Etika adalah suatu perilaku normatif. Etika normatif mengajarkan segala sesuatu
yang sebenarnya benar menurut hukum dan moralitas. Etika mengajarkan sesuatu
yang salah adalah salah dan sesuatu yang benar adalah benar. Sesuatu yang benar
tidak dapat dikatakan salah dan sebaliknya sesuatu yang salah tidak dapat
dikatakan benar. Benar dan salah tidak dapat dicampur adukkan demi kepentingan
seseorang atau kelompok.
Etika bisnis dapat dilaksanakan dalam tiga tahapan: tahap makro, tahap meso, dan
tahap mikro. Ketiga tahap ini membahas kegiatan ekonomi dan bisnis. Ditahap
makro, etika bisnis mempelajari aspek -aspek moral dari sistem ekonomi secara
total. Pada tahap meso (menengah), etika bisnis mempelajari persoalan etika dalam
organisasi. Organisasi di sini dapat diasosiasikan sebagai organisasi perusahaan,
serikat buruh, lembaga konsumen, perhimpunan profesi, dan lain -lain.
Teori – teori Etika Bisnis
1. Teori Utilitarianisme Teori utilitarianisme mengatakan bahwa suatu kegiatan bisnis
adalah baik dilakukan jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar
konsumen atau masyarakat.
2. Teori Deontologi “Deontologi‟ berasal dari kata Yunani “deon”, berarti kewajiban.
Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan atau tujuan baik
dari tindakan itu, melainkan berdasarkan kewajiban bertindak baik kepada orang
lain sebagaimana keinginan diri sendiri selalu berla ku baik baik pada diri sendiri.
3. Teori Hak Setiap insan ekonomis memiliki hak, sejalan dengan itu ia juga mem
iliki kewajiban secara ekonomis. Secara moral evaluasi terhadap berbagai
peristiwa ekonomis didasari oleh teori hak.
4. Teori Keutamaan Keutamaan didefinisikan sebagai penggambaran watak
menganai perilaku seseorang dan memungkinkan nya bertingkah laku baik secara
moral. Kebijaksanaan, merupakan suatu keutamaan seseorang sehingga
bermodal hal tersebut seseorang mampu mengambil keputusan tepat dalam
berbagai kondisi.
5. Teori Relativisme Bila selalu dalam kondisi perilaku normal, maka pada dasarnya
setiap orang cenderung bersedia berperilaku utama atau baik.
Prinsip Etika, terdiri dari : Prinsip Otonomi, Prinsip Kejujuran, Prinsip Keadilan dan
Prinsip Saling Menguntungkan.
Corporate Social Responsible (CSR)
a. Pengertian CSR Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi atau perusahaan
adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan
yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi,
terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi,
misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak
sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
Fungsi CSR Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai fungsi CSR sebagai
bentuk tanggung jawab kepada berbagai pihak yang terlibat :
Izin Sosial untuk Beroperasi
1. CSR Dapat Memperkecil Resiko Bisnis Perusahaan
2. CSR Dapat Melebarkan Akses Sumber Daya
3. CSR Memudahkan Akses Menuju Market
4. CRS Bisa Memperkecil Biaya Pengeluaran
5. CSR Dapat Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder
6. CSR Bisa Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
7. CSR Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan
8. CSR Memperbesar Peluang Mendapatkan Penghargaan
Manfaat CSR (Corporate Sosial Responbility) Ada beberapa manfaat jika sebuah
perusahaan memiliki program CSR. Berikut ini adalah ulasan lebih lengkapnya.
1. Manfaat CSR untuk Perusahaan
2. Meningkat citra perusahaan di mata masyarakat.
3. Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain.
4. Membedakan perusahaan tersebut dengan para kompetitornya.
5. Memperkuat brand merk perusahaan di mata masyarakat
6. Memberikan inovasi bagi perusahaan tersebut.
Risk management
a. Pengertian Manajemen Resiko Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manaje men risiko tradisional terfokus pada risiko-
risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi
lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-
instrumen keuangan.
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat
diklasifikasi menjadi :
1. Risiko Operasional
2. Risiko Hazard
3. Risiko Finansial
4. Risiko Strategik