Anda di halaman 1dari 4

PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

1. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)


Menurut Alter dalam Effendy (1989:11), sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur
kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan
dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Wilkinson, sistem informasi adalah kerangka kerja
yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input)
menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Sistem Informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi:
operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data.
Sistem Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal
manajemen. Kombinasi dari istilah sistem, informasi, dan manajemen menjadi kata-kata baru
yaitu “Sistem Informasi Manajemen”. Raymond McLeod Jr (1996:54) mengemukakan bahwa
SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa
pemakai dengan kebutuhan serupa. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non
manajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah. Sedangkan
menurut Komaruddin dalam Effendy (1989:111) SIM adalah pendekatan yang terorganisir dan
terencana untuk memberikan eksekutif bantuan informasi yang teat yang memberikan
kemudahan bagi proses manajemen.
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan
bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Transaction Processing Systems (TPS)
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data
dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.
2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)
OAS mendukung pekerja data, dimana menganalisis informasi sedemikian rupa untuk
mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum
menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan luar organisasi. KWS mendukung
para pekerja profesional membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka
mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.

3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)


SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang
lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan
beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
4. Decision Support Systems (DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS
bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh
tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
5. Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Sistem ahli
menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta
memberikannya lewat pengguna bisnis secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan
seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Komponen
dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan
pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka
pengguna.
6. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work
Systems (CSCW)
Group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa
kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk
pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup
pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui
komputer yang terhubung dengan jaringan.
7. Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif
mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan
pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.

2. PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai alternative baik kualitatif
maupun kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab masalah atau
menyelesaikan konflik (pertentangan). Simon dalam Sudibyo (2001:226) menggolongkan
pengambilan keputusan menjadi dua golongan yaitu yang terprogram dan tak-terprogram.
Pengambilan keputusan yang terprogram menyangkut masalah yang berstruktur dan berulang
sifatnya. Untuk keputusan yang demikian ini, kondisi yang memerlukan pengambilan keputusan
dan alternatif yang harus diambil sudah jelas sehingga dapat disusun program atau kegiatan
standarnya.
Sedangkan keputusan yang tak-terprogam menyangkut masalah yang kompleks, informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan itu tidak jelas atau mengandung ketidakpastian.
Pengambilan keputusan yang seperti ini memerlukan usaha coba-coba (trial and error), dengan
mengubah skenario, menambah, mengurangi, atau mengubah informasi tertentu, sehingga
diperoleh alternatif yang memuaskan menurut pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dilakukan melalui beberapa tahap. Menurut Mckenna dalam Sudibyo
(2001:227), ada tiga tahap dalam pengambilan keputusan, yaitu tahap intelegence, tahap design,
dan tahap choice, ketiga tahap tersebut diartikan dengan tahap penemuan masalah, tahap
pemahaman masalah, dan tahap pemilihan alternatif
Pandangan terhadap pengambilan keputusan adalah bahwa proses ini merupakan proses
penggunaan informasi yang rasional, bukan proses yang emosional, Dalam hal ini, kesukaran-
kesukaran dalam pengambilan keputusan dapat dikaitkan kepada:
(a) Informasi yang tidak cukup dan
(b) Maksud dan tujuan yang tidak dispesifikasikan secara jelas.
Pengambil keputusan mempunyai suatu cara untuk dapat memahami informasi yang menentukan
efisiensi pengolahan informasinya. Pengetahuan seseorang yang lalu digabungkan dengan
kecakapannya mengolah informasi akan menentukan kesanggupannya untuk mengambil
keputusan.
Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak
dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan
keputusan.
(1) Pengambilan keputusan tingkat strategis
Pengambilan keputusan strategis dicirikan oleh sejumlah besar ketidak pastian dan berorientasi
ke masa depan. Keputusan-keputusan ini menetapkan rencana jangka panjang yang akan
mempengaruhi keseluruhan organisasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa strategi yang
diputuskan itu berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan,
penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara
keseluruhan.
(2) Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan
sumber daya untuk mencapai tujuan. Bila pengambilan keputusan strategis sebagian besar
mengandung kegiatan perencanaan yang menyeluruh, pengambilan keputusan taktis memerlukan
gabungan dari kegiatan perencanaan dan pengawasan.
(3) Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukan dan output bersifat deterministic (sifatnya
menentukan). Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin bahwa
tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Tingkat ini lebih
ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali fungsi perencanaan. Pada tingkat ini
pengambilan keputusan terprogram dapat dilaksanakan. Dalam banyak organisasi, keputusan-
keputusan strategis dan taktis lebih banyak diambil berdasar intuisi, pengalaman dan kemampuan
interpretasi, daripada berdasar informasi dari sistem informasi formal.

3. PERAN SIM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat
diuraikan menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan
(design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun
non komputer. Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-
model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-
pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-
altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan
model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem
pencarian kembali data base.
Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman, .yang menyangkut penelitian
lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman di sini
mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta
pada prosed pemilihan.
Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk beranggapan, bahwa suatu
database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan
demikian sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan
yang berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan, itu
sendiri. Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik,
model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih
banyak pengalaman, dan sebagainya).
Komputer hanya dapat dimanfaatkan bila telah dianalisis berdasarkan perbandingan biaya
dengan efektifitasnya dan digunakan secara layak. Keunggulan komputer sebagai suatu alat
terletak di dalam kemampuannya mengolah data yang banyak dan kompleks serta melakukan
perhiturgan-perhitungan yang rumit dalam waktu yang singkat. Hal lain yang tidak kalah
pentingnya adalah kemauan orang-orang di dalam manajemen untuk bersikap terbuka dalam
menyampaikan masalah-masalah yang ingin dibantu pemecahannya dengan menggunakan
komputer.
Jadi Inti dari sistem informasi manajemen adalah penyusunan informasi secara teratur dan
sistematik mengikuti struktur organisasi dan digunakan untuk mendukung proses pengambilan
keputusan manajemen. Dalam lingkup keputusan yang bersifat rutin maka sistem informasi
manajemen merupakan alat Bantu yang sangat diperlukan karena informasi yang terolah dengan
baik dapat memberi arah pada keputusan yang baik tinggal menambahkan faktor pertimbangan
yang perlu dihasilkan oleh pengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai