Anda di halaman 1dari 6

Williams et al.

Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery (2016) 45:13


DOI 10.1186/s40463-016-0126-6

ORIGINAL RESEARCH ARTICLE Open Access

DILATASI BALON DI TUBA EUSTACIUS: SEBUAH ANALISIS HASIL


TIMPANOMETRIK
Blair Williams1, Benjamin A. Taylor1, Neil Clifton2 and Manohar Bance1*

Abstrak
Latar Belakang: Disfungsi Tuba Eustacius (DTE) merupakan suatu kasus yang sering dijumpai, terjadi pada
sedikitnya 1% populasi dewasa. Pasien DTE biasanya memiliki keluhan kehilangan pendengaran atau rasa seperti
ada tekanan atau telinga tersumbat (tertutup), yang dapat menyebabkan penurunan kualtias hidup. Seraya waktu
berlalu DTE dapat menyebabkan tuli konduksi atau terbentuknya koleastatoma. Pilihan terapi yang efektif untuk
DTE yang ada sedikit. Balon tuba eustacius merupakan suatu teknik operasi yang baru untuk mengatasi DTE.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengukur secara objektif angka kesuksesan dari dilatasi tuba Eustacius dengan
membandingkan tekanan telinga tengah pra- dan pasca- operasi menggunakan tes timpanometrik.
Metode: Ulasan retrospektif bagan RA dilakukan pada seluruh pasien yang menjalani dilatasi balon pada tuba
eustacius oleh penulis NC atau MB dari 2010 hingga 2014. Timpanogram pra dan pasca operatif dianalisis dan
dikategorikan berdasaekan tipe (Tipe A, Tipe B, TipeC). Dinyatakan sukses apabila terjadi perbaikan tipe
timpanogram. Tipe B atau C menjadi Tipe A, atau Tipe B menjadi Tipe C. Timpanogram pra- dan pasca- operasi
dianalisis lebih jauh dengan menggunakan nilai tekanan telinga tengah. Follow-up dilakukan dengan jarak waktu
3 sampai 15 bulan.
Hasil: Ada 25 telinga (18 pasien) yang diikutsertakan dalam studi ini. Secara keseluruhan 36% dari telinga
mengalami perbaikan dalam tipe timpanogram, dan 32% mengalami normalisasi timpanogram pasca-operasi.
Tipe timpanogram Jerger mengalami perbaikan yang signifikan setelah prosedur (p = 0.04). Pasien juga
mengalami perbaikan statistik yang signifikan dalam hasil pengukuran tekanan telinga tengah pasca-operasi (p =
0.003).
Kesimpulan: Perjalanan alami dari DTE masih belum banyak diketahui, dan bukti untuk pengobatan yang terkini
masih terbatas. Dilatasi balon tabung eustacius adalah prosedur yang aman, dab menghasilkan perbaikan yang
signifikan pada nilai timpanogram hingga 15 bulan pasca-operasi. Perbaikan dari cara pemilihan pasien dan
standarisasi teknik diperlukan untuk mengoptimalisasi keefektifan terapi ini. Follow-up jangka panjang akan
mengklarifikasi persistensi dari efek tersebut.
Kata Kunci: Tuba Eustacius, Dilatasi balon tuba eustacius, Dilatasi balon, Disfungsi tuba Eustacius, Tuboplasty.

Latar Belakang
Tuba Eustacius (TE) merupakan sebuah penghubung sensasi penuh pada telinga, nyeri pada telinga, dan
antara telinga tengah dan nasofaring, yang membuka ketidakmampuan untuk menoleransi perjalanan
dengan keadaan fisiologis yang kompleks dan sulit udara atau scuba diving. Seraya waktu berlalu, DTE
dimengerti untuk menyediakan ventilasi bagi telinga dapat menyebabkan tuli konduksi dan terbentuknya
tengah, dan untuk menyeimbangkan tekanan telinga kolesteatoma.
tengah dan tekanan udara bebas. Pada laporan ini,
Pasien DTE biasanya memiliki keluhan
yang kami maksudkan dengan “Disfungsi Tuba
kehilangan pendengaran atau rasa seperti ada
Eustacius” adalah disfungsi dilatasi dari tuba
tekanan atau telinga tersumbat, yang dapat terjadi
eustacius, yaitu kegagalan untuk membuka dan
secara kronis ataupun berulang. Pada DTE dapat pula
memventilasi telinga tengah, yang merupakan lawan
ditemukan effusi serosa, tuli konduksi (pada
dari Tuba eustacius patulosa, yaitu kegagalan
pemeriksaan garpu tala atau audiometri), atau
menutupnya tuba. DTE merupakan sebuah kasus
tekanan telinga tengah yang negatif (pada otoskopi
medis umum, yang terjadi pada sedikitknya 1% dari
pneumatik atau timpanometri). Pada keadaan lanjut,
populasi dewasa [1]. DTE dapat menyebabkan
kemungkinan dapat ditemukan adanya sequelae dari
menurunnya kualitas hidup karena persistensi dari
Williams et al. Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery (2016) 45:13
DOI 10.1186/s40463-016-0126-6

ORIGINAL RESEARCH ARTICLE Open Access


disfungsi ini, seperti kantung retraksi, perforasi, ada bukti mengenai diameter balon, tekanan, atau
drainase kronis atau kolesteatoma. Etiologi dan durasi inflasi yang optimal.
perjalanan kejadian DTE masih belum banyak
Sejumlah penelitian telah menunjukkan
diketahui. Kurangnya kriteria diagnosis
keamanan dari prosedur ini. Sebuah tinjauan
menyebabkan penyakit ini dan terapi yang mungkin
sistematis yang dilakukan pada tahun 2014 tidak
kurang dapat dipelajari. Terapi anti-reflux atau
menunjukkan hasil buruk pada 103 pasien yang
semprotan steroid nasal sering digunakan sebagai
mengalami dilatasi balon pada tabung Eustacius
pengobatan lini pertama, namun tanpa bukti yang
[3].Sementara itu, beberapa keberhasilan jangka
cukup untuk mendukung keefektifan mereka. Suatu
pendek telah dilaporkan, hanya ada sedikit data
studi randomisasi kontrol plasebo (randomized
tentang keberhasilan jangka panjang [7-12]. Kriteria
controlled placebo study) yang memeriksa pengaruh
untuk mengukur keberhasilan bedah tidak konsisten
dari semprotan steroid nasal menemukan tidak
dalam seluruh studi, dengan hasil yang seringkali
adanya perbedaan antara plasebo dengan
terdiri dari penilaian simtomatik secara subjektif atau
pengobatan [2]. Sebuah ulasan sistematik juga
dengan sistem skoring subjektif yang tidak
menemukan tidak adanya pengaruh signifikan dari
tervalidasi. Hasil utama dari studi saat ini adalah
semua intervensi termasuk observasi, steroid nasal,
perbaikan tekanan telinga tengah setelah pelebaran
dan berbagai teknik [3].
ET pada pasien dengan DTE kronis. Hasil ini
Standar pengobatan bedah pada DTE adalah diperoleh dengan membandingkan nilai
pembuatan tuba dengan myringotomi dan timpanogram pra- dan pasca-bedah.
timpanostomi pada membran timpani (MT). Teknik
Metode
ini memungkinkan penyeimbangan tekanan telinga
tengah dan drainase cairan lewat MT, tanpa melalui Persetujuan untuk penelitian ini diperoleh dari Nova
TE. Pendekatan ini secara efektif meniadakan gejala Scotia Health Authority Research Ethics Board. Data
tapi tidak mengobati DTE. Tuba timpanostomi perlu dikumpulkan melalui ulasan bagan secara
diganti berulang kali jika DTE tetap ada. Hal ini retrospektif. Semua pasien yang menjalani dilatasi
membebani sistem pelayanan kesehatan dan balon ET oleh penulis NC atau MB, dari tahun 2010
menambah ketidaknyamanan pasien. Tuba sampai 2014, telah ditinjau. Prosedurnya dibentuk di
timpanostomi juga menyebabkan risiko ruptur dua center yang berbeda dengan teknik operasi yang
membran timpani yang juga menyebabkan tuli konsisten. Tuba yang digunakan adalah tuba dilatasi
konduksi. Terapi bedah baru lain dengan fokus pada eustacius sistem Belishel® (Spiggle dan Theis,
DTE itu sendiri sudah mulai muncul. Overath, Jerman). Dengan anestesi umum, lubang
tuba eustacius diidentifikasi secara endoskopi, dan
Pada pasien tertentu ada kelebihan mukosa pada
kemudian dikanulasi dengan balon berdiameter 20
daerah pembukaan ET sehingga pelebarannya
mm, berdiameter 3 mm. Balon digelembungkan
terganggu. Ablasi dari jaringan ini dengan laser [4]
selama 2 menit pada 10 bar dan kemudian dilepas.
atau microdebrider [5] telah menunjukkan janji
Ahli bedah MB juga menempatkan tabung
dalam studi kecil namun intervensi ini tidak sesuai
timpanostomi pada beberapa pasien. Pasien-pasien
untuk semua pasien. Terapi baru lain telah berfokus
ini tidak dipilih, namun merupakan penempatan
pada bagian kartilago ET [6]. Salah satunya, yang
tabung tympanostomi bersama yang diminta, karena
terbaru, menjanjikan Inovasi pelebaran balon dari
ini adalah terapi standar yang biasa mereka jalani.
bagian ET ini.
Tidak ada kriteria seleksi lainnya untuk pasien yang
Tuboplasti dari eustacius menggunakan dilatasi menerima tabung ventilasi dan mereka yang tidak.
balon melibatkan cannulasi bagian kartilaginosa dari
Pasien yang dipilih untuk dilatasi balon ET adalah
ET via nasofaring dengan kateter balon. Kateter ini
merekayang telah lama mengalami DTE dan telah
dipompa hingga beberapa atmosfir tekanan
diobati dengan beberapa set tabung timpanostomi,
(biasanya10-12 bar) untuk waktu singkat dan
dan tertarik untuk mengejar solusi jangka panjang.
kemudian dikeluarkan.Teknik bedah ini juga
Pasien dikeluarkan dari analisis jika mereka
bervariasi dalam literatur. Balon yang digunakan
memiliki timpanogram pra-operasi atau
memiliki diameter berkisar antara 3-7 mm, dan
timpanogram 'terbuka' pasca-operasi (yaitu perforasi
memiliki panjang yang berbeda. Balon-balon ini
atau tabung timpanostomi paten). Pasien ini tidak
biasanya dipompa selama 1-2 menit. Saat ini, tidak
bisa diikutsertakan karena hasil utama ukuran adalah
perbaikan pada timpanogram, yang tidak dapat
Williams et al. Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery (2016) 45:13
DOI 10.1186/s40463-016-0126-6

ORIGINAL RESEARCH ARTICLE Open Access


diukur dalam kasus-kasus ini. Jika tabung dinilaipertama untuk semua pasien, (yaitu mereka
timpanostomi diekstrusi atau perforasi telah sembuh yang mendapat, dan tidak mendapat tabung ventilasi
selama penelitian berlangsung, hasilnya tetap secara keseluruhan). Lalu kami ulangi analisis hanya
dimasukkan dalam analisis. Pasien juga dikecualikan untuk bagian yang telah mendapatkan tabung
jika tidak dilakukan timpanogram pasca operasi. ventilasi secara bersamaan. Ini tetap dilakukan,
meskipun denganangka rendah, agar kita bisa
melihat apakah kelompok ini memiliki hasil yang
berbeda dibandingkan dengan kelompok tanpa
tabung ventilasi yang dipasang bersamaan.
Timpanogram untuk bagian ini dilakukan setelah
tabung diekstrusi dan membran timpani telah
sembuh, bukan saat tabung berada di tempat. Data
tersebut bersifat non parametrik dan berulang
sehingga Wilcoxon Signed rank test dipilih untuk
Hasil timpanogram dikumpulkan secara menentukan makna statistik. Timpanogram tipe B
retrospektif dari kunjungan pra-operasi dan semua tidak menghasilkan nilai numerik sehingga
kunjungan lain hingga 15 bulan pasca-operasi. Poin kumpulan data kami tidak dapat dianalisis
waktu tindak lanjut adalah 2-3 bulan, 6-9 bulan, dan menggunakan tes parametrik.
12-15 bulan pasca operasi. Di rumah sakit, audiolog
Sebanyak 25 telinga disertakan. Pasien berusia
melakukan tes Timpanometrik. Nilai dihasilkan
18-68 tahun, dengan usia rata-rata 40,6 tahun. Waktu
menggunakan timpanometer, yang dihasilkan dalam
follow up berkisar antara 3 sampai 15 bulan dengan
bentuk gelombang dan nilai tekanan puncak.
follow up rata-rata 7,1 bulan. Semua pasien memiliki
Timpanogram-timpanogram ini kemudian dinilai
otitis media serosa berulang atau tekanan negatif dan
oleh para audiolog (blinded) dan dinilai lagi oleh ahli
retraksi, membutuhkan tabung ventilasi. Sembilan
bedah yang hadir (tidak dilakukan secara blinded).
pasien menjalani operasi bilateral (18 telinga), dan 6
Meskipun definisi dari tipe A, B dan C tympanogram
pasien pernah melakukan pemasangan tabung
yang digunakan adalah definisi standar, ada
timpanostomi sebelumnya. Operasi mastoid
kemungkinan interpretasi yang bias. Timpanogram
sebelumnya atau Timpanoplasti telah dilakukan pada
dari pra-operasi dan pasca-operasi yang terbaru
4 pasien.Timpanogram dilakukan pada setiap
dikategorikan berdasarkan tipe (Tipe A, Tipe B, Tipe
kunjungan follow up, dan timpanogram pasca-
C) dan dibandingkan dengan menggunakan
operatif terbaru digunakan untuk analisis. Ringkasan
Wilcoxon Signed Rank test. Kesuksesan
hasil yang dirasakan oleh masing-masing pasien
didefinisikan oleh perbaikan tipe timpanogram: Tipe
dirangkum dalam Tabel 1. Secara keseluruhan, 36%
B atau C ke Tipe A, atau Tipe B sampai tipe C.
pasien mengalami perbaikan tipe timpanogram
Analisis Data mereka dan 32% mengalami normalisasi
tympanogram menjadi Tipe A. Gambar 1
Setiap pasien dianalisis dengan membandingkan
menunjukkan hasil timpanogram pra-operatif dan
nilai timpanogram preoperatif mereka dengan nilai
pasca-operatif sesuai dengan tipe timpanogram. Tipe
pasca operatif terbaru mereka. Data dipecahmenjadi
timpanogram membaik secara signifikan setelah
dua analisis yang berbeda. Pertama, perubahan
prosedur (p = 0,04). Gambar 2 mengilustrasikan hasil
timpanogramTipe Jerger dianalisis, karena ini adalah
dengan timpanogram negatif (tipe C) dikategorikan
parameter yang paling dikenal secara klinis. Untuk
dengan interval 100 daPa. Gambar 2 menunjukkan
ini, kami menghitung berapa banyak timpanogram
perbedaan yang lebih jelas antara status pra dan
yangberevolusi dari satu jenis (A, B, atau C) ke tipe
pasca operasi. Sekali lagi, perbaikan itu signifikan (p
yang lainpada pasca pengobatan. Data untuk analisis
= 0,003).
kedua dikelompokkan kembali untuk menilai
tympanogram tipe C dengan lebih baik, yaitu dengan
menganalisis tekanan telinga tengah yang diukur
sebelum dan setelah dilatasi balon. Tympanogram
tipe C didefinisikan sebagai timpanogram dengan
puncak kepatuhan (compliance) maksimumkurang
dari -150 dPa. Nilai tympanogram
negatifdikelompokkan dengan interval 100 daPa. Ini
Williams et al. Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery (2016) 45:13
DOI 10.1186/s40463-016-0126-6

ORIGINAL RESEARCH ARTICLE Open Access


sebelum operasi dan penurunan paling banyak terjadi
antara pra operasi dan poin 2-3 bulan follow up.
Semua poin follow up memiliki proporsi
timpanogram abnormal yang lebih rendah
dibandingkan dengan pra operatif. Ini dihasilkan
melalui analisis timpanometrik pada semua poin
follow up. Tekanan telinga tengah paling negatif
sebelum operasi (n = 18, mean = -295 DaPa, SD =
77,38) dengan perbaikan yang paling banyak terlihat
di poin follow up 2-3 bulan (n = 15, mean = -164
DaPa, SD = 105,09). Tekanan telinga tengah pada
bulan ke 6-9 (n = 9,mean = -255, SD = 90,08) dan
pada bulan ke 12-15 (n = 8,mean = -213, SD 124.64)
juga tetap kurang negatif jika dibandingkan dengan
keadaan pra-operasi.
Tidak ada efek samping yang terjadi akibat
dilatasi balon TE.
Pembahasan
Dilatasi balon TE telah muncul sebagai pilihan
pembedahan, yang ditujukan pada bagian
kartilaginosa dari TE. Analisis histopatologis
dilakukan setelah dilatasi balon menunjukkan
penurunan radang pada permukaan epitel dan
jaringan submukosa. Penurunan bersih dari
peradangan adalah mekanisme yang dihipotesis
sebagai perbaikan klinis tuba eustacius pasca operasi
[5]. Penelitian baru-baru ini telah menjanjikan hasil
baik dalam jangka pendek dan jangka panjang,
namun variabilitas dalam pendekatan operatif,
ukuran sampel, follow up pasien, dan pengukuran
hasil mempersulit untuk menginterpretasikan dengan
Pada satu center, 5 dari 11 telinga mendapatkan pasti [3, 6-12]. Banyak penelitian tidak berfokus
penempatan tabung timpanostomi dan dilatasi TE. pada hasil timpaniometrik, namun pada kemampuan
Dalam kelompok ini, 60% mengalami normalisasi untuk valsalva, membuka tekanan, atau hasil
tekanan telinga tengah. Sisa 6 dari 11 telinga itu, 67% subjektif. Kami merasa titik akhir yang paling
diantaranya mengalami perbaikan pada tipe penting adalah apakah kembali atau tidaknya
timpanogram dan 50% menjadi normal. Data tentang kemampuan ventilasi telinga tengah, dan memang
waktu ekstrusi tabung timpani tidak tersedia. menggunakan tekanan telinga tengah sebagai ukuran
Gambar 3 mengilustrasikan proporsi timpanogram- pengganti. Studi kami mengandalkan pengukuran
timpanogram yang abnormal sebelum operasi dan objektif dengan menggunakan nilai timpanogram,
pada beberapa titik follow up pasca operasi. Proporsi dan memiliki follow-up sampai 15 bulan pasca
tertinggi timpanogram yang abnormal adalah operasi.
Williams et al. Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery (2016) 45:13
DOI 10.1186/s40463-016-0126-6

ORIGINAL RESEARCH ARTICLE Open Access

Secara keseluruhan, 36% pasien menunjukkan pascaoperasi, 73% pada 1 tahun, dan 82% pada 2
adanya perbaikan pada tipe tympanogram pasca tahun setelah prosedur [8]. Dalam sebuah studi
operatif (Tabel 1) dan perbaikan ini signifikan (p = terhadap 380 kasus, Dalchow et. al juga
0,04, Gambar 1). Begitu pula dengan pengukuran menunjukkan sebuah kenaikan mean ETS pada 12
timpanogram yang dikategorikan dengan interval bulan pasca operasi [9]. Kami menyajikan data
100 daPa, terdapat peningkatan yang signifikan pertama dari Kanada tentang dilatasi balon pada TE.
secara statistik pasca operasi (p = 0,003, Gambar 2). Dalam penelitian kami, penempatan bersamaan
Waktu follow up berkisar antara 3 sampai 15 bulan tabung timpanostomi pada saat dilatasi TE tampak
dengan follow up rata-rata 7,1 bulan, dan tidak memperbaiki hasil, meski dengan jumlah
timpanogram yang digunakan untuk analisis adalah sampel penerima tabung ventilasi yang sedikit. Tidak
yang terbaru. Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ada literatur yang menunjukkan hasil pelepasan
ini terhadap dilatasi balon tuba Eustachius balon ET dengan myringotomy secara bersamaan.
menunjukkan konversi ke tipe A pada 36 sampai
Keterbatasan penelitian kami meliputi ukuran
96% pasien [3]. Silvola et. al melaporkan tipe A pada
sampel yang relatif kecil, follow up longitudinal
23 (56%) pasien pasca operasi, dibandingkan dengan
yang terbatas, dan kekurangan kelompok kontrol.
1 (2%) pra-operasi, dalam waktu follow up yang
Karena keterbatasan ini, dan kurangnya kelompok
sama [7]. Keuntungan yang lebih rendah dalam
kontrol dalam penelitian kami, kami tidak dapat
penelitian kami mungkin disebabkan variabilitas
mengatakannya secara definitif jika intervensi kami
pada seleksi pasien, atau pendekatan bedah. Silvola
memperbaiki fungsi ET dari waktu ke waktu,
et. al melaporkan penggunaan balon dengan diameter
dibandingkan dengan observasi sederhana.
7 mm, sedangkan kami menggunakan balon dengan
diameter 3 mm. Penggunaan pengukuran hasil objektif adalah
kekuatan dari penelitian ini, meskipun demikian,
Penelitian lain melaporkan hasil dalam sebuah
kami tidak mengumpulkan hasil subjektif yang
skor sumatif Eustachian Tube Score (ETS). Skor ini
terkait. Jadi, meski beberapa tekanan telinga tengah
bergantung pada gejala subjektif dan tubomanometri
membaik, kami tidak bisa mengatakan apakah ini
untuk mengukur keberhasilan pembukaan TE pasca
terkait dengan kelegaan gejala atau peningkatan
operasi dengan tekanan nasofaring. Skor yang lebih
kualitas hidup. Pertimbangan ini penting untuk studi
tinggi menunjukkan perbaikan gejala subyektif dan
masa depan.
tekanan awal yang lebih rendah pada
tubomanometri. Dalam 1076 balon prosedur Arah lain di masa depan dari penelitian ini
pelebaran, Schroder et. al menemukan perbaikan meliputi pengaruh dari intervensi tambahan (yaitu,
yang signifikan pada 71% pasien 2 bulan penyisipan tabung timpani) yang dilakukan pada
Williams et al. Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery (2016) 45:13
DOI 10.1186/s40463-016-0126-6

ORIGINAL RESEARCH ARTICLE Open Access


dilatasi balon TE dan menentukan apakah ada faktor Kesimpulan
pasien yang berkorelasi dengan kesuksesan. Analisis
Disfungsi tuba Eustacius merupakan kejadian
lebih lanjut tentang protokol bedah dan peralatan
yang umum yang sulit untuk diobati. Dilatasi balon
akan membantu dalam perbandingan hasil antar studi
tuba eustacius menghasilkan peningkatan yang
dan meningkatkan prediktabilitas hasil pada pasien.
cukup baik hingga 14 bulan pasca operasi. Perbaikan
Penting bagi dokter untuk mendokumentasikan hasil
lebih lanjut mengenaik pemilihan pasien dan
mereka yang menggunakan diameter balon, tekanan
standarisasi dari teknik yang digunakan diperlukan
balon, dan waktu dilatasi yang berbeda, sehingga
untuk mengoptimalkan pengaruh dari terapi ini.
parameter ini bisa dibandingkan dan pendekatan
bedah dapat dioptimalkan agar dapat sukses. Singkatan
TE: Tuba Eustacius, DTE: Disfungsi Tuba Eustacius

Anda mungkin juga menyukai