Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

PERAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM


PENANGGULANGAN MASALAH PUNGUTAN LIAR PARKIR DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
(Studi di Kantor Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung)

Oleh

GALANG DHARMA JOLIAN

Salah satu upaya pemerintah dalam peningkatan Pendapatan Daerah sebagaimana


yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) yaitu Pajak dan Retribusi Daerah, dimana
yang dimaksud dengan Pajak ialah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sedangkan yang dimaksud dengan retribusi adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
Badan. Kemudian Undang-Undang tersebut juga menjelaskan bahwa salah satu
sumber pajak yaitu Pajak Parkir. Tetapi, pada pelaksanaannya terdapat
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab, sebagaimana yang dilansir di Harian Lampost, 6 Oktober
2017, terdapat banyak sekali masalah parkir di Bandar Lampung, mulai dari
adanya parkir liar serta pungutan liar terhadap parkir tersebut. Para oknum-oknum
berparas sangar layaknya preman dan beratribut Dinas Perhubungan (Dishub)
yang tidak resmi. Pada kasus serupa, dijelaskan bahwa di Jl. Letjen Suprapto,
Tanjung Karang Bandar Lampung.

Berawal dari masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana peran Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menanggulangi
masalah pungutan liar di Kota Bandar Lampung dalam perpektif hukum islam.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan dengan metode
kualitatif, dengan wawancara mendalam sebagai salah satu instrumen penting dan
tentunya observasi lapangan.

Kata Kunci : Penanggulangan, Peran Pemerintah, Pungutan Liar


ABSTRAK

IMPLEMENTASI PERAN OMBUDSMAN RI DALAM


PENANGGULANGAN MASALAH PUNGUTAN LIAR DI KOTA BANDAR
LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(Studi Di Kantor Ombudsman Kota Bandar Lampung)

Oleh

GALANG DHARMA JOLIAN

Salah satu upaya pemerintah dalam peningkatan Pendapatan Daerah sebagaimana


yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) yaitu Pajak dan Retribusi Daerah
menjelaskan berbagai macam jenis pajak, diantaranya Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral
Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung
Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan. Tetapi, pada pelaksanaannya terdapat
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab, diantaranya adalah terdapat pungutan-pungutan liar.
Sebagaimana yang dilansir di Harian Lampost, 6 Oktober 2017, terdapat banyak
sekali masalah parkir di Bandar Lampung, dimulai dari adanya parkir liar serta
pungutan liar terhadap parkir tersebut. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan
Kota Bandar Lampung yang bernama I Kadek Sumarta, mengatakan bahwa parkir
di lokasi tersebut sudah dipastikan liar. Selain dari beberapa penjelasan diatas,
masih banyak indikasi bahwa masyarakat dikenakan pungutan-pungutan liar
parkir oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dinas Perhubungan
(Dishub) Kota Bandar Lampung membenarkan adanya pungutan liar (pungli) di
beberapa minimarket (Indomaret, Alfamart) yang dilakukan oleh oknum petugas
parkir. Temuan itu diperoleh setelah tim Ombudsman RI perwakilan Lampung
melakukan serangkaian pemeriksaan. Pada salah satu kasus diatas, Kepala
Ombudsman RI Perwakilan Lampung Nur Rakhman Yusuf mengatakan,
pemeriksaan dilakukan berdasarkan laporan masyarakat yang merasa dirugikan
terhadap pelayanan parkir di Jalan Pangkal Pinang.

Hal diatas menunjukan bahwa Ombudsman sudah berperan dalam kasus tersebut,
lalu sejauh mana peran Ombudsman dalam penanggulangan kasus tersebut ?
Berawal dari masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana peran Ombudsman RI dalam penanggulangan pungutan liar di Kota
Bandar Lampung dalam perspektif Islam. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif yang dilakukan dengan metode kualitatif, dengan wawancara mendalam
sebagai salah satu instrumen penting dan tentunya observasi lapangan.

Kata Kunci : Penanggulangan, Ombudsman RI, Pungutan Liar


ABSTRAK

TINJAUAN FIQH SIYASAH


UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK
(Studi Analisis Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014)

Oleh

GALANG DHARMA JOLIAN

Tindak pidana kejahatan merupakan tingkah laku yang melanggar hukum dan
melanggar norma-norma sosial. Tindak pidana kejahatan bisa terjadi pada siapa
pun dan dapat dilakukan oleh siapapun baik pria, wanita ataupun anak-anak.
Berbagai macam tindak kejahatan yang terjadi dikalangan masyarakat, salah satu
contohnya yaitu tindak pidana kekerasan terhadap anak. Kekerasan terhadap
anak,adalah setiap perbuatan yang ditujukan pada anak yang berakibat
kesengsaraan dan penderitaan baik fisik maupun psikis baik yang terjadi di depan
umum atau dalam kehidupan pribadi, (Ratna, 2013 dalam Soeroso 2010). Tindak
kekerasan tidak hanya berupa tindakan fisik melainkan juga perbuatan non fisik
(psikis). Tindakan fisik secara langsung bisa dirasakan akibatnya langsung bisa
dirasakan akibatnya oleh korban serta dapat dilihat oleh siapa saja, sedangkan
tindakan non fisik (psikis) yang bisa merasakan langsung hanyalah korban, karena
tindakan tersebut langsung berkaitan menyinggung hati nurani atau perasaan
seseorang,

Hal diatas menunjukan harus ada undang-undang yang melindungi anak dari
kekerasan baik kekerasan fisik maupun psikis. lalu berawal dari masalah diatas,
maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tinjuan fiqh siyasah
tentang Undang-Undang Perlindungan anak. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan Analisis yuridis, dimana dilakukan kajian terhadap Undang
Perlindungan Anak dalam hal ini yaitu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014.

Kata Kunci : Kekerasan, Undang-Undang, Perlindungan Anak.

Anda mungkin juga menyukai