DI RUANG VK
Nama : Metri
Nim : 62102820
MARANATHA
KUPANG
T.A 2020/2021
A. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 2007).
Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia dalam kehamilan didefenisikan
sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl
pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester II Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga
parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya
ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau
hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir
trimester pertama dan <10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga menjadi batas
bawah untuk menjadi penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai – nilai ini kurang
lebih sama nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil yang mendapat suplementasi
besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester kedua dan
ketiga (Prawirohardjo,2010).
B. ETIOLOGI
Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016) penyebab
anemia dalam kehamilan adalah :
a. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma
b. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat
besi adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
c. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidaktahuan
tentang pola makan yang benar
d. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak
dan perdarahan akibat luka
e. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
g. Hamil saat masih remaja
C. Tanda dan Gejalah
Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil sebagai berikut :
a. Kelelahan
b. Penurunan energi
c. Sesak nafas
d. Tampak pucat dan kulit dingin
e. Tekanan darah rendah
f. Frekuensi pernapasan cepat
g. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
h. Sakit kepala
i. Tidak bisa berkonsentrasi
j. Rambut rontok
k. Malaise
D. Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara lain; kurang zat
besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum
Selama kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
2010).
hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit
dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai maksimum pada
minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik
puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke 7 sampai ke 8
kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika titik keseimbangan
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma
meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya
pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah.
Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan
dan kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang
terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin
19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan
selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II
ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi
pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat
ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus,
atau perdarahan postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat.
Bahaya yang dapat timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang
G. Respon Tubuh
Respon tubuh secara fisik
menjadi mudah cepat lelah, mata berkunang kunang, sering merasa pusing
Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya
ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan keadaannya dan
H. Penatalaksanaan
memperoleh pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan
efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah
telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi beresiko
menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan bakteri (Pratami,
2016).
oral dapat menegurangi anemia defesiensi zat besi selama trimester II kehamilan
dan meningkatkan kadar Hb dan firitin seru dibandingkan dengan pemberian
plasebo. Penelitian tersebut diambil dari 101 penelitian yang sebagian besar uji
cobanya berfokus pada hasil laboratorium tentang efek perlakuan berbeda terhadap
ibu hamil yang mengalami anemia defesiensi zat besi, penilaian morbiditas ibu &
bayi, parameter faal darah, dan efek samping pengobatan. Terdapat satu uji acak
terkontrol yang menyatakan bahwa pemberian zat besi oral harian selama empat
minggu memiliki hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kadar Hb rata-rata
19,5 g/dl. Zat besi oral dan iron polymaltose aman diberikan dan dapat
besi oral secara terpisah pada anemia defesiensi zat besiyang berkaitan dengan
Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan peningkatan kadar
Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran. Selain itu, tindakan tersebut juga
suplemen zat besi atau asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak
menunjukan perbedaan efek yang signifikan. Konsumsi zat besi oral yang
Pemberian suplemen zat besi oral sering kali menimbulkan efek samping mual dan
sembelit. Sekitar 10-20% ibu yang mengkonsumsi zat besi oral pada dosis
pengobatan mengalami efek saamping, seperti mual, muntah, konstipasi atau diare.
Ibu hamil yang menderita anemia berat mungkin memerlukan tranfusi darah, yang
terkadang tidak memberi peningkatan kondisi yang signifikan. Selain itu, tranfusi
darah juga menimbulkan resiko, baik bagi ibu maupun janin (Pratami, 2016).
Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang tidak menunjukan
tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar Hb lebih dari 10,0 g/dl terbukti
memberi dampak positif, yaitu prevelensi anemia selama hamil dan enam minggu
postpartum berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb
lebih dari 13,o g/dl lebih sering terjadi pada ibu yang mengkonsumsi suplemen zat
besi atau asam folat setiap hari dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi
strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil. Penanganan
anemia defesiensi zat besi yang tepat akan meningkatkan parameter kehamilan
fisiologis dan mencegah kebutuhan akan intervensi lebih lanjut (Pratami, 2016).
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia adalah dengan
menkonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang
hamil, makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun
hijau, daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu
memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi
dengan baik. Selain itu pemebrian vitamin adalah cara terbaik untuk memastikan
bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan
setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan
Ramadani , M, Mayorita, L & Fitrayeni. (2012). Penyebab Kejadian anemia Ibu Hamil di Puskesmas Seberang Padang Kota Padang
terdapat di http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article
=284296 diakses pada 7 Januari 2017 pukul 20.00 WIB
Saryono & Anggreni, M.D. (2013).Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Nuha Medika
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta
Robson, S.Elizabeth dan Waung. (2013).Patologi pada kehamilan. Jakarta : ECG
Tarwono & Wasnidar. (2007).Buku SakuAnemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info media
PENGKAJIAN IBU HAMIL
B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Saat dikaji : tanggal 30 Desember 2020 pukul 11.30 WIB. dilakukan pengkajian pada pasien, didapatkan
pasien mengeluh sering terasa sakit pada pinggang dan pusing, badan terasa cepat letih ketika melakukan aktivitas
seperti mencuci dan membersihkan rumah, ibu.D juga mengatakan kegiatan dirumah sering dibantu oleh keluarganya,
pada saat tidur sering terasa sakit pada perut, ibu juga mengatakan jarang mengkonsumsi sayur dan buah karena faktor
ekonomi yang kurang, ibu juga mengatakan pada saat buang air besar terasa keras dan kurang lancar. ibu juga tidak
mengetahui penyebab dari kurang darah yang terjadi pada kehamilanya.
Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakaan saat hamil muda sering merasa mual dan muntah, dan sekarang saat hamil tua sering merasakan pusing dan
pandangan mata kabur
C. Data psikologi
Ibu mengatakan kehamilan sekarang merupakan kehamilan yang
diinginkan dan anak yang lahir sekarang akan disusui selama 6 bulan, dan adanya Dukungan Suami Untuk Menyusui, selama
Interaksi antara ibu dengan bayi serta suami sangat baik
D. Data Spiritual :
pasien seorang beragama islam dan percaya dengan tuhan
E. Data Sosial Ekonomi : pasien tinggal dari bersama keluarga istrinya dan tidak mempunyai rumah, keluarga merupakan keluarga
kurang mampu sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
F. Aktivitas Sehari-hari
- Dapat menolong diri sendiri : mandiri
- Ditolong dengan bantuan minimum : tidak ada
- Ditolong dengan bantuan maksimum : tidak ada
- Nafsu makan : baik
- Makan / minum : makan 3x sehari tidak
ditambah tidur siang
- Istirahat dan pola tidur : pasien tidur 8 jam perhari
tidak ditambah tidur siang
G. Pemeriksaan Fisik
b. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum
- Tinggi / Berat badan : 155 cm / 66 kg
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Suhu : 36,50C
- Nadi : 80 x/i
- Pernapasan : 23 x/i
2. Kepala : bersih, rambut tidak mudah rontok
3. Muka : wajah tampak sedikit pucat dan tidak
tampak bintik-bintik hitam
- Mata : konjungtiva tampak pucar, skelera tidak ikterik
- Hidung : simetris kiri kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung
- Mulut : bibir tampak pucat, mulut bersih, mukosa bibir lembab
4. Telingga : simetris kiri kanan, tidak ada pus keluar
dari telingga
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjer getah bening
dan vena jugularis.
6. Payudara : simetris kiri kanan, papila mamae
menonjol, tidak ada lecet, tidak ada pembengkakan dan tampak
bersih.
7. Abdomen
- Leopold I : TFU 3 jari pertengahan pusat dan px, teraba bundar, lunak dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
- Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba panjang dan keras seperti papan kemungkinan punggung janin dan bagian kanan
perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin
- Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, dan masih bisa digoyangkan, kepala janin belum masuk
PAP.
- Leopold IV : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, melenting dan belum masuk PAP
8.) Auskultrasi
Pada bagian kiri perut ibu terdengar detak jantung janin 135 x/i
9) Perkusi
Reflek patela : positif
10. Data Penunjang (17 Februari 2017)
b. Data Laboratorium Darah :
- Hb : 10,5 gr/dl
11. Program Terapi Dokter
- Obat Oral : SF, vit.C
12. Makanan Tambahan
- Roti ibu hamil
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data subjektif : Penurunan kadar Risiko perdarahan
- Ibu mengatakan cepat lelah saat HB
melakukan aktifitas
- Ibu mengatakan sering pusing apabila
terlalu lama beraktivitas
Data objektifnya :
- Hb 10,5 g/dl
- Konjungtiva anemis, wajah dan bibir
pucat
4 Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 Wib Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda S :
- Ibu mengatakan sudah mengerti penyebab anemia, tanda gejalah,
dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan serta dampak terhadap anemia
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan makanan yang - Ibu juga mengatakan akan sering
banyak mengandung vit k dan zat besi seperti sejenis makan sayur dan buah, O :
kacang kacangan dan sayuran hijau - ibu masih tampak pucat A :
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya Masalah belum teratasi
konstipasi dengan menganjurkan cairan yang adekuat P :
dan tinggi serat. Lanjutkan intervensi
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB
- menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei pukul 20.00 WIB
yang banyak mengandung vit K dan zat besi seperti
S:
sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau
- memberitahukan untuk menghindari terjadinya - Ibu mengatakan masih kurang mengkonsumsi buah dan sayur
konstipasi dengan menganjurkan cairan yang adekuat - Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penyebab anemia yang
dan tinggi serat. terjadi pada kehamilanya O :
- Ibu bisa mengulangi kembali pengertian anemia, serta penyebb
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 dari anemia A :
WIB Masalah teratasi sebagian pada diagnosis defisiensi pengetahuan P
- Mengevaluasi pengertian anemia, penyebab anemia, dan :
tanda gejalah dari anemia Lanjutkan intervensi
- Menganjurkan mengkonsumsi buah dan sayur
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB
yang banyak mengandung vit K dan zat besi seperti S :
sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau - Ibu mengatakan masih sudah banyak mengkonsumsi buah dan
sayur
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 - Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penyebab anemia yang
WIB terjadi pada kehamilanya
- Mengevaluasi tentang penyuluhan anemia
- Mengevaluasi kadar Hb pasien
- Selalu menganjurkan banyak mengkonsumsi buah dan O:
sayur - Ibu bisa mengulangi kembali pengertian anemia, serta penyebb dari
anemia mskipun belum lancar
A : Masalah teratasi sebagian pada diagnosis defisiensi penegatahuan
P : Lanjutkan intervensi