block akhir terjadi momen
yang menimbulkan tegangan (gaya) tarik melintang (T).
Gaya tarik tersebut bisa berbahaya dan perlu mendapat perhatian khusus (diberikan
tulangan). Momen sebesar M, harus diimbangi oleh kopel yang terjadi tegak lurus oleh
sepasang gaya T dan D dengan berlengan kopel = z.
Menurut percobaan :
sehingga :
M M
T = = ........................................................................... (1.2)
z 0,42 h
dimana :
Kemudian :
N = p . a2 = b’ . b . h
atau
σb ' . b . h
p =
a2
dengan :
b = lebar balok
Gaya tarik melintang (T) menimbulkan tegangan tarik melintang. Karena beton lemah
terhadap tarik maka harus diberikan tulangan sebesar :
T
A=
σa
Tulangan ini harus disebar melintang (seperti sengkang geser) sepanjang block
akhir, dengan a adalah tegangan izin baja (umumnya dipakai baja lunak).
Pada bagian end block terdapat 2 macam tegangan yaitu Tegangan tarik yang disebut
bursting zone terdapat pada pusat penampang di sepanjang garis beban. Tegangan tarik yang
tinggi yang terdapat pada permukaan ujung end block yang disebut spelling zone (daerah
terkelupas). Perhitungan untuk mencari gaya yang bekerja pada end block adalah pendekatan
dengan rumus:
Dimana:
T0 = gaya pada spelling zone
Ts = gaya pada bursting zone
F = gaya prategang
b1,b2 = bagian-bagian dari prisma.
2. Spalling Zone
Gambar 3.1 Dipasang di belakang angkur hidup berfungsi sebagai tambahan perkuatan
tulangan pada saat stressing
Bursting steel merupakan tambahan penulangan yang berfungsi sebagai penahan gaya
radial untuk mencegah terjadinya retak / pecah pada saat stressing. Bursting steel dipasang
di belakang angkur hidup berfungsi sebagai tambahan perkuatan tulangan pada saat
stressing. Ukuran, bentuk dan jarak disesuaikan dengan gambar kerja.
Sumber : https://ceritaengineer.com/balok-post-tension-solusi-untuk-balok-bentang-
panjang-di-struktur-gedung/
4. Kontrol ditumpuan
5.
Persyaratan,
Jika Vc > Vc’, maka perlu tulangan penahan geser
Jika Vc < Vc’, maka tidak perlu tulangan penahan geser