net/publication/323629323
CITATIONS READS
0 16,156
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Afdi Nizar on 08 March 2018.
T
idak ada yang bisa boleh dibandingkan, kemajuan atau difusi gelombang teknologi
memungkiri bahwa saat digitalisasi ini berjalan lebih digital telah merangsek masuk ke
ini gelombang revolusi cepat daripada perkembangan hampir semua aspek kehidupan dan
dalam teknologi digital terus sektor lain. Secara lebih ekstrim ekonomi masyarakat dunia, seperti
berlangsung. Kemajuan yang dapat dikatakan bahwa dewasa transportasi, kesehatan, pendidikan,
dianggap sebagai disrupsi ini jumlah orang yang memiliki ritel, hotel, dan bahkan keuangan.
inovatif tersebut telah mengubah telepon seluler (ponsel) mungkin
Bagi sektor keuangan, inovasi
wajah dunia melalui cara-cara jauh lebih besar daripada mereka
teknologi sebenarnya bukan
melakukan interaksi sosial dan yang memiliki akses terhadap
merupakan fenomena baru—karena
hubungan personal. Seandainya listrik atau air bersih. Penetrasi
________________________________________________________________________
*) Peneliti pada Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan
FOKUS
6
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017
antara teknologi dan keuangan (Aaron, et al, 2017). Dalam Deposito, pinjaman dan
memiliki sejarah simbiosis yang pengertian yang lebih luas, FinTech penambahan modal (deposits, lending
panjang—sehingga secara inheren didefinisikan sebagai industri yang and capital raising). Inovasi FinTech
teknologi keuangan (financial terdiri dari perusahaan-perusahaan yang paling umum di bidang ini
technology), atau yang lebih populer yang menggunakan teknologi agar adalah crowdfunding dan platform
dengan sebutan FinTech, juga sistem keuangan dan penyampaian pinjaman P2P (peer-to-peer) secara
bukan merupakan pengembangan layanan keuangan lebih efisien online, mata uang digital (digital
baru bagi industri jasa keuangan. (World Bank, 2016). FinTech juga currencies) dan DLT. Aplikasi ini
Meskipun demikian, intensitas didefinisikan sebagai inovasi terkait erat dengan intermediasi
pembahasan dan kajian tentang teknologi dalam layanan keuangan keuangan.
keterkaitan keduanya cukup tinggi yang dapat menghasilkan model-
Manajemen risiko (risk
akhir-akhir ini, terutama karena model bisnis, aplikasi, proses
management.). Perusahaan FinTech
penetrasi FinTech itu sangat atau produk-produk dengan efek
yang berpartisipasi di sektor
cepat. Isu tersebut juga menjadi material yang terkait dengan
asuransi (InsurTech) berpotensi
perhatian banyak pihak pada penyediaan layanan keuangan (FSB,
mempengaruhi tidak hanya
berbagai level di Indonesia, baik 2017).
pemasaran dan distribusi asuransi,
di kalangan pengambil keputusan,
Aktivitas-aktivitas FinTech dalam melainkan juga underwriting,
akademisi, dan praktisi bisnis
layanan jasa keuangan dapat penetapan harga risiko dan klaim
keuangan maupun di tingkat publik
diklasifikasikan ke dalam 5 (lima) penyelesaian. Manajemen risiko
(masyarakat) sebagai konsumen atau
kategori, yaitu sebagai berikut (FSB, juga memperhatikan komitmen dan
pengguna FinTech.
2017): registrasi jaminan dan penjaminan
Tulisan ini bertujuan untuk dalam operasi kredit.
Pembayaran, transfer, kliring, dan
mengkaji secara singkat tentang
penyelesaian (payment, clearing and Dukungan pasar (market support).
teknologi keuangan (FinTech) di
settlement). Aktivitas ini terkait Bagian teknologi FinTech dapat
Indonesia, yang diawali dengan
erat dengan pembayaran mobile menyediakan proses yang lebih
pemaparan terkait konsep dasar
(baik oleh bank atau lembaga sederhana atau lebih efisien, seperti
FinTech dan kemudian dilanjutkan
keuangan non-bank), dompet e-aggregators, big data, verifikasi ID
dengan faktor-faktor penggerak
elektronik (digital wallet), mata secara digital, penyimpanan data
inovasi FinTech. Pada bagian
uang digital (digital currencies) dan dan pemrosesan (cloud computing),
selanjutnya akan dibahas mengenai
penggunaan teknologi kasbuk/ atau pelaksanaan perintah melalui
perkembangan FinTech di Indonesia
buku besar terdistribusi (distributed kontrak “pintar” (smart contracts).
dan implikasi serta potensi risiko
ledger technology, DLT) untuk Akses dan kontestabilitas informasi
yang dibawanya. Pada bagian akhir
infrastruktur pembayaran (Griffoli, merupakan isu penting di sini.
akan dikemukakan beberapa catatan
2017). Model-model ini bertujuan
sebagai penutup. Manajemen investasi (investment
untuk meningkatkan inklusi
management). Dimensi ini
Apa itu FinTech? keuangan (financial inclusion) dan
mencakup platform e-trading yang
memastikan akses konsumen yang
Dalam sejumlah literatur ditemukan memungkinkan konsumen untuk
lebih besar pada layanan jasa
beragam definisi tentang FinTech. berinvestasi secara langsung
pembayaran serta memastikan
Secara umum dan dalam arti luas, melalui komputer pada semua
berfungsinya sistem pembayaran
FinTech menunjuk pada pengunaan jenis aset, kontrak “pintar” (smart
dengan baik (smooth). Model ini
teknologi untuk memberikan contracts), dan inovasi FinTech yang
juga dapat berkontribusi pada
solusi-solusi keuangan (Arner, et menawarkan saran otomatis (robo-
pengelolaan sejumlah besar
al, 2015). Secara spesifik, FinTech advice) mengenai layanan keuangan
transaksi serta transfer dan
didefinisikan sebagai aplikasi (penasehat keuangan), termasuk
settlements besar antar lembaga
teknologi digital untuk masalah- manajemen investasi dan portofolio.
keuangan.
masalah intermediasi keuangan
FOKUS
7
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017
Pemicu Inovasi FinTech yang mudah dan kemampuan Sementara itu, faktor penggerak
pengguna jaringan internet dari sisi penawaran adalah
Evolusi FinTech yang terlihat
bertransaksi real-time telah perubahan regulasi keuangan
akhir-akhir ini sesungguhnya
mendorong ekspektasi yang tinggi dan struktur pasar, terutama
berawal dari inovasi kartu kredit
terutama menyangkut kenyamanan, paska krisis keuangan global
pada tahun 1960-an, kartu debit
kecepatan, biaya yang lebih murah, 2008/2009. Perubahan tersebut
dan terminal yang menyediakan
dan kemudahan penggunaan ditujukan untuk mereduksi risiko
uang tunai, seperti anjungan tunai
layanan keuangan. Selain itu, terjadinya krisis di masa yang
mandiri (automatic teller machine,
perubahan preferensi juga terjadi akan datang. Sebutlah misalnya
ATM) pada tahun 1970-an (Arner
karena pengaruh faktor demografi regulasi terkait ketentuan neraca,
et al, 2015; FSB, 2107b). Kemudian
yang mendorong permintaan, seperti persyaratan modal yang
disusul dengan munculnya
seperti akseptansi yang meningkat lebih tinggi dan leverage yang lebih
telephone banking pada tahun 1980-
dari kelompok yang memang rendah di sektor perbankan untuk
an dan beragam produk keuangan
tumbuh dengan teknologi digital menangani risiko yang ditimbulkan
menyusul deregulasi pasar modal
(digital natives) dan para millennials. oleh aktivitas dan entitas shadow
dan obligasi pada tahun 1990-an.
Kedua, evolusi teknologi. Inovasi banking, evaluasi ketahanan
Selanjutnya, muncul internet banking
teknologi dalam layanan keuangan (robustness) rezim resolusi dan
yang kemudian mendorong eksisnya
berkembang dengan pesat dan pemulihan serta persyaratan stress
perbankan tanpa cabang (branchless
dengan cara-cara baru serta test. Kombinasi perubahan berbagai
banking) dan aktivitas perbankan
memanfaatkan model-model bisnis regulasi keuangan tersebut telah
yang dilakukan jarak jauh. Dengan
yang berbeda. Sebutlah misalnya menimbulkan banyak perubahan
perubahan ini para nasabah tidak
model bisnis dengan menggunakan dalam aktivitas keuangan dan yang
perlu lagi bertemu berhadap-
teknologi big data, artificial terkait dengan penetapan harga
hadapan dengan pihak bank.
intelligence (AI), machine learning, (pricing). Akibatnya perusahaan-
Lebih lanjut, muncul teknologi
cloud computing dan biometrics. perusahaan keuangan tradisional,
perangkat selular (mobile) yang
Selain ini, dengan inovasi yang termasuk bank, didesak untuk
lebih memudahkan dalam transaksi
agak berbeda juga telah diterapkan menekan biaya dan menggunakan
keuangan. Perubahan tersebut telah
teknologi baru, seperti DLT (He, et modal secara lebih efisien,
mendorong munculnya pembiayaan
al., 2017 dan Griffoli, 2017). Dengan sehingga mengurangi aktivitas
dan intermediasi langsung, yang
model bisnis dan aplikasi teknologi perusahaan-perusahaan keuangan
diprediksi akan menggantikan
baru memungkinkan munculnya tersebut. Bahkan ada diantaranya
pembiayaan tidak langsung dan
pemain-pemain baru di sektor yang menarik diri dari sejumlah
intermediasi keuangan yang mahal
jasa keuangan. Majalah terkenal, aktivitas. Persyaratan modal
dan tidak efisien (FSB, 2017b).
the Economist (Edisi 9 May 2015) yang lebih tinggi, misalnya telah
Ada dua faktor utama yang menyebutkan bahwa kemajuan mengakibatkan perubahan perilaku
menggerakkan terjadinya evolusi teknologi dalam jasa keuangan ini sejumlah bank dalam memberikan
dalam inovasi teknologi keuangan, berpotensi mendemokratisasikan pinjaman. Hal ini memberikan
yaitu (Bernanke, 2009; Awrey, keuangan. Paling tidak, kombinasi peluang bagi pemberi pinjaman
2013; de Haan, et al, 2015; FSB, sejumlah teknologi yang bersamaan online untuk mendapatkan traksi
2017a; dan 2017b) : kekuatan dengan perangkat akses yang dalam penyediaan kredit karena
permintaan (demand side) dan berada di telapak tangan konsumen, bank mengurangi sejumlah
kekuatan penawaran (supply side). seperti ponsel dan perangkat seluler pinjaman berisiko. Selain itu, ada
Faktor yang bersumber dari sisi lainnya yang terhubung ke internet kemungkinan dimana regulasi baru
permintaan antara lain adalah : telah menambah dimensi baru bagi telah menciptakan insentif untuk
Pertama, pergeseran preferensi dunia digital. Konektivitas yang mengembangkan layanan dan
konsumen yang mempengaruhi lebih besar memungkinkan bentuk model bisnis baru dengan solusi
permintaan (demand) konsumen baru dalam penyediaan layanan. FinTech (FSB, 2017b).
terhadap inovasi. Akses internet
FOKUS
8
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017
FOKUS
9
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017
Donation-based crowdfunding
Equity-based crowdfunding
Reward-based crowdfunding
Revenue-sharing/profit-sharing crowdfunding
FOKUS
10
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017
(Grafik 3). Model pembiayaan ini (incumbent) baik perbankan maupun dengan nilai pembiayaan sebesar
memiliki proporsi paling besar lembaga keuangan bukan bank. US$0,02 juta (setara Rp266,2 juta).
yaitu sekitar 80,5% dari total
Jenis model lain yang juga Beberapa Implikasi dan Potensi
market size FinTech. Bila ditelusuri
tumbuh tinggi dalam tahun 2016 Risiko
lebih jauh, dalam model P2PL ini
adalah crowdfunding. Total dana
sekitar 76,0% diantaranya (sebesar Walaupun belum banyak jenis
pembiayaan dengan menggunakan
US$21,65 juta atau setara Rp288,1 pilihan model FinTech yang tersedia
model crowdfunding mencapai
miliar) berasal dari pinjaman di Indonesia, namun hampir dapat
US$6,62 juta (setara Rp88,1 miliar),
kalangan dunia usaha (peer-to-peer dipastikan bahwa keberadaan
atau tumbuh dengan laju lebih dari
business lending). Konstituen kedua FinTech akan memberikan warna
200% dibandingkan tahun 2015,
terbesar dalam model P2PL ini dan membawa implikasi pada
yang hanya mencapai US$2,16 juta
dalam tahun 2016 adalah pinjaman layanan jasa keuangan dan para
(setara Rp28,9 miliar). Konstituen
konsumen (peer-to-peer consumer pihak (stakeholders) di dalam negeri.
terbesar dalam model crowdfunding
lending) dengan pangsa pasar 22,9%
ini adalah pembiayaan yang Pertama, bagi layanan keuangan,
(senilai US$6,52 juta atau setara FinTech memiliki potensi untuk
berbasis sumbangan (donation-
Rp86,8 miliar). Sebagai model “memecah” (unbundling) dan
based crowdfunding) senilai US$3,29
baru yang diperkenalkan dalam merestrukturisasi jasa keuangan
juta (setara Rp43,8 miliar) dan
tahun 2016, proprosi pinjaman yang ada. Keberadaan FinTech
yang berbasis ekuitas (equity-based
konsumen sebesar itu tergolong bisa “memecah” konsentrasi yang
crowdfunding) sebesar US$3,2
tinggi dibandingkan dengan model terjadi di pasar keuangan sehingga
juta (setara Rp42,6 miliar). Model
pembiayaan online yang diluncurkan market share akan terdistribusi
crowdfunding berbasis ekuitas ini
pada waktu bersamaan—yaitu (peer- antar pesaing yang menawarkan
juga merupakan model baru yang
to-peer real estate lending) dengan jasa layanan yang sama. Akibatnya,
diperkenalkan dalam tahun 2016
proporsi hanya sekitar 1,1% (dengan tidak ada lagi dominasi lembaga
dan memiliki pangsa yang cukup
nilai sebesar US$0,3 juta setara perantara (intermediari) keuangan
besar dalam pembiayaan model
Rp86,8 miliar). Fakta ini dapat tertentu di pasar keuangan dan
crowdfunding, yaitu sekitar 48,3%.
dijadikan sebagai indikasi awal kompetisi yang terjadi berpotensi
Model crowdfunding lain yang juga
bahwa pasar pembiayaan konsumen menurunkan tingkat harga jasa
baru diluncurkan dalam tahun 2016
akan semakin kompetitif, baik layanan keuangan. Selain itu,
adalah model bagi hasil (revenue-
sesama penyedia pinjaman online FinTech juga akan mengubah
sharing/profit-sharing crowdfunding),
(FinTech) maupun antara FinTech kontestabilitas dalam jasa layanan
hanya saja proporsinya masih
dengan lembaga keuangan lainnya keuangan karena relatif murahnya
sangat kecil yaitu sekitar 0,3%,
FOKUS
11
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017
biaya bagi pendatang baru (new data (cyber risks), privasi, dan melindungi kepentingan nasional
entrants) untuk memasuki pasar (He, kepemilikan data serta tata kelola terkait dengan pencegahan kegiatan
et al., 2017). Dengan terpecahnya (governance) data. Risiko ini pencucian uang (money laundering),
konsentrasi pasar dan terjadinya bisa muncul karena kerentanan pendanaan terorisme, dan stabilitas
perubahan kontestabilitas dalam sistem dan proses yang berbasis sistem keuangan.
jasa layanan keuangan maka komputer yang saling terkait
Di lain pihak, Bank Indonesia
komposisi (struktur) jasa layanan dan dapat dimanfaatkan oleh
juga telah menetapkan regulasi
keuangan juga akan mengalami para hacker untuk kesenangan
bagi para penyelenggara FinTech
perubahan. Perubahan tersebut atau niat kriminal (Narain, 2016
yang aktivitasnya terkait
selain membuka peluang terjadinya dan Wellisz, 2016). Risiko yang
dengan sistem pembayaran.
diversifikasi dan desentralisasi juga dihadapi konsumen tentu saja turut
Hal ini tertuang Peraturan
berpotensi mendorong efisiensi berpengaruh pada operasional
Bank Indonesia (PBI) No.19/12/
dalam sistem keuangan. Implikasi (operational risks) perusahaan
PBI/2017 tentang Penyelenggaraan
yang tidak kalah pentingnya bagi FinTech, infrastruktur pasar
Teknologi Finansial dan ketentuan
sistem keuangan adalah terciptanya keuangan, atau bahkan sektor-
pelaksanaannya dalam Peraturan
transparansi sehingga dapat sektor yang rentan terhadap
Anggota Dewan Gubernur (PADG)
mengurangi—kalaupun tidak dapat guncangan. Kristalisasi risiko-risiko
No. 19/14/PADG/2017 tentang
menghilangkan—informasi yang tersebut lebih lanjut bisa memiliki
Ruang Uji Coba Terbatas (Regulatory
asimetris (asymmetric information) dampak sistemik terhadap sistem
Sandbox) Teknologi Finansial
dan memperbaiki kemampuan keuangan secara keseluruhan.
dan PADG No. 19/15/PADG/2017
pelaku pasar dalam mengelola
Penutup tentang Tata Cara Pendaftaran,
risiko.
Penyampaian Informasi, dan
Dengan berbagai implikasi tersebut,
Kedua, keberadaan FinTech Pemantauan Penyelenggara
peranan regulator menjadi sentral
membuka peluang yang lebih besar Teknologi Finansial. Salah satu
terutama dalam merancang dan
bagi konsumen—rumah tangga dan poin penting yang tertuang
menerapkan regulasi keuangan
kalangan dunia usaha, termasuk dalam peraturan tersebut adalah
yang proporsional. Keberadaan
usaha kecil dan menengah (UKM)— ditetapkannya kewajiban para
FinTech membutuhkan regulasi
untuk mengakses jasa keuangan. penyelenggara FinTech di bidang
yang tidak lagi semata-mata
Selain itu FinTech juga menawarkan jasa sistem pembayaran keuangan
tergantung pada entitas/
kemudahan, kecepatan layanan, untuk melakukan pendaftaran
intermediari (entity-based regulation)
dan biaya yang lebih murah serta kepada Bank Indonesia. Selain itu,
dan/atau aktivitas (activity-based
kenyamanan bagi konsumen dalam para penyelenggara diwajibkan
regulation), melainkan memberikan
menikmati layanan jasa keuangan. untuk melakukan uji coba terbatas
proporsi yang lebih pada regulasi
Implikasi dan dividen terpenting atas produk layanan teknologi dan/
berbasis aktivitas. Langkah
dari berbagai manfaat FinTech model bisnis keuangannya dalam
yang ditempuh oleh Otoritas
tersebut adalah inklusi keuangan regulatory sandbox. Pendekatan
Jasa Keuangan (OJK) dengan
(financial inclusion). Hal ini lebih regulatory sandbox ini akan
menerbitkan Peraturan OJK Nomor
lanjut diharapkan akan mendorong membantu regulator memahami
77/POJK.01/2016 Tentang Layanan
pertumbuhan ekonomi yang risiko yang mungkin muncul jika
Pinjam Meminjam Uang Berbasis
berkelanjutan dan memungkinkan suatu produk FinTech digunakan
Teknologi Informasi, paling tidak
dilakukannya diversifikasi eksposur secara luas, namun berada dalam
bisa menjadi bukti awal adanya
terhadap risiko investasi secara lingkungan yang terkendali. Ini
proporsi khusus untuk regulasi
keseluruhan. akan membantu para penyelenggara
jasa keuangan berbasis aktivitas
FinTech, terutama perusahaan
Ketiga, keberadaan FinTech di Indonesia. Kendati demikian,
pemula (start-up), untuk menguji
selain membawa manfaat juga tujuan regulasi tersebut lebih luas.
produk tanpa harus menanggung
berpotensi membawa sejumlah Selain ditujukan untuk melindungi
biaya penuh regulasi atau
risiko. Risiko FinTech yang paling kepentingan konsumen terkait
menghadapi tindakan penegakan
awal ditanggung oleh konsumen, keamanan dana dan data, POJK
hukum.
terutama risiko keamanan tersebut juga bertujuan untuk
FOKUS
12
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017
Substansi dari regulasi-regulasi Understanding alternative finance. London : Finance & Development (September), Vol.
University of Cambridge and Nesta. 53, No. 3. Washington DC, International
tersebut tentunya untuk
Monetary Funds.
memastikan agar penyelenggara Bernanke, B. S. (2009). Financial innovation
and consumer protection. Speech at the The Economist. (2015). The FinTech
FinTech tidak “run fast and break Federal Reserve System’s Sixth Biennial revolution. 9 May.
things”. Dengan berbagai regulasi Community Affairs Research Conference,
Washington, D.C., 17 April 2009. Wellisz, C. (2016). The dark
tersebut diharapkan akan tercipta side of technology. Finance &
ekosistem FinTech yang sehat untuk de Haan, J. Oosterloo, S. and Schoenmaker, Development (September), Vol. 53, No. 3.
mendukung pertumbuhan ekonomi D. (2015). Financial markets and Washington DC, International Monetary
institutions : A European perspective. 3rd Funds.
nasional yang berkelanjutan dan edition, Cambridge : Cambridge University
inklusif, dengan tetap menjaga Press.
stabilitas moneter, stabilitas sistem Financial Stability Board (FSB, 2017a).
keuangan, serta sistem pembayaran FinTech credit : Market structure, business
models and financial stability implications.
yang efisien, lancar, aman, dan
May 2017.
andal.
Financial Stability Board (FSB, 2017b).
Referensi Financial stability implications from fintech.
27 June 2017.
Aaron, M., Rivadeneyra, F., and Sohal,
S.(2017). Fintech : Is this time different? Garvey, K. et al. (2017). The 2nd Asia Pacific
A framework for assessing risks and Region Alternative Finance Industry
opportunities for Central Banks. Bank of Report - Cultivating Growth (September).
Canada Staff Discussion Paper 2017-10 Cambridge Centre for Alternative Finance
(July). Canada : Bank of Canada (CCAF). London : University of Cambridge.
Arner, D.W., Barberis, J., and Buckley, Griffoli, T. M. (2017). Banking on change.
R.P.(2015). The evolution of FinTech : A new Finance & Development (September), Vol.
post-crises paradigm?. University of Hong 54, No. 3. Washington DC, International
Kong. Monetary Funds
Awrey, D. (2013). Toward a supply-side He, D., et al. (2017). Fintech and financial
theory of financial innovation. Journal services: Initial considerations. IMF
of Comparative Economics Vol. 41(2). pp. Staff Discussion Notes No. 17/05 (June).
401–419. Washington DC, International Monetary
Funds.
Baeck, P., Collins, L., and Zhang, B. (2014).
Narain, A. (2016). Two faces of change.
FOKUS
13
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017
FOKUS
48
WARTA FISKAL | EDISI #5/2017