Abstrak
Latar Belakang: Disfungsi Tuba Eustacius (DTE) merupakan suatu kasus yang sering dijumpai, terjadi pada
sedikitnya 1% populasi dewasa. Pasien DTE biasanya memiliki keluhan kehilangan pendengaran atau rasa seperti
ada tekanan atau telinga tersumbat (tertutup), yang dapat menyebabkan penurunan kualtias hidup. Seraya waktu
berlalu DTE dapat menyebabkan tuli konduksi atau terbentuknya koleastatoma. Pilihan terapi yang efektif untuk
DTE yang ada sedikit. Balon tuba eustacius merupakan suatu teknik operasi yang baru untuk mengatasi DTE.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengukur secara objektif angka kesuksesan dari dilatasi tuba Eustacius dengan
membandingkan tekanan telinga tengah pra- dan pasca- operasi menggunakan tes timpanometrik.
Metode: Ulasan retrospektif bagan RA dilakukan pada seluruh pasien yang menjalani dilatasi balon pada tuba
eustacius oleh penulis NC atau MB dari 2010 hingga 2014. Timpanogram pra dan pasca operatif dianalisis dan
dikategorikan berdasaekan tipe (Tipe A, Tipe B, TipeC). Dinyatakan sukses apabila terjadi perbaikan tipe
timpanogram. Tipe B atau C menjadi Tipe A, atau Tipe B menjadi Tipe C. Timpanogram pra- dan pasca- operasi
dianalisis lebih jauh dengan menggunakan nilai tekanan telinga tengah. Follow-up dilakukan dengan jarak waktu
3 sampai 15 bulan.
Hasil: Ada 25 telinga (18 pasien) yang diikutsertakan dalam studi ini. Secara keseluruhan 36% dari telinga
mengalami perbaikan dalam tipe timpanogram, dan 32% mengalami normalisasi timpanogram pasca-operasi.
Tipe timpanogram Jerger mengalami perbaikan yang signifikan setelah prosedur (p = 0.04). Pasien juga
mengalami perbaikan statistik yang signifikan dalam hasil pengukuran tekanan telinga tengah pasca-operasi (p =
0.003).
Kesimpulan: Perjalanan alami dari DTE masih belum banyak diketahui, dan bukti untuk pengobatan yang terkini
masih terbatas. Dilatasi balon tabung eustacius adalah prosedur yang aman, dab menghasilkan perbaikan yang
signifikan pada nilai timpanogram hingga 15 bulan pasca-operasi. Perbaikan dari cara pemilihan pasien dan
standarisasi teknik diperlukan untuk mengoptimalisasi keefektifan terapi ini. Follow-up jangka panjang akan
mengklarifikasi persistensi dari efek tersebut.
Kata Kunci: Tuba Eustacius, Dilatasi balon tuba eustacius, Dilatasi balon, Disfungsi tuba Eustacius, Tuboplasty.
Latar Belakang
Tuba Eustacius (TE) merupakan sebuah penghubung sensasi penuh pada telinga, nyeri pada telinga, dan
antara telinga tengah dan nasofaring, yang membuka ketidakmampuan untuk menoleransi perjalanan
dengan keadaan fisiologis yang kompleks dan sulit udara atau scuba diving. Seraya waktu berlalu, DTE
dimengerti untuk menyediakan ventilasi bagi telinga dapat menyebabkan tuli konduksi dan terbentuknya
tengah, dan untuk menyeimbangkan tekanan telinga kolesteatoma.
tengah dan tekanan udara bebas. Pada laporan ini,
Pasien DTE biasanya memiliki keluhan
yang kami maksudkan dengan “Disfungsi Tuba
kehilangan pendengaran atau rasa seperti ada
Eustacius” adalah disfungsi dilatasi dari tuba
tekanan atau telinga tersumbat, yang dapat terjadi
eustacius, yaitu kegagalan untuk membuka dan
secara kronis ataupun berulang. Pada DTE dapat pula
memventilasi telinga tengah, yang merupakan lawan
ditemukan effusi serosa, tuli konduksi (pada
dari Tuba eustacius patulosa, yaitu kegagalan
pemeriksaan garpu tala atau audiometri), atau
menutupnya tuba. DTE merupakan sebuah kasus
tekanan telinga tengah yang negatif (pada otoskopi
medis umum, yang terjadi pada sedikitknya 1% dari
pneumatik atau timpanometri). Pada keadaan lanjut,
populasi dewasa [1]. DTE dapat menyebabkan
kemungkinan dapat ditemukan adanya sequelae dari
menurunnya kualitas hidup karena persistensi dari
Williams et al. Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery (2016) 45:13
DOI 10.1186/s40463-016-0126-6
Secara keseluruhan, 36% pasien menunjukkan pascaoperasi, 73% pada 1 tahun, dan 82% pada 2
adanya perbaikan pada tipe tympanogram pasca tahun setelah prosedur [8]. Dalam sebuah studi
operatif (Tabel 1) dan perbaikan ini signifikan (p = terhadap 380 kasus, Dalchow et. al juga
0,04, Gambar 1). Begitu pula dengan pengukuran menunjukkan sebuah kenaikan mean ETS pada 12
timpanogram yang dikategorikan dengan interval bulan pasca operasi [9]. Kami menyajikan data
100 daPa, terdapat peningkatan yang signifikan pertama dari Kanada tentang dilatasi balon pada TE.
secara statistik pasca operasi (p = 0,003, Gambar 2). Dalam penelitian kami, penempatan bersamaan
Waktu follow up berkisar antara 3 sampai 15 bulan tabung timpanostomi pada saat dilatasi TE tampak
dengan follow up rata-rata 7,1 bulan, dan tidak memperbaiki hasil, meski dengan jumlah
timpanogram yang digunakan untuk analisis adalah sampel penerima tabung ventilasi yang sedikit. Tidak
yang terbaru. Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ada literatur yang menunjukkan hasil pelepasan
ini terhadap dilatasi balon tuba Eustachius balon ET dengan myringotomy secara bersamaan.
menunjukkan konversi ke tipe A pada 36 sampai
Keterbatasan penelitian kami meliputi ukuran
96% pasien [3]. Silvola et. al melaporkan tipe A pada
sampel yang relatif kecil, follow up longitudinal
23 (56%) pasien pasca operasi, dibandingkan dengan
yang terbatas, dan kekurangan kelompok kontrol.
1 (2%) pra-operasi, dalam waktu follow up yang
Karena keterbatasan ini, dan kurangnya kelompok
sama [7]. Keuntungan yang lebih rendah dalam
kontrol dalam penelitian kami, kami tidak dapat
penelitian kami mungkin disebabkan variabilitas
mengatakannya secara definitif jika intervensi kami
pada seleksi pasien, atau pendekatan bedah. Silvola
memperbaiki fungsi ET dari waktu ke waktu,
et. al melaporkan penggunaan balon dengan diameter
dibandingkan dengan observasi sederhana.
7 mm, sedangkan kami menggunakan balon dengan
diameter 3 mm. Penggunaan pengukuran hasil objektif adalah
kekuatan dari penelitian ini, meskipun demikian,
Penelitian lain melaporkan hasil dalam sebuah
kami tidak mengumpulkan hasil subjektif yang
skor sumatif Eustachian Tube Score (ETS). Skor ini
terkait. Jadi, meski beberapa tekanan telinga tengah
bergantung pada gejala subjektif dan tubomanometri
membaik, kami tidak bisa mengatakan apakah ini
untuk mengukur keberhasilan pembukaan TE pasca
terkait dengan kelegaan gejala atau peningkatan
operasi dengan tekanan nasofaring. Skor yang lebih
kualitas hidup. Pertimbangan ini penting untuk studi
tinggi menunjukkan perbaikan gejala subyektif dan
masa depan.
tekanan awal yang lebih rendah pada
tubomanometri. Dalam 1076 balon prosedur Arah lain di masa depan dari penelitian ini
pelebaran, Schroder et. al menemukan perbaikan meliputi pengaruh dari intervensi tambahan (yaitu,
yang signifikan pada 71% pasien 2 bulan penyisipan tabung timpani) yang dilakukan pada
Williams et al. Journal of Otolaryngology - Head and Neck Surgery (2016) 45:13
DOI 10.1186/s40463-016-0126-6