Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA

Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

Pertemuan ke :1
NIM : 2012-042-028
Nama Mahasiswa : Linda Puspita
 Pengertian dasar teknik tenaga listrik, generator, motor, transformator
Teknik Tenaga Listrik adalah ilmu yang mempelajari konsep dasar
kelistrikan dan pemakaian alat yang kerjanya berdasarkan aliran elektron dalam
konduktor (arus listrik). Dalam Teknik Tenaga Listrik dikenal dua macam arus :
1. Arus searah dikenal dengan istilah DC (Direct Current)
2. Arus bolak balik dikenal sebagai AC (Alternating Current)
Generator adalah suatu peralatan listrik yang dapat mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Energi mekanik bisa berasal dari panas, air, uap,
dll. Sedangkan energi listrik yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik
AC (listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari
konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga listrik.
Motor adalah suatu peralatan listrik yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Motor ini dapat berupa motor arus searah (motor DC)
maupun motor arus bolak balik (motor AC). Cara kerja motor berdasarkan bahwa
kawat yang berarus listrik mengalami gaya Lorentz di dalam medan magnet.
Transformator atau yang biasa disebut juga dengan Trafo adalah suatu
peralatan listrik yang dapat mengubah energi listrik yang satu menjadi energi
listrik yang lain dimana tegangan keluaran (out-put) dapat dinaikkan ataupun
diturunkan oleh peralatan ini sesuai dengan kebutuhan. Transformator terdiri dari
3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai
input, kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi
yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

 Gerak Rotasi, Linier, Hukum Newton


Gerak rotasi adalah adalah gerak dari sebuah benda tegar dimana seluruh
partikel di dalam benda tersebut bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak
pada garis lurus yang disebut sumbu rotasi. Contoh gerak rotasi diantaranya
gerakan putaran bumi terhadap sumbunya, roda sepeda yang berputar, dll.
Gerak linier adalah gerakan sepanjang garis lurus. Oleh sebab itu, gerak
linier dapat diuraikan secara matematis dengan menggunakan satu dimensi spasial
(sumbu x, sumbu y, ataupun sumbu z). Gerak linier adalah gerakan yang paling
mendasar dari semua gerakan. Menurut hukum pertama Newton tentang gerak,
obyek yang tidak mengalami gaya dari luar akan terus bergerak dengan kecepatan
tetap dalam garis lurus tanpa akhir.
Hukum Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika
klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada
suatu benda dan gerak yang disebabkannya.
- Hukum Newton 1 berbunyi “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda
yang sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap
diam. Benda yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap lurus
beraturan”. Sehingga rumus Hukum Newton 1 adalah:
ΣF = 0
- Hukum Newton 2 berbunyi “Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang
bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan
berbanding terbalik dengan masa benda”. Sehingga rumus Hukum Newton
2 adalah:
F=m.a
Dimana: F = Gaya (N)
m = Massa (kg)
a = Percepatan (m/s2)
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

- Hukum Newton 3 berbunyi ”Jika benda pertama mengerjakan gaya


terhadap benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya
terhadap benda pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan”.
Sehingga rumus Hukum Newton 3 adalah:

Faksi = -Freaksi

 Kerja, Torka, Daya


Kerja atau usaha (W) dapat didefinisikan sebagai energi yang disalurkan
gaya ke sebuah benda sehingga benda tersebut dapat bergerak. Usaha dapat ditulis
dalam persamaan berikut:

W=∫ .
di mana gaya dapat diasumsikan sebagai kumparan dengan arah gerakan. Untuk
kasus khusus dari gaya konstan diterapkan kumparan dengan arah gerakan,
persamaannya menjadi
W = F.x
Satuan kerja W adalah Joule berdasarkan SI. Sedangkan untuk gerak rotasi, kerja
adalah penerapan torka melalui sudut. Berikut persamaan untuk kerja:
W = ∫ τ dθ
dan jika torka konstan menjadi,
W = τ.θ
Dimana: W = Usaha (Joule)
τ = Torsi (Nm)
θ = Sudut (rad)
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

Daya (P) adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan
per satuan waktu. Daya dapat ditulis dalam persamaan berikut:

P=
Biasanya daya diukur dalam Joule per detik (Watt), tetapi juga dapat diukur dalam
horsepower (hp). 1 hp = 746 watt. Dengan pengertian ini, dapat diasumsikan gaya
yang konstan dan kumparan dengan arah gerakan dengan daya yang diberikan
adalah

P= = (Fr) = F = Fv
Demikian juga dengan perkiraan torka konstan, daya pada gerak rotasi diberikan
dengan

P= = (τθ) = τ = τω

P = τ.ω
Dimana: P = Daya (Watt)
τ = Torsi (Nm)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)

 Medan Magnet, rangkaian magnetik


Medan magnet merupakan daerah yang ada di sekitar magnet dimana
objek-objek magnetik lain dapat terpengaruh oleh gaya magnetismenya. Benda
magnetik selalu mencoba untuk mengarahkan diri selaras dengan pengaruh medan
magnet disekitarnya. Makin kuat daya magnetisme yang dimiliki oleh suatu
benda, maka makin luas pula cakupan medan magnetnya.
Pada dua batang magnet yang didekatkan, maka akan terjadi gaya tarik-
menarik atau tolak menolak antara kedua magnet tersebut. Gaya tarik-menarik
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

atau tolak menolak antara dua magnet terjadi karena di sekitar magnet terdapat
medan magnetik. Gaya tolak menolak terjadi pada saat kedua kutub magnet sama
dan gaya tarik menarik terjadi pada saat kedua kutub yang berdekatan berbeda.
Pola garis-garis lengkung yang terbentuk merupakan pola garis-garis
medan magnetik yang disebut garis gaya magnetik. Medan magnet tidak dapat
dilihat, namun dapat dijelaskan dengan mengamati pengaruh magnet pada benda
lain, misalnya pada serbuk besi.
Medan Magnetik:
+ Di sekitar kawat berarus timbul medan magnetik (Hukum Ampere).
+ Perubahan fluks yang terlingkupi oleh belitan akan menimbulkan tegangan
induksi dalam belitan (Hukum Faraday, Prinsip Transformator).
+ Kawat berarus dalam medan magnetik menimbulkan Gaya Lorentz (prinsip
motor).
+ Kawat konduktor yang digerakkan dalam medan magnetik menimbulkan GGL
induksi (prinsip generator).
Rangkaian magnetik merupakan dasar dari sebagian terbesar peralatan
listrik di industri maupun rumah tangga. Motor dan generator dari yang
berkemampuan kecil sampai sangat besar, berdasarkan pada medan magnetik
yang memungkinkan terjadinya konversi energi listrik. Analisis rangkaian
magnetik juga dilandasi oleh beberapa hukum , yaitu hukum Faraday dan hukum
Ampere. Perhitungan-perhitungan pada rangkaian magnetik pada umumnya
melibatkan material ferromagnetik. Perhitungan ditujukan pada dua kelompok
permasalahan, yaitu mencari gaya gerak magnetik jika fluks ditentukan dan
mencari fluks φ apabila geometri dari rangkaian magnetik serta gaya gerak
magnetik diketahui.
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

 Sifat magnetik bahan feromagnetik


Bahan feromagnetik sangat mudah di pengaruhi medan magnetik karena
mempunyai resultan medan magnet atomis yang besar, sehingga apabila bahan ini
diberi medan magnet dari luar maka electron-elektronnya akan mengusahakan
dirinya untuk menimbulkan medan magnet atomis tiap tiap atom/molekul searah
dengan medan magnet luar. Contoh bahan feromagnetik yaitu baja, cobalt,
gadalinium, nikel dan lain lain. Walaupun demikian, bahan atau logam tersebut
dapat hilang sifat kemagnetannya apabila mencapai suhu tertentu. Suhu tertentu
ini disebut suhu curie. Jadi suhu curie adalah suhu yang dapat mengakibatkan
hilangnya sifat kemagnetan.

 Hukum Faraday, Hukum Ampere


Hukum Faraday menunjukkan bahwa gejala listrik dapat dibangkitkan
dari magnet. Faraday seorang ahli fisika menemukan bahwa beda potensial dapat
dihasilkan pada ujung-ujung penghantar atau kumparan dengan memberikan
perubahan fluks magnetik. Hasil eksperimennya dirumuskan sebagai berikut,
”GGL induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan
sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop
penghantar atau kumparan tersebut.”.
Dari rumusan diatas dapat dituliskan menjadi persamaan sebagai berikut:

= -N

Dimana: = GGL induksi (Volt)

N = jumlah lilitan

Δ = perubahan fluks (Wb)

Δt = waktu perubahan fluks (s)


UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

Arti tanda negatif pada persamaan diatas sesuai dengan hukum Lenz. Dengan
bahasa yang sederhana hukum Lenz dirumuskan: ”GGL Induksi selalu
membangkitkan arus yang medan magnetnya berlawanan dengan sumber
perubahan fluks magnetik.”.
Fluks magnetik ini menyatakan jumlah garis-garis gaya magnetik. Kuat
medan magnet didefinisikan sebagai kerapatan garis-garis gaya magnet. Dari
kedua definisi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

= B.A

Dimana: = fluks magnetik (weber atau Wb)

B = induksi magnetik (Wb/m2)


A = luas penampang (m2)

Hukum Ampere menyatakan bahwa dalam keadaan rangkaian listrik


tertutup, jumlah panjang elemen penghantar dikalikan dengan besarnya medan
magnet yang searah dengan arah arus listrik adalah sebanding dengan
permeabilitas ruang hampa (=4π x 10-7 Wb/Am) dikalikan dengan nilai besar arus
yang mengalir pada rangkaian tertutup. Maka dihasilkanlah suatu rumusan yang
secara sederhana dirumuskan sebagai berikut, “Besarnya medan magnetik di
dekitar penghantar berarus listrik bergantung pada kuat arus dan jaraknya
terhadap penghantar.”. Hukum ini dapat dituliskan sebagai berikut:

di mana H adalah intensitas medan magnet yang dihasilkan oleh Σi dan dl adalah
panjang elemen differential di sepanjang seluruh jalur. Dalam satuan SI, i diukur
dalam Ampere dan H diukur dalam ampere-turns per meter.
Pada sebuah inti magnetik menunjukkan bahwa inti persegi panjang
dengan kumparan dari N adalah kawat dibungkus sekitar satu kaki dari inti. Jika
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

inti terdiri dari besi atau bahan lainnya dengan logam yang sama, pada dasarnya
semua medan magnet yang dihasilkan oleh arus akan tetap berada di dalam inti,
sehingga seluruh jalur dalam hukum Ampere adalah panjang lintasan rata-rata dari
ℓ inti melewati Σi kemudian Ni, karena kumparan kawat memotong
seluruh jalur N sambil membawa arus i. Sehingga Hukum Ampere menjadi

H=
Dimana: H = intensitas medan magnet (A.turns/m)
N = kumparan
i = arus yang mengalir dalam kumparan (A)
ℓ = panjang lintasan efektif (m)

Intensitas medan magnet H diartikan bahwa arus menempatkan ke dalam


pembentukan medan magnet. Kekuatan bidang fluks magnetik dihasilkan dalam
inti juga tergantung pada bahan inti. Hubungan antara intensitas medan magnet H
dan menghasilkan kerapatan fluks magnetic B yang dihasilkan dalam suatu bahan
yang diberikan
B = μ.H
Dimana: B = kerapatan fluks magnetik (Tesla)
μ = permeabilitas medan magnet (4π x 10-7 Wb/Am)
H = intensitas medan magnet (A.turns/m)
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

SOAL-SOAL LATIHAN:

1. Sebuah motor dibebani dengan 60 N-m. Jika motor berputar pada porosnya sebesar
1500 rpm, berapa Watt daya pada beban motor.
Jawab:

Dik: τ = 60 Nm

ω = 1500 rpm
Dit: P = ?

Jwb: P = = (60 Nm)(1500 rpm) = 9424,78 W

2. Inti sebuah Transformator panjang efektif 25 cm padanya terdapat belitan 400.


Penampang inti 1.5 cm2 dan arus yang mengalir dalam belitan 0.25 A, berapa total
fluks maknetik dalam inti? Karakteristik material inti diperlihatkan pada tabel di
bawah ini:
Ggm[ATurn] 50 100 200 300 400 500 600 1000
B[Tesla] 0.06 0.10 0.20 0.35 0.50 0.65 0.75 1.05
Jawab:
Dik: ℓ = 25 cm = 0,25 m N = 400
A = 1,5 cm2 = 0,015 m2 i = 0,25 A
Dit: =?

Jwb: H = = = 400 A.t/m

Berdasarkan tabel karakteristik material inti, kerapatan fluks dalam inti adalah
B = 0,50 T
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Mata kuliah : Dasar
Semester : Genap 2014/2015 Teknik Tenaga Listrik
Instruktur : P. Tahir Ursam

Total fluks dalam inti adalah

Anda mungkin juga menyukai