Anda di halaman 1dari 130

Untai 1

I. Setyawan

Materi

Referensi

Evaluasi

Untai Elektrik I
Pendahuluan

Dr. Iwan Setyawan

Fakultas Teknik
Universitas Kristen Satya Wacana
Untai 1
Materi
I. Setyawan

Materi

Referensi

Evaluasi

1 Definisi-definisi Dasar
2 Konsep-konsep Untai
3 Hukum-hukum Untai
4 Metode-metode Analisis Untai
5 Untai Penguat dan Op-Amp
6 Gelombang dan Isyarat
7 Untai Orde 1
8 Untai Orde Tinggi dan Frekuensi Kompleks
Untai 1
Referensi
I. Setyawan

Materi

Referensi

Evaluasi

• M. Nahvi, J.A. Edminister, Schaum’s Outlines: Electric


Circuit, 4th Edition, McGraw-Hill, 2003 (Bab 1–8)
• W. H. Hayt, J. E. Kemmerly, S. M. Durbin, Engineering
Circuit Analysis, 6th Edition, McGraw- Hill, 2001
• Presentasi kuliah (dalam format PDF), akan
tersedia di http://dr.isetyawan.googlepages.com dan
http://sites.google.com/site/ivannatimotius/untai1
jika sudah selesai.
• Any other relevant sources
Untai 1
Evaluasi
I. Setyawan

Materi

Referensi

Evaluasi

Komponen penilaian EE214/CE204


• TTS: 30%. 30 Maret 2010 19.00 - 21.00 (Bab 1 - 4)
• TAS: 45%. 25 Mei 2010 19.00 - 21.00 (Bab 1 - 8)
• Asistensi: 25%.
Semua tes bersifat CLOSED BOOK dan TIDAK DADAKAN.
Tes untuk kelas A dan B diadakan bersamaan.
Minimal kehadiran di kelas 15 kali pertemuan.
Untai 1

I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus Untai Elektrik I
Potensial
Elektrik
Definisi-definisi Dasar
Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi Dr. Iwan Setyawan


Konstan dan
Fungsi Waktu
Fakultas Teknik
Universitas Kristen Satya Wacana
Untai 1
Besaran dan Satuan (1)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya • Satuan yang digunakan dalam kuliah ini adalah satuan SI
Muatan Listrik (International System of Units).
dan Arus

Potensial • Satuan SI memiliki 7 besaran dasar. Satuan lain dapat


Elektrik
diturunkan dari besaran-besaran dasar ini.
Energi dan
Daya Elektrik • Empat besaran yang berhubungan langsung dengan kuliah
Fungsi
Konstan dan
ini ditunjukkan pada tabel berikut.
Fungsi Waktu
Untai 1
Besaran dan Satuan (2)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya • Satuan SI untuk untai elektrik ditunjukkan pada tabel
Muatan Listrik
dan Arus
berikut.
Potensial
Elektrik

Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu
Untai 1
Besaran dan Satuan (3)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial • Satuan SI tambahan adalah sudut (dalam bidang analisis


Elektrik
untai sering disebut “sudut fase”) dengan satuan radian.
Energi dan
Daya Elektrik • Pada kenyataannya, satuan “derajat” jauh lebih umum
Fungsi
Konstan dan digunakan untuk menyatakan sudut fase.
Fungsi Waktu
• Hal ini menyebabkan sering dijumpai pernyataan misalnya
sin(ωt + 30◦ ). Karena ω memiliki satuan radian,
pernyataan seperti ini merupakan percampuran satuan.
Untai 1
Besaran dan Satuan (4)
I. Setyawan

Units
• Decimal multiples (faktor pengali 10 pangkat positif) dan
Gaya, Usaha
& Daya decimal submultiples (faktor pengali 10 pangkat negatif)
Muatan Listrik
dan Arus
memiliki simbol tertentu dalam sistem SI.
Potensial • Simbol-simbol ini ditunjukkan pada tabel berikut.
Elektrik

Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu
Untai 1
Gaya, Usaha & Daya (1)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
• Gaya, usaha dan daya merupakan contoh besaran yang
dan Arus
diturunkan dari besaran dasar SI.
Potensial
Elektrik • Satuan gaya, Newton (N), didefinisikan sebagai gaya yang
Energi dan diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s2
Daya Elektrik

Fungsi
kepada sebuah benda dengan massa 1 kilogram (hukum
Konstan dan
Fungsi Waktu
Newton). Jadi, dapat ditulis 1 N = 1 kg · m/s2 .
• Usaha merupakan gaya yang dikeluarkan dalam jarak
tertentu. Sebuah gaya 1 N yang bekerja sejauh 1 m
disebut 1 joule (J). Dengan kata lain, 1 joule equivalen
dengan 1 newton-meter.
• Usaha dan Energi memiliki satuan yang sama.
Untai 1
Gaya, Usaha & Daya (2)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial
Elektrik

Energi dan
• Daya didefinisikan sebagai laju pengeluaran usaha atau
Daya Elektrik
laju perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain.
Fungsi
Konstan dan • Satuan daya adalah watt (W) yang didefinisikan sebagai
Fungsi Waktu
joule per detik (J/s).
Untai 1
Gaya, Usaha & Daya (3)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial Contoh soal 1:


Elektrik

Energi dan
Sebuah benda dengan massa 10 kg bergerak lurus dengan
Daya Elektrik percepatan konstan sebesar 2 m/s2 .
Fungsi
Konstan dan • Carilah gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Fungsi Waktu
• Jika benda tersebut ada pada keadaan diam pada t = 0 di
titik x = 0, cari posisi, energi kinetik dan daya pada t = 4
detik.
Untai 1
Gaya, Usaha & Daya (4)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus
Jawab:
Potensial
Elektrik Dari hukum Newton, kita peroleh:
Energi dan
Daya Elektrik
F = ma
Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu = (10 kg)(2 m/s2 )
= 20 kg · m/s2
= 20 Newton
Untai 1
Gaya, Usaha & Daya (5)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial Jawab (cont.):


Elektrik

Energi dan Pada waktu t = 4 detik:


Daya Elektrik

Fungsi
Konstan dan
x = 12 at 2
Fungsi Waktu
= 12 (2 m/s2 )(4 s)2
= 16 m
Untai 1
Gaya, Usaha & Daya (6)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus
Jawab (cont.):
Potensial
Elektrik
Pada waktu t = 4 detik:
Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi Ke = Fx
Konstan dan
Fungsi Waktu = (20 N)(16 m)
= 3200 Nm
= 3.2 kJ
Untai 1
Gaya, Usaha & Daya (7)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus
Jawab (cont.):
Potensial
Elektrik
Pada waktu t = 4 detik:
Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi P = Ke /t
Konstan dan
Fungsi Waktu = (3.2 kJ)/(4 s)
= 0.8 kJ/s
= 0.8 kW
Untai 1
Muatan Listrik dan Arus (1)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial Definisi
Elektrik

Energi dan Satuan arus, ampere (A) adalah besarnya arus konstan yang
Daya Elektrik
mengalir pada dua buah konduktor paralel (yang memiliki
Fungsi
Konstan dan panjang tak berhingga dan luas penampang sangat kecil) yang
Fungsi Waktu
terpisah dengan jarak 1 m di ruang hampa, sedemikian rupa
sehingga terdapat gaya diantara kedua konduktor sebesar
2 × 10−7 newton per meter.
Untai 1
Muatan Listrik dan Arus (2)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus • Konsep lain tentang arus (yang mungkin lebih berguna)
Potensial adalah bahwa arus muncul karena adanya muatan listrik
Elektrik

Energi dan
yang bergerak.
Daya Elektrik
• Arus sebesar 1 ampere sama dengan suatu muatan sebesar
Fungsi
Konstan dan 1 coulomb yang bergerak melalui suatu permukaan selama
Fungsi Waktu
1 detik.
• Jadi, dapat ditulis i (A) = dq/dt (C/s).
• Dengan kata lain, dapat disimpulkan juga bahwa satuan
muatan, coulomb (C), ekuivalen dengan ampere-second.
Untai 1
Muatan Listrik dan Arus (3)
I. Setyawan

Units
• Muatan yang bergerak dapat bermuatan positif maupun
Gaya, Usaha
& Daya negatif.
Muatan Listrik
dan Arus • Pada gambar berikut, ditunjukkan ion positif yang
Potensial bergerak ke arah kiri dalam sebuah fluida atau plasma.
Elektrik
Arus yang ditimbulkan, i, juga ke kiri.
Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu

• Jika ion-ion ini melewati permukaan S dengan laju 1


coulomb per detik, maka arus yang mengalir adalah 1
ampere.
Untai 1
Muatan Listrik dan Arus (4)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus • Jika muatan bermuatan negatif bergerak ke arah kanan,
Potensial arus listrik yang mengalir tetap ke arah kanan, seperti
Elektrik
gambar berikut.
Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu
Untai 1
Muatan Listrik dan Arus (5)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial • Dalam untai elektrik, konduktor umumnya tidak berupa


Elektrik
fluida atau plasma.
Energi dan
Daya Elektrik • Pada konduktor logam, arus mengalir karena adanya
Fungsi
Konstan dan pergerakan elektron.
Fungsi Waktu
• Misalnya, pada tembaga satu elektron terluar tidak
memiliki ikatan yang kuat dengan inti atom dan dapat
bergerak bebas dari satu atom ke atom tetangganya.
Untai 1
Muatan Listrik dan Arus (6)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial
Elektrik • Pada tembaga, terdapat kurang lebih 8.5 × 1028 buah
Energi dan elektron bebas (conduction electron) per meter kubik.
Daya Elektrik

Fungsi
• Muatan sebuah elektron adalah −e = −1.602 × 10−19 C.
Konstan dan
Fungsi Waktu • Jadi, jika arus sebesar 1 ampere mengalir melalui sebuah
konduktor, kira-kira terdapat 6.24 × 1018 buah elektron per
detik mengalir melalui penampang penghantar tersebut.
Untai 1
Muatan Listrik dan Arus (7)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial
Elektrik

Energi dan
Contoh soal 2:
Daya Elektrik
Sebuah penghantar mengalirkan arus konstan sebesar 5
Fungsi
Konstan dan ampere. Berapa buah elektron mengalir melalui suatu luasan
Fungsi Waktu
pada konduktor tersebut selama 1 menit?
Untai 1
Muatan Listrik dan Arus (8)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus
Jawab:
Potensial Karena:
Elektrik

Energi dan
Daya Elektrik 5 A = (5 C/s)(60 s/menit)
Fungsi = 300 C/menit
Konstan dan
Fungsi Waktu
maka:
300 C/menit
= 1.87 × 1021 elektron/menit
1.602 × 10−19 C/elektron
Untai 1
Potensial Elektrik (1)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha • Potensial Elektrik berhubungan dengan usaha yang


& Daya

Muatan Listrik
diperlukan untuk menggerakkan sebuah muatan elektrik
dan Arus melewati suatu medan elektrik seperti pada gambar
Potensial
Elektrik
berikut.
Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu
Untai 1
Potensial Elektrik (2)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial • Misalkan muatan Q memiliki muatan sebesar 1 coulomb.


Elektrik

Energi dan
• Jika dibutuhkan usaha sebesar 1 joule untuk
Daya Elektrik
menggerakkan Q dari posisi 0 ke posisi 1, maka posisi 1
Fungsi
Konstan dan memiliki potensial elektrik (memiliki beda
Fungsi Waktu
potensial/tegangan) sebesar 1 volt relatif terhadap posisi
0.
• Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa 1 V = 1 J/C.
Untai 1
Potensial Elektrik (3)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya • Potensial elektrik dapat dianalogikan dengan sebuah
Muatan Listrik
dan Arus
massa yang diletakkan pada ketinggian h melawan gaya
Potensial
gravitasi g seperti pada gambar berikut.
Elektrik

Energi dan
Daya Elektrik

Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu
Untai 1
Potensial Elektrik (4)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial
Elektrik
• Dalam kasus ini, terdapat energi potensial, Pe = mgh
Energi dan
Daya Elektrik yang akan melakukan usaha (menggerakkan) massa m jika
Fungsi massa tersebut dilepaskan.
Konstan dan
Fungsi Waktu • Pada saat itu, energi potensial ini akan diubah menjadi
energi kinetik.
Untai 1
Potensial Elektrik (5)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial
Elektrik

Energi dan
Contoh soal 3:
Daya Elektrik
Pada suatu untai elektrik, diperlukan energi sebesar 9.25 µJ
Fungsi
Konstan dan untuk memindahkan muatan sebesar 0.5 µC dari titik a ke titik
Fungsi Waktu
b. Berapa beda potensial antara kedua titik tersebut?
Untai 1
Potensial Elektrik (6)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial Jawab:
Elektrik

Energi dan Karena 1 volt = 1 joule/coulomb, maka


Daya Elektrik

Fungsi 9.25 × 10−6 J


Konstan dan
Vab =
Fungsi Waktu
0.5 × 10−6 C
= 18.5 V
Untai 1
Energi dan Daya Elektrik (1)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial
Elektrik • Energi elektrik akan banyak dijumpai ketika kita
Energi dan membicarakan komponen kapasistansi dan induktansi yang
Daya Elektrik
memiliki kemampuan menyimpan energi.
Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu
• Energi elektrik memiliki satuan joule (J).
• Laju perubahan (atau transfer) energi ini, dalam joule per
detik (J/s), disebut dengan daya elektrik dalam watt (W).
Untai 1
Energi dan Daya Elektrik (2)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial
• Hasil perkalian tegangan dan arus adalah daya elektrik,
Elektrik
atau p = vi.
Energi dan
Daya Elektrik • Hal ini dapat dilihat pula dengan cara berikut:
Fungsi
Konstan dan
Fungsi Waktu V · A = (J/C) · (C/s)
= J/s
=W
Untai 1
Energi dan Daya Elektrik (3)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial
Elektrik
Contoh soal 4:
Energi dan
Daya Elektrik Sebuah resistor memiliki beda potensial sebesar 50 V diantara
Fungsi
Konstan dan
kaki-kakinya. Setiap menit, muatan sebesar 120 C bergerak
Fungsi Waktu melewati suatu titik pada resistor tersebut. Carilah berapa laju
konversi energi elektrik menjadi energi panas?
Untai 1
Energi dan Daya Elektrik (4)
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya
Jawab:
Muatan Listrik
dan Arus
Karena
Potensial
Elektrik

Energi dan
(120 C/min)/(60 s/min) = 2 A
Daya Elektrik

Fungsi
Konstan dan
maka
Fungsi Waktu

P = (2 A)(50 V)
= 100 W

Atau dapat disimpulkan bahwa laju perubahan energi adalah


100 joule per detik.
Untai 1
Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu
I. Setyawan

Units

Gaya, Usaha
& Daya

Muatan Listrik
dan Arus

Potensial • Dalam analisis untai elektrik, kita jumpai fungsi yang


Elektrik
bernilai konstan dan fungsi yang berubah menurut waktu.
Energi dan
Daya Elektrik • Konvensi yang digunakan adalah huruf kapital untuk
Fungsi
Konstan dan fungsi konstan dan huruf kecil untuk fungsi waktu.
Fungsi Waktu
• Misalnya sebuah arus konstan sebesar 10 ampere ditulis
I = 10 A. Arus yang berubah menurut waktu dengan
bentuk sinusoida ditulis i(t) = 10 sin ωt A.
Untai 1

I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan Untai Elektrik I


Tegangan dan
Arus Konsep-konsep Untai
Resistansi

Induktansi

Kapasitansi Dr. Iwan Setyawan


Diagram Untai

Resistor Fakultas Teknik


Non-linier Universitas Kristen Satya Wacana
Untai 1
Elemen Aktif dan Pasif (1)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif • Suatu peranti elektrik direpresentasikan dengan sebuah
Konvensi
Tanda
diagram untai.
Hubungan • Diagram ini pada umumnya terdiri atas elemen-elemen
Tegangan dan
Arus (komponen- komponen) dengan 2 port yang dipasang seri
Resistansi atau paralel.
Induktansi
• Bentuk generik suatu elemen digambarkan sebagai berikut:
Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Elemen Aktif dan Pasif (2)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
• Suatu elemen disebut aktif jika elemen tersebut mampu
Arus menyuplai energi ke dalam untai. Contoh: sumber
Resistansi
tegangan dan sumber arus.
Induktansi
• Suatu elemen disebut pasif jika elemen tersebut
Kapasitansi

Diagram Untai
mengambil energi dari sumber dan menyimpan energi
Resistor
tersebut atau mengubahnya menjadi bentuk energi lain.
Non-linier
• Contoh elemen pasif yang mengubah energi: resistor.
Contoh elemen pasif yang menyimpan energi: kapasitor
dan induktor.
Untai 1
Elemen Aktif dan Pasif (3)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
• Simbol-simbol elemen-elemen dasar untai elektrik
Arus ditunjukkan pada gambar berikut.
Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Elemen Aktif dan Pasif (4)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus • Gambar (a) dan (b) menunjukkan sumber tegangan.
Resistansi • Gambar (a) adalah sumber tegangan bebas. Sumber
Induktansi
tegangan ini tidak terpengaruh oleh perubahan yang
Kapasitansi
terjadi pada untai.
Diagram Untai

Resistor
• Gambar (b) adalah sumber tegangan tidak bebas. Sumber
Non-linier tegangan ini dipengaruhi (dengan cara tertentu) oleh
perubahan yang ada pada untai.
Untai 1
Elemen Aktif dan Pasif (5)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi
• Gambar (c) dan (d) menunjukkan sumber arus.
Induktansi

Kapasitansi • Gambar (c) adalah sumber arus bebas.


Diagram Untai • Gambar (d) adalah sumber arus tidak bebas.
Resistor
Non-linier
Untai 1
Elemen Aktif dan Pasif (6)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus
• Gambar (e), (f) dan (g) menunjukkan elemen-elemen
Resistansi

Induktansi
pasif.
Kapasitansi • Gambar (e) adalah simbol resistor.
Diagram Untai
• Gambar (f) adalah simbol induktor.
Resistor
Non-linier • Gambar (g) adalah simbol kapasitor.
Untai 1
Elemen Aktif dan Pasif (7)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi • Simbol-simbol yang ditunjukkan disini disebut dengan


Induktansi simbol lumped parameter.
Kapasitansi • Simbol seperti ini menggunakan satu simbol untuk
Diagram Untai
merepresentasikan distribusi resistansi, induktansi atau
Resistor
Non-linier kapasitansi.
Untai 1
Elemen Aktif dan Pasif (8)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
• Misalnya, perhatikan koil seperti pada gambar berikut.
Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier • Koil ini memiliki resistansi pada keseluruhan panjang
kabel, tetapi hal ini hanya disimbolkan oleh satu buah
simbol R pada Gambar (b) atau (c).
• Hal yang sama dilakukan pada induktansi koil.
Untai 1
Konvensi Tanda (1)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
• Konvensi tanda elemen untai elektrik pada umumnya
Hubungan
Tegangan dan ditunjukkan pada gambar berikut.
Arus

Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Konvensi Tanda (2)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus
• Untuk sebuah sumber tegangan, diperlukan keterangan
Resistansi
fungsi tegangan, v (t) atau V serta polaritas.
Induktansi

Kapasitansi
• Misalnya, jika pada Gambar (a) v (t) = 10 sin ωt, maka
Diagram Untai terminal A pada gambar ini positif terhadap B untuk
Resistor 0 > ωt > π.
Non-linier
• Pada saat π > ωt > 2π, terminal B positif terhadap A.
Untai 1
Konvensi Tanda (3)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi • Untuk sebuah sumber arus, diperlukan keterangan arah


Induktansi arus dan fungsi arus.
Kapasitansi • Untuk elemen pasif, biasanya terminal tempat arus masuk
Diagram Untai
dianggap positif terhadap terminal tempat arus keluar. Hal
Resistor
Non-linier ini ditunjukkan pada Gambar (c).
Untai 1
Konvensi Tanda (4)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda • Hubungan antara tanda (polaritas) dan daya dapat
Hubungan
Tegangan dan
ditunjukkan sebagai berikut.
Arus
• Misalkan sebuah untai dengan 2 buah sumber tegangan
Resistansi
konstan dan sebuah resistor seperti gambar berikut.
Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Konvensi Tanda (5)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
• Untuk menganalisis komponen mana yang mengeluarkan
Hubungan
Tegangan dan
Arus
daya dan komponen mana yang menyerap daya, kita
Resistansi
gunakan gambar sebagai berikut.
Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Konvensi Tanda (6)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus
• Daya diserap oleh sebuah komponen jika arus masuk ke
Resistansi
komponen tersebut melalui terminal positif.
Induktansi

Kapasitansi
• Daya dikeluarkan oleh sebuah komponen jika arus masuk
Diagram Untai ke komponen tersebut melalui terminal negatif.
Resistor • Jadi pada kasus ini, daya diserap oleh 2 komponen yaitu
Non-linier
resistor dan sumber tegangan VB .
Untai 1
Konvensi Tanda (7)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan • Karena daya dapat dihitung dengan P = VI atau P = I 2 R


Tegangan dan
Arus maka dapat diperoleh bahwa daya yang diserap oleh
Resistansi sumber VB adalah PVB = 5 × 3 = 15 W, dan oleh resistor
Induktansi
sebesar PR = 32 × 5 = 45 W.
Kapasitansi
• Daya yang dikeluarkan oleh sumber VA adalah
Diagram Untai

Resistor
PVA = 20 × 3 = 60 W.
Non-linier
• Dari sini dapat disimpulkan bahwa memang daya yang
diserap oleh resistor maupun sumber VB berasal dari
sumber VA .
Untai 1
Hubungan Tegangan dan Arus (1)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi Resistor:
Tanda
• Resistansi (R) memiliki satuan ohm (Ω).
Hubungan
Tegangan dan
Arus
• Tegangan pada suatu resistor dapat dinyatakan sebagai
Resistansi

Induktansi
v = Ri (hukum Ohm)
Kapasitansi

Diagram Untai
• Arus pada suatu resistor dapat dinyatakan sebagai
Resistor v
Non-linier i=
R
• Daya pada suatu resistor dapat dinyatakan sebagai

p = vi = i 2 R
Untai 1
Hubungan Tegangan dan Arus (2)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif Induktor:
Konvensi
Tanda • Induktansi (L) memiliki satuan henry (H).
Hubungan • Tegangan pada suatu induktor dapat dinyatakan sebagai
Tegangan dan
Arus

Resistansi di
v =L
Induktansi dt
Kapasitansi
• Arus pada suatu induktor dapat dinyatakan sebagai
Diagram Untai
Z
Resistor 1
Non-linier
i= vdt + k1
L
• Daya pada suatu induktor dapat dinyatakan sebagai

di
p = vi = Li
dt
Untai 1
Hubungan Tegangan dan Arus (3)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif Kapasitor:
Konvensi
Tanda • Kapasitansi (C ) memiliki satuan farad (F).
Hubungan • Tegangan pada suatu kapasitor dapat dinyatakan sebagai
Tegangan dan
Arus Z
Resistansi 1
v= idt + k2
Induktansi C
Kapasitansi

Diagram Untai
• Arus pada suatu kapasitor dapat dinyatakan sebagai
Resistor
Non-linier di
i =C
dt
• Daya pada suatu kapasitor dapat dinyatakan sebagai

dv
p = vi = Cv
dt
Untai 1
Resistansi (1)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif • Setiap peranti elektrik yang menyerap energi pasti
Konvensi
Tanda
memiliki resistor (resistansi) pada model untainya.
Hubungan • Daya pada sebuah resistor selalu positif dan diberikan oleh
Tegangan dan
Arus
v2
Resistansi
p = vi = i 2 R =
Induktansi R
Kapasitansi
• Energi didefinisikan sebagai integral daya sesaat
Diagram Untai

Resistor
Z t2
Non-linier
w= pdt
t1
Z t2
=R i 2 dt
t1
Z t2
1
= v 2 dt
R t1
Untai 1
Resistansi (2)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi
Contoh soal 1:
Induktansi

Kapasitansi
Misalkan sebuah resistor 4 Ω dialiri arus i(t) = 2.5 sin ωt A.
Diagram Untai
Carilah tegangan, daya dan energi untuk satu periode.
Resistor Diketahui ω = 500 rad.
Non-linier
Untai 1
Resistansi (3)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan Jawab:
Arus

Resistansi
Tegangan dapat dihitung sebagai berikut:
Induktansi

Kapasitansi
v (t) = Ri = 10 sin ωt V
Diagram Untai

Resistor
Daya dapat dihitung sebagai berikut:
Non-linier

p(t) = v (t)i(t) = i 2 (t)R = 25 sin2 ωt W


Untai 1
Resistansi (4)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
Jawab (cont.):
Hubungan
Tegangan dan
Energi dapat dihitung sebagai berikut:
Arus
Z t
Resistansi
w (t) = p(τ )dτ
Induktansi

Kapasitansi
Z0 t
Diagram Untai = (25 sin2 ωτ )dτ
Resistor
0
Z t 
Non-linier 1 − cos 2ωτ
= 25 dτ
2
0 
t sin 2ωt
= 25 − joule
2 4ω
Untai 1
Resistansi (5)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda Jawab (cont.):
Hubungan
Tegangan dan Plot fungsi daya adalah sebagai berikut:
Arus

Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Resistansi (6)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda Jawab (cont.):
Hubungan
Tegangan dan Plot fungsi energi adalah sebagai berikut:
Arus

Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Resistansi (7)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi Jawab (cont.):


Induktansi
Dari kedua plot diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Kapasitansi

Diagram Untai
• Daya selalu positif.
Resistor • Energi selalu positif dan bertambah.
Non-linier
Untai 1
Induktansi (1)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
• Induktor (induktansi) adalah elemen untai yang
Hubungan
Tegangan dan
Arus
menyimpan energi listrik dalam bentuk medan magnet.
Resistansi • Untuk arus yang berubah menurut waktu, induktor
Induktansi menyimpan energi pada sebagian siklus dan
Kapasitansi mengeluarkannya pada bagian siklus yang lain.
Diagram Untai
• Jika induktor dilepaskan dari untai, medan magnet ini
Resistor
Non-linier runtuh sehingga energi tidak dapat disimpan tanpa adanya
sumber yang terpasang.
• Kumparan yang ada pada motor elektrik, trafo dsb. harus
memiliki komponen induktansi dalam model untai-nya.
Untai 1
Induktansi (2)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan • Daya pada induktor adalah sebagai berikut:
Arus
 
Resistansi di d 1 2
Induktansi
p = vi = Li = Li
dt dt 2
Kapasitansi

Diagram Untai • Energi pada induktor adalah sebagai berikut:


Resistor
Non-linier Z t2 Z t2
1
wL = pdt = Lidt = L[i22 − i12 ]
t1 t1 2
Untai 1
Induktansi (3)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi
Contoh soal 2:
Induktansi

Kapasitansi
Pada interval 0 > t > (π/50) detik, sebuah induktor 30 mH
Diagram Untai
dialiri arus i = 10 sin 50t A. Carilah tegangan, daya dan energi
Resistor induktor tersebut.
Non-linier
Untai 1
Induktansi (4)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus
Jawab:
Resistansi Tegangan pada induktor adalah:
Induktansi
di
Kapasitansi v =L
Diagram Untai dt
Resistor = 30 × 10−3 × 10 × 50 cos 50t
Non-linier
= 15 cos 50t V
Untai 1
Induktansi (5)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan Jawab (cont.):


Tegangan dan
Arus
Daya pada induktor adalah:
Resistansi

Induktansi
p = vi
Kapasitansi

Diagram Untai
= 15 cos 50t × 10 sin 50t
Resistor sin 100t
Non-linier = 150 ×
2
= 75 sin 100t W
Untai 1
Induktansi (6)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda Jawab (cont.):
Hubungan
Tegangan dan Energi pada induktor adalah:
Arus

Resistansi
Z t
Induktansi WL = pdt
Kapasitansi
0
1 2
Diagram Untai = 2 Li
Resistor
Non-linier
= 1
× 10−3 (10 sin 50t)2
2 × 30
1 − cos 100t
= 1.5 ×
2
= 0.75(1 − cos 100t) J
Untai 1
Induktansi (7)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
Jawab (cont.):
Hubungan
Tegangan dan
Arus Plot daya pada induktor adalah sebagai berikut:
Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Induktansi (8)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
Jawab (cont.):
Hubungan
Tegangan dan
Arus Plot energi pada induktor adalah sebagai berikut:
Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Induktansi (9)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus Jawab (cont.):
Resistansi

Induktansi
Dari plot-plot ini dapat disimpulkan bahwa:
Kapasitansi • Pada sebagian siklus, induktor menyerap daya dan pada
Diagram Untai bagian lain induktor mengeluarkan daya.
Resistor
Non-linier
• Pada sebagian siklus, induktor mengumpulkan energi dan
pada bagian lain energi ini dikembalikan ke untai.
Untai 1
Kapasitansi (1)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan • Kapasitansi (kapasitor) merupakan komponen untai yang
Arus
dapat menyimpan energi elektrik dalam bentuk medan
Resistansi

Induktansi
listrik.
Kapasitansi • Jika tegangan yang terpasang berubah menurut waktu,
Diagram Untai energi akan disimpan pada sebagian siklus dan dilepaskan
Resistor kembali pada bagian lain siklus.
Non-linier
• Tidak seperti induktor, kapasitor dapat mempertahankan
energi elektrik meskipun hubungan ke sumber diputus.
Untai 1
Kapasitansi (2)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
• Muatan energi pada kapasitor memenuhi hubungan
Hubungan
Tegangan dan q = Cv .
Arus

Resistansi
• Daya pada kapasitor dinyatakan sebagai berikut:
Induktansi  
dv d 1 2
Kapasitansi p = vi = Cv = Cv
Diagram Untai
dt dt 2
Resistor
Non-linier • Energi pada kapasitor dinyatakan sebagai berikut:
Z t2 Z t2
1
wC = pdt = Cvdv = C [v22 − v12 ]
t1 t1 2
Untai 1
Kapasitansi (3)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi Contoh soal 3:


Induktansi
Pada sebuah interval 0 > t > 5π ms, sebuah kapasistor 20 µF
Kapasitansi

Diagram Untai
memiliki tegangan v = 50 sin 200t V. Cari besarnya muatan,
Resistor
daya dan energi kapasitor tersebut.
Non-linier
Untai 1
Kapasitansi (4)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus

Resistansi Jawab:
Induktansi
Muatan dapat dihitung sebagai berikut:
Kapasitansi

Diagram Untai q = Cv = 20 × 50 sin 200t = 1000 sin 200t µC


Resistor
Non-linier
Untai 1
Kapasitansi (5)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif
Jawab (cont.):
Konvensi
Tanda
Daya dihitung sebagai berikut. Karena
Hubungan
Tegangan dan
Arus dv
i =C
Resistansi dt
Induktansi
= 20 × 10−6 × 50 × 200 cos 200t
Kapasitansi
= 0.2 cos 200t A
Diagram Untai

Resistor
Non-linier maka

p = vi
= 50 sin 200t × 0.2 cos 200t
= 5 sin 400t W
Untai 1
Kapasitansi (6)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi Jawab (cont.):


Tanda

Hubungan Energi dihitung sebagai berikut:


Tegangan dan
Arus Z t2
Resistansi
wC = pdt
Induktansi t1
Kapasitansi 1 2
= 2 Cv
Diagram Untai

Resistor
= 1
2 (20 × 10−6 )(50 sin 200t)2
Non-linier
= 1
10−6 )(2500 sin2 200t)
2 (20 ×
1 − cos 400t
= 0.025 ×
2
= 0.0125(1 − cos 400t) J
Untai 1
Kapasitansi (7)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Jawab (cont.):
Tanda

Hubungan
Pada contoh ini, saat interval 0 > t > 2.5π ms, muatan dan
Tegangan dan
Arus
tegangan naik dari nilai nol sampai masing-masing 1000 µC dan
Resistansi
50 V. Plot energi kapasitor ditunjukkan pada gambar berikut.
Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier

Jadi energi naik dari 0 sampai 25 mJ pada t = 2.5π ms,


kemudian energi tersebut dikembalikan ke sumber.
Untai 1
Diagram Untai (1)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
• Suatu untai dapat digambarkan dengan berbagai cara.
Tanda
• Untuk melakukan analisis terhadap suatu untai, kita bisa
Hubungan
Tegangan dan saja menggambar ulang untai tersebut.
Arus

Resistansi
• Sebagai contoh, perhatikan gambar-gambar berikut.
Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier
Untai 1
Diagram Untai (2)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan • Meskipun tampaknya berbeda, ketiga untai diatas identik.


Tegangan dan
Arus • Pada gambar (a), titik A dipisah menjadi 3 titik.
Resistansi
Titik-titik ini dapat digabungkan menjadi 2 titik seperti
Induktansi
pada gambar (b).
Kapasitansi

Diagram Untai
• Pada gambar (b), resistor R4 diparalel dengan sebuah
Resistor
hubung singkat, sehingga resistor ini bisa dihilangkan dari
Non-linier
proses analisis.
• Dengan menghilangkan R4 , 2 titik A pada gambar (b)
dapat digabungkan sehingga dihasilkan gambar (c).
Untai 1
Resistor Non-linier (1)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus
• Hubungan tegangan dan arus pada suatu komponen tidak
Resistansi
selalu linier.
Induktansi

Kapasitansi
• Contohnya, filamen pada lampu pijar menarik arus lebih
Diagram Untai
rendah jika tegangan lebih tinggi.
Resistor • Contoh lain adalah dioda, yang menghantar listrik
Non-linier
“hanya” pada satu arah (forward bias vs reverse bias).
Untai 1
Resistor Non-linier (2)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus
• Resistansi statik (static resistance) sebuah resistor
Resistansi
non-linier yang beroperasi pada suatu titik arus-tegangan
Induktansi
(I , V ) didefinisikan sebagai R = V /I .
Kapasitansi

Diagram Untai
• Resistansi dinamik (dynamic resistance) resistor tersebut
Resistor didefinisikan sebagai r = ∆V /∆I .
Non-linier
• Kedua resistansi ini tergantung titik operasi saat itu.
Untai 1
Resistor Non-linier (3)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda
Contoh soal 4:
Hubungan Karakteristik arus dan tegangan sebuah dioda yang diberi
Tegangan dan
Arus forward bias adalah sebagai berikut:
Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier

Jika diode beroperasi pada 30 mA, carilah R, r dan p.


Untai 1
Resistor Non-linier (4)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Jawab:
Tanda
Dari tabel kita peroleh:
Hubungan
Tegangan dan
Arus V
R=
Resistansi I
Induktansi 0.74

Kapasitansi 28.7 × 10−3
Diagram Untai
= 25.78 Ω
Resistor
Non-linier ∆V
r=
∆I
0.75 − 0.73

(42.7 − 19.2) × 10−3
= 0.85 Ω
Untai 1
Resistor Non-Linier (5)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Arus
Jawab (cont.):
Resistansi
dan
Induktansi

Kapasitansi
p = VI
Diagram Untai

Resistor
≈ 0.74 × 28.7 × 10−3
Non-linier
= 21.238 mW
Untai 1
Resistor Non-linier (6)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi Contoh soal 5:


Tanda

Hubungan
Karakteristik tegangan dan arus sebuah filamen lampu
Tegangan dan ditunjukkan pada tabel berikut.
Arus

Resistansi

Induktansi

Kapasitansi

Diagram Untai

Resistor
Non-linier

Carilah R, r dan p untuk titik operasi 10 mA dan 15 mA.


Untai 1
Resistor Non-linier (7)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Jawab:
Arus
Untuk titik 10 mA kita peroleh:
Resistansi

Induktansi 2.5
R≈ = 250 Ω
Kapasitansi
10 × 10−3
Diagram Untai
3−2
Resistor r≈ = 500 Ω
Non-linier (11 − 9) × 10−3
p ≈ 2.5 × 15 × 10−3 = 25 mW
Untai 1
Resistor Non-linier (8)
I. Setyawan

Elemen Aktif
dan Pasif

Konvensi
Tanda

Hubungan
Tegangan dan
Jawab (cont.):
Arus

Resistansi
Untuk titik 15 mA kita peroleh:
Induktansi
5
Kapasitansi R≈ = 333 Ω
15 × 10−3
Diagram Untai
5.5 − 4.5
Resistor r≈ = 500 Ω
Non-linier (16 − 14) × 10−3
p ≈ 5 × 15 × 10−3 = 75 mW
Untai 1

I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri Untai Elektrik I
Rangkaian
Paralel
Hukum-hukum Untai
Untai Pembagi
Tegangan

Untai Dr. Iwan Setyawan


Pembagi Arus

Fakultas Teknik
Universitas Kristen Satya Wacana
Untai 1
Pendahuluan (1)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri
• Suatu untai elektrik terdiri atas komponen-komponen
Rangkaian
Paralel untai yang saling terhubung, biasanya dengan setidaknya
Untai Pembagi
Tegangan
satu buah sumber tegangan atau arus.
Untai • Hubungan antar komponen ini dapat memberikan
Pembagi Arus
batasan-batasan baru antara tegangan dan arus.
• Batasan-batasan ini, bersama dengan hubungan
tegangan-arus yang dimiliki masing-masing komponen,
memberikan solusi untai tersebut
Untai 1
Pendahuluan (2)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel • Tujuan penyelesaian persamaan-persamaan untai adalah
Untai Pembagi untuk menganalisis kinerja peranti seperti motor, generator
Tegangan
dll. yang dimodelkan sebagai sebuah untai elektrik.
Untai
Pembagi Arus
• Penyelesaian persamaan-persamaan ini biasanya dapat
memberi informasi kepada kita tentang kinerja peranti
tersebut jika dihubungkan dengan sebuah sumber energi.
Untai 1
Hukum Kirchhoff (1)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan
Kirchhoff’s Voltage Law (KVL)
Untai
Pembagi Arus
Jumlahan tegangan pada suatu jalur (path) tertutup pada
suatu untai adalah 0.
Untai 1
Hukum Kirchhoff (2)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel • Tegangan yang dimaksud dapat berupa sumber tegangan,
Untai Pembagi atau tegangan yang dihasilkan karena arus melewati
Tegangan
sebuah komponen pasif (disebut juga “voltage drop”).
Untai
Pembagi Arus
• KVL berlaku baik untuk untai yang memiliki sumber
konstan maupun yang berubah terhadap waktu (v (t) atau
i(t)).
Untai 1
Hukum Kirchhoff (3)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Contoh soal 1:
Seri
Tuliskan KVL untuk untai berikut.
Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan

Untai
Pembagi Arus
Untai 1
Hukum Kirchhoff (4)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri
Jawab:
Rangkaian
Paralel
Dengan mulai dari sebelah kiri bawah untai dan bergerak
Untai Pembagi
Tegangan searah arus yang ditunjukkan pada gambar, kita peroleh:
Untai
Pembagi Arus −va + v1 + vb + v2 + v3 = 0
−va + iR1 + vb + iR2 + iR3 = 0
va − vb = i(R1 + R2 + R3 )
Untai 1
Hukum Kirchhoff (5)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel
Kirchhoff’s Current Law (KCL)
Untai Pembagi
Tegangan
Jumlahan arus-arus pada suatu node adalah 0.
Untai
Pembagi Arus atau

Jumlahan arus yang masuk ke suatu node sama dengan


jumlahan arus yang keluar dari node tersebut.
Untai 1
Hukum Kirchhoff (6)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel Apa itu node?
Untai Pembagi
Tegangan
• Node adalah pertemuan/koneksi 2 atau lebih elemen untai.
Untai • Pertemuan antara 2 elemen disebut simple node.
Pembagi Arus
• Pertemuan antara 3 elemen atau lebih disebut principal
node. Pada node seperti ini, terjadi pembagian arus.
Untai 1
Hukum Kirchhoff (7)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Contoh soal 2:
Seri
Tuliskan KCL untuk untai berikut:
Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan

Untai
Pembagi Arus
Untai 1
Hukum Kirchhoff (8)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel Jawab:
Untai Pembagi
Tegangan
Untai ini memiliki satu node. Pada node ini:
Untai
Pembagi Arus i1 − i2 + i3 − i4 − i5 = 0
i1 + i3 = i2 + i4 + i5
Untai 1
Rangkaian Seri (1)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff
Contoh komponen rangkaian yang terhubung seri ditunjukkan
Rangkaian pada gambar berikut.
Seri

Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan

Untai
Pembagi Arus
Untai 1
Rangkaian Seri (2)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel • Arus yang mengalir pada ketiga elemen pasif pada untai
Untai Pembagi ini sama, yaitu i.
Tegangan

Untai
• Tegangan pada masing-masing komponen adalah v1 , v2
Pembagi Arus dan v3 .
• Tegangan total v adalah jumlahan ketiga tegangan ini,
atau v = v1 + v2 + v3 .
Untai 1
Rangkaian Seri (3)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff • Jika komponen-komponen diatas adalah resistor, kita
Rangkaian peroleh
Seri

Rangkaian
Paralel v = iR1 + iR2 + iR3
Untai Pembagi
Tegangan
= i(R1 + R2 + R3 )
Untai = iReq
Pembagi Arus

• Pada persamaan diatas, Req adalah resistor yang


menggantikan ketiga resistor yang dipasang seri.
• Pada umumnya, untuk n buah resistor yang dipasang seri
kita bisa tuliskan

Req = R1 + R2 + · · · + Rn
Untai 1
Rangkaian Seri (4)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff • Jika komponen-komponen diatas adalah induktor, kita
Rangkaian peroleh
Seri

Rangkaian di di di
Paralel
v = L1 dt + L2 dt + L3 dt
di
Untai Pembagi
Tegangan
= (L1 + L2 + L3 ) dt
di
Untai = Leq dt
Pembagi Arus

• Pada persamaan diatas, Leq adalah induktor yang


menggantikan ketiga induktor yang dipasang seri.
• Pada umumnya, untuk n buah induktor yang dipasang seri
kita bisa tuliskan

Leq = L1 + L2 + · · · + Ln
Untai 1
Rangkaian Seri (3)
I. Setyawan

Pendahuluan
• Jika komponen-komponen diatas adalah kapasitor (dan
Hukum
Kirchhoff dengan asumsi kapasitor tidak memiliki muatan awal), kita
Rangkaian
Seri
peroleh
Rangkaian Z Z Z
Paralel 1 1 1
v= idt + idt + idt
Untai Pembagi C1 C2 C3
Tegangan Z
1 1 1
Untai =( + + ) idt
Pembagi Arus C1 C2 C3
Z
1
= idt
Ceq

• Pada umumnya, untuk n buah kapasitor yang dipasang


seri kita bisa tuliskan
1 1 1 1
= + + ··· +
Ceq C1 C2 Cn
Untai 1
Rangkaian Seri (4)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Contoh soal 3:
Tegangan
Nilai resistor ekuivalen untuk 3 resistor yang dipasang seri
Untai
Pembagi Arus adalah 750 Ω. Dua resistor masing-masing memiliki nilai 40 Ω
dan 410 Ω. Berapa nilai resistor ketiga?
Untai 1
Rangkaian Seri (5)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Jawab:
Seri
Karena
Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi Req = R1 + R2 + R3


Tegangan

Untai
Pembagi Arus maka

750 = 40 + 410 + R3
R3 = 750 − 450
= 300 Ω
Untai 1
Rangkaian Seri (6)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Contoh soal 4:
Tegangan
Dua buah kapasitor, masing-masing C1 = 2 µF dan C2 = 10
Untai
Pembagi Arus µF dipasang seri. Carilah kapasitor ekuivalennya. Ulangi soal
ini untuk C2 = 10 pF.
Untai 1
Rangkaian Seri (7)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian Jawab:
Seri

Rangkaian
Jika C2 = 10 µF kita peroleh:
Paralel

Untai Pembagi
1 1
Tegangan Ceq = +
C1 C2
Untai
Pembagi Arus C1 C2
=
C1 + C2
(2 × 10−6 )(10 × 10−6 )
=
(2 × 10−6 ) + (10 × 10−6 )
= 1.67 µF
Untai 1
Rangkaian Seri (8)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff Jawab (cont.):
Rangkaian
Seri Jika C2 = 10 pF kita peroleh:
Rangkaian
Paralel 1 1
Ceq = +
Untai Pembagi
Tegangan
C1 C2
C1 C2
Untai
Pembagi Arus
=
C1 + C2
(2 × 10−6 )(10 × 10−12 )
=
(2 × 10−6 ) + (10 × 10−12 )
20 × 10−18
=
2 × 10−6
= 10 pF
Untai 1
Rangkaian Seri (9)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian Jawab (cont.):


Paralel

Untai Pembagi
Tegangan • Pada perhitungan diatas, kita mengabaikan kontribusi C2
Untai pada penyebut.
Pembagi Arus
• Secara umum, jika 2 kapasitor dihubungkan seri dan
perbedaan nilainya sangat besar, kapasitor ekuivalennya
sama dengan kapasitor yang nilainya lebih rendah.
Untai 1
Rangkaian Paralel (1)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Contoh komponen rangkaian yang terhubung paralel
Seri ditunjukkan pada gambar berikut.
Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan

Untai
Pembagi Arus
Untai 1
Rangkaian Paralel (2)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi • Untuk untai ini, menurut KCL arus i yang masuk ke
Tegangan
principal node adalah jumlahan dari tiga arus yang
Untai
Pembagi Arus meninggalkan node tersebut.
• Dengan kata lain, i = i1 + i2 + i3 .
Untai 1
Rangkaian Paralel (3)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff
• Jika ketiga komponen diatas adalah resistor, kita peroleh
Rangkaian
Seri
v v v
Rangkaian i= + +
R R2 R3
Paralel
1 
Untai Pembagi 1 1 1
Tegangan = + + v
Untai
R1 R2 R3
Pembagi Arus 1
= v
Req

• Secara umum, untuk n buah resistor paralel diperoleh


 
1 1 1 1
= + + ··· +
Req R1 R2 Rn
Untai 1
Rangkaian Paralel (4)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel • Kasus khusus yang sering ditemui adalah 2 buah resistor
Untai Pembagi yang dipasang paralel.
Tegangan

Untai
• Untuk kasus seperti ini, kita peroleh
Pembagi Arus
R1 R2
Req =
R1 + R2
Untai 1
Rangkaian Paralel (5)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel
Contoh soal 5:
Untai Pembagi
Tegangan
Carilah Req untuk:
Untai
Pembagi Arus • Dua buah resistor 60 ohm yang dipasang paralel.
• Tiga buah resistor 60 ohm yang dipasang paralel.
Untai 1
Rangkaian Paralel (6)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri Jawab:
Rangkaian
Paralel
Untuk 2 buah resistor 60 ohm yang dipasang paralel kita
Untai Pembagi peroleh:
Tegangan

Untai 60 × 60
Pembagi Arus Req =
60 + 60
3600
=
120
= 30 Ω
Untai 1
Rangkaian Paralel (7)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff
Jawab (cont.):
Rangkaian
Seri
Untuk 3 buah resistor 60 ohm yang dipasang paralel kita
Rangkaian
Paralel peroleh:
Untai Pembagi
Tegangan 1 1 1 1
Untai
= + +
Pembagi Arus Req 60 60 60
3
=
60
Req = 20 Ω

Catatan: Jika n buah resistor bernilai R dirangkai paralel, kita


peroleh Req = R/n.
Untai 1
Rangkaian Paralel (8)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian • Kombinasi induktor yang dipasang paralel memiliki


Seri

Rangkaian
persamaan yang mirip dengan kasus resistor.
Paralel
• Untuk n buah induktor paralel, kita peroleh
Untai Pembagi
Tegangan  
1 1 1 1
Untai
Pembagi Arus
= + + ··· +
Leq L1 L2 Ln

• Untuk kasus khusus 2 buah induktor paralel kita peroleh

L1 L2
Leq =
L1 + L2
Untai 1
Rangkaian Paralel (9)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan
Contoh soal 6:
Untai Carilah Leq jika 2 buah induktor, masing-masing bernilai 3 mH
Pembagi Arus
dan 6 mH, dirangkai paralel.
Untai 1
Rangkaian Paralel (10)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri
Jawab:
Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan 3 × 10−3 × 6 × 10−3
Leq =
Untai
Pembagi Arus 3 × 10−3 + 6 × 10−3
18 × 10−6
=
9 × 10−3
= 2 mH
Untai 1
Rangkaian Paralel (11)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff
• Jika ketiga komponen yang terangkai paralel adalah
Rangkaian
Seri kapasitor, kita peroleh:
Rangkaian
Paralel
i = C1 dv dv dv
dt + C2 dt + C3 dt
Untai Pembagi
Tegangan = (C1 + C2 + C3 ) dv
dt
Untai
Pembagi Arus = Ceq dv
dt

• Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk n buah kapasitor


paralel, kita peroleh persamaan yang mirip dengan n buah
resistor seri.

Ceq = C1 + C2 + · · · + Cn
Untai 1
Untai Pembagi Tegangan (1)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff Untai pembagi tegangan pada dasarnya adalah sekumpulan
Rangkaian
Seri
resistor yang dipasang seri. Contoh untai seperti ini adalah
Rangkaian
sebagai berikut.
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan

Untai
Pembagi Arus
Untai 1
Untai Pembagi Tegangan (2)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel Pada untai diatas, karena v1 = iR1 dan v = i(R1 + R2 + R3 ),
Untai Pembagi
Tegangan
maka dapat diperoleh
Untai  
Pembagi Arus R1
v1 = v
R1 + R2 + R3
Untai 1
Untai Pembagi Tegangan (3)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel

Untai Pembagi
Contoh soal 7:
Tegangan
Suatu untai pembagi tegangan terdiri atas 2 resistor dengan
Untai
Pembagi Arus total resistansi sebesar 50 Ω. Jika nilai tegangan output 10%
tegangan input, cari nilai kedua resistor penyusun untai ini.
Untai 1
Untai Pembagi Tegangan (4)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff
Jawab:
Rangkaian
Seri
Karena
Rangkaian
Paralel v1
= 0.1
Untai Pembagi
Tegangan
v
Untai
Pembagi Arus maka

R1
0.1 =
50
R1 = 50 × 0.1
=5 Ω
Untai 1
Untai Pembagi Tegangan (5)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri
Jawab (cont.):
Rangkaian
Paralel
Dan karena:
Untai Pembagi
Tegangan R1 + R2 = 50
Untai
Pembagi Arus
maka

R2 = 50 − 5
= 45 Ω
Untai 1
Untai Pembagi Arus (1)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff Sebuah untai pembagi arus pada dasarnya adalah sekumpulan
Rangkaian
Seri
resistor yang dipasang paralel. Contoh untai ini adalah sebagai
Rangkaian berikut.
Paralel

Untai Pembagi
Tegangan

Untai
Pembagi Arus
Untai 1
Untai Pembagi Arus (2)
I. Setyawan

Pendahuluan
Untuk menunjukkan cara kerja untai ini, perhatikan arus i1 .
Hukum
Kirchhoff Karena
Rangkaian
Seri v v v v
i= + + dan i1 =
Rangkaian R1 R2 R3 R1
Paralel

Untai Pembagi maka


Tegangan

Untai i1 1/R1
Pembagi Arus =
i 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
R2 R3
=
R1 R2 + R1 R3 + R2 R3
Untuk kasus khusus pembagi arus 2 cabang, kita peroleh
i1 R2
=
i R1 + R2
Untai 1
Untai Pembagi Arus (3)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Seri

Rangkaian
Paralel
Contoh soal 8:
Untai Pembagi
Tegangan Sebuah arus 30 mA akan dibagi menjadi 2 cabang,
Untai
Pembagi Arus
masing-masing 20 mA dan 10 mA menggunakan suatu untai
pembagi arus. Resistansi ekuivalen resistor-resistor yang
digunakan ≥ 10 Ω. Carilah nilai resistor masing-masing cabang.
Untai 1
Untai Pembagi Arus (4)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian
Jawab:
Seri
Perhatikan bahwa
Rangkaian
Paralel
20 R2 10 R1 R1 R2
Untai Pembagi = , = , dan ≥ 10 Ω
Tegangan 30 R1 + R2 30 R1 + R2 R1 + R2
Untai
Pembagi Arus
Dari persamaan pertama kita peroleh

20(R1 + R2 ) = 30R2
20R1 = 30R2 − 20R2
2R1 = R2
Untai 1
Untai Pembagi Arus (5)
I. Setyawan

Pendahuluan

Hukum
Kirchhoff

Rangkaian Jawab (cont.):


Seri

Rangkaian Dengan memasukkan hasil ini ke persamaan ketiga, kita peroleh


Paralel

Untai Pembagi R1 × 2R1


Tegangan ≥ 10
Untai
R1 + 2R1
Pembagi Arus 2R12
≥ 10
3R1
2R1 ≥ 30
R1 ≥ 15 Ω

Karena R2 = 2R1 maka kita peroleh R2 ≥ 30 Ω.

Anda mungkin juga menyukai