Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai
hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua (Centers for Disease
Control, 1998). Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian
hemodilusi (Cunningham, 2007).

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu


peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel
darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi
dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi
(Abdulmuthalib, 2009).

Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi


hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah
absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ekspansi volume plasma di mulai pada
minggu ke-6 kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke-24 kehamilan,
tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke-37. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-7
sampai ke-8 kehamilan, dan terus menurun sampai minggu ke-16 sampai ke-22
ketika titik keseimbangan tercapai. Sebab itu, apabila ekspansi volume plasma
yang terus-menerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi eritropoetin
sehingga menurunkan kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah
batas �normal�, timbullah anemia. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika
kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33 %
(Abdulmuthalib, 2009).

Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar 75 %


anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan
gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi (Abdulmuthalib,
2009).

Badan Kesehatan Dunia (1992) dalam Abel (1998) melaporkan bahwa


prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75 % serta
semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Di Indonesia
prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 63,5%. Lautan
(2001) dalam Riswan (2003) melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada
trimester II didapati 23 (74 %) menderita anemia. Di Malaysia Rosline dkk (2001)
melaporkan dari 52 orang wanita hamil yang menderita iron deficiency
erythropoesis adalah 7 (13,5 %) dan 11 (61,1 %) mengalami anemia defisiensi
besi. Riswan (2003) melaporkan dari 60 wanita hamil, yang terdiri dari 20 orang
trimester I, 20 orang trimester II, dan 20 orang trimester III, bila diambil
batasan
kadar Hb < 11 gr/dl adalah anemia pada wanita hamil, maka didapatkan 32 orang
(53,3 %) mengalami anemia dengan distribusi 4 orang (20 %) pada trimester I, 14
orang (70 %) pada trimester II, dan 14 orang (70 %) pada trimester III.

Perbedaan ini terjadi sesuai dengan proses perkembangan dan


pertumbuhan masa janin yang ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan
penyempurnaan susunan organ tubuh (Sadler, 1988). Pada trimester pertama
kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan
pertumbuhan janin masih lambat. Sedangkan pada awal trimester kedua
pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan
menelan air ketuban sehingga lebih banyak kebutuhan oksigen yang diperlukan
(Wiknjosastro, 2009). Akibatnya kebutuhan zat besi semakin meningkat untuk
mengimbangi peningkatan produksi eritrosit dan rentan untuk terjadinya anemia,
terutama anemia defisiensi besi.

Anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk baik terhadap ibu maupun
janin yang dikandungnya. Menurut World Health Organization (WHO) 40 %
kematian ibu-ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan.
Menurut Hidayat (1994) dalam Riswan (2003) disamping pengaruhnya kepada
kematian, anemia pada saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, berat
bayi lahir rendah dan peningkatan kematian perinatal. Merchan dan Agarwal
(1991) dalam Riswan (2003) melaporkan bahwa hasil persalinan pada wanita
hamil yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12-28 % angka kematian
janin, 30 % kematian perinatal, dan 7-10 % angka kematian neonatal.

Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi besi pada


wanita hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya perhatian yang cukup
terhadap masalah ini. Dengan diagnosa yang cepat serta penatalaksanaan yang
tepat komplikasi dapat diatasi serta akan mendapatkan prognosa yang lebih baik.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi


permasalahan adalah bagaimana hubungan anemia defisiensi besi dengan usia
kehamilan trimester I, II, dan III pada ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2008-2009.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan anemia defisiensi besi dengan usia


kehamilan trimester I, II, dan III pada ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2008-2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui jumlah ibu hamil trimester I, II, dan III di RSUP H.
Adam Malik Medan tahun 2008-2009.
b. Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester I, II,
dan III di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008-2009.
c. Untuk mengetahui kadar Mean Concentration Haemoglobin
Corpuscular (MCHC) pada ibu hamil trimester I, II, dan III di RSUP
H. Adam Malik Medan tahun 2008-2009.
d. Untuk mengetahui gambaran mikroskopik eritrosit pada ibu hamil
trimester I, II, dan III di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008-
2009.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi Pendidikan Kedokteran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga


pendidikan, agar dapat merencanakan kegiatan pendidikan secara
menyeluruh sehingga lulusannya diharapkan mampu memberikan
kontribusinya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.

1.4.2. Bagi RSUP H. Adam Malik

Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan penanggulangan


faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil dalam
rangka meningkatkan upaya pencegahan anemia di wilayah RSUP. H.
Adam Malik.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu


pengetahuan kesehatan masyarakat, terutama pentingnya penyuluhan dan
pemeriksaan kehamilan untuk menghindari terjadinya anemia dalam
kehamilan.

1.4.4. Bagi Individu

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan wanita-wanita hamil


agar memperhatikan dan mengatur asupan nutrisinya terutama zat besi
sebelum merencanakan kehamilan, saat kehamilan maupun setelah
melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai